JURNAL BELAJAR
Keanekaragaman Hewan
Oleh:
SEPTEMBER 2017
JURNAL BELAJAR
Kelas :A
I. KONSEP BELAJAR
Anatomi dan
Pengertian Ciri Umum Fisiologi
Morfologi
Cacing ini kebanyakan bersifat hemafrodit, yaitu memiliki dua kelamin, jantan
dan betina, dalam satu tubuh. Namun demikian mereka tetap melakukan
perkawinan antara 2 individu. Platyhelmintes tidak memiliki sistem pernapasan
dan sistem peredaran darah. Sistem pencernaannya tidak sempurna, karena
mereka belum mempunyai anus (Ferdinan dkk, 2009).
b. Ciri Umum
Paltyhelmintes memiliki karakteristik sebagai berikut :
Platyhelmintehes merupakan cacing yang mempunyai simetri bilateral,
dan tubuhnya pipih secara dorsoventral.
Bentuk tubuhnya bervariasi, dari yang berbentuk pipih memanjang, pita,
hingga menyerupai daun.
Ukuran tubuhnya bervariasi.
Sebagian besar cacing pipih berwarna putih atau tidak berwarna.
Sementara yang hidup bebas ada yang berwarna coklat, abu-abu, hitam
atau berwarna cerah.
Ujung anterior berupa kepala.
Pada bagian ventral terdapat mulut dan lubang genital. Mulut dan lubang
genital tampak jelas pada Tuberllaria, tetapi tidak tampak jelas pada
Trematoda dan Cestoda.
Ada organ yang menghasilkan sekresi (alat cengkeram dan alat penghisap)
yang bersifat perekat untuk menempel dan melekat, misalnya “oral
sucker” dan :ventral sucker” pada Trematoda (Ibrohim dkk, 2016).
c. Struktur Tubuh
Paltyhelmintes memiliki struktur tubuh sebagai berikut :
Bentuk tubuh Platyhelminthes pipih memanjang, seperti pita, dan seperti
daun.
Panjang tubuh bervariasi.
Tubuh tertutup oleh lapisan epidermis bersilia yang tersusun atas sel-sel
sinsitium, sementara pada Trematoda dan Cestoda parasit tidak memiliki
epidermis bersilia dan tubuhnya tertutup oleh kutikula.
Kerangka luar dan dalam sama sekali tidak ada sehingga tubuhnya lunak.
Tidak memiliki rongga tubuh.
Ruangan didalam tubuh yang ada diantara berbagai organ terisi dengan
mesenkim yang disebut parenkim (Ibrohim dkk, 2016).
(George, 2006)
d. Habitat
Hewan yang tergolong kelas Tubellaria umumnya hidup bebas di alam.
Hewan itu hidup di lingkunga berair. Contohnya Dugesia (Planaria). Dugesia
dapat dijumpai di lingkungan air tawar, yaitu kolam, danau, mata air, dll. Hewan
ini suka berlindung di bawah bebatuan, daunbatang kayu tumbang, atau berbagai
macam subtrat. Hewan ini dalam perairan tidak mudah tampak, kecuali jika
sedang bergerak. Hal ini disebabkan oleh ukuran tubuhnya yang kecil, pipih,
warnanya yang gelap.
Cacing pipih yang tergolongTrematoda kebanyakan bersifat parasit, yang
membutuhkan bebrapa macam inang untuk kelangsungan hidupnya. Cacing
dwasanya hidup pada hewan vertebrata sebagai inang definit, tetapi setiap jenis
cacing mempunyai inang yang khas. Anggota cacing Cestoda kebanyakan hidup
parasit. Cacing dewasa dan lavarnya hidup pada inang yang berbeda, tetapi
semuanya termasuk hewan vertebrata (Ibrohim dkk, 2016).
e. Klasifikasi
Filum Patyhelminthes dibagi menjadi tiga kelas antara lain :
1. Kelas Turbellaria
Ciri khas dari Turbellaria adalah adanya sel kelenjar yang jumlahnya banyak.
Kelenjar tersebut terletak di dalam lapisan epidermis, dan ebagian terletak di
bagian mesenkim. Kelenjar tersebut menghasilkan mukosa yang berfungsi untuk
merekat, untuk menutup subtrat yang akan dilalui, dan untuk melibas mangsa
(Ibrohim, 2016).
Ordo 1 Monogenia
Ordo 2 Aspidobothria, contoh : Aspidogaster.
Ordo 3 Digenia, contoh : Fasciola, Schistoma, Bucephalus, Clororchis.
3. Kelas Cestoda
Anggota Cestoda umumnya hidup sebagai endoparasit pada intestin
vertebrata. Tubuhnya tidak memiliki epidermis dan silia, tetapi tertutup oleh
kutikula. Tubuhnya terbagi menjadi beberapa atau banyak segmen yang
disebut proglotid, jarang ada yang tidak bersegmen. Ujung anterior tubuh
dilengkapi dengan alat pelengkapt, yaitu alat pencengkeram dan penghisap,
kecuali pada Cestodaria. Mulut dan saluran pencernaan tidak ada. Sistem
ekresi terdir dari protonefrida yang berakhir pada bola-bola api.
Kelas Cestoda terdiri dari atas 2 sub-kelas dan 7 ordo :
Sub-kelas 1 Cestodaria
Karakteristik :
a. Endoparasit berada dalam soelom atau intestin vertebrata.
b. Tubuhnya tidak bersegmen.
c. Tidak memiliki skoleks.
d. Organ reproduksi hanya 1 set.
e. Larva memiliki 10 alat pencengkeram.
Cacing yang hidup bebas bergerak secara aktif, seperti Planaria. Hewan ini
bergerak ke arah tempat yang teduh untuk menghindari terik matahari. Hewan
ini bergerak dengan cara merayap dan meluncur.
Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani yaitu nema artinya benang dan
helmins artinya cacing. Diduga terdapat 100.000 spesies dan contoh yang
representatif yaitu Ascaris lumbricoides, Anchylostoma duodenale, dan Oxyuris.
b. Ciri Umum
Ciri umum dari Nemathelminthes yaitu pada sistem integumen epidermisnya tipis,
saluran pencernaan lengkap, sistem saraf terdiri dari cincin saraf yang
mengelilingi esofagus, alat kelamin terpisah, gonad berbentuk pembuluh dan
berlanjut dengan saluran-salurannya. Pembelahan dan diferensiasi sel-sel embrio
tampak jelas (Indriwati,2017). Tubuhnya bulat dan memanjang dengan suatu
rongga di antara dinding tubuh dan intestin (usus) yang disebut pseudosol, tidak
mempunyai segmen tubuh, terdapat mulut dan anus, hidup di dalam tanah, air,
tubuh manusia, hewan dan tumbuhan (Rusyana, 2011).
c. Struktur Tubuh
Morfologi anggota Nemathelminthes
Cacing yang tergolong Nematoda memiliki tubuh berbentuk silinder, tidak
beruas-ruas, tidak berapendiks, dan tidak memiliki probosis. Tubuh tertutup
kutikula yang elastis dan tersusun oleh protein. Simetri tubuh ialah bilateral,
memiliki tiga lapisan germinal (tripoblastik). Permukaan tubuh tertutup oleh
kutikula yang halus, elastis, liat, membentuk garis-garis melintang sehingga
menampakkan ruas-ruas semu pada tubuh cacing (Indriwati,2017).
Anatomi anggota Nemathelminthes
Epidermisnya tipis tetapi membentuk empat tali longitudinal. Di bawah
epidermis terdapat satu lapis serabut otot yang terbentang secara longitudinal
dan dibagi oleh tali-tali menjadi 4 kuadrans. Saluran pencernaan
lengkap,mulut dan anus terdapat pada tempat yang berbeda. Di dinding tubuh
dan saluran pencernaan terdapar ruangan atau rongga yang disebut dengan
pseudosoel (Indriwati,2017).
d. Habitat
Sebagian besar hewan ini hidup bebas dalam air dan tanah, tetapi ada juga sebagai
parasit dalam tanah, yakni merusak tanaman atau dalam saluran pencernaan
Vertebrata.
e. Klasifikasi
2. Kelas Nematophora
Nematophora merupakan cacing yang berbentuk bulat dengan kedua ujung yang
runcing menyerupai bentuk rambut sehingga sering disebut cacing rambut.
Tubuhnya dilapisi oleh kutikula yang polos yang tidak bercicin. Dalam keadaan
larva mereka hidup parasit dalam tubuh manusia atau artrophoda, ketika dewasa
mereka akan hidup bebas di perairan atau daratan. Contohnya adalah Nectonema
sp.
f. Fisiologi
a) Sistem Gerak
Gerak pada Nematoda disebabkan oleh adanya otot-otot yang terdapat pada
dinding tubuh. Otot-otot itu terletak di antara tali epidermal, dan membujur
sepanjang tubuh. Otot-otot itu terbagi menjadi empat kuadran, dua kuadran
terletak pada sisi dorsal, dan yang lain pada sisi ventral. Kontraksi dan
relaksasi dari otot-otot menyebabkan tubuh cacing memendek dan
memanjang. Koordinasi gerak dari keempat kuadran otot menyebabkan
cacing bergerak dengan cara meliuk-liuk (Indriwati, 2017).
b) Sistem Respirasi
c) Sistem Digesti
Pada Ascaris, mulut dikelilingi oleh tiga bibir. Mulut berlanjut pada faring
atau esofagus yang menebal, dan dilengkapi oleh klep. Dinding faring
mempunyai serabut-serabut otot radial yang dapat melebarkan rongga faring.
Faring mempunyai tiga sel kelenjar yang bercabang. Kelenjar itu mempunyai
saluran yang menuju rongga faring. Faring mempunyai tiga sel kelenjar yang
bercabang. Kelenjar itu mempunyai saluran yang menuju rongga faring.
Rongga faring mempunyai tiga lekuk longitudinal yang bagian dalamnya
dilapisi oleh kutikula (Indriwati,2017).
d) Sistem Ekskresi
Pada Nematoda yang hidup di laut sistem ekskresinya terdiri dari satu atau
dua sel kelenjar Renette yang terletak di dalam pseudosoel bagian ventral, di
dekat perbatasan antara faring dan intestin. Saluran yang keluar dari sel-sel
Renette bergabung dan bermuara pada lubang ekskresi yang terletak pada
bagian mid-ventral. Banyak bukti menunjukkan bahwa dari sel kelenjar ini
muncul sistem pembuluh ekskresi yang berbentuk huruf H. Pembuluh ekskresi
itu mempunyai dua saluran ekskresi longitudinal yang dihubungkan oleh
jembatan kanal transversal. Dari jembatan kanal transversal itu muncul
saluran ekskresi menuju ke lubang ekskresi. Sistem ekskresi pada cacing ini
tidak dilengkapi dengan lubang-lubang internal, silia, dan sel api
(Indriwati,2017).
e) Sistem Koordinasi
f) Sistem Reproduksi
g. Peranan
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah
kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes
dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah
memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan
hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana (Kastawi, 2005).
b. Ciri Umum
Ciri umum yang dimilki Annelida :
1. Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat
parasit (merugikan karena menempel pada inangnya).
2. Simetri tubuhnya bilateral simetris karena sudah ada punggung di dorsal
dan sisi perut ( ventral).
3. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang
memanjang sehingga berupa tangga tali.
4. Alat eksresi disebut nephridium.
5. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh
dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
6. Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat
kopulasi.
7. Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan
dan anus.
8. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus
berada di ujung belakang.
9. Ruas tubuhnya (segmen) disebut metameri.
c. Struktur Tubuh
Bagian tubuh annelida berupa segmen – segmen. Antara satu segmen dengan
segmen lainnya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, pembuluh
saraf, dan sistem eksresi terhubung menembus septa antara satu segmen
dengan segmen lainnya. Rongga Tubuh annelida berisi cairan yang berfungsi
dalam pergerakan hewan ini, kontraksi otot juga sangat mempengaruhi
pergerakannya. Tubuhnya berbentuk simetri bilateral, yaitu bagian tubuh yang
satu berdampingan dengan bagian tubuh yang lain, dan apabila ditarik garis
yang memotong dari depan ke belakang maka akan didapatkan potongan yang
sama. Lapisan Luar tubuh annelida memiliki kutikula (lapisan pelindung).
Pada lapisan luar annelida juga terdapat sel sensoris yang berfungsi untuk
menerima rangsang. Tubuh annelida juga memiliki lapisan otot, yang terdiri
dari otot sirkuler (spiral rapat) dan Otot Longitudinal (spiral panjang). Ketika
Otot Sirkuler Berkontraksi maka segmen akan menjadi lebih tipis dan
memanjang, sedangkan ketika otot longitudinal berkontraksi segmen akan
menebal dan memendek.
d. Habitat
Sebagian besar Annelida hidup bebas namun adapula yang hidup parasit
menempel dan bergantung pada inangnya. Kebanyakan Annelida hidup
diperaian laut dan air tawar, sebagian lainnya hidup ditanah dan tempat yang
lembab. Ketika hidup ditanah, hewan ini akan membuat liang untuk tempat
hidupnya.
e. Klasifikasi
Filum Annelida terdiri dari 3 kelas, antara lain :
a. Kelas Polychaeta
b. Kelas Oligochaeta
c. Kelas Hirudinea
f. Fisiologi
a) Sistem gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum
circulare (lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot
sebelah dalam). Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan
menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak. Dinding
intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Setae
digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang mendorong
setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae masuk ke
dalam rongganya (Indriwati, 2014). Kedua berkas musculi ini melekat
pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan
setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh (Indriwati, 2014).
b) Sistem Respirasi
d) Sistem Sirkulasi
e) Sistem Ekskresi
f) Sistem Saraf
g) Organ Sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat
sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar (Indriwati, 2014).
h) Sistem Reproduksi
1. Menguntungkan
Sebagai makanan karena mengandung sumber protein hewani. Misal :
cacing palolo, cacing wawo.
Membantu menguraikan sampah dan proses aerasi tanah sehingga
menggemburkan / menyuburkan tanah. Misalnya : cacing tanah.
2. Merugikan
Menimbulkan penyakit. Misalnya : cacing pita, cacing hati, cacing
darah, cacing perut, cacing tambang, cacing filaria, cacing kremi.
Menyebabkan anemia. Misalnya : cacing tambang, cacing, lintah,
pacet (Kastawi, 2005).
III. RELEVANSI
Berikut ini merupakan relevansi saya dalam mengukuti perkuliahan mengenai
Platyhelminthes, Nemathelminthes, dan Annelida.
Sebelum Sesudah
Sebelum saya mengikuti perkuliahan 1. Platyhelminthes merupakan
ini, saya tidak mengetahui pengertian cacing yang berbentuk pipih.
Platyhelminthes, Nemathelminthes, 2. Nemathelminthes
dan Annelida. adalah kelompok hewan cacing
yang mempunyai tubuh bulat
panjang dengan ujung yang
runcing.
3. Annelida merupakan hewan
tripoblastik yang sudah
memiliki rongga tubuh sejati
(hewan selomata).
Sebelumnya saya mengikuti Saya mengetahui peranan tentang
perkuliahan ini saya belum ketiga fium tersebut. Salah satunya
mengetahui tentang peranan penting yaitu Eunice viridis (cacing palolo) dan
untuk mahluk hidup. Lysidice oele (cacing wawo) sebagai
makanan yang dikonsumsi oleh
orangorang di Kepulauan maluku.
Sebelumnya saya mengikuti Cacing tanah mengalami penebalan
perkuliahan ini saya belum segmen sejak lahir.
mengetahui bahwa cacing tanah
mengalami penebalan pada segmen
ketika dewasa.