Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PARASITOLOGI 2

Plasmodium ovale

Disusun Oleh
KELOMPOK 4 :

1. AHMAD RIDHO SYIFAUL K NIM : P07234018041


2. FITRIAH RACHMADHANI NIM : P07234018051
3. IBNU MAULANA NIM : P07234018054
4. NUVITA SARI NIM : P07234018068
5. RIZKIANI NUR HIDAYAH NIM : P07234018071
6. RONALDI NIM : P07234018072
7. SYALVIRA QUSNUL M NIM : P07234018077
8. WANDA PRADITA ARIYANI NIM : P07234018078

D3-ANALIS KESEHATAN TINGKAT II B


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang hingga kini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberikan kesempatan yang luar biasa ini
yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Plasmodium
ovale”. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita hanturkan untuk junjungan Nabi
Agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk Ibu Dra.
Nina Nurindriani selaku dosen mata kuliah Parasitologi 2 yang telah menyerahkan
kepercayaan kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami
juga berharap dengan sungguh-sungguh agar makalah ini dapat berguna dari bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait dengan materi tentang
Plasmodium terutama Plasmodium ovale.

Selain itu, kami juga sadar bahwa terdapat banyak sekali kekurangan dan
ketidaksempurnaan yang terdapat pada makalah kami ini. Oleh sebab itu, kami sangat
menantikan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini. Kami berharap
makalah ini dapat dimengerti oleh semua pembaca. Kami pun memohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat banyak kesalahan. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 20 Juli 2019

Penyusun

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian .............................................................................................................. 3


2.2 Sejarah .................................................................................................................... 3
2.3 Penyebaran ............................................................................................................. 4
2.4 Morfologi ................................................................................................................ 4
2.5 Siklus Hidup.............................................................................................................6
2.6 Patologi dan Gejala Klinik ...................................................................................... 7
2.7 Diagnosis dan Prognosis ......................................................................................... 7
2.8 Pencegahan ............................................................................................................. 7

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 8


3.2 Saran ....................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya kasus penyakit malaria di kalangan masyarakat membuat malaria
sangat dikenal oleh sebagian orang. Hal ini dikarenakan penyakit malaria merupakan
salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Dan salah satu pandemi yang pernah
dialami negara-negara di dunia, khususnya banyak terjadi di negara tropis. Indonesia
sebagai salah satu negara tropis yang rentan dengan pandemi malaria tersebut. Indonesia
pernah tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus kematian tinggi akibat kasus
malaria.

Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi


angka kematian bayi, anak balita, ibu hamil serta dapat menurunkan produktivitas kerja.
Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi ancaman masyarakat di daerah
tropis dan sub tropis. 300-500 juta penduduk dunia menderita malaria setiap tahunnya,
23 juta diantaranya tinggal di daerah endemis tinggi di benua Afrika. Sebanyak 1,5-2,7
juta jiwa meninggal setiap tahunnya terutama terjadi pada anak-anak dan ibu hamil.

Penyakit malaria di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah


kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di
daerah Indonesia bagian timur. Di daerah transmigrasi dimana terdapat campuran
penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah
endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria. Oleh
karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakit malaria masih tinggi di
daerah tersebut. Malaria merupakan penyakit global yang paling sering terjadi di daerah
tropis, tetapi penularannya juga dapat terjadi di daerah beriklim sedang.

Pada abad ke-19 dan ke-20 awal, spesies Plasmodium secara luas terdistribusi di
Amerika, termasuk Amerika Selatan, Mississippi River, dan Minnesota dan Michigan.
Sekarang, parasit Plasmodium menyebabkan lebih dari 100 juta kasus malaria per tahun
terutama di daerah tropis. Hasil yang diperkirakan dari 1-2 juta kematian per tahun,
banyak dari mereka adalah anak-anak. Bahkan, lebih besar dari 90% kejadian malaria
mengancam jiwa anak-anak. Distribusi dari vektor nyamuk dan prevalensi penyakit
dalam suatu populasi merupakan faktor utama yang menentukan distribusi parasit
Plasmodium. Daerah yang penuh dengan nyamuk seperti rawa-rawa, telah lama
memiliki hubungan dengan tingginya angka serangan malaria. Saat ini, yang merupakan
daerah endemik antara lain Karibia, Amerika Selatan bagian utara, Amerika Tengah,
Afrika, India, Australia, Asia Tenggara dan Asia kepulauan Pasifik. Malaria juga terjadi
secara sporadik di daerah non endemik, dalam banyak kasus berupa penyakit laten.

1
Penyakit malaria yang kambuh disebabkan oleh reaktivasi fase laten hipnozoit
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale.

Di dunia terdapat 120 juta kasus malaria setiap tahun dengan angka kematian
berkisar 500.000-1,2 juta orang terutama pada anak-anak di bawah 5 tahun, sehingga
mengakibatkan kerugian sosial ekonomi. Ternyata penyakit ini banyak terdapat di
daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk di sekitarnya, maka penyakitnya
disebut “malaria” (mal area = udara busuk = bad air).

Ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam penularan malaria yaitu parasit
malaria (yang disebut Plasmodium) dan nyamuk Anopheles sp. betina. Plasmodium
terbagi dalam empat jenis spesies di dunia yang dapat menginfeksi sel darah merah
manusia. Infeksi Plasmodium ini menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual dalam darah dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran
limpa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi Plasmodium ovale?
2. Bagaimana sejarah Plasmodium ovale?
3. Bagaimana penyebaran Plasmodium ovale?
4. Bagaimana morfologi Plasmodium ovale?
5. Bagaimana siklus hidup Plasmodium ovale?
6. Bagaimana patologi dan gejala klinik Plasmodium ovale?
7. Bagaimana diagnosis dan prognosis Plasmodium ovale?
8. Bagaimana pencegahan agar tidak terkena Plasmodium ovale?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Plasmodium ovale
2. Untuk mengetahui sejarah Plasmodium ovale
3. Untuk mengetahui penyebaran Plasmodium ovale
4. Untuk mengetahui morfologi Plasmodium ovale
5. Untuk mengetahui siklus hidup Plasmodium ovale
6. Untuk mengetahui patologi dan gejala klinik Plasmodium ovale
7. Untuk mengetahui diagnosis dan prognosis Plasmodium ovale
8. Untuk mengetahui pencegahan agar tidak terkena Plasmodium ovale

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Plasmodium ovale


Plasmodium merupakan salah satu protozoa penyebab penyakit malaria. Ada
empat jenis Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia yaitu Plasmodium falciparum,
Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale. Plasmodium ovale
adalah spesies protozoa parasit yang menyebabkan malaria tertian pada manusia. Ini
adalah salah satu dari beberapa spesies parasit Plasmodium yang menginfeksi manusia
termasuk Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax yang bertanggung jawab atas
sebagian besar infeksi malaria. Jarang dibandingkan dengan kedua parasit ini, dan secara
substansial kurang berbahaya daripada P.falciparum. Plasmodium ovale baru-baru ini
telah ditunjukkan oleh metode genetik terdiri dari dua subspesies, yaitu P.ovalecurtisi
dan P.ovalewallikeri. Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini disebut malaria ovale.
Masa inkubasi yaitu rentan waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya
gejala klinis yang ditandai dengan demam. Masa inkubasi bervariasi tergantung spesies
Plasmodium. Masa inkubasi Plasmodium ovale adalah 16-18 hari.
Klasifikasi :
Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Filum : Apicomplexa
Kelas : Sporozoasida
Ordo : Eucoccidiorida
Famili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : Plasmodium ovale

2.2 Sejarah Plasmodium ovale


Catatan sejarah menunjukkan manusia yang terjangkit malaria sejak awal umat
manusia. Kata malaria disebut berasal dari bahasa Italia yang berarti “udara buruk”
pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1740 oleh H. Walpole saat
menjelaskan penyakit malaria ini Malaria dikenal pertama kali pada tahun 900an SM.
Hipocrates (400-377 SM) telah membedakan beberapa tipe Malaria. Penemuan adanya
parasit dalam darah penderita malaria terjadi pada tahun 1880 oleh Alphonse Laveran.
Kemudian Ross (1897) membuktikan peran nyamuk Anopheles dalam penularan
malaria. Garnharm (1948) menemukan adanya bentuk praeritrosit di hepar.

3
Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Klinik penyakit malaria
adalah khas, mudah dikenal, karena demam yang naik turun dan teratur disertai
menggigil, maka pada waktu itu sudah dikenal febristersiana dan febriskuartana. Di
samping itu terdapat kelainan pada limpa, yaitu splenomegali : limpa membesar dan
menjadi keras, sehingga dahulu penyakit malaria disebut demam kura. Meskipun
penyakit ini telah diketahui sejak lama, penyebabnya belum diketahui. Dahulu diduga
bahwa penyakit ini disebabkan oleh hukuman dari dewa-dewa karena waktu itu ada
wabah di sekitar Roma.

2.3 Penyebaran Plasmodium ovale


Plasmodium ovale terutama terdapat di daerah tropik Afrika bagian barat, di
daerah Pasifik barat dan beberapa bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat
di Pulau Owi sebelah Biak di Irian Jaya, di Flores dan di Pulau Timor. Di seluruh dunia,
malaria biasanya terbatas pada daerah tropis dan subtropis dan ketinggian di bawah
1.500 m. Plasmodium ovale relatif tidak biasa di luar Afrika tingkat infeksi. WHO
memperkirakan bahwa setiap tahun 300-500 juta kasus malaria terjadi dan lebih dari 1
juta orang meninggal karena malaria.

2.4 Morfologi Plasmodium ovale


Morfologi P. ovale mempunyai persamaan dengan P. malariae tetapi perubahan
pada eritrosit yang dihinggapi parasit mirip dengan P. vivax. Trofozoit muda berukuran
kira-kira 2 mikron (1/3 eritrosit). Titik-titik Schuffner (disebut juga titik James)
terbentuk sangat dini dan tampak jelas. Stadium trofozoit berbentuk bulat dan kompak
dengan granula pigmen yang lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen P. malariae. Pada
stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar berbentuk lonjong (oval) dan
pinggir eritrosit bergerigi pada salah satu ujungnya dengan titik Schuffner yang menjadi
lebih banyak.

Stadium praeritrosit mempunyai periode prapaten 9 hari, skizon hati besarnya 70


mikron dan mengandung 15.000 merozoit. Perkembangan siklus eritrosit aseksual pada
P.ovale hampir sama dengan P.vivax dan berlangsung 50 jam. Stadium skizon berbentuk
bulat dan bila matang mengandung 8-10 merozoit yang letaknya teratur di tepi
mengelilingi granula pigmen yang berkelompok di tengah.

Stadium gametosit betina (makrogametosit) bentuknya bulat, mempunyai inti


kecil, kompak dan sitoplasma berwarna biru. Gametosit jantan (mikrogametosit)
mempunyai inti difus, sitoplasma berwarna pucat kemerah-merahan, berbentuk bulat.
Pigmen dalam ookista berwarna coklat/tengguli tua dan ganulanya mirip dengan yang
tampak pada P.malariae. Siklus sporogoni dalam nyamuk Anopheles memerlukan
waktu 12-14 hari pada suhu 270C.

4
Bentuk cincin : ukuran 1/3 eritrosit, bentuk cincin padat, tidak ada pigmen.
Tropozoit : ukuran kecil, bentuk padat, kromatin besar dan irregular, pigmen kuning
kecoklatan. Skizon : ukuran hampir memenuhi eritrosit, bentuk bersegmen, merozoit
antara 6-12 (min. 8), pigmen berkumpul di tengah (kuning cokelat). Mikrogametosit dan
makrogametosit : ukuran sebesar eritrosit, sitoplasma berwarna biru pucat.
Eritrosit yang terinfeksi berbentuk oval membesar atau mempunyai fimbrie pada
ujungnya. Stadia :
a. Trofozoit
1) 1 kromatin dot, berbentuk cincin, inti padat
2) Trofozoit dewasa mempunyai pigmen kasar
b. Skizon
3) Jumlah merozoit biasanya 8 buah
4) Masa kromatin sedikit pigmen kasar
Skizon yang masak berbentuk oval dan mengisi separo dari sel darah hospes.
Biasanya akan terbentuk 8 merozoit, dengan kisaran antara 4-16. Bentuk titik (dot)
terlihat pada awal infeksi ke dalam sel darah merah. Bentuknya lebih besar daripada
P.vivax dan bila diwarnai terlihat warna merah terang. Gametosit dari P.ovale
memerlukan waktu lebih lama dalam darah perifer daripada parasit malaria lainnya.
Tetapi mereka dapat menginfeksi nyamuk secara teratur dalam waktu 3 minggu setelah
infeksi. Dengan sediaan tetes tebal dengan pengecatan Giemsa akan tampak titik
Schuffner sekitar parasit berwarna merah (zona merah), parasit lebih kecil dari inti
leukosit.

Bentuk cincin Trofozoit Plasmodium Trofozoit Plasmodium


Plasmodium ovale ovale (perbesaran ovale pada sediaan
(perbesaran objektif 100x) titik tebal (perbesaran
objektif 100x) objektif 100x)

a.) Ring b.) Tropozoit c.) Skizon d.) Gametosit

5
Tropozoit Tropozoit muda Tropozoit tua

2.5 Siklus Hidup Plasmodium ovale


a. Pada nyamuk
Fase seksual terjadi pada lambung nyamuk. Segera setelah nyamuk
Anopheles betina menghisap darah penderita malaria, gametosit jantan akan
mengeluarkan 4-8 flagel. Dengan flagel, gametosit jantan bergerak menuju
ke gametosit betina dan membuahinya. Hasil fertilisasi bergerak menembus
dinding lambung dan membentuk kista sepanjang dinding lambung nyamuk,
bila kista pecah akan keluar sporozoit yang akan masuk ke kelenjar liur
nyamuk dan siap menginfeksi manusia. Rentang waktu antara masuknya
gametosit sampai terbentuknya sporozoid adalah 1-2 minggu, tergantung
spesies dan suhu sekitarnya.
b. Pada manusia
1) Fase hati
Bila nyamuk Anopheles betina yang infektif menggigit manusia, maka
parasit malaria akan ditularkan ke orang tersebut. Parasit mengikuti
sirkulasi darah dan masuk ke dalam sel hati. Dalam waktu 7-21 hari
parasit akan tumbuh dan berkembang biak, sehingga memenuhi seluruh
sel hati. Selanjutnya sel hati pecah dan parasit masuk ke aliran darah,
menginfeksi sel darah merah. Hal ini berlaku untuk infeksi P.falciparum
dan P.malariae. Pada infeksi P.vivax dan P.ovale, sejumlah parasit tetap
berada dalam hati dan tidak berkembang biak (dorman). Parasit yang
dorman ini dapat menyebabkan kekambuhan pada pasien dengan infeksi
P.vivax dan P.ovale.
2) Fase sel darah merah
Fase ini merupakan fase aseksual. Pada saat merozoid dalam sel hati
pecah, maka akan membebaskan tropozoit yang selanjutnya menginfeksi
sel darah merah. Tropozoit akan terus mengalami perkembangan menjadi
skizon. Skizon akan berkembang menjadi merozoid dan pecah
membebaskan tropozoit. Siklus ini akan berlanjut sampai 3 kali.
Kemudian sebagian merozoid akan berkembang menjadi bentuk
gametosit dan bila terhisap oleh nyamuk Anopheles sp. betina siap
melakukan perkembangbiakan seksual di dalam tubuh nyamuk.

6
2.6 Patologi dan Gejala Klinis
Gejala klinis malaria ovale mirip dengan malaria vivax. Serangannya sama hebat
tetapi penyembuhan sering secara spontan dan relapsnya lebih jarang. Parasit sering
tetap berada dalam darah (periode laten) dan mudah ditekan oleh spesies lain yang lebih
virulen. Parasit ini baru tampak lagi setelah spesies yang lain lenyap. Infeksi campur
P.ovale sering terdapat pada orang yang tinggal di daerah tropik Afrika dengan endemi
malaria.

2.7 Diagnosis dan Prognosis


Identifikasi mikroskopis adalah metode yang paling sering digunakan untuk
menunjukkan infeksi aktif. Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menentukan
parasit P.ovale dalam sediaan darah yang dipulas dengan cat Giemsa. Malaria ovale
penyakitnya ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

2.8 Pencegahan
1) Menjaga kebersihan diri sendiri.
2) Menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar tidak menjadi tempat bersarangnya
parasit dengan mengurangi area genangan air tempat nyamuk berkembang biak.
Lakukan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) setidaknya seminggu sekali
untuk pencegahan.
3) Memutus rantai siklus hidup Plasmodium ovale.
4) Menyemprot insektisida secukupnya terutama ruangan yang terdapat banyak
sela-sela.
5) Biasakan untuk menghindari gigitan nyamuk selama berada di daerah endemis
dengan menggunakan kelambu saat tidur, tidak keluar malam, jika terpaksa
keluar maka gunakan pakaian panjang dan terang, serta pakai lotion anti nyamuk
karena nyamuk Anopheles aktif pada malam hari. Perlindungan pribadi terhadap
gigitan nyamuk adalah garis pertama pertahanan terhadap malaria.
6) Jika akan bepergian ke daerah yang sedang terjadi kasus malaria atau
mempunyai riwayat kasus malaria sebaiknya meminta obat antimalaria dari
dokter untuk mencegah penularan.
7) Cek darah segera ke tenaga kesehatan jika ada gejala demam selama di daerah
endemis sampai 1 bulan setelah kembali dari daerah endemis dan sampaikan
riwayat perjalanan Anda.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium ovale disebut malaria ovale.
Plasmodium ovale terutama terdapat di daerah tropik Afrika bagian barat, di daerah
Pasifik barat dan beberapa bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di
Pulau Owi sebelah Biak di Irian Jaya dan di Pulau Timor. Gejala klinis malaria ovale
mirip dengan malaria vivax. Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menentukan
parasit P.ovale dalam sediaan darah yang dipulas dengan cat Giemsa. Diagnosis malaria
ovale dilakukan dengan menentukan parasit Plasmodium ovale dalam sediaan darah
yang dipulas dengan Giemsa. Malaria ovale penyakitnya ringan dan dapat sembuh
sendiri tanpa pengobatan. Pencegahan terkena penyakit malaria ovale dapat dengan
menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekitar agar lingkungan sekitar kita tidak
menjadi sarang berkembangbiaknya nyamuk penyebab malaria. Perlindungan pribadi
terhadap gigitan nyamuk adalah garis pertama pertahanan terhadap malaria.

3.2 Saran
Sebaiknya kita memperhatikan faktor risiko, cara penularan, cara pencegahan,
masa inkubasi, gejala dan tanda penyakit malaria sehingga kita bisa mencegah
terjangkitnya penyakit malaria. Biasakan untuk menghindari gigitan nyamuk selama
berada di daerah endemis. Selalu jaga kebersihan diri sendiri dan kebersihan lingkungan
sekitar agar tidak menjadi tempat bersarangnya parasit dengan mengurangi area
genangan air tempat nyamuk berkembang biak.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bariah, Suhintam. 2009. Penuntun Praktis Parasitologi Kedokteran. Surabaya :


Airlangga University Press

Fahmi, Nurul. 2015. Makalah Plasmodium ovale di


https://evinursyafitrisyamsul.blogspot.com/2015/03/makalah-plasmodium-ovale.html
(diakses pada tanggal 20 Juli 2019)

Imansyah, Romi. 2011. ”Malaria dan Permasalahannya”. Dalam Jurnal Kedokteran


Syiah Kuala. 11. 103-105. Diakses pada tanggal 24 Juli 2019

Karta, Kamila. 2014. Morfologi Plasmodium sp. di


http://karmilakarta.blogspot.com/2014/05/plasmodium-sp.html?m=1 (diakses pada
tanggal 24 Juli 2019)

Suli, Sari. 2016. PLASMODIUM OVALE di


https://www.academia.edu/28703860/PLASMODIUM_OVALE (diakses pada tanggal
23 Juli 2019)

Anda mungkin juga menyukai