Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

IMUNOSEROLOGI

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN ANALISIS
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam reumatik adalah suatu penyakit sistemik akut atau kronik, dapat
sembuh sendiri oleh sebab yang belum jelas atau menimbulkan cacat pada katup
jantung secara lambat laun. Tidak jarang penyakit ini menjadi akut atau gawat.
(soeparman, 2011).
Penyakit jantung reumatik adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan
pada katup jantung akibat serangan karditis reumatik akut yang berkali-kali.
Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik merupakan penyebab utama
cacat dan kematian karena kelainan jantung pada anak remaja. Demam reumatik
merupakan penyakit inflamasi akut yang secara klasik terjadi pada anak-anak
(berusia 5-15tahun) dalam waktu 5 minggu sesudah terjadi infeksi strepkokus
grup A (yang biasanya berupa faringitis). (Robbins, 2009).
Pemeriksaan anti streptolisin O merupakan suatu uji laboratorium (rapid)
untuk menentukan ada atau tidaknya antibodi streptolisin O dalam serum baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri Streptococcus beta
hemolytic , streptolisin O ini marupakan salah satu eksotoksin yang dilepaskan oleh
bakteri yang merangsang pembentukan antibodi streptolisin O. Reagen lateks ASTO
merupakan suspensi yang stabil dari partikel lateks polystiren yang telah dilapisi oleh
streptolisin O. Ketika lateks ini dicampur dengan serum yang mengandung antibodi
streptolisin O, makan akan terjadi aglutinasi. Sensitivitas dari reagen ASTO ini telah
disesuaikan untuk menghasilkan aglutinasi ketika nilai antibodi lebih besar dari 200
IU/ml. Sebaiknya serum yang digunakan adalah serum dari darah yang segar, dan
tidak boleh menunjukan adanya fibrin. Pada suhu 2-8o C masih dapat stabil selama 48
jam dan jika ditunda dalam waktu yang lama sebaiknya disimpan pada suhu -20o C
(Anis, 2012).
Streptolysin O adalah suatu toksin yang terdiri protein dengan berat molekul
60.000 dalton, aktif dalam suasana aerob yaitu melisiskan sel darah merahjuga
neutrofil, platelet dan organella subsel. Streptolysin O bersifat meracuni jantung.
Streptokokus grup A (Streptokokus beta hemolitik) dapat menghasilkan
berbagai produk ekstraseluler yang mampu merangsang pembentukan antibody.
Antibodi itu tidak merusak kuman dan tidak mempunyai dampak perlindungan,
tetapi adanya antibody itu dalam serum menunjukkan bahwa didalam tubuh baru
saja terdapat streptokokus yang aktif. Antibody yang dibentuk adalah Antistreptolysin
O (ASO), Antihialuronidase (AH), Antistreptokinase (anti SK),
antidesoksiribonuklease B (AND B), dan anti nikotinamid adenine dinukleotidase
(anti-NADase) (Handojo, 2010).
Tes ASO paling banyak digunakan, hasil tes ini positif pada 80% faringitis
streptokokus, pada glumerulonefritis, demam rematik, enokarditis bacterial, dan
scarlet fever.Banyak anak usia sekolah memiliki kadar titer ASO yang lebih tinggi
daripada anak usia pra sekolah dan dewasa.
Penetapan ASO umumnya hanya memberi petunjuk bahwa telah terjadi
infeksi oleh streptokokus. Yang lebih penting diperhatikan adanya kenaikan titer.
Meskipun semula titer rendah tetapi bila terjadi peningkatan dan tetap tinggi pada
pemeriksaan berikutnya, adanya infeksi oleh streptokokus (Anis, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud denagn ASO?
2. Apa saja antigen yang dihasilkan oleh kuman Streptococcus?
3. Bagaimana Pemeiksaan ASO?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ASO.
2. Untuk mengetahui antigen yang dihasilkan kuman Streptococcus.
3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemeriksaan ASO.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Demam reumatik merupakan proses imun sistemik yang dapat bersifat akut,
subakut, kronik, atau fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta
hemolyticus group A pada saluran pernafasan bagian atas. Tanda – tanda demam rematik
biasanya muncul pada saat 2 -3 minggu setelah infeksi tapi tanda – tanda tersebut dapat
muncul pada awal minggu pertama atau pada akhir minggu ke 5. Sedangkan yang dimaksud
dengan penyakit jantung rematik (PJR) adalah kelainan jantung yang terjadi akibat
demam rematik atau kelainan karditis rematik. Kebanyakan kasus menyerang pada
katub mitral sebanyak 75 – 85%, kemudian katub aorta 30%, sedangkan untuk katub
tricuspid dan pulmonal prevalensinya kurang dari 5% (Leman, 2009; Olivier, 2004; Tierney,
2002).
Penyakit jantung rematik atau demam reumatik merupakan penyakit peradangan yang
dapat menyertai faringitis yang disebabkan oleh streptococcus beta hemolyticus grup
A.Demam rematik atau penyakit jantung rematik (RHD) adalah suatu proses peradangan
yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan
pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A. Demam reumatik ialah
sindrom klinis sebagai akibat infeksi beta streptococcus hemoliticus grup A dengan satu atau
lebih gejala mayor yaitu poliartritis migrans akut, karditis, korea minor, nodul subkutan dan
eritema marginatum (Pusdiknakes, 1993).
Mitral stenosis adalah penyakit jantung yang ditandai adanya kerusakan pada katup
jantung sebagai akibat infeksi streptococcus beta hemolitik grup A. Demam reumatik adalah
suatu penyakit sistemik akut atau kronik dapat sembuh sendiri oleh sebab yang belum jelas,
tidak ajrang penyakit ini malah menjadi akut dan gawat.Demam reumatik merupakan suatu
penyakit radang yang terjadi setelah adanya infeksi streptokokus golongan beta hemolitik A,
yang dapat menyebabkan lesi patologis di daerah jantung, pembuluh darah, sendi dan jaringan
subkutan. Demam reumatik ialah sindrom klinis sebagai akibat infeksi beta streptococcus
hemoliticus grup A dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliartritis migrans akut,
karditis, korea minor, nodul subkutan dan eritema marginatum (Pratanu Sunoto, 2010).

1. Pemeriksaan Asto ( Anti Streptolisin-O)

Suatu infeksi oleh hemolitic Streptococcus grup-A akan merangsang beberapa


sel imonokompoten untuk memproduksi beberapa Ab, baik terhadap beberapa produk
ekstraseluler dari kuman (streptolisin,hialuronidase, streptokinase,DNAase) maupun
terhadap komponen permukaan dari dinding sel kuman cell surface membrane antigen
(CSMA). Ab terhadap CSMA inilah yang diduga menyebabkan terjadinya kelainan
pada jantung (endokardium) penderita demam rematik atau ginjal penderita
glomerulonefritis. Kelainan terhadap beberapa organ tersebut disebabkan oleh karena
reaksi silang antar antibody terhadap CSMA dengan endokardium atauglomerular
basement membrane 9GBM) atau menimbulkan pembentukan kompleks imun Ab-
CSMA yang diendapkan pada glomerulus atau endokardium yang menyebakan
beberapa kerusakan pada beberapa bagian tubuh tersebut .sebagian besar dari
beberapa bagian strain serologis dari Streptococcus grup A menghasilkan 2 enzim
hemolitik yaitu,Streptolisin-O dan S. Didalam tubuh penderita ,streptolisin-O akan
merangsang pembentukan antibody yang spesifik yaitu Streptolisin-O(ASO)
sedangkan antibody yang dibentuk terhadap Streptolisin-S tidak spesifik. Adanya
antibody yang spesifik terhadap streptolisin-O ini kemudian dipakai sebagai ASO
biasanya mulai meningkat 1-4 minggu setelah terjadinya infeksi.Bila infeksi
kemudian mereka ,maka titer ASO akan kembali normal setelah sekitar 6 bulan. Bila
titer tidak menurun ,suatu infeksi ulangan mungkin terjadi.

2. Pengertian Anti Streptolisin O

Streptolisin O adalah suatu antibodi yang di bentuk oleh tubuh terhadap suatu
enzim proteolitik. Streptolisin O yang diproduksi oleh hemolitik Streptococcus A
group A dan mempunyai aktivitas biologicmerusak dinding sel darah merah serta
mengakibakan terjadinya hemolisis.Streptolisin o adalah toksin yang merupakan dasar
sifat -βhemolitik organisme ini. Streptolisin O ialah racun sel yang
berpotensimempengaruhi banyak tipe sel termasuk netrofil, platelets dan organel
sel,menyebabkan respon imun dan penemuan antibodinya.
Anti-Streptolisin O bisa di gunakan secara klinis untuk menegaskaninfeksi
yang baru saja. Antibodi itu tidak merusak kuman dan tidak mempunyai dampak
perlindungan, tetapi adanya antibody itu dalam serum menunjukkan bahwa di dalam
tubuh baru saja terdapat streptokokus yang aktif. Antibody yang dibentuk adalah
Antistreptolysin O (ASO), Antihialuronidase (AH), Antistreptokinase (anti SK),
antidesoksiribonuklease B (AND B), dan anti nikotinamid adeninedinukleotidase
(anti-NADase).

3. Pemeriksaan Anti Streptolisin O

Pemeriksaan ASTO (anti streptolisin O) merupakan suatu pemeriksaan darah


yang berfungsi untuk mengukur kadar antibodi terhadap streptolisin O, suatu zat yang
dihasilkan oleh bakteri Streptococcus grup A. Ada dua prinsip dasar penetuan ASTO,
yaitu:
a. Netralisasi/penghambat hemolisis Streptolisin O dapat menyebabkan hemolisis
dari sel darah merah,akan tetapi bila Streptolisin O tersebut di campur lebih
dahulu dengan serum penderita yang mengandung cukup anti streptolisin O
sebelum ditambahkan pada sel darah merah, maka streptolisin O tersebut akan
dinetralkan oleh ASO sehingga tidak dapat menibulkan hemolisis lagi.Pada tes ini
serum penderita di encerkan secara serial dan ditambahkan sejumlah streptolisin
O yang tetap (Streptolisin O diawetkan dengan sodium thioglycolate). Kemudian
di tambahkan suspensi sel darah merah 5%. Hemolisis akan terjadi pada
pengenceran serum di mana kadar/titer dari ASO tidak cukup untuk menghambat
hemolisis tidak terjadi pada pengencaran serum yang mengandung titer ASO
yang tinggi.
b. Aglutinasi pasif Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar dapat
menyebabkan aglutinasi dengan ASO. Maka Streptolisin O perlu di salutkan pada
partikel-partikel tertentu. Partikel yang sering dipakai yaitu partikel lateks.
Sejumlah tertentu Streptolisin O (yang dapat mengikat 200 IU/ml ASO) di
tambahkan pada serum penderita sehingga terjadi ikatan Streptolisin O – anti
Strepolisin O (SO – ASO). Bila dalam serum penderita terdapat ASO lebih dari
200 IU/ml,maka sisa ASO yang tidak terikat oleh Streptolisin O akan
menyebabkan aglutinasi dari streptolisin O yang disalurkan padapartikel –
partikel latex . Bila kadar ASO dalam serum penderita kurangdari 200 IU / ml ,
maka tidak ada sisa ASO bebas yang dapat menyebabkan aglutinasi dengan
streptolisin O pada partikel – partikellatex. Tes hambatan hemolisis mempunyai
sensitivitas yang cukup baik,sedangkan tes aglutinasi latex memiliki sensitivitas
yang sedang. Tes aglutinasi latex hanya dapat mendeteksi ASO dengan titer di
atas 200IU/ml.

4. Patogenesis
Patogenesis Streptococcus adalah bakteri gram positif yang khasnya
berpasangan atau membentuk rantai selama pertumbuhannya. Spesies yang virulen
mungkin menghasilkan kapsul yang terdiri dari acid hialuronik danprotein M, habitat
dari spesies ini ialah saluran pernapasan atas (ronggahidung dan faring). Antar
infeksi-infeksi yang di sebabkan oleh spesies iniadalah demam scarlet, faringitis,
impetigo, demam rheumatic, dan lain-lain.Penyakit demam rematik diawali dengan
infeksi bakteriStreptococcus beta-hemolyticus golongan A pada kerongkongan.
Infeksi ini menyebabkan penderita mengeluh nyeri kerongkongan dan demam.Jika
infeksi tidak segera diobati, bakteri Streptococcus yang ada kan melakukan
perlengketan yang kuat (adherence) di daerah sekitarnyadan merangsang pengeluaran
antibodi (Ig-G). Antibodi yang dihasilkanakan mengikat kuman Streptococcus dan
membentuk suatu kompleks imundan akan menyebar ke seluruh tubuh, terutama ke
jantung, sendi, dan susunan saraf.
a. Demam Rematik pada jantungkompleks imun ini akan menimbulkan reaksi
peradangan atauinflamasi yang bermanifestasi sebagai peradangan otot
jantung(myocarditis), peradangan lapisan jantung (pericarditis), dan peradangan
katup-katup jantung (valvulitis).Bila proses penyebaran penyakit telah menyerang
jantung,penderita akan mengalami kelainan jantung (carditis), ditandai dengan
batuk-batuk, kesulitan bernapas, berdebar-debar, serta adanya tanda-tanda
pembesaran jantung.
b. Demam Rematik menyerang pada sendi, Keluhan yang paling sering muncul
pada fase ini adalah gangguan sendi berupa rasa nyeri dan pembengkakan yang
biasanya berpindah-pindah dari satu sendi ke sendi lainnya (polyartritis migran),
kesulitan menggerakkan sendi dan berjalan.
c. Demam Rematik menyerang susunan saraf kelainan ini menyebabkan gangguan
pergerakan dan kepribadianserta psikologis berupa kepribadian yang agresif,
depresi, danobsessive-compulsive.Jika Asto menyerang susunan saraf dan
menimbulkan ketidak stabilan emosi, gerakan-gerakan involunter tangan yang
tidakteratur, kesulitan menulis dan berbicara, kecemasan, dan perilakuagresif.

5. Gejala
Gejala demam rheumatic akut terjadi secara mendadak dan secepat kilat,
dengan demam takikardi dan rasa sakit pada sendi yang membengkak atau dapat
tersamar dan tidak nyata hanya bergejalamalaise dan dengan ringan. Bila di dahului
oleh infeksi streptococcus tersemar secara klinik biasanya akan mereda sebelum mulai
gejala demam untuk penyakit ini.

BAB III

METODODLOGI
A. Pra Analitik
1. Probandus
Nama : Mr. X
Umur : X Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No. RM : 20116001

2. Alat dan Bahan


Pada praktikum kali ini, adapun alat-alat yang digunakan adalah glass slide
ASO, mikro pipet, pengaduk disposible, dan tabung serologi. Dan adapun bahan-
bahan yang digunakan adalah sampel pasien.

B. ANALITIK
1. Prinsip
Aglutinasi Latex (Aglutinasi Indirect)
Reaksi aglutinasi antara antibody terhadap streptolisin dalam serum dengan
Reagent Latex antigen yang di coated dengan komponen Steptolisin-O.
2. Prosedur

Kualitatif
- 50 µl serum ditambah 1 tetes
reagen ASO
- Diaduk dan dibaca adanya
aglutinasi tepat setelah 1-2
meni.

Semi kuantitatif
Pengenceran 1/2 1/4 1/8

Glycin (ml) 50 µl 50 µl 50 µl

Serum (ml) 50 µl 50 µl 50 µl
50 µl dibuang
Vol/ Sampel (ml) 50 µl 50 µl 50 µl

Hg/N/ml 12 IU/ml 24 IU/ml 48 IU/ml

A. POST ANALITIK
1. Interprestasi hasil
a. Positif aglutinasi : kadar ASO dalam sampel > 200 IU/ml
b. Negatif aglutinasi : kadar ASO dalam sampel < 200 IU/ml

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHAAN


A. Hasil
Negatif (-) tidak terjadi aglutinasi

B. Pembahasan
Streptolisin O adalah suatu antibodi yang di bentuk oleh tubuh terhadap suatu
enzim proteolitik. Streptolisin O yang diproduksi oleh hemolitik Streptococcus A
group A dan mempunyai aktivitas biologicmerusak dinding sel darah merah serta
mengakibakan terjadinya hemolisis.Streptolisin o adalah toksin yang merupakan dasar
sifat -βhemolitik organisme ini. Streptolisin O ialah racun sel yang
berpotensimempengaruhi banyak tipe sel termasuk netrofil, platelets dan organel
sel,menyebabkan respon imun dan penemuan antibodinya.
Anti-Streptolisin O bisa di gunakan secara klinis untuk menegaskaninfeksi
yang baru saja. Antibodi itu tidak merusak kuman dan tidak mempunyai dampak
perlindungan, tetapi adanya antibody itu dalam serum menunjukkan bahwa di dalam
tubuh baru saja terdapat streptokokus yang aktif. Antibody yang dibentuk adalah
Antistreptolysin O (ASO), Antihialuronidase (AH), Antistreptokinase (anti SK),
antidesoksiribonuklease B (AND B), dan anti nikotinamid adeninedinukleotidase
(anti-NADase).
Diagnosa penyakit demam rematik (ASTO) perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium, diantaranya berupa pemeriksaan kadar LED (Laju Endap Darah), CRP
(C-Reaktive Factor), dan ASTO (Anti Streptolisin-O). Pemeriksaan tambahan yang
dapat dilakukan adalah sinar X, EKG dan echocardiography. Pembacaan hasil pada
tes aglutinasi lebih dari 5 menit menggunakan serum yang lipemik, serta
penyimpanan reagensia yang salah merupakan factor kesalahan dalam pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan ASTO metode slide bernilai positif (+) akan dilakukan
pemeriksaan lanjutan (semi kuantitatif) dan hasil positif pengenceran yang terakhir
akan dikalikan 200 IU/ml.
Hasil positif mungkin mengindikasikan infeksi streptococcus akut. Dalam hal
ini tes harus di ulang dalam interfal 1 kali seminggu untuk menentukan perkembangan
infeksi. Peningkatan level ASTO juga ditemukan pada pasien yang menderita
penyakit jengkering, arthristic rematoid akut, tonsilitis infeksi streptococcus lain dan
juga penyakit bawaan.
Reagen dan control mengandung kurang lebih 0.1 % sodium asid sebagai
bahan pengawet. Hindari proses pencemaran dan kontak dengan kulit atau membran
mukosa. Setiap donor yang diguna pada persiapan material dari kit ini telah diuji oleh
FDA dengan metode yang disetujui untuk kehadiran anti bodi bodi HIV dan anti gen
hepatitis B dan ditemukanya hasil negatif. Tindakan pencegahan laboratorium normal
harus di lakukan ketika merawat reagen.
Pemeriksaan ASTO (anti streptolisin O) merupakan suatu pemeriksaan darah
yang berfungsi untuk mengukur kadar antibodi terhadap streptolisin O, suatu zat yang
dihasilkan oleh bakteri Streptococcus grup A. Ada dua prinsip dasar penetuan ASTO,
yaitu:
a. Netralisasi/penghambat hemolisis Streptolisin O dapat menyebabkan
hemolisis dari sel darah merah,akan tetapi bila Streptolisin O tersebut di campur lebih
dahulu dengan serum penderita yang mengandung cukup anti streptolisin O sebelum
ditambahkan pada sel darah merah, maka streptolisin O tersebut akan dinetralkan oleh
ASO sehingga tidak dapat menibulkan hemolisis lagi.Pada tes ini serum penderita di
encerkan secara serial dan ditambahkan sejumlah streptolisin O yang tetap
(Streptolisin O diawetkan dengan sodium thioglycolate). Kemudian di tambahkan
suspensi sel darah merah 5%. Hemolisis akan terjadi pada pengenceran serum di
mana kadar/titer dari ASO tidak cukup untuk menghambat hemolisis tidak terjadi
pada pengencaran serum yang mengandung titer ASO yang tinggi.
b. Aglutinasi pasif Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar dapat
menyebabkan aglutinasi dengan ASO. Maka Streptolisin O perlu di salutkan pada
partikel-partikel tertentu. Partikel yang sering dipakai yaitu partikel lateks. Sejumlah
tertentu Streptolisin O (yang dapat mengikat 200 IU/ml ASO) di tambahkan pada
serum penderita sehingga terjadi ikatan Streptolisin O – anti Strepolisin O (SO –
ASO). Bila dalam serum penderita terdapat ASO lebih dari 200 IU/ml,maka sisa ASO
yang tidak terikat oleh Streptolisin O akan menyebabkan aglutinasi dari streptolisin O
yang disalurkan padapartikel – partikel latex . Bila kadar ASO dalam serum penderita
kurangdari 200 IU / ml , maka tidak ada sisa ASO bebas yang dapat menyebabkan
aglutinasi dengan streptolisin O pada partikel – partikellatex. Tes hambatan hemolisis
mempunyai sensitivitas yang cukup baik,sedangkan tes aglutinasi latex memiliki
sensitivitas yang sedang. Tes aglutinasi latex hanya dapat mendeteksi ASO dengan
titer di atas 200IU/ml.

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, untuk mengetahui adanya antibody
terhadap Streptococcus β hemoliticus group A dalam serum test, didapatkan hasil
Negative (-) tidak terdapat aglutinasi.

B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan memakai APD
2. Menjaga kebersihan Lab
3. Memperhatikan setiap perlakuan sampel dan prosedur

DAFTAR PUSTAKA
Anis Purbani, Syafitriani. 2012. ASTO Anti-Streptolisin
O. Jakarta: EGC
Cotran & Robbins.2009.Buku Saku Dasar Patologis Penyakit.Jakarta:EGC
Soeparman. 2011. Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Sunoto Pratanu (2010), Penyakit Jantung Rematik, makalah tidak dipublikasikan,


Surabaya

Tierney, L, dkk., 2009. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit Dalam). Salemba
Medika, Jakarta

LAMPIRAN
Hasil pemeriksaan ASO metode kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai