Anda di halaman 1dari 11

PEMERIKSAAN ANTI STREPTOLISIN O (ASTO)

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Imunologi

Disusun oleh :
Seli Safitri

1311E1024

Ahmad Taufik

1411E1009

Rifka Nurul Rahayu

1411E1015

Siti Zahra Atqah R

1411E1016

Alisa Filda

1511E1061

D3 A Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Oktober 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu infeksi oleh -hemolitic Streptococcus grup-A akan merangsang beberapa
sel imonokompoten untuk memproduksi beberapa Ab,baik terhadap beberapa
produk

ekstraseluler

dari

kuman(streptolisin,hialuronidase,*9

streptokinase,DNAase) maupun terhadap komponen permukaan dari dinding sel


kuman cell surface membrane antigen (CSMA). Ab terhadap CSMA inilah yang
diduga menyebabkan terjadinyya kelainan pada jantung (endokardium)penderita
demam rematikatau ginjal penderita glomerulonefritis.
Kelainan terhadap beberapa organ tersebut disebabkan oleh karena reaksi
silang antar antibody terhadap CSMA dengan endokardium atau glomerular
basement membrane 9GBM) atau menimbulkan pembentukan kompleks imun AbCSMA yang diendapkan pada glomerulus atau endokardium yang menyebakan
beberapa kerusakan pada beberapa bagian tubuh tersebut .sebagian besar dari
beberapa bagian strain serologis dari streptococci grup A menghasilkan 2 enzim
hemolitik yaitu,Streptolisin-O dan S.didalam tubuh penderita ,streptolisin-O akan
merangsang pembentukan antibody yang spesifik,aitu Streptolisin-O(ASO)
sedangkan antibody yang dibentuk terhadap Streptolisin-S tidak spesifik.
Adanya antibody yang spesifik terhadap streptolisin-O ini kemudian dipakai
sebagai ASO biasanya mulai meningkat 1-4 minggu setelah terjadinya infeksi.Bila
infeksi kemudian mereka ,maka titer ASO akan kembali normal setelah sekitar 6
bulan.Bila titer tidak menurun ,suatu infeksi ulangan mungkin terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan
pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Anti Streptolisin O (ASTO)?
2. Bagaimana pemeriksaan ASTO dilakukan?

3. Penyakit apa saja yang dapat diidentifikasi dari pemeriksaan ASTO?


1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian Anti Streptolisin O (ASTO)
2. Mengetahui pemeriksaan Anti Streptolisin O (ASTO)
3. Mengetahui penyakit yang dapat diidentifikasi dari pemeriksaan ASTO

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Anti Streptolisin O (ASTO)


Streptolysin O adalah suatu toksin yang terdiri protein dengan berat molekul 60.000
dalton, aktif dalam suasana aerob yaitu melisiskan sel darah merah juga neutrofil, platelet

dan organella subsel. Streptolysin O bersifat meracuni jantung. Streptokokus grup A


(Streptokokus beta hemolitik) dapat menghasilkan berbagai produk ekstraseluler yang
mampu merangsang pembentukan antibody. Antibodi itu tidak merusak kuman dan tidak
mempunyai dampak perlindungan, tetapi adanya antibody itu dalam serum menunjukkan
bahwa didalam tubuh baru saja terdapat streptokokus yang aktif. Antibody yang dibentuk
adalah Antistreptolysin O (ASO), Antihialuronidase (AH), Antistreptokinase (anti SK),
antidesoksiribonuklease B (AND B), dan anti nikotinamid adenine dinukleotidase (antiNADase).
Tes ASO paling banyak digunakan, hasil tes ini positif pada 80% faringitis
streptokokus, pada glumerulonefritis, demam rematik, enokarditis bacterial, dan scarlet
fever. Banyak anak usia sekolah memiliki kadar titer ASO yang lebih tinggi daripada anak
usia pra sekolah dan dewasa.
Penetapan ASO umumnya hanya memberi petunjuk bahwa telah terjadi infeksi oleh
streptokokus. Yang lebih penting diperhatikan adanya kenaikan titer. Meskipun semula
titer rendah tetapi bila terjadi peningkatan dan tetap tinggi pada pemeriksaan berikutnya,
adanya infeksi oleh streptokokus.
2.2 Pemeriksaan Anti Streptolisin O
Pemeriksaan ASTO (anti streptolisin O) merupakan suatu pemeriksaan darah yang
berfungsi untuk mengukur kadar antibodi terhadap streptolisin O, suatu zat yang
dihasilkan oleh bakteri Streptococcus grup A. Ada dua prinsip dasar penetuan ASTO,
yaitu:
1. Netralisasi/penghambat hemolisis
Streptolisin O dapat menyebabkan hemolisis dari sel darah merah, akan tetapi bila
Streptolisin O tersebut di campur lebih dahulu dengan serum penderita yang
mengandung cukup anti streptolisin O sebelum di tambahkan pada sel darah merah,
maka streptolisin O tersebut akan di netralkan oleh ASO sehingga tidak dapat
menibulkan hemolisis lagi.
Pada tes ini serum penderita di encerkan secara serial dan di tambahkan sejumlah
streptolisin O yang tetap (Streptolisin O di awetkan dengan sodium thioglycolate).
Kemudian di tambahkan suspensi sel darah merah 5%. Hemolisis akan terjadi pada
pengenceran serum di mana kadar/titer dari ASO tidak cukup untuk menghambat
hemolisis tidak terjadi pada pengencaran serum yang mengandung titer ASO yang tinggi.

2. Aglutinasi pasif
Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar dapat menyebabkan aglutinasi
dengan ASO. Maka Streptolisin O perlu disalutkan pada partikel-partikel tertentu. Partikel
yangsering dipakai yaitu partikel lateks.Sejumlah tertentu Streptolisin O (yang dapat
mengikat 200 IU/ml ASO) di tambahkan pada serum penderita sehingga terjadi ikatan
Streptolisin O anti Strepolisin O (SO ASO).
Bila dalam serum penderita terdapat ASO lebih dari 200 IU/ml, maka sisa ASO
yang tidak terikat oleh Streptolisin O akan menyebabkan aglutinasi dari streptolisin O
yang disalurkan pada partikel partikel latex . Bila kadar ASO dalam serum penderita
kurang dari 200 IU / ml , maka tidak ada sisa ASO bebas yang dapat menyebabkan
aglutinasi dengan streptolisin O pada partikel partikel latex.
Tes hambatan hemolisis mempunyai sensitivitas yang cukup baik , sedangkan tes
aglutinasi latex memiliki sensitivitas yang sedang. Tes aglutinasi latex hanya dapat
mendeteksi ASO dengan titer di atas 200 IU/ml
2.3 Patogenesis
Streptococcus adalah bakteri gram positif yang khasnya berpasangan atau membentuk
rantai selama pertumbuhannya. Spesies yang virulen mungkin menghasilkan kapsul yang
terdiri dari acid hialuronik dan protein M, habitat dari spesies ini ialah saluran pernapasan
atas (rongga hidung dan faring). Antar infeksi-infeksi yang di sebabkan oleh spesies ini
adalah demam scarlet, faringitis, impetigo, demam rheumatic, dan lain-lain.
Penyakit demam rematik diawali dengan infeksi bakteri Streptococcus betahemolyticus golongan A pada kerongkongan. Infeksi ini menyebabkan penderita mengeluh
nyeri kerongkongan dan demam.
Jika infeksi tidak segera diobati, bakteri Streptococcus yang ada akan melakukan
perlengketan yang kuat (adherence) di daerah sekitarnya dan merangsang pengeluaran
antibodi (Ig-G). Antibodi yang dihasilkan akan mengikat kuman Streptococcus dan
membentuk suatu kompleks imun dan akan menyebar ke seluruh tubuh, terutama ke jantung,
sendi, dan susunan saraf.
1. Demam Rematik pada jantung
kompleks imun ini akan menimbulkan reaksi peradangan atau inflamasi yang
bermanifestasi sebagai peradangan otot jantung (myocarditis), peradangan lapisan
jantung (pericarditis), dan peradangan katup-katup jantung (valvulitis).

Bila proses penyebaran penyakit telah menyerang jantung, penderita akan


mengalami kelainan jantung (carditis), ditandai dengan batuk-batuk, kesulitan
bernapas, berdebar-debar, serta adanya tanda-tanda pembesaran jantung
2. Demam Rematik menyerang pada sendi,
Keluhan yang paling sering muncul pada fase ini adalah gangguan sendi
berupa rasa nyeri dan pembengkakan yang biasanya berpindah-pindah dari satu
sendi ke sendi lainnya (polyartritis migran), kesulitan menggerakkan sendi dan
berjalan.
3. Demam Rematik menyerang susunan saraf
kelainan ini menyebabkan gangguan pergerakan dan kepribadian serta
psikologis berupa kepribadian yang agresif, depresi, dan obsessive-compulsive.
Jika Asto menyerang susunan saraf dan menimbulkan ketidakstabilan emosi,
gerakan-gerakan involunter tangan yang tidak teratur, kesulitan menulis dan
berbicara, kecemasan, dan perilaku agresif.

BAB III
LAPORAN PRAKTIKUM
3.1 Hari / Tanggal
3.2 Tujuan praktikum
Streptolisin O
3.3 Metode Praktikum

: Jumat, 07 Oktober 2016


: Mendeteksi adanya antibodi terhadap
: Aglutinasi

3.4 Prinsip praktikum

: Antibodi terhadap Streptolisin O didalam serum akan

bereaksi dengan antigen Streptolisin O yang dilekatkan pada permukaan reagen lateks
sehingga menimbulkan aglutinasi
3.5 Alat dan Bahan
:
Alat
:
Pipet dispossible
Rotator
Slide hitam
Tissue
Bahan :

Sampel serum
Reagen kit ASTO test :
o Reagen lateks yang disensitasi Streptolisin O
o Kontrol positif
o Kontrol negatif

3.6 Cara kerja :


a. Cara kerja kualitatif
1) Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2) Pipet 50/ 1 tetes kontrol positif (+) pada slide ke 1, kontrol negatif (-)
3)
4)
5)
6)

pada slide ke 2, dan sampel pada slide ke 3


Lalu tambahkan 1 tetes reagen asto pada masing - masing slide
Dihomogenkan ,lalu di goyangkan/rotator 100rpm selama 2 menit
Lalu amati hasilnya
Jika hasil negative stop pemeriksaan, jika positif dilanjutkan ke cara

kerja kuantitatif
b. Cara kerja kuantitatif
1) Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2) Lalu dilakukan pengenceran

Pengenceran

1/2

1/4

1/8

NaCl 0.85%

50

50

50

Serum

50

50

50

Volume total

100

100

100

Volume akhir

50

50

50

50
dibuan
g

3) Lalu ditambahkan 50 reagen ASTO


4) Dirotator 100rpm selama 2 menit
5) Lalu amati hasilnya
3.7 Interpretasi Hasil :
Limit deteksi : 200 IU/ml
Hasil Positif : terjadi aglutinasi berwarna putih
Hasil Negatif : tidak terjadi aglutinasi

( Sumber : http://laboratoryinfo.com/aso/ )
3.8 Hasil Pengamatan :
1.Hasil kualitatif
kontrol(+)

kontrol (-)

Sampel

Hasil (+) positif aglutinasi


2.Hasil kuantitatif
Pengenceran
Hasil
Perhitungan :

1/2

Pengenceran 1/4 = 4x

1/4
+

1/8
+

LD ASTO : 200IU/ml

[ASTO] = Pengenceran x LD ASTO


= 4 x 200IU/ml = 800IU/ml
3.9 Pembahasan :
Pemeriksaan ASTO (anti streptolisin O) merupakan suatu pemeriksaan darah
yang berfungsi untuk mengukur kadar antibodi terhadap streptolisin O, suatu zat yang
dihasilkan oleh bakteri Streptococcus grup A. Untuk melakukan pemeriksaan ini,
Pasien akan diminta untuk tidak makan maupun minum selama 6 jam.
Pemeriksaan ini dilakukan jika Pasien pernah menderita infeksi Streptococcus
grup A. Beberapa gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus grup
A adalah:

Endokarditis bakterialis

Glomerulonefritis (suatu gangguan ginjal)

Demam rematik, yang dapat mengenai jantung, persendian, atau tulang

Demam scarlet

Radang tenggorokan

Antibodi ini masih dapat ditemukan di dalam darah beberapa minggu atau beberapa bulan
setelah infeksi sembuh.
Hasil pemeriksaan yang negatif berarti bahwa Pasien tidak mengalami infeksi
streptococcus akhir-akhir ini. Dianjurkan agar Pasien melakukan pemeriksaan ASTO ulangan
dalam waktu 2-4 minggu setelah pemeriksaan pertama, karena hasil pemeriksaan seringkali
berubah menjadi positif pada pemeriksaan kedua. Hasil pemeriksaan ASTO yang positif
berarti bahwa Pasien pernah mengalami infeksi streptococcus akhir-akhir ini, walaupun
Pasien mungkin sama sekali tidak merasakan gejala apapun. Hasil pemeriksaan ASTO akan
tetap positif selama 2-4 bulan setelah infeksi terjadi.
3.10 Kesimpulan :
Dari hasil praktikum didapat hasil positif kualitatif, dan hasil positif kuantitatif dengan
LD = 800IU/ml pada sampel serum dengan terbentuk aglutinasi dan dapat disimpulkan
terdapat antibodi terhadap ASTO pada sampel serum.

3.11 Daftar pustaka :

Veronica tersedia [Online]diakses pada tanggal 09-11-2016

http://veronica-nina-miyora-situmorang.blogspot.co.id/2013/05/laporan

praktihum-imunologi-pemeriksaan.html
http://dokumen.tips/documents/makalah-asto.html

Anda mungkin juga menyukai