Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN ASO (ANTI STREPTOLYSIN O)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah imunologi serologi

Oleh

Yunia Rahmawati (P1337434118067)

Dosen Pengampu:

Djoko Priyatno, S.P., M.Sc

D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2020
I. Judul : Pemeriksaan ASO (ANTI STREPTOLYSIN O)

II. Pertemuan ke : 12

III. Hari/tanggal : Kamis, 23 April 2020

IV. Tujuan

Pemeriksaan darah yang berfungsi untuk mengukur kadar antibody terhadap

streptolisin O, suatu zat yang dihasilkan oleh bakteri Streptococcus grup A.

V. Prinsip

Pereaksi Sure-Vure ASO adalah suspense partikel lateks polystyrene ukuran seragam

dilapisi dengan streptolysin-O rekombinan. Partikel lateks memungkinkan pengamatan

visual dari reaksi antgen-antibodi. Jika reaksi terjadi, karena adanya antistreptolysin-O

daalam serum, suspense lateks mengubah penampilan seragam dan aglutinasi yang jelas

menjadi jelas. Perubahan ini terjadi karena antistreptolisin-O dilapisi ke partikel lateks,

mulai pembentukan a web diantara mereka. Ketika reagen lateks dicampur dengan serum,

jika serum mengandung tingkat antistreptolisin-O yang tinggi secara abnormal, aglutinasi

yang jelas akan muncul

VI. Metode : Rapid test agglutination.

VII. Dasar Teori

Streptokokus beta-hemolitik mengeluarkan enzim yang disebut sebagai streptolisin

O, yang bertindak sebagai antigen dan menyerang sistem imun untuk menghasilkan

antibodi anti streptolisin O (ASO). Serum ASO yang tinggi menandakan adanya demam

reumatik atau glumerulonefritis akut (Kee, 1997). Pemeriksaan yang dapat mengarahkan

untuk menegakkan diagnosis gagal ginjal yang terjadi akibat peradangan


glumerulonefritis karena infeksi Streptococcus sp adalah pemeriksaan kadar BUN,

kreatinin, protein serum dan titer antibodi-streptolisin O dalam serum (Saputra, 2014).

Pemeriksaan antibodi anti streptolisin O merupakan metode klasik yang digunakan

untuk memeriksa infeksi kuman Streptococcus grup A. Pemeriksaan ini merupakan

metode lama, namun hal ini tetap menjadi pendekatan diagnostik yang bermakna sampai

saat ini. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengukur kemampuan antibodi untuk

mengganggu lisis sel darah merah oleh streptolisin O. Hal ini berarti bahwa jika terdapat

antibodi terhadap streptolisin O, maka antibodi tersebut akan mencegah streptolisin O

melisiskan sel darah merah uji maka tidak terjadi lisis. Hal ini menyebabkan uji antibodi

positif. Adapun pemeriksaan yang lebih modern untuk deteksi antibodi anti streptolisin O

yakni pemeriksaan nefelometri. Serum dicampur dengan streptolisin O yang dimurnikan,

jika terdapat antibodi dalam serum, maka kompleks imun akan terbentuk. Hal ini

menyebabkan meningkatnya penyebaran cahaya pada sampel yang diukur dengan alat

nefelometer, dan dihitung ke jumlah antibodi yang ada (Olson dan Nardin, 2016).

VIII. Alat dan Bahan

a. Alat

Tabung untuk menampung sampel Spuit 3cc Tip mikropipet

Pengaduk disposable Centrifuge Mikropipet

Tempat limbah Tourniquet Slide

b. Bahan

Serum Rapid test ASO


IX. Prosedur Kerja

a. Pra analitik

1. Mencuci tangan dan menggunakan APD lengkap

2. Menyiapkan alat dan bahan diatas meja praktikum

b. Analitik

1. Kualitatif

a. Tingkat deteksi 200 IU/ml

1) Biarkan reagen dan sampel mencapai suhu kamar (20-300C)

2) Dengan perlahan kocok botol reagen untuk membubarkan dan

menangguhkan partikel latex dalam larutan buffer. Getaran yang kuat

harus dihindari

3) Teteskan 50 µL serum ke bagian slide

4) Teteskan 1 tetes reagen latex

5) Campurkan keduanya dengan pengaduk

6) Putar slide secara perlahan selama 2 menit secara manual atau pada

pengocok rotary yang disetel pada 80-100 rpm

7) Perhatikan ada tidaknya aglutinasi

b. Tingkat deteksi 100 IU/ml

1) Biarkan reagen dan sampel mencapai suhu kamar (20-300C)

2) Dengan perlahan kocok botol reagen untuk membubarkan dan

menangguhkan partikel latex dalam larutan buffer. Getaran yang kuat

harus dihindari

3) Teteskan 100 µL serum ke bagian slide


4) Teteskan 1 tetes reagen latex

5) Campurkan keduanya dengan pengaduk

6) Putar slide secara perlahan selama 4 menit secara manual atau pada

pengocok rotary yang disetel pada 80-100 rpm

7) Perhatikan ada tidaknya aglutinasi

2. Tes Semi Kuantitatif

Biarkan reagen dan sampel pada suhu kamar (20-300C). Persipan dua kali

lipat serial serum pada slide (lihat diagram deskriptif untuk teknik):

a. Teteskan 50 µL larutan normal saline pada bagian slide 2 hingga 6

b. Dengan menggunakan pipet, teteskan 50 µL serum ke bagian slide 1 dan 50

µL langsung ke slide bagian 2

c. Menggunakan pipet yang sama, ambil dan lepaskan campuran beberapa kali

(homogenkan) kemudian transfer 50 µL ke bagian 3. Ulangi dengan cara ini

hingga bagian slide ke 6. Membuang 50 µL dari bagian 6

Section 1 2 3 4 5 6
Saline µL - 50 50 50 50 50
Serum µL 50 50 - - - -
Mix and 50
50 50 50 50
transfer µL
Dilution 1:1 1:2 1:4 1:8 1:16 1:32
IU/ml 200 400 800 1600 3200 6400
d. Homogenkan reagen dan teteskan 1 tetes reagen ke masing-masing bagian

e. Campurkan menggunakan pengaduk

f. Putar slide secara perlahan selama 2 menit secara manual atau dengan

pengocok rotary yang disetel pada 80-100 rpm

g. Cari ada tidaknya aglutinasi


c. Pasca analitik

1. Membuang limbah sesuai tempatnya

2. Membersihkan peralatan dan meja praktikum

3. Melepaskan APD dan mencuci tangan

X. Hasil

Probandus : Nn.Y / Perempuan (20 tahun)

1. Kualitatif → Tidak terjadi aglutinasi

2. Semi kuantitatif → Tidak terbentuk aglutinasi :

Kadar ASO dalam sampel serum < 200 I.U/ml

XI. Pembahasan

Anti Streptolysin O (ASO) merupakan suatu antibodi yang muncul akibat infeksi

dari beberapa streptococcus yang memproduksi streptolisin O (Jawetz dkk, 2005). Titer

antibodi anti streptolysin mulai meningkat 1 hingga 3 minggu setelah infeksi

Streptococcus, dapat memuncak dalam 3 hingga 5 minggu kemudian, dan dapat menurun

ke tingkat awal dalam beberapa bulan (Olson dan Nardin, 2016).

Anti Streptolisin O (ASO) merupakan antibodi terhadap antigen streptolisin O yang

dihasilkan oleh bakteri Streptococcus ß hemolyticus grup A. Pemeriksaan Anti

Streptolisin O (ASO) yaitu pemeriksaan darah yang berfungsi untuk mengetahui antibodi

terhadap streptolisin O yang di hasilkan oleh Streptococcus grup A. Penetapan kadar anti

streptolisin O merupakan pemeriksaan utama untuk menentukan apakah sebelumnya

pernah terinfeksi oleh Streptococcus ß hemolyticus grup A yang menyebabkan

komplikasi penyakit post Streptococcus4 . Infeksi yang ditimbulkan Streptococcus ß

hemolyticus grup A dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti radang


tenggorokan (tonsil), faringitis, impetigo, erysipelas, demam nifas, demam berdarah

(scarlet fever), nekrosis fitis (necrotizing fascitis), toxic shock syndrome, septicemia.

Pada orang sehat dapat terjadi peradangan mendadak pada ginjal tepatnya di bagian

glomerulus ginjal karena infeksi kuman Streptococcus. Keadaan ini dapat menyebabkan

terjadinya glumerulonefritis akut. Jika berkelanjutan akan merusak ginjal menyebabkan

terjadinya gagal ginjal. Untuk pemeriksaan kuman ini dapat diketahui dengan deteksi

adanya antibodi Anti Streptolysin O (ASO) slide test dengan metode aglutinasi latex.

Prinsip dari pemeriksaan ASO adalah reaksi antara antibodi Anti Streptolysin O yang ada

pada serum pasien dengan antigen Streptolysin O yang dilekatkan pada latex yang

menyebabkan terjadinya aglutinasi atau gumpalan pada kertas slide tes. Hasil positif

menandakan kemungkinan terdapat infeksi Streptococcus sp pada sampel. Hasil yang

didapatkan pada pemeriksaan ASO Slide ini, dapat menghasilkan hasil pemeriksaan

positif dan negatif. Hasil positif terjadi karena adanya anti Streptolysin O pada sampel

serum tersebut, maka hal ini memicu terjadinya aglutinasi atau gumpalan pada kertas

slide Sedangkan hasil negatif tidak terjadi gumpalan atau aglutinasi karena tidak ada anti

Streptolysin O pada sampel serum tersebut.

Dari hasil pemeriksaan ASO kelompok 3 pada pemeriksaan kualitatif tidak terlihat

adanya gumpalan pada slide test. Hal ini menunjukkan tidak adanya anti Streptolysin O

pada sampel serum tersebut. Metode semi kuantitatif didapatkan hasil negatif juga yaitu

tidak terbentuk aglutinasi, mungkin juga kadar ASO dalam sampel serum < 200 IU/ml.

Tes hambatan hemolisis mempunyai sensitivitas yang cukup baik, sedangkan tes

aglutinasi latex memiliki sensitivitas yang sedang. Tes aglutinasi latex hanya dapat

mendeteksi ASO dengan titer di atas 200 IU/ml.


XII. Simpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan ASO

hasilnya negative yaitu tidak terbentuk aglutinasi.

XIII. Daftar Pustaka

Aprilianti, Sri dkk. 2019. Pemeriksaan Anti Streptolisin O (Asto) Sebagai Penanda

Infeksi Streptococcus Β Hematoliticus Di Rsud Kota Kendari Dan Rsud

Bahteramas. Jurnal Medika Udayana, Vol. 8 No.12, Desember. Diakses melalui

web file:///C:/Users/ACER/Downloads/55539-205-133954-1-10-20191221.pdf

pada 23 April 2020.

Kristiana, Dian Nur. 2018. Pemeriksaan Anti Streptolysin O (ASO) Pada Penderita

Gagal Ginjal Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Program Studi D-Iii Analis

Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta. KTI. Diakses

melalui web http://repository.setiabudi.ac.id/438/2/KTI.pdf pada 23 April 2020.

Modul Praktikum Imunoserologi. Jurusan Analis Kesehatan. Poltekkes Kemenkes

Semarang. Diakses melalui web http://analis.poltekkes-smg.ac.id/modul/Prodi-

DIII/Semester-IV/TLM.218.Imunoserologi/IMUNOSEROLOGI.pdf pada 23 April

2020.

Sure-Vue ASO fisher healthcare manual kit.


XIV. Lampiran

a. Kualitatif

1. Alat dan bahan :

2. Analitik
Menetekan 1 tetes contol positif
dalam slide

Meneteskan 1 tetes negative


control dalam slide

Ambil 50 µl serum, letakkan Meneteskan larutan reagen latex


pada slide pada lingkarang 1, 2 , dan 3

Homogenkan Goyangkan slide perlahan-lahan

3. Interpretasi hasil
b.Semi kuantitatif

Ambil 50 µl buffer saline, letakkan Ambil 50 µl serum teteskan pada slide


dalam slide 1 sampai 6 pertama sampai 6

Teteskan reagen latex pada slide Homogenkan


1 sampai 6

Goyangkan slide perlahan-lahan Interpretasi Hasil Test Semi Kuantitatif

Anda mungkin juga menyukai