Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 14 April 2022


Judul Praktikum : Deteksi Anti Streptolisin-O
Nama : Fitrah Supriadi
NIM : PO713203201014

A. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan Antibodi Streptolisin-O
dalam serum secara invitro.

B. Dasar Teori
Streptolisin O adalah exoenzyme imunogenik toksin yang dihasilkan
oleh Streptococcus-hemolyticus ß grup A, C dan G. Streptolisin O
dihasilkan oleh antigen yang dapat menghasilkan berbagai produk
ekstraseluler yang mampu merangsang antibodi. Antibodi itu tidak merusak
kuman dan tidak mempunyai dampak perlindungan, tetapi adanya antibodi
itu dalam serum menunjukkan bahwa di dalam tubuh baru saja terdapat
Streptococcus yang aktif. Antibodi yang dibentuk adalah Anti Streptolisin O
(ASTO) (Bisno dalam Fusvita dan Susanti, 2017).
Anti Streptolisin O (ASTO) merupakan antibodi terhadap antigen
streptolisin O yang dihasilkan oleh bakteri Streptococcus ß hemolyticus grup
A. Pemeriksaan Anti Streptolisin O (ASTO) yaitu pemeriksaan darah yang
berfungsi untuk mengetahui antibodi terhadap streptolisin O yang di
hasilkan oleh Streptococcus grup A. Penetapan kadar anti streptolisin O
merupakan pemeriksaan utama untuk menentukan apakah sebelumnya
pernah terinfeksi oleh Streptococcus ß hemolyticus grup A yang
menyebabkan komplikasi penyakit post Streptococcus (Mindarti dkk, 2010).
Infeksi yang ditimbulkan Streptococcus ß hemolyticus grup A dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti radang tenggorokan
(tonsil), faringitis, impetigo, erysipelas, demam nifas, demam berdarah
(scarlet fever), nekrosis fitis (necrotizing fascitis), toxic shock syndrome,
septikemia (Aini dkk, 2016).
Pemeriksaan antibodi Streptococcus mendeteksi adanya antibodi
terhadap berbagai antigen yang dihasilkan oleh Streptococcus grup A.
Dengan demikian kadar ASTO (Anti Streptolisin O) tubuh bereaksi
terhadap infeksi Streptococcus ß hemolyticus grup A yang merupakan salah
satu penyebab infeksi saluran pernafasan (Susanti dan Aprilia, 2019). Bila
tonsilitis kronis benar-benar disebabkan oleh Streptococcus ß hemolyticus
grup A, maka akan didapatkan ant Streptolisin O dalam serum penderita 80-
85%. Hal ini menunjukkan hasil pemeriksaan ASTO positif (Mindarti dkk,
2010).
Titer anti Streptolisin O (ASO/ASTO) merupakan pemeriksaan
diagnostik standar untuk demam rheumatik, sebagai salah satu bukti yang
mendukung adanya infeksi Streptococcus .Titer ASTO di anggap meningkat
apabila mencapai 250 unit Tood pada orang dewasa atau 333 unit Todd pada
anak-anak diatas usia 5 tahun, dan dapat dijumpai pada sekitar 70 % sampai
80 % kasus “demam rheumatik akut”. Sebagian besar dari strain-strain
serologik dari Streptococcus Group A menghasilkan dua enzim hemolitik
yaitu Streptolisin O dan S. Di dalam tubuh penderita, Streptolisin O akan
merangsang pembentukan antibodi yang spesifik yaitu anti streptolisin O
(ASTO) sedangkan yang dibentuk Streptolisin S tidak spesifik (Ekah, 2015).
Antibodi Streptolysin-O (ASO) dapat dideteksi melalui pemeriksaan
dengan ASO Latex Test Kit yang menggunakan metode aglutinasi. Prinsip
pemeriksaan ialah reaksi antara antibodi Anti Streptolisin-O dengan antigen
Streptolisin-O yang dilekatkan pada lateks ditunjukkan dengan adanya
aglutinasi. Pemeriksaan ASO latex ini dapat dilakukan dengan 2 macam
metode tes yaitu kualitatif (tes penyaringan/skrining) dan tes semi-
kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan membuat suspensi latex
dicampur dengan serum dengan kadar meningkat, kemudian aglutinasi
terjadi dalam waktu 2 menit. Sedangkan metode uji semi-kuantitatif dapat
dilakukan dengan cara yang sama sebagai uji kuantitatif dengan
menggunakan pengenceran serum dalam garam, garam buffer fosfat atau
garam glisin.
Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar dapat
menyebabkan aglutinasi dengan ASO, maka streptolisin O perlu dibalutkan
pada partikel-partikel tertentu. Partikel yang sering dipakai yaitu partikel
lateks. Sejumlah tertentu Streptolisin O (yang dapat mengikat 200 IU/mL
ASO) ditambahkan pada serum penderita sehingga terjadi ikatan
Streptolisin O- Anti Streptolisin O (SO-ASO). Tes aglutinasi latex hanya
dapat mendeteksi ASO dengan titer di atas 200 IU/mL (Handojo, 1982).
Level yang dapat dideteksi dari 200 IU/ml antibodi ASO biasanya
dipandang sebagai batas atas yang normal karena kurang 15 – 20% dari
orang-orang sehat menunjukkan titer yang lebih tinggi dari 200 IU/ml saat
serum mereka diujikan. Dalam kasus bayi-bayi yang baru dilahirkan pada
awalnya mereka memiliki titer di atas level di atas ibunya karena IgG yang
didapat saat kelahiran, namun level ini akan menurun drastis selama
minggu-minggu awal sejak kelahiran (Naully dan Gina, 2018).
Level ASO normal pada balita biasanya kurang dari 100 IU/ml namun
level ini meningkat seiring dengan usia, meningkat saat usia sekolah dan
menurun saat usia dewasa. Peningkatan titer ASO umumnya terjadi pada 1 –
4 minggu setelah permulaan infeksi dengan β-hemolytic streptococci Group
A. Saat infeksi mulai menghilang, titer akan menurun dan kembali ke level
normal dalam 6 bulan. Jika titer tidak menurun, mungkin ada infeksi kronis
yang muncul kembali (Naully dan Gina, 2018).

C. Prosedur Pemeriksaan
1. Pra Analitik
a) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b) Persiapan Sampel
Spesimen yang digunakan adalah sampel serum. Dilakukan
sampling untuk mendapatkan darah vena terlebih dahulu,
kemudian darah vena dibiarkan membeku untuk selanjutnya
dilakukan sentrifugasi.
c) Metode
Metode yang digunakan ialah metode Aglutinasi Latex
kualitatitif dan semi-kuantitatif
d) Persiapan Alat dan Bahan
 Alat
- Slide latar hitam/black slide test
- Mikropipet
- Tip disposable
- Stopwatch
- Tabung serologi 3 buah
- Rak Tabung
- Beaker Glass
 Bahan
- Sampel serum
- Tissue
- Pengaduk Disposable
- Larutan buffer/Saline/NaCl 0.9%
- Kit Reagen ASTO

Reagen Lateks Kontrol Positif Kontrol Negatif


 LR (Reagen Lateks) : suspensi partikel latex
polistirene yang diikatkan dengan LSO dalam
buffer pestabil (dilapisi antigen streptolisin O)
 PC (Positif Kontrol) : serum yang mempunyai titer
lebih tinggi dari 200 Iu/ml (serum positif,
mengandung antibodi ASTO)
 NC (Negatif Kontrol) : serum yang mempunyai
titer lebih rendah dari 200 Iu/ml (serum negatif,
tidak mengandung antibodi ASTO)

2. Analitik
a) Prinsip Pemeriksaan
Reagen ASTO Direct Latex adalah sebuah suspensi partikel
latex polistirene yang telah disensitivitasi dengan streptolisin-O.
Ketka reagen di campur dengan serum yang mengandung antibodi
anti-LSO, terjadi sebuah reaksi Ag-Ab yang dapat dilihat secara
visual karena timbulnya aglutinasi.
Uji ASO-Latex merupakan uji penggumpalan (aglutinasi)
untuk mendeteksi secara langsung dan semi-kuantitatif dari anti-
streptolisin (ASO). Antigen, yaitu berupa suspensi partikel lateks
yang dilapisi dengan streptolisin O, akan teraglutinasi pada
antibodi spesifik yang terdapat pada serum pasien dengan infeksi
Streptococcus β-haemoliticus (grup A dan C).

b) Cara Kerja
Uji Kualitatif
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Menggoyangkan reagen lateks untuk menghomogenkan
partikel lateks
3) Meletakkan 1 tetes kontrol negatif ke atas lingkaran
pertama pada slide, 1 tetes serum yang tidak diencerkan
pada lingkaran kedua serta 1 tetes kontrol positif pada
lingkaran ketiga.
4) Menambahkan 1 tetes reagen latex ke atas tiga lingkaran
tersebut.
5) Melebarkan campuran reagen dan serum ke seluruh area
lingkaran menggunakan batang pengaduk disposable.

Uji Semi-Kuantitatif
1) Menambahkan buffer saline (NaCl fisiologis 0,9%)
sejumlah 100 ul menggunakan mikropipet ke dalam
Empat tabung berbeda
2) Menambahkan 100 ul serum ke dalam tabung reaksi
pertama (pengenceran ½) lalu dihomogenkan
3) Memipet 100 ul campuran pada tabung reaksi pertama ke
dalam tabung reaksi kedua (pengenceran ¼) dan
dihomogenkan
4) Memipet 100 ul campuran pada tabung reaksi kedua ke
dalam tabung reaksi 3 dan dihomogenkan
5) Memipet 100 ul campuran pada tabung reaksi ketiga ke
dalam tabung reaksi 4 dan dihomogenkan
6) Memipet masing-masing sebanyak 50 ul campuran pada
empat tabung reaksi tersebut ke atas 4 lingkaran berbeda
pada slide
7) Menambahkan satu tetes positif control pada lingkaran
slide ke-5
8) Menambahkan satu tetes positif control pada lingkaran
slide ke-6
9) Menambahkan satu tetes reagen latex pada enam lingkaran
tersebut. Keduanya dilebarkan hingga batas lingkaran
menggunakan batang pengaduk disposable
10) Slide digoyangkan ke depan belakang selama 2 menit.
11) Membaca hasil segera setelah 2 menit
12) Hasil akhir/titer ditentukan dari pengenceran tertinggi
yang masih menunjukkan hasil positif.

3. Pasca Analitik
a) Interpretasi Hasil
Interpretasi Hasil Uji Kualitatif
 Positif ( + ) = Terbentuk aglutinasi dalam waktu 3 menit.
 Negatif ( - ) = Tidak terbentuk aglutinasi dalam 3 menit.

Interpretasi Hasil Uji Semi-Kuantitatif

No
Pengenceran Titer IU/mL
.
1. ½ 400
2. ¼ 800
3. 1/8 1.600
4. 1/16 3.200

Nilai normal : dewasa 200 IU/mL

 Jika terjadi aglutinasi mengindikasikan bahwa


serum sampel terdapat kadar ASO melebihi dari
200 IU/mL
 Pengenceran yang paling tinggi dari sampel yang
menunjukkan aglutinasi dianggap sebagai ahsil
akhir
 Untuk menentukan konsentrasi ASTO, dikalikan
titer dengan konversi 200.
Misalkan:
titer ASTO = ½ maka konsentrasi ASTO adalah
2 × 200 = 400 IU/mL
b) Hasil Pengamatan
Uji Kualitatif
 Negatif ( - ) tidak terbentuk aglutinasi.
Gambar Hasil :

dokumentasi hasil
pemeriksaan
Keterangan
1 : Kontrol Negatif → tidak terjadi aglutinasi
2 : Sampel Serum → tidak terjadi aglutinasi
3 : Kontrol Positif→ terjadi aglutinasi

Uji Semi-Kuantitatif
 Negatif ( - ) tidak terbentuk aglutinasi.
Gambar Hasil :

dokumentasi hasil pemeriksaan


Keterangan
Pengenceran ½ → tidak terjadi aglutinasi
Pengenceran ¼ → tidak terjadi aglutinasi
Pengenceran 1/8 → tidak terjadi aglutinasi
Pengenceran 1/16 → tidak terjadi aglutinasi
D. Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan Anti Streptolisin O (ASO/ASTO) yang
dilakukan pada sampel serum darah praktikan, dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat antibodi SLO didalam serum pasien yang ditandai dengan
tidak terbentuknya aglutinasi/gumpalan saat direaksikan dengan reagen
latex baik pada metode kualitatif maupun metode semikuantitatif. Maka dari
itu, kadar ASO dari pasien yaitu normal < 200 IU/mL.
Adapun kelebihan dari pemeriksaan ASTO adalah proses pengerjaan
yang mudah dan murah, harga relatif lebih murah, dan teknik pembacaan
hasilnya cukup mudah. Sedangkan kekurangannya adalah Tes aglutinasi
latex memiliki sensitivitas yang sedang. Tes ini hanya dapat mendeteksi
ASO dengan titer di atas 200 IU/mL. Selain itu, tes ini juga memerlukan
keterampilan dan ketelitian yang tinggi agar tidak diperoleh hasil yang
positif atau negatif palsu.
Reaksi tes harus segera di homogenkan selama 2 menit. Pembacaan
hasil yang terlambat dapat menghasilkan hasil positif yang keliru. Pasien
yang menjalani terapi penisilin dan antibiotik yang lain dpaat menekan
proses peningkatan dalam titer ASO. Hasil positif palsu dapat diperoleh
dalam kondisi seperti periode awal akut rheumatoid arthritis, demam
berdarah, radang amandel, dan beberapa infeksi Streptococcus .

E. Daftar Pustaka
Aini F., Djamal A., & Usman, E. 2016. Identifikasi Carrier Bakteri
Streptococcus ß hemolyticus Group A pada Murid SD Negeri 13
Padang Berdasarkan Perbedaan Umur dan Jenis Kelamin. Jurnal
Kesehatan Andalas. 5(1):1-6
Fusvita, A., & Susanti. 2017. Gambaran Pemeriksaan Anti Streptolisin O
(ASTO) Pada Penderita Penyakit Jantung di RSUD Kota Kendari.
Jurnal Vol 2(2): 80-85.
Handojo, I. 1982. Serologi Klinik. Surabaya: Fakultas Kedokteran UNAIR.
Mindarti F., Rahardjo PS., Kodrat L., & Sulaiman BA. 2010. Hubungan
antara Kadar Anti Streptolisin-O dan Gejala Klinis pada Penderita
Tonsilitis Kronis. Jurnal Kedokteran Yarsi 2013. 18 (2) : 121-128 .
Naully, P.G., & Gina, K. 2018. Panduan Analisis Laboratorium
Imunoserologi D3 Teknologi Laboratorium Medik. Cimahi: Stikes
Jenderal Achmad Yani.

Anda mungkin juga menyukai