Anda di halaman 1dari 19

BAB I

TES ANTI STREPTOLISIN O

1.1 Prosedur
1.2 Interpretasi Hasil
Dewasa / lanjut usia : ≤160 Todd units / mL
Anak-Anak
 Newborn : serupa dengan nilai ibu
 6 bulan-2 tahun : ≤50 Todd units / mL
 2-4 tahun : ≤160 Todd units / mL
 5-12 tahun : 170-330 Todd unit / mL

Hasil reaksi ASTO positif ditandai dengan terbentuknya aglutinasi


setelah pencampuran (homogenisasi antara serum sampel dan reagen
ASTO) dalam 2 menit, dan hasil negatif menunjukkan tidak terjadi
aglutinasi setelah dilakukan pencampuran (homogenisasi antara
serum sampel dan reagen ASTO) setelah 2 menit (Aprilianti, 2019).
1.3 Tinjauan Pustaka
Streptolisin O dihasilkan oleh antigen yang dapat menghasilkan
berbagai produk ekstraseluler yang mampu merangsang antibodi.
Antibodi itu tidak merusak kuman dan tidak mempunyai
dampak perlindungan, tetapi adanya antibodi itu dalam serum
menunjukkan bahwa di dalam tubuh baru saja terdapat
Streptococcus yang aktif. Antibodi yang dibentuk adalah
Anti Streptolisin O (ASTO) (Fusvita, 2017).
Anti Streptolisin O (ASTO) merupakan antibodi terhadap antigen
streptolisin O yang dihasilkan oleh bakteri Streptococcus ß
hemolyticus grup A. Tes serologi untuk konfirmasi infeksi
Streptococcus β hemolitikus Gruf A (GAS) dapat dilakukan
dengan menggunakan Anti-streptolisin O (ASTO). Pemeriksaan
Anti Streptolisin O (ASTO) yaitu pemeriksaan darah yang berfungsi
untuk mengetahui antibodi terhadap streptolisin O yang di hasilkan
oleh Streptococcus grup A. ASTO tetap berguna dalam diagnosis
infeksi dan komplikasi Streptococcus sebagai tindak lanjut dalam
mengevaluasi efektivitas perawatan . ASTO berguna ketika
teknik kultur tenggorokan tidak efektif atau ketika pasien sudah
meminum antibiotic (Aprilianti, 2019).
Penetapan kadar anti streptolisin O merupakan pemeriksaan
utama untuk menentukan apakah sebelumnya pernah terinfeksi oleh
Streptococcus ß hemolyticus grup A yang menyebabkan komplikasi
penyakit post Streptococcus. Infeksi yang ditimbulkan Streptococcus
ß hemolyticus grup A dapat menyebabkan berbagai macam penyakit,
seperti radang tenggorokan (tonsil), faringitis, impetigo, erysipelas,
demam nifas, demam berdarah (scarlet fever), nekrosis fitis
(necrotizing fascitis), toxic shock syndrome, septikemia (Aprilianti,
2019).
Deteksi serologis dari antibodi streptokokus membantu
menentukan infeksi sebelumnya tetapi tidak berguna untuk
mendiagnosis infeksi streptokokus akut. Infeksi akut harus
didiagnosis dengan kultur streptokokus langsung atau adanya antigen
streptokokus. Tes ASO membantu mendiagnosis beberapa kondisi
yang terkait dengan infeksi streptokokus, seperti demam rematik,
glomerulonefritis, endokarditis, dan demam berdarah. Titer yang naik
secara berurutan selama beberapa minggu lebih signifikan daripada
hasil tunggal (Fishbach, 2015).
Infeksi Streptokokus grup A bersifat unik karena dapat diikuti
oleh komplikasi nonpurulen yang serius (seperti demam rematik,
demam berdarah, atau glomerulonefritis). Tes serologi digunakan
terutama untuk menentukan apakah infeksi Streptococcus grup A
sebelumnya (faringitis, piodermia, atau pneumonia) telah
menyebabkan penyakit poststreptokokus. Penyakit poststreptokokus
ini terjadi setelah infeksi dan setelah periode laten di mana pasien
tidak menunjukkan gejala. Masa laten untuk glomerulonefritis kira-
kira 10 hari, dan untuk demam rematik kira-kira 20 hari. Antibodi ini
ditujukan untuk melawan produk ekstraseluler streptokokus yang
terutama merupakan protein enzimatik. Insiden hasil positif tertinggi
adalah selama minggu ke-3 setelah timbulnya gejala akut penyakit
poststreptokokus. Dalam 6 bulan, hanya sekitar 30% pasien yang
memiliki titer abnormal. Pada 12 bulan, kadarnya kembali normal
(Pagana, 2018).
Metode hemolitik klasik untuk menentukan titer ASO adalah tes
pertama yang dikembangkan untuk mengukur antibodi streptokokus.
Tes ini didasarkan pada kemampuan antibodi dalam serum pasien
untuk menetralkan aktivitas hemolitik streptolysin O. Titer ASO
tradisional melibatkan persiapan pengenceran serum pasien yang
ditambahkan sejumlah reagen streptolysin O yang terukur. Hal ini
diizinkan untuk digabungkan selama masa inkubasi setelah sel darah
merah reagen ditambahkan sebagai indikator. Jika terdapat cukup
antibodi, streptolysin O dinetralkan dan tidak terjadi hemolisis. Titer
dilaporkan sebagai kebalikan dari pengenceran tertinggi yang tidak
menunjukkan hemolisis. Titer ini dapat diekspresikan dalam unit
Todd (ketika standar reagen streptolysin digunakan) atau dalam unit
internasional (ketika standar internasional Organisasi Kesehatan
Dunia digunakan) (Steven, 2017)
Uji latex ASTO merupakan prosedur aglutinasi. Dikembangkan
untuk deteksi langsung semi kuantitatif secara klinis antibodi anti
streptolisin O dalam serum. Pengujian dilakukan dengan menguji
suspensi partikel lateks yang dilapisi dengan antigen O streptolisin
terhadap serum. ada atau tidak adanya aglutinasi yang terlihat,
menunjukkan ada atau tidaknya ASTO dalam sampel yang diuji
(Aprilianti, 2019).
1.4 Kesimpulan dan saran
Anti Streptolisin O (ASTO) merupakan antibodi terhadap antigen
streptolisin O yang dihasilkan oleh bakteri Streptococcus ß
hemolyticus grup A. Tes serologi untuk konfirmasi infeksi
Streptococcus β hemolitikus Gruf A (GAS) dapat dilakukan
dengan menggunakan Anti-streptolisin O (ASTO). Hasil reaksi
ASTO positif ditandai dengan terbentuknya aglutinasi setelah
pencampuran (homogenisasi antara serum sampel dan reagen ASTO)
dalam 2 menit, dan hasil negatif menunjukkan tidak terjadi aglutinasi
setelah dilakukan pencampuran (homogenisasi antara serum sampel
dan reagen ASTO) setelah 2 menit.
Saran saya untuk praktikum kali ini adalah sebaiknya video
praktikum yang dijadikan panduan untuk kami dibuat langsung oleh
asisten dosen atau dari departemen langsung atau membuka
praktikum luring dengan membatasi praktikan sebagai perwakilan.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilianti, S., Fusvita, A., Setiawan, A. (2019). Pemeriksaan Anti Streptolisin O
(Asto) Sebagai Penanda Infeksi Streptococcus Β Hematoliticus Di Rsud Kota
Kendari Dan Rsud Bahteramas. Jurnal Medika Udayana, 8(12).
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/55539/32814/

Fischbach, F. T., Dunning III, M. B. 2015. A Manual of Laboratory and Diagnostic


Tests, 9th Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer

Fusvita, A., & Susanti, S. (2017). Gambaran Pemeriksaan Anti Streptolisin O (Asto)
Pada Penderita Penyakit Jantung Di Rsud Kota Kendari. Jurnal Analis
Kesehatan Kendari, 2(1), 80-85. https://poltek-binahusada.e-
journal.id/analiskesehatankendari/article/view/27

Pagana, K. D., Pagana, T. J. 2018. Manual of Diagnostic and Laboratory Tests, Sixth
Edition. Canada : Elsevier

Stevens, C. D., Miller, L. E. 2017. Clinical Immunology and Serology: A Laboratory


Perspective, Fourth Edition. Phildelphia: F.A. Davis Company

Anda mungkin juga menyukai