DISUSUN OLEH :
GUSTI AYU RATIH WULANDARI
(211310843)
DOSEN PENGAMPU :
I GUSTI PUTU AGUS FERRY SUTRISNA PUTRA, S.ST.,M.Si
2.1. ASO/ASTO
Streptolisin O adalah suatu toksin yang terdiri protein dengan berat molekul
60.000 dalton dan aktif dalam suasana aerob. Toksin ini dapat mempengaruhi
banyak tipe sel seperti neutrofil, trombosit, dsb. yang dapat menyebabkan respon
imun. Toksin ini menyebabkan dibentuknya zat anti streptolisin O (ASO) dalam
darah jika titer ASO diatas 166, maka dapat berarti bahwa baru terjadi infeksi
streptococcus yang telah lama dengan kadar yang tinggi. Penetapan ASO
umumnya hanya memberi petunjuk bahwa telah terjadi infeksi oleh streptococcus.
Streptolisin O bersifat sebagai hemolisin dan pemeriksaan ASO umumnya
berdasarkan sifat tersebut.
1. Netralisasi/penghambat hemolisis
Streptolisin O dapat menyebabkan hemolisis dari sel darah merah, akan
tetapi bila Streptolisin O tersebut di campur lebih dahulu dengan serum
penderita yang mengandung cukup anti-Streptolisin O sebelum di
tambahkan pada sel darah merah, maka Streptolisin O tersebut akan di
netralkan oleh ASO sehingga tidak dapat menimbulkan hemolisis lagi.
Pada tes ini serum penderita di encerkan secara serial dan di tambahkan
sejumlah Streptolisin O yang tetap (Streptolisin O di awetkan dengan
sodium thioglycolate). Kemudian di tambahkan suspensi sel darah merah
5%. Hemolisis akan terjadi pada pengenceran serum di mana kadar/titer
dari ASO tidak cukup untuk menghambat hemolisis tidak terjadi pada
pengenceran serum yang mengandung titer ASO yang tinggi.
2. Aglutinasi pasif
Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar dapat menyebabkan
aglutinasi dengan ASO, maka Streptolisin O perlu disalutkan pada
partikel-partikel tertentu. Partikel yang sering dipakai yaitu partikel lateks.
Sejumlah tertentu Streptolisin O (yang dapat mengikat 200 IU/ml ASO) di
tambahkan pada serum penderita sehingga terjadi ikatan Streptolisin O –
anti Strepolisin O (SO – ASO).
Bila dalam serum penderita terdapat ASO lebih dari 200 IU/ml, maka sisa
ASO yang tidak terikat oleh Streptolisin O akan menyebabkan aglutinasi
dari streptolisin O yang disalurkan pada partikel – partikel latex . Bila
kadar ASO dalam serum penderita kurang dari 200 IU / ml , maka tidak
ada sisa ASO bebas yang dapat menyebabkan aglutinasi dengan
streptolisin O pada partikel – partikel latex.
Tes hambatan hemolisis mempunyai sensitivitas yang cukup baik ,
sedangkan tes aglutinasi latex memiliki sensitivitas yang sedang. Tes
aglutinasi latex hanya dapat mendeteksi ASO dengan titer di atas 200
IU/ml.
3. Demam Rematik
Demam rematik adalah suatu penyakit sistematis yang disebabkan oleh
infeksi streptokokus grup A. Penyakit demam rematik diawali dengan
infeksi bakteri Streptococcus beta-hemolyticus golongan A pada
kerongkongan. Infeksi ini menyebabkan penderita mengeluh nyeri
kerongkongan dan demam.
Jika infeksi tidak segera diobati, bakteri Streptococcus yang ada akan
melakukan perlengketan yang kuat (adherence) di daerah sekitarnya dan
merangsang pengeluaran antibodi (Ig-G). Antibodi yang dihasilkan akan
mengikat kuman Streptococcus dan membentuk suatu kompleks imun dan
akan menyebar ke seluruh tubuh, terutama ke jantung, sendi, dan susunan
saraf. Jantung juga merupakan organ sasaran dan merupakan bagian yang
kerusakannya paling serius.
Demam rematik mulai bisa diindikasikan jika penderita beberapa minggu
kemudian mengalami keluhan yang lebih spesifik dan serius seperti: nyeri
kerongkongan, demam, kesulitan makan dan minum, lemas, sakit kepala,
dan batuk, serta yang berkaitan dengan sendi, jantung, dan saraf.
BAB III
METODOLOGI
3.2.Prosedur Kerja
A. Pemeriksaan Kualitatif
Tujuan Pemeriksaan : Untuk menentukan ada atau tidaknya antibodi
terhadap Streptococus β hemolyticus yang dikenal dengan nama Anti
Steptolisin O (ASTO)
Reagen : Radox ASO Reagen
1) Latex yang telah dilekati dengan streptolysin O
2) Kontrol Positif
3) Kontrol Negatif
Alat :
1) Lempeng kaca / slide
2) Mikropipet 50 ul
3) Tip kuning
4) Batang pengaduk
5) Rotator
Cara Kerja :
1) Letakkan slide pada bidang horizontal dan rata
2) Botol reagen berisi latex digoyangkan perlahan agar latex homogen
3) Ambil 50 ul latex dan diteteskan ke dalam slide
4) Slide 1 titeteskan 1 tetes kontrol positif dan 50 ul latex
5) Slide 2 diteteskan 1 tetes kontrol negativedan 50 ul latex
6) Slide 3 , 4, 5, 6 diteteskan sampel serum dan 50 ul latex
7) Campurkan kontrol dan serum yang telah diteteskan 50 ul dengan
menggunakan batang pengaduk secara perlahan sampai homogen
8) Goyangkan slide pada rotator secara perlahan kurang lebih 5 menit
9) Baca hasil dengan melihat ada atau tidaknya aglutinasi
Hasil Pengamatan
Interspretasi Hasil
A. Pemeriksaan Semikuantitatif
Tujuan Pemeriksaan : Menentukan kadar antibodi terhadap
streptococcus β hemolyticus secara semikuantitatif
Reagen : Radox ASO Reagen
1) Latex yang telah dilekati dengan streptolysin O
2) Kontrol Positif
3) Kontrol Negatif
4) Na Glycine Buffer
Alat :
1) Lempeng kaca / slide
2) Tabung reaksi dan rak tabung
3) Mikropipet 50 ul
4) Tip kuning
5) Batang pengaduk
6) Rotator
Cara Kerja :
1) Siapkan 3 tabung reaksi dengan rak tabung
2) Masukkan tabung 1,2,3 berturut-turut NaCl 0,9 % dengan volume
0,5 cc ; 1 cc; dan 1,5 cc
3) Kemudian masukkan 0,5 cc serum ke dalam tabyng 1,2,3
Hasil Pengamatan
Interspretasi Hasil
Interpretasi hasil adalah pengenceran tertinggi yang masih memberikan
hasil positif aglutinasi dikalikan dengan batas deteksi sebagai faktor
perkalian yaitu 200 IU/Ml.
Contoh perhitungan :
- Serum No 3 Positif titer 3 x 200 IU/mL = 600 IU/mL
- Plasma No 6 Positif titer 3 x 200 IU/mL = 600 IU/mL
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.Pembahasan
Langkah pertama adalah memasukkan 100 µ buffer saline ke dalam empat buah
tabung serologis dalam hal ini,tabung 1 berfungsi untuk pengenceran 1/2, tabung
2 untuk pengenceran 1/4, tabung 3 untuk pengenceran 1/8 dan tabung 4 untuk
pengenceran 1/16. Tabung yang digunakan harus bersih agar tidak terjadi
kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan yang menyebabkan hasil palsu.
Selain itu, dalam pemindahan reagen harus melewati dinding tabung agar tidak
terjadi letupan atau hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian dimasukkan 100 µ
serum ke dasar tabung 1 sebagai pengenceran 1/2 untk menghindari terjadinya
gelembung udara dan dihomogenkan menggunakan mikropipet yang sama. Lalu
diambil 100 µ campuran 1 ke tabung 2 dan dilakukan hal yang sama hingga
tabung ke-4. Pada tabung 4, diambil 100 µ campuran dan dibuang. Lalu diambil
50 µ campuran 1 dan diteteskan ke atas slide test lalu ditambahkan 1 tetes reagen
ASTO latex. Diomogenkan selama 5 detik dan digoyangkan selama 2 menit
kemudian dibaca hasilnya. Pada praktikum, ditemukan aglutinasi (+), sehingga
dilanjutkan dengan memipet 50 µ campuran 2,3 dan 4 ke slide test. Ditambahkan
1 tetes reagen ASTO latex ke masing-masing campuran tadi, lalu dihomogenkan
dan digoyangkan sama seperti campuran 1. Berdasarkan praktikum,di dapatkan
hasil aglutinasi (+) pada pengenceran 1/2,1/4 dan 1/8 dan hasil negatif pada
pengenceran 1/16. Dalam penentuan kadar titer antibodi ASTO dilakukan dengan
mengalikan pengenceran terendah yang masih positif dengan 200 IU/ml.