TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
et al 2013).
yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Stroke yaitu suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
10
11
(Batticaca, 2008)
penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat
dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak
yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-
2.1.2 Etiologi
1. Trombosis cerebral
terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini
a. Atherosklerosis
trombosis
kepingan thrombus.
b. Hypercoagulasi
2. Emboli
oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal
emboli:
(RHD)
b. Myokard infark
c. Fibrilasi
3. Hemoragik
vena
4. Hipoksia Umum
5. Hipoksia Setempat
2.1.3 Patofisiologi
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai
oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin
lambat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan
spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan
thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik atau darah dapat beku pada area
15
yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Thrombus
dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran
darah.
Thrombus mengakibatkan:
bersangkutan
area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau
tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh
thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh
darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada
pembuluh darah
pecah atau reptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur
ireversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi
dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel
struktur peka nyeri, sehingga timbul nyeri kepala hebat, sering pula
sampai 70% akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia,
2018)
18
berkurang.
b. Penyakit Jantung
stroke.
c. Diabetes Militus
lebih kaku atau tidak lentu. Hal ini terjadi karena adanya
d. Obesitas
e. Merokok
a. Usia
secara alamiah.
b. Jenis kelamin
merokok.
c. Riwayat keluarga
d. Perbedaan Ras
c. Diplopia
Penglihatan
ganda
2. Defisit Motorik
a. Hemiparese
berlawanan)
21
b. Ataksia
yang luas
3) Disastria
4) Disfagia
3. Defisit Verbal
a. Afasia ekspresif
b. Afasia reseptif
c. Afasia global
4. Defisit Kognitif
perubahan penilaian
5. Defisit emosional
22
1. Head CT Scan
jantung berkontraksi.
stroke.
3. Ultrasonografi Dopller
4. Pemeriksaan Laboratorium
2) INR, APTT
3) Serum elektrolit
4) Gula darah
1) Protein C, S, ST III
2) Cardioplin antibodies
3) Hemocytein
5) CSF
25
2.1.6 Komplikasi
Distritmia.
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan umum
dan natrium.
2) Terapi oksigen
EKG
antikoagulan
b. Fase Rehabilitaasi
c. Pembedahan
d. Terapi Obat
3) Antikolvusan : fenitoin
28
2.1.9 PATHWAY
Penimbunan lemak/kolesterol yangMenjadi
meningkat
Lemak
kapur/me
dalam
yangngandun
darah
sudah nekrotik
g kolestero l denga
)
Faktor pencetus/etiologi
Thrombus/emboli di cerebral
Aliran darah
Stroke hemoragik Kompresi jaringan otak
Stroke non hemoragik
Eritrosit bergumpal, endotel
Heriasi
Suplai darah dan Cairan plasma hilang
Proses metabolisme
O2 ke otak dalam otak
terganggu Edema cerebral
Peningkatan TIK
Resiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan
otak Gangguan rasa nyaman
Arteri carotis interna Arteri vertebra basilaris Arteri cerebri medis
Disfungsi N.II
Kerusakan N.I(olfaktorius), N.II(optikus),
Kerusakan
N.IV(troklearis),
neurocerebrospinal
N.XII(hipoglosus)
N.VII(fasialis), N.IX(glosofaringeus)
Disfungsi N.XI (assesoris
Penurunan Penurunan
aliran darah fungsi motorik
ke Perubahan Control otot dan
ketajaman sensori, facial/oral muskuluskeleta
Penurunan penghidu, menjadi lemah
kemampuan penglihatan, dan Kelemahan
retina untuk pengecap pada
menangkap satu/keempat
29
Refluks
Luka dekubitus
Kerusakan integritas kulit
Disfagia
Gangguan menelan
Anoreksia
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
perilaku klien sebagai suatu system adaptif yang berhubungan dengan masing-
masing model adaptasi: fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan ketergantungan.
Oleh karena itu pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku, yaitu
1. Identitas Pasien
besar resiko terjadinya stroke, hal ini terkait dengan degenerasi (penuaan)
laki-laki cenderung beresiko lebih besar mengalami stroke. Ini terkait bahwa
bangsa atau RAS (fakta terbaru menunjukkan bahwa stroke pada orang
Afrika-Karibia sekitar dua kali lebih tinggi daripada orang non-Karibia. Hal
ini dimungkinkan karena tekanan darah tinggi dan diabetes militus lebih
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
pada saat sakit dan harus dibawa ke rumah sakit untuk penangan
kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat
penurunan kesadaran.
separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain. Sedangkan pada
klien yang berhubungan dengan penyakit saat ini atau penyakit yang
fisik dan intelektual saat ini. Data ini penting untuk menentukan
33
(Muttaqin, 2008)
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
36,5°C
lemah
cowong.
atau normal.
tiroid
9) Pemeriksaan Thorax:
Dada :
P: sonor
Jantung:
V P: redup
A: reguler
P: tympani
a) Nervus Olfaktorius
sabun, jeruk.
kapitis.
tajam
2008)
b) Nervus Opticus
(Nursalam, 2011)
c) Nervus Okulomotorius
2014)
d) Nervus Traklearis
(Widagdo, 2008)
e) Nervus Trigeminus
sensorik.
39
sekuat mungkin
f) Nervus Abdusen
g) Nervus Facialis
ynag lumpuh.
Pemeriksaan sensorik:
h) Nervus Audiotorius
i) Nervus Glosofaringeus
j) Nervus Vagus
k) Nervus Aksesoris
l) Nervus Hipoglosus
resepsi, kacau.
44
mengantung.
tidak merespon.
respon motorik.
45
berikut:
2 Percakapan membingungkan 4
a. Reflek fisiologis
anggota gerak.
sebagai berikut:
1. Reflek Biceps
2. Reflek Triceps
3. Reflek Brachioradialis
4. Reflek Pattela
5. Reflek Achiles
b. Reflek Patologis
2. Reflek Babinski
3. Reflek Chaddok
50
seperti babinski)
4. Reflek Schaeffer
2014)
5. Reflek Oppenhiem
2012).
6. Reflek Gordon
7. Reflek Rosolimo
2013).
8. Reflek Bechtrew
1. Pemeriksaan diagnostik
a. CT-Scan
c. Angiografi Serebri
memanfaatka x-ray.
d. USG Doppler
berkontraksi.
f. Fungsi Lumbal
serebrospinal.
hipoglosus.
54
3. Nyeri akut
mobilitas fisik.
menggunakan
informasi
7. Mampu
mengontrol respon
ketakutann dan
kecemasan
terhadap ketidak
mampuan berbicara
8. Mampu
mengkomunikasika
n kebutuhan
dengan lingkungan
sosial
57