PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta gambaran tentang protozoa yang hidup dalam tubuh manusia yaitu
Giardia lambia.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Klasifikasi/Nomen Klatur dari Giardia lamblia?
2. Bagaimana Struktur dari Giardia lamblia?
3. Bagaimana Reproduksi dari Giardia lamblia?
4. Bagaimana Siklus Hidup dari Giardia lamblia?
5. Bagaimana Cara Penularan dari Giardia lamblia?
6. Bagaimana Gejala Klinik/Patologi dari Giardia lamblia?
7. Bagaimana Cara Mendiagnosa dari Giardia lamblia?
8. Bagaimana Pengobatan & Pencegahan dari Giardia lamblia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran
pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun
1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia
intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan manusia,
protozoa flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-
berang, rusa dan domba.
Giardia lamblia memiliki 2 stadium, yaitu stadium trofozoit dan stadium kista.
3
Tropozoit Giardia lamblia berbentuk bilateral simetris seperti buah jambu monyet,
bagian anterior tampak membulat dan bagian posterior meruncing.Ukuran panjangnya
10-20 mikron dengan diameter 7-10 mikron.Di bagian anterior terdapat sepasang inti
berbentuk oval.Di bagian ventral anterior terdapat dua batang batil isap (parabasal)
berbentuk seperti cakram cekung yang berfungsi untuk perlekatan di permukaan sel
epithel usus.Tropozoit mempunyai 8 flagel, sehingga bersifat motil. Giardia lamblia
tidak mempunyai mitokondria, peroxisome, hydrogenisomes, atau organel subseluler
lain untuk metabolisme energi.
4
Trofozoit mulai berkembang biak setelah mereka melekat pada usus.
Reproduksi terjadi melalui pembelahan biner, jenis reproduksi aseksual melalui
pembelahan sel.
Habitat
G.lamblia ditemukan di tanah, air makanan,atau permukaan yang telah
terkontaminasi tinja dari manusia yang terinfeksi atau hewan. G.lamblia bisa berasal
dari air yang terkontaminasi yang meliputi air yang tidak direbus, disaring, atau
didesinfeksi dengan bahan kimia.
4. Siklus Hidup
Dalam siklus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium
trofozoit yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium
infektif yang keluar ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air
minum dan makanan yang terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu
merupakan awal dari infeksi.Setelah melewati gaster, kista menuju usus
halus.Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi melalui
pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8 jam.Trofozoit menempel pada
mukosa duodenum dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya.Enkistasi
terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar.Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan
pada feses penderita giardiasis.Kedua hal tersebut dapat dijadikan alat untuk
mendiagnosis penyakit giardiasis.Di luar tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan
dalam bentuk kista dan dalam lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3 bulan.
5
Ket : Siklus Hidup Giardia
6
dimungkinkan.Hewan juga bisa terinfeksi Giardia, dan berang-berang telah dikaitkan
dengan wabah giardia, meskipun tidak pasti.
6. Gejala Klinik/Patologi
Gejala klinik pada anak serupa dengan pada orang dewasa.Konsekwensi yang
paling sering dilaporkan dan berpotensi menjadi serius adalah insufisiensi nutrisi pada
bayi dan anak.Insufisiensi nutrisi dapat memiliki efek buruk pada pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan anak.
Gejala giardiasis diantaranya ;
Diare
Rasa tidak nyaman di perut
Buang gas yang berlebihan (berbau busuk)
Bersendawa dengan bau seperti belerang yang menyebabkan seseorang ingin
mual dan muntah
Steatorrhoea (feses berwarna pucat,berbau busuk dan licin)
Nyeri pada daerah epigastic (antara dada dan perut)
Perut sering kembung
Kurang nafsu makan
Mungkin (jarang) muntah-muntah yang banyak
Kehilangan berat badan
Pus, lendir dan darah yang tidak biasa pada feses
Di dalam tubuh yang sehat, biasanya tubuh dapat membatasi infeksi secara alami.
Sedangkan pada pasien yang immunocompromised (kekurangan kekebalan tubuh),
infeksi dapat berlangsung lama. Orang yamg mengalami giardiasis berulang
umumnya memiliki kekurangan IgA, dan dapat berkembang menjadi penyakit kronis.
Kekurangan lactase juga dapat mengembangkan suatu infeksi giardia, namun ini
biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa minggu dan pemulihan penuh akan
terjadi kemudian.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa Giardiasis harus dianggap sebagai
penyakit kekurangan vitamin B12, ini akibat dari masalah-masalah yang
disebabkannya di dalam sistem penyerapan usus.
8
Diagnosa definitif terhadap giardia lamblia ditegakkan melalui pemeriksaan
mikroskopik dengan menemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer atau bentuk kista
dalam tinja padat. Bentuk tropozoit hanya dapat ditemukan dalam tinja segar. Dalam
sediaan basah dengan larutan iodine atau dalam sediaan yang dipulas dengan trikrom,
morfologi giardia lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari protozoa
lainnya.Pemeriksaan lainnya yang dapat digunakan untuk mendiagnosis giardiasis
adalah pengumpulan dan pemeriksaan cairan dari duodenum atau biopsi dari usus
kecil, tetapi memerlukan tes yang melibatkan biaya dan ketidaknyamanan. Tes string
adalah metode yang lebih nyaman untuk mendapatkan sampel cairan duodenum.
Untuk tes string, kapsul gelatin yang berisi string longgar tenunan ditelan, kemudian
mucus usus yang menempel pada kapsul dapat diperiksa secara mikroskopik.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Giardia lamblia (identik dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis)
adalah protozoa parasit yang membentuk koloni dan bereproduksi di usus
kecil, menyebabkan giardiasis (infeksi usus kecil).
2) Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat
pula menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.
3) Giardia lamblia memiliki 2 stadium, yaitu stadium trofozoit dan stadium
kista. Reproduksi terjadi melalui pembelahan biner, jenis reproduksi aseksual
melalui pembelahan sel.
4) Gejala yang terjadi yaitu diare, Buang gas yang berlebihan (berbau busuk),
Steatorrhoea (feses berwarna pucat,berbau busuk dan licin) ,Perut sering
kembung ,Kurang nafsu makan dll.
5) Giardiasis dapat diobati dengan obat pilihan adalah tinidazol dengan dosis
tunggal 2 gram pada orang dewasa atau 30-35 mg/kg pada anak. Selain itu
giardiasis juga dapat diobati dengan metronidazole, kuinakrin, furazolidon
atau nitazoxanide.
B. Saran
Pencegahan infeksi parasit ini terutama dengan memperhatikan hygiene
perorangan, keluarga, dan kelompok., dengan menghindari air minum yang
terkontaminasi dan Penyediaan makanan yang bersih dan baik
11
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, A., and T. E. Nash. 1988. Antigenic variation of Giardia lamblia in vivo.
Infect. Immun. 45:700-707.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/Giardia.html
12