DISUSUN OLEH :
GUSTI AYU RATIH WULANDARI
(211310843)
DOSEN PENGAMPU :
PUTU AYU PARWATI, S.ST.,M.Si
B. TUJUAN :
Pemeriksaan urine bertujuan untuk menunjang diagnosis kelainan di luar ginjal
seperti kelainan metabolism karbohidrat, fungsi hati, gangguan keseimbangan
asam basa, kelainan ginjal, dan saluran kemih seperti infeksi traktus urinarius.
C. PRINSIP :
Urine mengandung elemen-elemen sisa hasil metabolism didalam tubuh,
elemen tersebut ada yang secara normal dikeluarkan secara bersama-sama urine
tetapi ada pula dikeluarkan pada keadaan tertentu. Elemen-elemen tersebut
dapat dipisahkan dari urine dengan jalan dicentrifuge. Elemen akan mengendap
dana endapan dilihat dibawah mikroskop.
D. DASAR TEORI :
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga hemostatis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh
melalui uretra (Gandasoebrata, 2007).
a. Ciri-Ciri Urine normal
Jumlah urin normal rata-rata adalah 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda
sesuai dengan jumlah cairan yang dimasukkan. Banyaknya bertambah pula
bila terlampau banyak protein yang dimakan, sehingga tersedia cukup
cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya. Urin yang normal
warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya
sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6, berat jenisnya berkisar
dari 1003 sampai 1030, jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung
dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya. Warna bening muda
apabila dibiarkan akan menjadi keruh, warna kuning tergantung dari
kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya. Bau khas air kemih bila
dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak (Gandasoebrata, 2007).
Urinalisis merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium yang memeriksa
senyawa-senyawa yang terkandung di dalam urin. Pemeriksaan tersebut
meliputi pemeriksaan makroskopis, pemeriksaan mikroskopis dan
pemeriksaan kimia.
Manfaat pemeriksaan urinalisis antara lain:
• Diagnostik infeksi saluran kemih
• Pemeriksaan batu ginjal
• Pemeriksaan ginjal
• Skrining kesehatan
• Evaluasi berbagai penyakit ginjal
• Memantau perkembangan penyakit ginjal
BAHAN
F. PROSEDUR KERJA
1. Menghomogenkan sampel urin terlebih dahulu, kemudian dipindahkan ke
dalam tabung centrifuge sebanyak 10 ml.
2. Mengcentrifuge dengan kecepatan relative rendah (sekitar 1500-2000 rpm)
selama 5 menit
3. Tabung dibalik dengan cepat (decanting) untuk membuang supernatant
sehingga tersisa endapan kira-kira 0,2 – 0,5 ml
4. Meneteskan endapan keatas objek glass dan ditutupi dengan cover glass
5. Endapan pertama kali dipertiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran
rendah menggunakan lensa objektif 10x, disebut lapang pandang lemah (
LPL ) atau low power field (LPF) untuk mengidentifikasi benda-benda
besar seperti silinder dan Kristal
6. Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan dengan kekuatan tinggi menggunakan
lensa objektif 40x, disebut lapang pandang kuat (LPK) atau high power field
(HPF) untuk mengidentifikasi sel (eritrosit, leukosit, epitel), ragi, bakteri,
trichomonas, filament lender, sel sperma. Jika identifikasi silinder atau
Kristal belum jelas, pengamatan dengan lapang pandang kuat juga dapat
dilakukan.
G. NILAI NORMAL DAN INTERPRETASI
Keterangan :
• Khusus untuk kristal kalsium oksalat : + masih dinyatakan normal, ++ dan
+++ sudah dinayatakan abnormal.
H. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan praktikum Pemeriksaan Sedimen Urin yang dilaksanakan hari
Selasa 16 Oktober 2022 di Laboratorium Patologi Klinik RSUD Kabupaten
Buleleng, di dapatkan hasil di bawah ini :
Identifikasi Sampel 1.
Nama : Pasien A
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Sampel : Urin
Viskositas : Cair
Warna : Kuning Keruh
Makroskopis
Hasil Satuan Nilai Normal
Volume Urine 30 mL
Kimia
Mikroskopis
Identifikasi Sampel 2.
Nama : Pasien B
Umur : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Sampel : Urin
Viskositas : Cair
Warna : Kuning Agak Keruh
Makroskopis
Hasil Satuan Nilai Normal
Volume Urine 30 mL
Mikroskopis
Nama : Pasien C
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jenis Sampel : Urin
Viskositas : Cair
Warna : Kuning Keruh
Makroskopis
Hasil Satuan Nilai Normal
Volume Urine 30 mL
Kimia
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urine adalah suatu larutan
kompleks yang mengandung bahan-bahan organik dan anorganik sisa dari
metabolisme tubuh yang di filtrasi oleh gamerolus ginjal dan dikeluarkan dari tubuh
melalui saluran kemih. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga hemostatis
cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung
kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Gandasoebrata, 2007).
• Golongan organik yang berasal dari suatu organ atau jaringan contohnya :
Sel epitel, silinder, leukosit, eritrosit, spermatozoa, potongan-potongan
jaringan, bakteri, jamur, dan parasit.
• Golongan anorganik yaitu bahan yang berassal dari suatu jaringan
contohnya : bahan amorf, Kristal-kristal dalam urin.
Pembentukan urin di dalam nefron melalui 3 fase yaitu; pertama, ultrafiltrasi yang
menghasilkan urin primer. Kedua, reabsorpsi komponen-komponen bermolekul
kecil. Ketigasisa dari penyerapan dialirkan kepapila renalis dan diekskresikan.
Oliguria (volume urin berkurang) ditemukan pada keadaan antara lain demam,
glomerulonefritis akut, gagal ginjal kronis dan infeksi saluran kemih. (Neuzil,
2006)
Cara yang dilakukan adalah menyiapkan sampel urin. Lalu sampel urin yang telah
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung plastik dan ditutup dengan
penutupnya. Kemudian, di sentrifugasi 1500 rpm selama 5 menit. Dibuang
supernatan dengan cara membalikkan tabung dan secara otomatis urin tersisa ±0,6
ml sebagai sedimen. Ditambahkan 1 tetes pewarna sedimen lalu dilakukan
resuspensi sedimen urin dengan cara mengetukkan jari perlahan pada dinding
tabung. Diteteskan 1 tetes sedimen dengan menggunakan pipet penetes ke dalam
kamar hitung. Dilakukan pemeriksaan sedimen di bawah mikroskop, unsur sedimen
dihitung pada 4 bidang sedang dengan menggunakan pembesaran 10 x untuk
menghitung silinder dan pembesaran 40 x untuk menghitung sel. (Neuzil, 2006)
Unsur – unsur sedimen yang kurang bermakna, seperti : epitel atau kristal cukup
dilaporkan dengan ( + ) ada, ( ++ ) banyak, dan ( +++ ) banyak sekali. Lazim nya
unsur – unsur sedimen dibagi atas dua unsur yaitu unsur organik dan unsur
anorganik dan unsur organik. Unsur anorganik ialah unsur yang berasal dari suatu
organ atau jaringan, seperti asam urat, amorf, dan kristal sedangkan unsur organik
ialah unsur-unsur yang berasal dari suatu organ seperti : epitel, eritrosit, leukosit,
silinder, potongan jaringan,sperma, bakteri, parasit, epitel renal dan transisional,
lemak, jamur dan trichomonas. (Neuzil, 2006)
Jika dilihat dari hasil pengamatan pasien dengan mengalami hematuria. Dapat
diartikan pada sampel mengalami hematuria karena terdapat eritrosit dalam urine.
Adanya eritrosit atau leukosit didalam sedimen urine mungkin terdapat didalam
urine wanita yang haid atau berasal dari saluran kemih. Dalam keadaan normal,
tidak dijumpai adanya eritrosit dalam sedimen urine, sedangkan leukosit hanya
terdapat 0 – 2 / Lpk dan pada wanita dapat pula karena kontaminasi dari genitalia.
Adanya eritroisit dalam urine disebut Hematuria. Hematuria dapat disebabkan oleh
pendarahan dalam saluran kemih, sperti infark ginjal, nephorolithiasis, infeksi
saluran kemih, dan penyakit dengan diatesa hemoragik. Terdapatnya jumlah
leukosit dalam jumlah banyak didalam sedimen urine disebut Piuria. Keadaan ini
sering dijumpai padfa infeksi saluran kemih, atau kontaminasi dengan sekret vagina
pada penderita dengan fluor lobus. (Neuzil, 2006).
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit
Trichomonas vaginalis. Trikomoniasis dapat dicegah dengan perilaku seksual yang
aman, yaitu tidak bergonta-ganti pasangan seksual dan menggunakan kondom.
Trikomoniasis umumnya tidak bergejala. Bila muncul, gejala dapat timbul beberapa
hari setelah terinfeksi. Keluhan yang muncul bisa berupa nyeri saat berhubungan
seksual atau buang air kecil. Parasit ini dapat ditemukan di mana saja dan sifatnya
sangat mudah menular. Parasit Trichomonas vaginalis sering kali ditularkan
selama berhubungan seksual dari orang yang terinfeksi ke orang lain yang sehat.
Kristal didalam urine tidak ada hubungan langsung dengan batu didalam
saluran kemih. Kristal asam urat, kalsium oksalat,triple fosfat, dan bahan amorf
merupakan kristal yang sering ditemukan didalam sedimen dan tidak mempunyai
arti, karena kristal-kristal tersebut merupakan hasil metabolisme tubuh yang
normal. Tardapatnya unsur-unsur tersebut tergantung banyaknya makanan yang
dikomsumsi, kecepatan matbolisme dalam tubuh, dan kepekatan urine. Disamping
itu, mungkin didapatkan kristal lain yang didapat dari obat-obatan seperti : kristal
tirosin dan kristal leucin. (Asriyani et al., 2016). Epitel merupakan unsur organik
yang ada dalam keadaan normal didapatkan dalam sedimen urine. Dalam keadaan
patologis, jumlah epitel ini mengikat seperti pada infeksi, radang, batu dalam
saluran kemih. Pada sindrom nefrotik didalam sedimen urine mungkin didapatkan
oval fat bodies. Ini merupakan epitel tubulus ginjal yang mengalami degenerasi
lemak. (Asriyani et al., 2016). Adapun faktor – faktor kesalahan pada praktikum ini
yang mmungkinkan terjadinya hasil yang tidak akurat yaitu : Spesimen urine yang
ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran pertama urin
dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah
disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran pertama
urine berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak
mencemari spesimen urin. (Cholacha, Acef. 2010).
Epitel adalah sel yang berasal dari permukaan tubuh, seperti kulit,
pembuluh darah, saluran kemih, dan organ tubuh lainnya. Sel ini berperan sebagai
penghalang antara bagian dalam dan luar tubuh, sehingga dapat melindungi bagian
dalam tubuh dari virus. Jika dokter menjumpai adanya sejumlah kecil sel epitel di
dalam urine lewat mikroskop, kondisi ini terbilang normal. Kadar normal sel epitel
di dalam kencing manusia biasanya berkisar 0 – 4 sel per lapang pandang. Bila
angka sel epitel melebihi dari jumlah tersebut, artinya tubuh sedang mengalami
masalah, terutama di bagian sistem urologi, seperti ginjal dan kandung kemih.
Dokter biasanya menyarankan untuk menjalani pemeriksaan jumlah sel epitel jika
tes urine secara visual atau kimia menunjukkan hasil yang tidak normal.
J. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil Praktikum Pemeriksaan Sedimen Urine yang
dilaksanakan pada di Laboratorium Patologi Klinik. didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urine adalah suatu
larutan kompleks yang mengandung bahan-bahan organik dan anorganik
sisa dari metabolisme tubuh yang di filtrasi oleh gamerolus ginjal dan
dikeluarkan dari tubuh melalui saluran kemih. Ekskresi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga hemostatis cairan tubuh. Urin disaring di dalam
ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui uretra.
2. Sampel 1 ditemukan Epitel gepeng 45 - 50, Epitel Bulat 0 – 2 , Leukosit 50
- 55, Eritrosit 0 - 2, Amorph urat (+) , Bakteri (+), Tichomonas Sp (+)
Sampel 2 ditemukan Epitel gepeng 25 - 30 , Leukosit 0 – 2, Eritrosit 0 - 2,
Bakteri (+)
Sampel 3 ditemukan Epitel gepeng 10 – 15, Leukosit 55 – 60 , Eritrosit 0 –
2, Bakteri (+), Jamur (+)
3. Adapun faktor – faktor kesalahan pada praktikum ini yang mmungkinkan
terjadinya hasil yang tidak akurat yaitu : Spesimen urine yang ideal adalah
urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran pertama urin dibuang
dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah disediakan.
Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran pertama urine
berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak
mencemari spesimen urin
DAFTAR PUSTAKA
Asriyani. 2016. Diperiksa, Y., Dari, K., Dan, J. A. M., Dari, L., Pada, J. A. M., &
Suspek, P. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine Yang Diperiksa
Kurang Dari 1 Jam Dan Lebih Dari 1 Jam Pada Pasien Suspek Infeksi
Saluran Kemih. Tersedia pada : http://repository.poltekkes-
kdi.ac.id/239/1/KTI WA ODE ASRIYANI.pdf. Diakses pada 16 Oktober
2018
Fauzyyah, A. 2017. Infeksi Saluran Kemih. Tersedia pada :
repository.unimus.ac.id/351/3/BAB%202.pdf. Diakses pada 16 Oktober
2018
Gandasoebrata. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Tersedia pada :
repository.unimus.ac.id/351/3/BAB%202.pdf. Diakses pada 16 Oktober
2018
Junita Sari, Fitri. 2010. Makalah Urinalisis. Tersedia pada:
http://www.academia.edu/9451620/makalah_urinalisis diakses pada 16
Oktober 2018.
Melinda Ayu. 2011. Laporan Praktikum Kimia Klinik Dasar Urin.Tersedia di
:http://www.academia.edu/34900876/Laporan_Praktikum_Kimia_Klinik_
Dasar_Urin diakses pada 16 Oktober 2018.
Neuzil, P. (2006). Pemeriksaan Sedimen Urine. Tersedia pada : Nucleic Acids
Research, 34(11), e77–e77. Diakses pada 16 Oktober 2018.