Di Susun Oleh
ROSDAYANI
(G1C223033)
c. Pembuatan Sampel
Dipipet sampel nitrit sebanyak 10,0 ml dimasukkan kedalam labu ukur kode 7 dan
8.
d. Sampel dan spike
Dipipet sampel nitrit sebanyak 10,0 ml dan 2,0 mL spike nitrit 10 mg/L ke dalam
labu ukur kode 9-13.
e. Dimasing-masing labu ukur (1-13) ditambahkan akuades sampai volume larutan 45
mL dan ditambahkan reagen gries seujung sendok sampai tanda batas.
f. Dihomogenkan dan didiamkan pada suhu ruang selama 10 menit sambil
dimasukkan ke dalam kuvet .
g. Di baca Absorbansi menggunakan spektrofotometer pada Panjang gelombang 520
nm.
6. Hasil Pembacaan Absorbansi
Kadar Baku Nitrit (mg/L) Absorbansi
Sampel baku 0,2 0,173
Sampel baku 0,4 0,304
Sampel baku 0,6 0,426
Sampel baku 0,8 0,592
Sampel baku 1,0 0,607
Sampel 1 0,280
Sampel 2 0,368
Sampel +Spike 1 0,578
Sampel +Spike 2 0,573
Sampel +Spike 3 0,593
Sampel +Spike 4 0,596
Sampel +Spike 5 0,607
R² = 0.996008250068337 0.592
0.6
0.5
0.426 Absorbansi (nm)
0.4 Linear (Absorbansi (nm))
0.304
0.3
0.2 0.173
0.1
0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1
Sp 1 1,8 - -
Sp2 2,58
Kada 2,19
r Sp
Rt2
Sp + 3,22 0,4 1,03 355% 291,2 477.757,44
Spike 1
Ȓ =1046,5% Jml SD 2
=1.627.678,73
n=4
SD =❑ ∑
√ %R−R
n−1
SD= ❑
√ 1.627 .678 , 73
4
SD= √ 406.919 .68
SD= 637,902
Control :
No %R (%R - Ȓ)
dalam satuan SD
1 355% 0,45
2 340% 1,11
3 1498,5% 0,71
4 1503% 0,72
5. 1534,5% 0,76
Cara Menghitung
Buatlah Grafik seperti di bawah ini ini dari % R data sampel + spike 1 sampai 5
%R
Rata- 1046,5%
X rata
637,902
SD SD
1.044,27
X+3SD UCL
927,23
X+2SD UWL
342,03
X-3SD LCL
459,07
X-2SD LWL
%R Keberterimaan (80-
120%)
103,125% Terima
125 Tidak diterima
%
118,75% Terima
93,75% Terima
Keberterimaan (80-
%R 120%)
355% Tidaak diterima
340% Tidak diterima
1498,5% Tidak diterima
1503% Tidak diterima
1534,5% Tidak diterima
9. Pembahasan
Kurva kalibrasi larutan standar nitrit yang disajikan pada gambar 1
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara konsentrasi dan absorbansi
larutan standar nitrit dengan nilai R2 sebesar 0,996, kadar spike sebesar 1,42 ppm dan
recovery sebesar 355%. Persamaan regresi linier yang diperoleh adalah y= 0,664x +
0,0392. Nilai R menyatakan bahwa terdapat korelasi yang linier antara konsentrasi
dan absorbansi, dan hampir semua titik terletak pada 1 garis lurus dengan gradien
yang positif. Nilai R2 yang baik berada pada kisaran 0,9 ≤ R2 ≤ 1. Menurut Morissan
(2016) semakin dekat nilai korelasi dengan 1, baik positif ataupun negatif, semakin
kuat korelasi yang terjadi. Selanjutnya, kurva kalibrasi ini digunakan untuk
menentukan konsentrasi nitrit dalam sampel dengan cara memasukkan absorbansi
sampel yang terukur ke dalam persamaan regresi linier dari kurva kalibrasi yang
diperoleh.
Berdasarkan hasil pengukuran asbsorbansi dan pengamatan pada larutan
standar setelah ditambahkan pereaksi asam sulfanilat dan naftil etilen diamide
dihidroklorida, terdapat hubungan antara warna larutan dengan absorbansi yang
terukur. Semakin pekat warna merah lembayung yang dihasilkan oleh larutan, maka
absorbansi yang terukur juga semakin tinggi. Analisis kualitatif nitrit berdasarkan
pada reaksi diazo dimana nitrit apabila direaksikan dengan senyawa amin aromatik
primer yaitu asam sulfanilat menghasilkan garam diazonium. Garam diazonium
tersebut kemudian direaksikan dengan senyawa pengkopling NEDA (Naftil Etilen
Diamin Dihidroklorida) sehingga menghasilkan senyawa kompleks azo yang
berwarna merah keunguan. Reaksi yang terjadi dapat dilihat pada gambar 2
(Yugatama dkk., 2019).
Prinsip dasar metode spektrofotometri didasarkan pada penyerapan sampel
oleh radiasi ( pemancaran ) elektromagnetis pada Panjang gelombang tertentu,
sehingga akan didapatkan pengukuran absorbansi dan transmitansi dalam
spektroskopis ultraviolet. Metode spektrofotometri untuk analisis kadar nitrit yaitu
spektrofotometer UV-Vis. Kelebihan dari metode tersebut yaitu mudah, dapat
mengukur larutan dengan kosentrasi kecil, dan umumnya tidak menghabiskan waktu.
( Erkekoglu, 2009 ). Spektrofotometri yang digunakan adalah spektrofometer UV-Vis
campuran larutan NO2-N yang berwarna ungu dapat menyerap sinar dengan panjang
gelombang 520 nm. Panjang gelombang ini dipilih karena pada panjang gelombang
tersebut perubahab kosentrasi lebih sensitive dan lebih cepat untuk diamati. Intensitas
sinar yang diserap adalah sede,ikian rupa dan mempunyai hubungan yang eksak
dengan kosentrasi. Apabila sinar polikromatis maupun monokromatismengenai suatu
media maka intensitasnya akan berkurang. Berkurangnya intensitas sinar terjadi
karena adanya serapan oleh media tersebut dan sebagian kecil dioantulkan atau
dihamburkan. Dalam percobaan ini intensitas sinar diukur setelah melalui larutan.
Intensitas sinar yang diserap dapat ditentukan dengan membandingkan intensitas
tanpa ada serapan dan intensitas dengan serapan. Larutan blanko merupakan larutan
yang tidak menyerap sinar.
10. Kesimpulan
Pada praktikum penetapan kadar nitrit dengan spike ini diperoleh recovery pada spike
1-5 secara berurutan yaitu 355%, 340%, 1498,5%, 1503% dan 1534,4%. Pada kelima
hasil tidak diterimah karena berada diatas keterbatasan.
N AgNO3 = 0.0195
4) Sampel + spike 4
1000
× 17,50× 0,0195 × 35,45 = 241,9462 ppm
50
5) Sampel + spike 5
1000
× 17,50× 0,0195 × 35,45 = 241,9462 ppm
50
Perhitungan SD
SD=√ ∑ ( x 1−x )
2
(n-1)
=
√(0,352)
(5−1)
=
√(0,352)
(4)
=√ 0,088
1) R 1 SD
Atas = x̄ + (1 x SD)
= 0,60 + (1 x 0,29) = 0,89
Bawah = x̄ - (1 x SD)
= 0,60 – (1 x 0,29) = 0,31
2) R 2 SD
Atas = x̄ + (2 x SD)
= 0,60 + (2 x 0,29) = 1,18
Bawah = x̄ - (2 x SD)
= 0,60 – (2 x 0,29) = 0,02
3) R 3 SD
Atas = x̄ + (3 x SD)
= 0,60 + (3 x 0,29) = 1,47
Bawah = x̄ - (3 x SD)
= 0,60 – (3 x 0,29) = - 0,27
MEAN
SD R(+)3 SD R(+)2 SD R(+)1 SD R(-)1 SD R(-)2 SD R(-)3 SD
(R)
R% R 3SD 2SD
1SD -1SD -2SD -3SD
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
-0.2
-0.4
7. Pembahasan :
Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan Klorida
adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk
membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl−. satu elektron untuk membentuk
suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl−. Garam dari asam klorida HCl mengandung
ion klorida; contohnya adalah Garam dari asam klorida HCl mengandung ion klorida;
contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia
NaCl. Dalam garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl.
Akurasi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil dengan
kadar analit sebenarnya (true value) yang digambarkan dalam bentuk persentase. Nilai
true value pada penelitian ini ditentukan berdasarkan kadar masing-masing level
control. Kadar kontrol yang telah diketahui kemudian dilakukan analisis nilai akurasi
dan presisi terhadap pemeriksaan yang dilakukan.
Argentometri merupakan analisis volumetric berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argentums, atau dapat juga sebagai
cara pengendapan dengan menggunakan larutan standar argentums atau dapat juga
diartikan sebagai cara pengendapan kadar ion halide atau kadar Ag + itu sendiri dari
reaksi terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO 3. Yang perlu diketahui saat
praktikum pengamatan pH pada sampel, apabila pH sampel terlalu tinggi dapat
terbentuk endapan AgOH yang selanjutnya terurai menjadi lebih tinggi dari nilai
sebenarnya. Sebaliknya jika pH terlalu rendah maka ion CrO 4 sebagian berubah menjadi
Cr2O7 yang mengurangi kosentrasi indocator dan menyebabkan tidak timbulnya
endapan atau sangat lambat, maka perlu ditambahakan serbuk MgO. Proses standarisasi
AgNO3 sangat penting dilakukan terlebih dahulu untuk memastikan berapa kosentrasi
sebenarnya sehingga hasil Analisa yang dilakukan lebih maksimal dan dapat
dipertanggungjawabkan.
8. Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat disimpulkan kriteria kebermaknaan = 80%-120% dari tabel
recovery didapatkan bahwa hasil recovey penetapan kadar klorida tidak memenuhi
kriteria kebarmaknaan, karena hasil dan rentang kriteria kebermaknaan tidak dalam
rentang 80%-120%.