Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK LANJUT

PEMERIKSAAN ELEKTROLIT

Oleh
ALFINDA ZAHRA YUNISA
P1337434318012

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020
I. Judul

Pemeriksaan elektrolit

II. Pertemuan
Ke- 9
III. Hari/Tanggal
Rabu, 22 Oktober 2020
IV. Tujuan

1. Untuk menyimpulkan hasil pemeriksaan elektrolit pada saat praktikum


2. Mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksaan elektrolit
3. Untuk menentukan kadar elektrolit dalah darah

V. Prinsip
Menghitung kadar ion sampel dengan membandingkan kadar ion sampel dengan
membandingkan kadar ion yang tidak diketahui nilainya dengan kadar ion yang diketahui
nilainya. Membrane ion selektif pada alat mengalami reaksi dengan elektrolit sampel.
Membrane merupakan penukar ion, bereaksi terhadap penambahan listrik ion sehingga
menyebabkan perubahan potensial membrane. Penambahan potensial membrane ini
diukur, dihitung menggunakan persamaan nerst, hasilnya kemudian dihubungkan dengan
amplifier dan ditampilkan oleh alat.

VI. Metode

ISE (ion selective electrode)

VII. Dasar Teori


Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi partikel
yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif disebut kation dan ion
bermuatan negatif disebut anion. Keseimbangan keduanya disebut sebagai
elektronetralitas.
Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit.
Pemeliharaan tekanan osmotik dan distribusi beberapa kompartemen cairan tubuh
+ +
manusia adalah fungsi utama empat elektrolit mayor, yaitu natrium (Na ), kalium (K ),
-
klorida (Cl ), dan bikarbonat (HCO3). Pemeriksaan keempat elektrolit mayor tersebut

dalam klinis dikenal sebagai ”profil elektrolit”dalam klinis dikenal sebagai ”profil
elektrolit”.
VIII. Alat dan Bahan
Alat

1. Spuit
2. Kapas kering & kapas alkohol
3. Needle
4. Torniquet
5. Rak tabung
6. Limbah RT
7. Limbah tajam
8. Limbah infeksius
9. Elektrolit analyzer
10. Centrifuge
11. Mikropipet
12. Yellow & blue tip
13. Tissue
14. Plester

Bahan

1. Larutan kalibrasi 3 dan 4


2. Larutan washer
3. Serum

1X. Prosedur Kerja

A. Pra Analitik

1. Menggunakan APD lengkap


2. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

3. Preparasi sampel

B. Analitik

• Pengambilan darah vena (Serum)

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Memasang turniquet 5cm diatas siku

3. Palpasi vena, lalu desinfeksi menggunakan kapas alkohol 70% dari dalam ke luar

4. Tusuk vena denga needle, apabila sudah ada darah pada indikator, tarik piston dan
ambil volume darah. Lepas turniquet apabila darah sudah mencapai volume setengah
/ sekitar 1 cc. Tarik kembali piston sampai volume darah mencapai 3cc.

5. Letakkan kapas kering diatas tusukan needle. Lepas needle dan masukan darah ke
dalam tabung centrifuge tanpa antkoagulan dan diamkan sampai terbentuknya 2
lapisan + 15 – 30 menit.
6. Memasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge.

7. Disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 3000 rpm.

8. Memisahkan serum menggunakan mikropipet.

9. Memindahkan serum ke dalam tabung reaksi yang sudah diberi label / identitas

• Pemeriksaan elektrolit

Cara kerja alat ESCHWEILER


1. Nyalakan alat
2. Ketika alat sudah nyala, lakukan kalibrasi dan cek dimonitor pemeriksaan
K,Na,Cl,Lt,Ca apabila terdapat tulisan “slope” disalah satu pemeriksaan lakukan
kalibrasi lagi
3. Untuk memeriksa serum pencet “measure” dan akan ada tulisan please wait
4. Dan lakukan sambal menunggu lalu Pipet serum 300ul, karena alat dapat
menampung 200-250ul Ketika kita memipetnya pas akan ditakutkan terdapat
gelembung sehingga dipipet 300ul
5. Akan ada tulisan please syringe inject sampel lalu masukkan sampel kedalam dan
tempat, Ketika memasukkan jangan dipencet lalu pencet enter karena alat akan
menghisap sendiri Ketika sudah pencet enter aka nada suara beep dan tunggu
sampai ada suara beep kedua lalu akan ada perintah remove dan angkat mikropipet
6. Lalu masukkan data pasien dengan kunci/barcode yang sudah ada
7. Lalu hasil akan di print out. Mesin akan mencuci alat sendiri

C. Pasca Analitik

1. Mengevaluasi hasil

2. Membersihkan meja kerja

3. Membersihkan alat dan bahan

4. Melepas APD

5. Cuci tangan
IX. Hasil

Hasil pemeriksaan elektrolit

Elektrolit Hasil keterangan


K 16.62 mmol/L Tidak normal
Na 139 mmol/L Normal
Ca 0.09 mmol/L Tidak normal
Cl 69 mmol/L Tidak normal

NILAI NORMAL

Na: 135-153 mEq/L

K: 3,5-5,1 mEq/L

Cl: 98-109 mEq/L


Ca: 8,5-10,5 mEq/L

Mg: 1,5-2,5 mEq/L

XIII. Pembahasan
+
Elektrolit adalah ion yang terdapat dalam cairan tubuh yang dapat berupa kation seperti Na ,
+ +2 +2 - - -
K , Ca , Mg atau anion (misalnya Cl , HCO3, HPO4 , SO4 dan laktat). Dalam keadaan

normal, kadar kation dan anion sama besar sehingga potensial listrik serum bersifat netral.
+ + +2 +2 - -
Elektrolit utama dalam tubuh adalah Na , K , Ca , Mg , Cl dan HPO4 .Berikut penjelasan

dari masing – masing elektrolit :


A.Natrium (Na+)
Di dalam produk pangan atau di dalam tubuh, natrium biasanya berada dalam bentuk garam
seperti natrium klorida (NaCl). Di dalam molekul ini, natrium berada dalam bentuk ion sebagai
Na. Diperkirakan hampir 100 gram dari ion natrium (Na+ ) atau ekivalen dengan 250 gr NaCl
terkandung di dalam tubuh manusia. Garam natrium merupakan garam yang dapat secara cepat
diserap oleh tubuh dengan minimum kebutuhan untuk orang dewasa berkisar antara 1.3-1.6
gr/hari (ekivalen dengan 3.3-4.0 gr NaCl/hari). Setiap kelebihan natrium yang terjadi di dalam
tubuh dapat dikeluarkan melalui urin & keringat. Hampir semua natrium yang terdap at di
dalam tubuh akan tersimpan di dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na+ )
merupakan kation utama di dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan konsentrasi berkisar
antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga akan berada pada cairan intrasellular (ICF) namun
dengan konsentrasi yang lebih kecil yaitu ± 3 mmol/L. Sebagai kation utama dalam cairan
ekstrasellular, natrium akan berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh,
menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot dan juga akan berperan dalam proses absorpsi glukosa.
Pada keadaan normal, natrium (Na+ ) bersama dengan pasangan (terutama klorida, Cl - ) akan
memberikan kontribusi lebih dari 90% terhadap efektif osmolalitas di dalam cairan
ekstrasellular.
B. Kalium (K+)
Merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di dalam cairan intrasellular
(ICF) dengan konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium tubuh akan berada di
dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total kalium tubuh akan terdistribu si ke dalam
ruangan vascular yang terdapat pada cairan ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.5 -5.0
mmol/L. Konsentrasi total kalium di dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan.
Namun jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin,
umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782
mg/hari. Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan -
elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca+ ) dan
natrium (Na+ ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi
otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat
diserap oleh tubuh. Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan ginjal,
penggunaan obat terutama golongan sefalosporin, histamine, epinefrin, dan Iain -Iain.
Penurunan kalium (hipokalemia) terjadi jika pemasukan kalium dari makanan rendah,
pengeluaran lewat urin meningkat, diare, muntah, dehidrasi, luka pembedahan. Garam adalah
suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri dari atom-atom yang membawa ion positif maupun
ion negatif.
C. Klorida (Cl-)
Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah elektrolit bermua tan
negatif yaitu klorida (Cl- ). Jumlah ion klorida (Cl- ) yang terdapat di dalam jaringan tubuh
diperkirakan sebanyak 1.1 g/Kg berat badan dengan konsentrasi antara 98-106 mmol/L.
Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum
tulang belakang, lambung dan juga pankreas. Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar,
ion klorida juga akan berperan dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion
klorida juga mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman
lambung dan ikut berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan
ion natrium (Na+), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar
melalui keringat.
D.Calcium (Ca2+)
Fungsi utama kalsium adalah sebagai penggerak dari otot-otot, deposit utamanya berada di
tulang dan gigi, apabila diperlukan, kalsium ini dapat berpindah ke dalam darah. Sumber :
susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran, dll.
E.Magnesium (Mg+)
Berperan penting dalam aktivitas elektrik jaringan, mengatur pergerakan Ca2+ ke dalam otot
serta memelihara kekuatan kontraksi jantung dan kekuatan pembuluh darah tubuh.
Menurut teori ada dua macam kelainan elektrolit yang dapat terjadi ; kadarnya terlalu
tinggi (hiper) dan kadarnya terlalu rendah (hipo). Peningkatan kadar konsentrasi Natrium
dalam plasma darah atau disebut hipernatremia akan mengakibatkan kondisi tubuh terganggu
seperti kejang akibat dari gangguan listrik di saraf dan otot tubuh. Natrium yang juga berfungsi
mengikat air juga mengakibatkan meningkatnya tekanan darah yang akan berbahaya bagi
penderita yang sudah menderita tekanan darah tinggi. Sumber natrium berada dalam konsumsi
makanan sehari-hari kita; garam, sayur-sayuran dan buah-buahan banyak mengandung
elektrolit termasuk natrium.

XIV. Simpulan

Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan pada pemeriksaan


elektrolit didapatkan hasil yaitu untuk kadar kalium (K) 16,62 mmol/L hasil tersebut tidak
normal,kadar Natrium (Na) 139 mmol/L hasilnya normal ,kadar Calsium (Ca) 0.09
mmol/L hasil tersebut tidak normal,kadar Chloride (Cl) 69 mmol/L hasilnya tidak normal.

XV. Daftar Pustaka

https://darknessthe.blogspot.com/2012/07/laporan-praktikum-patologi-klinik.html
https://www.researchgate.net/publication/342493860_Aplikasi_Elektrolit_Analyzer_Dala
m_Menunjang_Pemeriksaan_Kadar_Elektrolit_Darah
https://darknessthe.blogspot.com/2012/07/laporan-praktikum-patologi-klinik.html
XVI.Lampiran
Semarang, Kamis,22 Oktober 2020

Dosen Pengampu Praktikan

Hj.Nurul Qomariyah S.Pd.M.Pd Alfinda Zahra Yunisa


(P1337434118012)

Anda mungkin juga menyukai