OLEH :
I. Tujuan
- Untuk mengetahui pemantapan mutu laboratorium dilabhematologi.
- Untuk mengetahui cara kalibrasi alat Hb sahli.
II. Prinsip
Metode ini berdasarkan penetapan cyanmethemoglobin yang telah
diadaptasi sebagai metode standar. Hemoglobin dari sampel darah lengkap
dilepaskan dari eritrosit dan dioksidasi oleh ferricyanida menjadi
methemoglobin. Methemoglobin ini selanjutnya diubah oleh cyanida menjadi
cyanmethemoglobin yang stabil. Absorbansi dari hasilnya sebanding dengan
konsentrasi hemoglobin dalam sampel.
III. Dasar taori
Pemantapan mutu internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilakukan oleh masing-masing laboratorium secara terus-
menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian error/penyimpangan
sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat (Winoto, Santoso, dkk,
2008). Pemantapan mutu internal akan memberikan jaminan kualitas kepada
hasil analisa secara kontinyu dengan cara mengamati sebanyak mungkin
langkah-langkah dalam prosedur analisa di mulai dari pengambilan spesimen
sampai kepada penentuan hasil akhir.
Kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian kegiatan
membandingkan hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang
sesuai untuk menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta
ketidakpastiannya. Dalam pengertian ini alat standar yang digunakan juga
harus terkalibrasi dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi. Dengan demikian
maka besarnya koreksi pengukuran alat dapat ditelusurkan ke standar
nasional atau standar internasional dengan suatu mata rantai kegiatan
kalibrasi yang tidak terputus. Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur
dengan keabsahan yang sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai
ketelusuran kepada standar nasional atau standar internasional. Cara untuk
memberikan jaminan bahwa alat yang digunakan mempunyai ketelusuran
kepada standar nasional adalah dengan melakukan kalibrasi terhadap alat
tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara ketelusuran tersebut perlu dilakukan
perawatan alat dalam selang kalibrasi tertentu,dan untuk diloboratorium
hematologi kalibrasi yang dapat dilakukan ialah kalibrasi Hb sahli.Penetapan
Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah
darahditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan
aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan
sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan
sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks
eritrosit.Penetapan kadar Hb metode oksihemoglobin didasarkan atas
pembentukan oksihemoglobin setelah sampel darah ditambah larutan
Natrium karbonat 0.1% atau Ammonium hidroksida. Kadar Hb ditentukan
dengan mengukur intensitas warna yang terbentuk secara spektrofotometri
pada panjang gelombang 540 nm. Metode ini tidak dipengaruhi oleh kadar
bilirubin tetapi standar oksihemoglobin tidak stabil.
WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan
umur dan jenis kelamin (WHO dalam Arisman, 2002).
VI. Hasil
A. RUMUS PERHITUNGAN
1. Pengenceran
N1 x V1 = N2 x V2
Keterangan :
N1 = kadar Hb hemolisat 100% (gr%)
V1 = volume hemolisat 100% yang dipipet (µl)
N2 = kadar Hb masing-masing kategori (gr%)
V2 = volume kategori Hb yang diinginkan (µl)
2. Faktor Koreksi
𝐻𝑏 𝑐𝑦𝑎𝑛𝑚𝑒𝑡ℎ
FK =𝐻𝑏 𝑠𝑎ℎ𝑙𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
B. HASIL
C. PERHITUNGAN
1. Rata-rata kadar Hb metode Cyanmeth
a. Kategori rendah
Hb 1 : 9,8 gr%
Hb 2 : 10,1 gr%
Hb 3 : 9,9 gr%
Hb 4 : 10 gr%
Hb 5 : 10,1 gr%
𝐻𝑏1+𝐻𝑏2+𝐻𝑏3+𝐻𝑏4+𝐻𝑏5
Rata-rata = 5
9,8+10,1+9,9+10+10,1
= 5
49,9
= 5
= 9,9 gr%
b. Kategori normal
Hb 1 : 13,1 gr%
Hb 2 : 13,3 gr%
Hb 3 : 13 gr%
Hb 4 : 14 gr%
Hb 5 : 13,8 gr%
𝐻𝑏1+𝐻𝑏2+𝐻𝑏3+𝐻𝑏4+𝐻𝑏5
Rata-rata = 5
13,1+13,3+13+14+13,8
= 5
67,2
= 5
= 13,4 gr%
c. Kategori tinggi
Hb 1 : 15,7 gr%
Hb 2 : 16,1 gr%
Hb 3 : 15,9 gr%
Hb 4 : 15,9 gr%
Hb 5 : 16 gr%
𝐻𝑏1+𝐻𝑏2+𝐻𝑏3+𝐻𝑏4+𝐻𝑏5
Rata-rata = 5
15,7+16,1+15,9+15,9+16
= 5
79,6
= 5
= 15,9 gr%
𝐻𝑏1+𝐻𝑏2+𝐻𝑏3+𝐻𝑏4+𝐻𝑏5
Rata-rata = 5
10+10+9+9,8+9,8
= 5
48,6
= 5
= 9,7 gr%
b. Kategori normal
Hb 1 : 12 gr%
Hb 2 : 12,8 gr%
Hb 3 : 12 gr%
Hb 4 : 12,8 gr%
Hb 5 : 12,6 gr%
𝐻𝑏1+𝐻𝑏2+𝐻𝑏3+𝐻𝑏4+𝐻𝑏5
Rata-rata =
5
12+12,8+12+12,8+12,6
= 5
62,2
= 5
= 12,4 gr%
c. Kategori tinggi
Hb 1 : 15,8 gr%
Hb 2 : 16 gr%
Hb 3 : 15,2 gr%
Hb 4 : 16,2 gr%
Hb 5 : 15,8 gr%
𝐻𝑏1+𝐻𝑏2+𝐻𝑏3+𝐻𝑏4+𝐻𝑏5
Rata-rata = 5
15,8+16+15,2+16,2+15,8
= 5
79
= 5
= 15,8 gr%
3. Faktor Koreksi
a. Kategori rendah
𝐻𝑏 𝑐𝑦𝑎𝑛𝑚𝑒𝑡ℎ
FK = 𝐻𝑏 𝑠𝑎ℎ𝑙𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
9,9 𝑔𝑟%
= 9,7 𝑔𝑟%
= ±1,02
b. Kategori normal
𝐻𝑏 𝑐𝑦𝑎𝑛𝑚𝑒𝑡ℎ
FK = 𝐻𝑏 𝑠𝑎ℎ𝑙𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
13,4 𝑔𝑟%
= 12,4 𝑔𝑟%
= ±1,08
c. Kategori tinggi
𝐻𝑏 𝑐𝑦𝑎𝑛𝑚𝑒𝑡ℎ
FK = 𝐻𝑏 𝑠𝑎ℎ𝑙𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
15,9 𝑔𝑟%
= 15,8 𝑔𝑟%
= ±1,01
VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pemeriksaan Hb metode cyanmeth dan
metode sahli didapatkan hasil pengukuran dari alat kedua metode tersebut.
Pada pemeriksaan Hb metode cyanmeth didapatkan haasil dalam tiga
kategori, yaitu kategori rendah 9,9 gr%, kategori normal 13,4 gr% dan
kategori tinggi 15,9 gr%.
Pada pemeriksaan Hb metode sahli didapatkan hasil dalam tiga
kategori, yaitu kategori rendah 19,7 gr% dengan faktor koreksi ±1,02, kategori
normal 12,4 gr% dengan faktor koreksi ±1,08 dan kategori tinggi 15, gr%
dengan faktor koreksi ±1,01.
VIII. Dokumentasi
I. Tujuan
- Untuk mengetahui cara pembuatan pooled sera yang benar
- Untuk mengetahui kebutuhan pooled sera dalam 6 bulan
II. Prinsip
Sisa serum pasien dikumpulkan dalam erlenmeyer dengan volume
tertentu (sesuai kebutuhan) kemudian dimasukan kedalam freezer. Dengan
penambahan etilen glikol yang kemudian disaring untuk mendapatkan serum
yang jernih kemudian dapat digunakan sebgai control.
III. Dasar teori
Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau
ketepatan suatu pemeriksaan dilaboratorium untuk mengawasi kualitas hasil
pemeriksaan sehari-hari (khususnya dilaboratorium). Bahan control
dibedakan menjadi tiga : berdasarkan sumber bahan control, bentuk bahan
control dan cara pembuatannya. Bahan control berdasarkan pembuatannya
ada yang bahan control komersial dan bahan control yang dibuat sendiri
(Pooled sera). Bahan kontrol yang dibuat dari serum disebut juga dengan
serum kumpulan (pooled sera).
Pooled sera merupakan campuran dari bahan sisa serum pasien yang
sehari-harinya dikirim kelaboratorium. serum kumpulan memiliki
keuntungan dan kerugian. Keuntungannya adalah mudah didapat,
murah, bahan berasal dari manusia, tidak perlu rekonstitusi/
dilarutkan dan laboratorium mengetahui asal bahan kontrol.
Sedangkan kerugiannya adalah merepotkan analis untuk membuatnya,
harus membuat kumpulan serum khusus untuk enzim, Contoh: SGOT / SGPT
serta analisis statistik harus dikerjakan setiap 3-4 bulan.
IV. Alat dan bahan
Alat
1) Labu Erlenmeyer
2) Batang pengaduk
3) Pipet tetes
4) Botol kecil
5) Freezer
6) Kasa steril
7) Parafilm
8) Eppendrof
Bahan
1) Serum pasien (sisa)
2) Etilen glikol
3) Methiolate 1 %
V. Procedure
A. Persiapan
1) Alat-alat yang akan dipakai perlu disterilkan terlebih dahulu
2) Kumpulkan sisa serum pasien dalam labu Erlenmeyer dan disimpan
beku dalam freezer. Syarat serum harus jernih,tidak keruh, tidak
hemolisi dan tidak ikterik.
3) Setiap hari ditambahkan sisa serum kedalam labu ini tanpa
mengeluarkan labu dari freezer.
4) Lama pengumpulan perlu mempertimbangkan volume yang diinginkan
dan umur serum (biasanya kurang dari 1 bulan)
B. Cara pembuatan
1) Serum yang terkumpul +/- 225 mL dalam labu Erlenmeyer yang
tersimpan beku dalam freezer, dikeluarkan dan dibiarkan mencair pada
suhu kamar.
2) Dengan menggunakan batang pengaduk serum kumpulan diaduk agar
homogeny
3) Pipet dan buang serum kumpulan sebanyak15% (+/- 34 mL)
4) Tambahkan etilen glikol sebanyak 34 mL ke dalam labu berisi serum
kumpulan, kemudian aduk hingga benar-benar tercampur (bias dengan
shaker)
5) Setelah tercampur homogen, saring dengan beberapa lapis kain kasa
steril ke dalam labu Erlenmeyer lain yang steril. Filtrasi dapat dilakukan
lebih dari 1 kali sampai filtrate cukup jernih. Filtrasi dengan alat lain
tentu saja dapat dilakukan (asal steril)
C. Pembuatan Aliquot
1) Bagikan secara aliquot ke dalam botol kecil (jumlah sesuai dengan
rencana) dengan volime +/- 1 mL. setelah ditutup (lebih baik scerewed
cup) kemudian dilapisi dengan parafilm dan disimpan kembali dalam
freezer hingga beku
2) Lakukan tes secara acak untuk mendeteksi adanya penyakit
berbahaya seperti HIV, HBV dan HCV.
Bila hasil tes negative , serum yang terbagi secara aliquot tersebut
dapat dipakai, namun tetap harus waspada mengingat potensi serum
yang dapat mengandung sumber penyakit berbahaya.
3) Setiap hari kerja, pabila akan dilakukan pemeriksaan serum control,
maka serum serum yang terbagi secara aliquot dikeluarkan sebanyak
1 botol untuk pemeriksaan pada hari tersebut. Sisa serum ini tidak
boleh dibebukan kembali dan pemeriksaan hariberikutnya
menggunakan serum control baru yang lain.
D. Cara pembuatan untuk pemeriksaan imunologi (VDRL, HBsAg)
1) Setiap ada sisa serum penderita untuk pemeriksaan VDRLdan HBsAg
yang positif, dikumpulkan dalam Ependrof (jangan lupa untuk
memberikan pengawet mathiolate 1%) kemudian bekuan dan simpan
dalam freezer.
2) Setelah jumlah yang dibutuhkan mencukupi(kurang lebih 200 mL)
cairkan dalam satu wadah basah, kemudian diberikan titernya
1
3) Apabila titer terlalu tinggi yaitu untuk VDRL ; > 128 encerkan dengan
VII. Kesimpulan
Pembuatan pooled sera tergantung dengan jenis pemeriksaan. Pooled
sera atau serum kumpulan yang dibutuhkan dalam laboratorium kimia klinik
untukpemeriksaan glukosa, kolesterol, protein total dan SGOT dalam jangka
waktu 6 bulan adalah sebanyak 225ml.