Oleh :
SRI DINACA
P00341015043
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Sri Dinaca
NIM : P00341015043
Tempat, Tanggal Lahir : Tampo, 09 September 1996
Suku/bangsa : Muna/Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Lagawu, Lorong PLN
B. Pendidikan
1. TK PGRI Tampo Tamat Tahun 2002
2. SD Negeri 5 Napabalano, Tamat Tahun 2009
3. SMP Negeri 1 Napabalano, Tamat Tahun 2012
4. SMA Negeri 1 Napabalano, Tamat Tahun 2015
5. Tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
v
vi
MOTTO
Keluargaku tersayang
vi
vii
ABSTRAK
Kata kunci : Pemeriksaan Widal, Mikropipet dan Pipet Tetes, Demam Typoid
Daftar Pustaka : 18 buah (1975 - 2017)
vii
viii
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirobbil‟ „Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat, hidayah dan kemudahan yang selalu diberikan kepada hamba-Nya,
sehingga karya tulis ilmiah dengan judul “Gambaran Hasil Pemeriksaan Widal
Metode Slide Menggunakan Mikropipet Dan Pipet Tetes”. Penelitian ini disusun
dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
program Diploma III (DIII) pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Analis Kesehatan.
Rasa hormat, terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
Alm. Ayahanda Bainur S.Pd Dan Ibunda Patiama yang tercinta atas semua kasih
sayang, dukungan, moril maupun material, motivasi serta doa yang sangat tulus
demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai
selesainya karya tulis ini.
Proses penulisan karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang,
dan penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terima kasih
kepada ibu Ruth Mongan,B.Sc.,S.Pd,M.Pd selaku pembimbing I dan ibu Tuty
Yuniarti,S.Si.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran
selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan
kepada:
1. Askrening, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Dr. Ir. Sukanto Toding, MSP, MA selaku Kepala Kantor Badan Riset Sultra
yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dalam penelitian ini.
viii
ix
7. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada Keluarga
tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tulus, perhatian yang tulus,
motivasi serta doa yang sangat tulus kepada penulis.
Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang terkait dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
Wassalamualaikum Wr.W
Peneliti
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................. vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Widal ...................................... 4
B. Jenis-jenis Uji Widal ............................................................................ 9
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran ................................................................................. 18
B. Bagan Kerangka Pikir ......................................................................... 19
C. Variabel Penelitian ............................................................................. 19
D. Defenisi Operasional Prosedur dan Kriteria Objektif......................... 20
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 21
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 21
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 21
x
xi
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada
Penderita Demam Tifoid Di Laboratorium Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada
Penderita Demam Tifoid Di Laboratorium Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari.
Tabel 5.3 Hasil Uji Widal menggunakan Mikropipet dengan Pipet Tetes
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Uji widal (widal test) adalah salah satu metode yang memanfaatkan
imunologi untuk membantu diagnosis demam tifoid, dengan reaksi aglutinasi
antigen dan antibodi. Hasilnya dinyatakan dalam positif dan negative yang
menandakan adanya titer yang terbentuk sesuai antigen dalam serum dengan
antibodi pada reagen yang bereaksi secara aglutinasi (Sudibya, 2017).
Uji widal merupakan uji aglutinasi yang menggunakan suspensi
bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi sebagai antigen untuk
mendeteksi terhadap antibodi Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi di
dalam serum penderita. Dimana sampel yang digunakan pada uji typoid
adalah serum darah (Kalma et al, 2014).
Widal adalah tes yang mengggunakan antigen Salmonella jenis O
(somatic) dan H (Flagella) untuk menentukan tinggi rendahnya titer antibodi
pada penderita infeksi tifus akan meningkat pada minggu II. Titer antibodi O,
akan menurun pada beberapa bulan, dan titer antibodi H akan menetap
sampai beberapa tahun (2 tahun). Titer antibodi O meningkat segera setelah
demam, menunjukan adanya infeksi Salmonella strain O, demikian juga
untuk serum H (Kalma et al, 2014).
Uji Widal dapat pula dilakukan dengan menggunakan metode tabung
dan metode slide. Uji Widal metode slide dapat dikerjakan lebih cepat
dibandingkan dengan metode tabung, tetapi ketepatan dan spesifitas metode
tabung lebih baik dari metode slide (Mokoginta, dkk., 2002). Metode Widal
juga memiliki keterbatasan dengan adanya hasil positif palsu dan negatif
palsu, selain itu memiliki spesifitas yang agak rendah (Sabir, dkk., 2003).
Pada metode slide adanya hasil positif palsu dan negatif palsu dapat
pula dipengaruhi karena pada saat melakukan pemipetan kadang kala cara
memipet serum dan reagenya tidak tepat selain itu, pemeriksaan serologi
widal tergantung pada waktu pengambilan spesimen dan kenaikan titer
1
2
aglutinin terhadap antigen. Kenaikan titer antibodi tes serologi widal pada
umumnya paling baik pada minggu ke dua dan ketiga, yaitu 95,7%,
sedangkan kenaikan titer pada minggu pertama adalah hanya 85,7%.
Pemeriksaan tes serologi widal menentukan dua kali pengambilan spesimen,
yaitu pada masa akut dan masa konvalesen dengan interval waktu 10-14 hari (
Levine, dkk., 1978).
Berdasarkan SOP (standar operasional prosedur) dalam pemeriksaan
uji widal untuk memipet atau mengukur besar sampel dalam pemeriksaan
atau volume sampel itu harus menggunakan mikropipet. Karena mikropipet
ketelitiannya lebih tinggi dalam mengukur besar sampel atau memipet besar
sampel dibandingkan dengan pipet tetes. Mikropipet juga mempunyai ukuran
dalam pengambilan sampel yaitu ukuran 20µl, 10µl dan 5µl sedangkan pipet
tetes tidak mempunyai ukuran dalam pengambilan sampel.
Seiring dengan perkembangan, pengunaan alat-alat medis mulai
mengalami perubahan terutama pada penggunaa pipet tetes yang diganti
dengan mikropipet untuk meningkatkan keakuratan dalam proses pepipetan.
Namun hal ini tidak menutup kemungkinan kalau penggunaan pipet tetes
tidak digunakan lagi. Penggunaan pipet tetes yang masih dapat kita temukan
yaitu salah satunya di puskesmas.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Gambaran Hasil Pemeriksaan Widal Metode Slide Menggunakan
Mikropipet Dan Pipet Tetes” penelitian kali ini yaitu peneliti menggunakan
mikropipet dan pipet tetes.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
gambaran hasil pemeriksaan widal metode slide menggunakan mikropipet
dan pipet tetes”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan widal metode slide
menggunakan mikropipet dan pipet tetes
3
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan widal metode slide
menggunakan mikropipet
b. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan widal metode slide
menggunakan pipet tetes
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Bagi institusi pendidikan
Sebagai sumbangan ilmiah terhadap Almamater Jurusan Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari. Serta bahan informasi dan
masukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan bagi ATLM
terutama di bidang imunoserologi.
b. Manfaat bagi peneliti
Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan serta bahan
dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya tentang
pemeriksaan widal.
c. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat menambah ilmu dan wawasan khususnya dalam
bidang imunoserologi tentang pemeriksaan widal serta dapat
digunakan sebagai referensi selanjutnya.
2. Manfaat praktisi
Sebagai dasar dalam pengembangan teknik dilaboratorium terutama
dalam pemeriksaan widal.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
cukup tinggi, yaitu 66,7% Untuk ambang atau titer rujukan 1/60
(Thalib TA, 1994).
b. Kepraktisan
Cukup praktis, hanya membutuhkan waktu inkubasi selama 24 jam
pada 37OC.
c. Biaya pemeriksaan
Cukup murah, masih terjangkau oleh masyarakat kita. (handojo,
2014).
5. Kelemahan uji widal
a. Antigenya
1. Strain Salmonella typhi yang dipakai sangat berpengaruh pada
hasil uji widal. Ag yang dibuat dari strain Salmonella typhi yang
bukan berasal dari daerah endemis yang bersangkutan dapat
memberikan hasil yang negatif maupun positif semu.
2. Kekeruhan suspensi antigen yang kurang tepat dapat
menimbulkan fenomena Prozone maupun Postzone. Biasanya
dipakai derajat kekeruhan sebesar 3 U Mc. Farland. Cara yang
terbaik untuk menetukan kekeruhan antigen yaitu dengan cara
spektrofotometris, nefilometris, atau turnbidometris.
b. Kadar aglutinin dalam serum
Kadar aglutinin yang amat tinggi dapat menimbulkan
fenomena Prozone sehingga dapat menyebabkan kesalahan dalam
pembacaan hasil uji widal.
c. Cara pembacaan hasil uji widal
Pembacaan dilakukan dengan mata telanjang sehingga amat
subjektif dan dapat memberikan ketidaksesuaian hasil pembacaan
(discrepancy) yang cukup besar.
d. Warna aglutinat
Umumnya tidak berwarna sehingga dapat menyukarkan
pembacaan hasil uji widal (Carpenter, 1975).
9
Cara pengenceran serum yang dipakai oleh berbagai macam kit uji
widal lempeng, baik yang impor maupun yang lokal, untuk mendapatkan
titer tertentu berbeda antar kit namun tercantum dalam petunjuk
pemeriksaan yang terdapat di dalam kit tersebut. Titer awal pengenceran
serum juga berbeda antara kit yang satu dengan yang lain. Sebagai
contoh yaitu pengenceran serum awal yang dianjurkan oleh kit tersebut
diatas, dipakai titer awal 1:40 untuk aglutinin O, H dan paratyphi A (PA).
Bila pada titer awal tersebut tes positif, maka harus diteruskan dengan
pengencer selanjutnya namun bila tes negatif maka uji widal lempeng
dilaporkan negatif ( Handojo, 2014).
Cara kerja dari metode slide (Widal Test, 2011) yaitu :
a. Persiapkan enam buah slide tes Widal dan buat lingkaran pada
masing-masing slide.
b. Kemudian beri label lingkaran slide “H”, “O”, “A”, “B”, kontrol
negatif (-) dan kontrol positif (+).
c. Teteskan satu tetes serum undilusi 20 ul pada empat lingkaran
pertama dengan menggunakan pipet pastur steril. Satu tetes serum
kontrol positif (+) dan serum kontrol negatif (-) diteteskan pada
masing-masing lingkaran kelima dan keenam.
d. Teteskan satu tetes antigen H Salmonella enterica serotype typhi
(flagellar) pada lingkaran pertama, satu tetes antigen O
Salmonella enterica serotype typhi (somatik) ditambahkan pada
lingkaran kedua. Satu tetes antigen A dan B Salmonella enterica
serotype paratyphi ditambahkan pada masing-masing lingkaran
ketiga dan keempat.
e. Teteskan satu tetes antigen H Salmonella enterica serotype typhi
(flagellar) pada lingkaran kelima dan keenam. Maka akan
didapatkan campuran serum dan antigen.
f. Dengan menggunakan separate applicator stick, serum dan
antigen dicampur bersama-sama secara rata dan disebarkan
sampai mengisi keseluruh permukaan lingkaran.
11
( Handojo, 2014)
i. Jika dengan pencampuran 20 ul serum dan satu tetes antigen
terjadi aglutinasi maka titernya adalah 1:80. Kemudian dilakukan
pengenceran dengan pencampuran 10 ul serum dan satu tetes
antigen, jika terjadi aglutinasi maka titernya adalah 1:160.
j. Lakukan pengenceran sampai tidak terjadi aglutinasi lagi.
Aglutinasi terakhir dipakai sebagai titer.
Mikropipet Tip
14
Pipet Tetes
(Handojo, 2014)
Metode kuantitatif tabung
1. Siapkan 8 tabung khan dan beri laber 1-8
2. Pipet NaCL fisiologis sebanyak 1,9 ml kedalam tabung
nomor 1
3. Pipet NaCL fisiologis sebanyak 1 ml kedalam tabung 2-8
4. Untuk tabung nomor 1 tambahkan 0,1 ml serum sampel
dan campur
5. Pindahkan 1 ml enceran serum tabung nomor 1 ke tabung
nomor 2 dan campur
6. Pindahkan 1 ml enceran serum dari tabung nomor 2
kedalam tabung nomor 3 dan campur. Lanjutkan seri
pengenceran sampai pada tabung nomor 7
7. Pindahkan 1 ml enceran serum dari tabung 7 ketabung lain
8. Pengenceran yang terjadi dari tabung nomor 1 sampai 7
adalah : 1/20, 1/40, 1/80, 1/160, 1/1280. Tabung nomor 8
sebagai control
17
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Uji widal merupakan uji aglutinasi yang menggunakan suspensi kuman
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi sebagai antigen untuk mendeteksi
adanya antibodi terhadap Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi di
dalam serum penderita.
Tes widal adalah tes yang menggunakan antigen Salmonella jenis O
(somatic) dan H (Flagella) untuk menetukan tinggi rendahnya titer antibodi
titer antibodi pada penderita infeksi tifus akan meningkat pada minggu ke 2.
Titer antibodi O akan menurun setelah beberapa bulan, dan titer antibodi H
akan menetap sampai beberapa tahun (2 tahun). Titer antibodi O meningkat
setelah demam, menunjukan adanya infeksi salmonella strain O, demikian
juga untuk H.
Dalam pemeriksaan widal dengan menggunakan mikropipet dan pipet
tetes dimana mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang
bervolume sedikit biasanya kurang dari 1.000 μl. Sedangkan pipet tetes
merupakan suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu
wadah ke wadah yang lain dengan volume yang lebih banyak di bandingkan
dengan mikropipet yaitu setetes demi tetes, biasanya lebih dari 1-3 ml.
18
19
Pemeriksaan widal
Hasil Hasil
Perbandingan hasil
keduanya
C. Variabel Penelitian
1. Varabel bebas (independen) adalah variabel yang sering disebut sebagai
variabel stimulus, prediktor, dan antesenden. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel ini mempengaruhi atau
yang menjadi sebab pembahasanya atau timbulnya variabel dependen
(sugiyono, 2013). Variabe bebas dalam penelitian ini adalah
menggunakan mikropipet dengan pipet tetes.
2. Variabel terikat (dependen) sering disebut juga variabel output, kriteria,
dan konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
20
BAB IV
METODE PENELITIAAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
yaitu untuk memperoleh gambaran hasil pemeriksaan widal slide
menggunakan mikropipet dengan pipet tetes.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kota Kendari dengan waktu penelitian selama 1 minggu
pada bulan juli / agustus 2018
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang
ciri-cirinya akan diduga atau di taksir (estimated) (Nasir, 2011). Populasi
dalam penelitian ini adalah penderita demam tyfoid yang dirawat inap di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari pada tahun 2017
sebanyak 200 orang.
2. Sampel
Sampel adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya diuangkapkan dan
akan digunakan untuk menaksir ciri-ciri pupulasi (Nasir, 2011). Sampel
yang diteliti dalam penelitian ini adalah penderita demam tifoid yang
positif uji widalnya dan terdiaknosa tifoid oleh dokter, yang dirawat inap
di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari. Besarnya sampel
yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 15% karena jumlah populasi
>100 (sugiyono, 2011).
Rumus : jumlah populasi X 15 / 100
= 200 X 15 / 100
= 30
21
22
F. Prosedur Penelitian
A. Pemeriksaan Widal Metode Slide Menggunakan Mikropipet :
1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien
Tidak memerlukan persiapan khusus
b. Persiapan alat dan bahan
1. Alat
a. Centrifuge
b. Tabung
c. Tabung EDTA
d. Mikropipet
e. Rak tabung
f. Tip kuning
g. Kaca objek
2. Bahan
a. Reagen anti Salmonella typhi O
b. Reagen anti Salmonella typhi H
c. Serum darah
2. Analitik
a. Pemeriksaan widal
Prinsip : adalah berdasarkan reaksi aglutinasi secara imunologis
antara antibodi dalam serum dengan suspensi bakteri
sebagai antigen yang homolog.
b. Prosedur kerja
a. Siapkan alat dan bahan
b. Diambil dua buah objek gelas pada masing-masing ojek glass
dipipetkan serum sebanyak 20µl menggunakan mikropipet.
c. Masing-masing objek glass pipetkan reagen sebanyak 40µl
Salmonella typhi O dan Salmonella typhi H menggunakan
mikropipet dan dicampur agar larutan menjadi homogen.
d. Larutan di homogenkan selama 1 menit dan diamati.
24
3. Pasca analitik
Interpretasi hasil
Menggunakan mikropipet
a. Tidak ada aglutinasi = negatif (-)
b. Ada aglutinasi = positif (+)
b1. Pada serum 20µl = titer 1/80
b2. Pada serum 10µl = titer 1/160
b3. Pada serum 5µl = titer 1/320
B. Pemeriksaan Widal Metode Slide Menggunakan Pipet Tetes :
1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien
Tidak memerlukan persiapan khusus
b. Persiapan alat dan bahan
1. Alat
a. Centrifuge
b. Tabung
c. Tabung EDTA
d. Mikropipet
e. Rak tabung
f. Tip kuning
g. Kaca objek
2. Bahan
a. Reagen anti Salmonella typhi O
b. Reagen anti Salmonella typhi H
c. Serum darah
2. Analitik
a. Pemeriksaan widal
Prinsip : adalah berdasarkan reaksi aglutinasi secara imunologis
antara antibodi dalam serum dengan suspensi bakteri
sebagai antigen yang homolog.
25
b. Prosedur kerja
a. Siapkan alat dan bahan
b. Diambil dua buah objek gelas pada masing-masing ojek glass
pipetkan serum sebanyak 1 tetes menggunakan pipet tetes.
c. Masing-masing objek glass ditetesi 1 tetes reagen Salmonella
typhi O dan Salmonella typhi H dengan menggunakan pipet tetes
dicampur agar larutan menjadi homogen.
d. Larutan di homogenkan selama 1 menit dan diamati
3. Pasca Analitik
Interprestasi hasil
a. Tidak ada aglutinasi, hasil negatif (-)
b. Ada aglutinasi, hasil (+)
G. Jenis Data
1. Data primer
Data primer adalah mikropipet dan pipet tetes yang di dapatkan dari
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari.
2. Data sekunder
Data dikumpulkan dari penelitian terdahulu, buku-buku dan jurnal yang
di publikasikan kemudian di jadikan landasan teoritis dan penelitian
karya tulis ilmiah ini.
H. Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian dianaisa dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
X=xk
Keterangan :
X = jumlah presentase variabel yang diteliti
f = jumlah responden berdasarkan variabel
n = jumlah sampel penelitian
k = konstanta (100%) (Candra B, 2008)
26
I. Pengolahan Data
1. Editing yaitu proses pencetakan dan penyesuaian yang diperlukan
terhadap data untuk memudahkan proses pemberian kode dan
pemprosesan data dengan teknik statistik.
2. Coding yaitu memberikan kode pada data untuk memudahkan dalam
memasukan data ke program computer
3. Scoring yaitu melakukan pengkodean, maka dilanjutkan dengan tahap
pemberian skor pada masing-masing sampel yang digunakan dalam
bentuk angka
4. Tabulating yaitu setelah data tersebut masuk kemudian diserap dan
disusun dalam bentuk
J. Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
berdasarkan variabel yang di teliti kemudian dinarasikan.
K. Etika Penelitian
1. Ananomity (tanpa nama)
Dilakukan dengan cara tidak membrikan nama responden pada lembar
alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
2. Informed consat
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti
yang memenuhi kriteria inklusi, bila subjek menolak, maka peneliti tidak
memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Yaitu menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun
masalah-masalah lainya. Informasi yang dikumpulkan dijamin
kerahasianya oleh peneliti, hanya kelompok dan data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil penelitian.
27
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
27
28
2. Variabel Penelitian
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Uji
Widal Menggunakan Mikropipet Pemeriksaan Metode
Slide
Mikropipet
Hasil Pemeriksaan
Frekuensi Persentase
(f) (%)
Positif 30 100
Negatif 0 0
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa hasil pemeriksaan uji widal
menggunakan mikropipet dengan pemeriksaan metode slide yaitu dari 30
sampel uji didapatkan hasil pemeriksaan menggunakan mikropipet dengan
hasil positif 30 (100%).
30
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang gambaran hasil pemeriksaan widal
metode slide menggunakan mikropipet dan pipet tetes pada penderita demam
typoid dengan jumlah pasien sebanyak 30 orang dapat di ketahui bahwa
pemeriksaan widal slide baik menggunakan mikropipet dan pipet tetes di
dapatkan hasil yang sama, yang dapat di simpulkan sebagai berikut :
a. Hasil pemeriksaan uji widal metode slide menggunakan mikopipet di
dapatkan hasil positif 30 sampel (100%).
b. Hasil pemeriksaan uji widal metode slide menggunakan pipet tetes di
dapatkan hasil positif 30 sampel (100%).
c. Perbedaan dari pemeriksaan uji widal metode slide menggunakan
mikropipet dan pipet tetes ialah dari segi proses pemipetan (titer).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan maka di sarankan
untuk :
1. Bagi institusi pendidikan, Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan bacaan atau tambahan kepustakaan bagi pembaca.
2. Bagi tenaga laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Kendari dalam pemeriksaan widal sebaiknya menggunakan mikropipet
karena ketelitianya lebih tinggi dibandingkan pipet tetes.
3. Bagi tenaga analis, Sebagai tenaga analis kesehatan senantiasa bekerja
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku agar
didapatkan hasil yang teliti dan tepat.
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Carpenter PL, Walker TD dan Lanphear FO. 1975. Plants in The Landscope. San
Fransisco : W.H. Freeman and Company.
Handojo et al. 2004. Comparison Of The Diagnostic Value Of Local Widal Slide
Test Wiith Imported Widal Slide Test, In Department Of Clinical
Medical Faculty. Airlangga: Malang.
Juwono R. 2000. Demam Tyfoid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. Balai
Penerbit FKUI, jakarta.
Kalma, H., et al. 2014. Imunologi Terapan. Edisi II. Kemenkes RI Poltekkes
Makassar.
Levine, M.M., Grados, O., Gilman, R,H., 1978, “Diagnostic Value of the Widal
Test in Areas Endemic for typhoid Fever”. Am Journal Trop Med and
Hyg, 27 (4) 795-800.
Suwahyo, E., 1979, Perbandingan daya aglutinasi antigen Salmonella dari dalam
dan luar daerah endemik Surabaya untuk pemeriksaan Widal
Surabaya, Unair. Karya Akhir.
Thalib, T.A., 1994. Uji Widal tabung sebagai penunjang diagnosis ES., 1986,
Aspek Imunologis demam tifoid.
Widodo, D, 2006. Demam Tifoid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi
V. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Jakarta.
36
LAMPIRAN
37
38
39
40
41
42
DOKUMENTASI PENELITIAN