KELOMPOK V
TAHUN 2021
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 1 April 2021
Tujuan Praktikum : Untuk mendeteksi demam tifoid akut yang disebabkan oleh Salmonella
thypi melalui deteksi spesifik adanya serum antibodi IgM.
A. Dasar Teori
Tubex TF adalah suatu tes diagnostik invitro semi kuantitatif untuk deteksi
demam tifoid akut yang disebabkan oleh Salmonella thypi, melalui deteksi spesifik
adanya serum antibodi IgM tersebut dalam menghambat (inhibasi) reaksi antara
antigen monoclonal antibodi berlabel lateks warna (reagen warna biru), selanjutnya
ikatan inhibisi tersebut diseparasikan oleh suatu daya magnetik. Tingkat inhibasi
yang dihasilkan adalah setara dengan konsentrasi antibodi IgM S. thypi dalam
sampel. Hasil dibaca secara visual dengan membandingkan warna akhir reaksi
terhadap skala warna.
Tubex merupakan alat diagnostik demam tifoid yang diproduksi oleh IDL
Biotech, Sollentuna, Sweden. Tes ini sangat cepat 5-10 min, simpel, dan akurat. Tes
Tubex ini menggunakan sistem pemeriksaan yang unik dimana tes ini mendeteksi
serum antibodi immunoglobulin M (IgM) terhadap antigen 09 (LPS) yang sangat
spesifik terhadap bakteri Salmonella thypi. Metode dari tes Tubex ini adalah
mendeteksi antibodi melalui kemampuannya untuk memblok ikatan antara reagent
monoclonal anti-09 S. thypi (antibody-coated indicator particel) dengan reagen
antigen 09 S. thypi (antigen-coated magnetic particel) sehingga terjadi pengendapan
dan pada akhirnya tidak terjadi perubahan warna.
B. Prosedur Pemeriksaan
1. Pra Analitik
a) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus untuk pasien dalam pemeriksaan Tubex.
b) Persiapan Sampel
Dilakukan pengambilan darah vena yang kemudian dibekukan disentrifuge
untuk diuat menjadi serum.
c) Persiapan alat dan bahan
Alat :
1. Mikropipet
3. Yellow tip
4. Lempeng sumur
5. Tubex sealing tape
Bahan :
1. Sampel serum
2. Reagen coklat
3. Reagen biru
4. Kontrol positif
5. Kontrol negatif
2. Analitik
a) Prinsip Kerja
Adanya serum antibodi IgM tersebut akan menghambat (inhibisi) reaksi
antara antigen berlabel partikel latex magnetic (reagen berwarna coklat) dan
monoclonal antibody berlabel latex warna (reagen berwara biru) selanjutnya
ikatan inhibisi tersebut diaspirasikan oleh suatu daya magnetic. Tingkat inhibisi
yang dihasilkan adalah setara dengan konsenrasi antibodi IgM Salmonella thypi
dalam sampel. Hasil dibaca secara visual dengan membandingkan warna akhir
reaksi terhadap skala warna.
b) Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memasukkan 45 μl (-+ 1 tetes) reagen cokelat kedalam masing-masing
sumur.
b) Hasil praktikum
Hasil negatif
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan Tubex dengan metode invitro semikuantitatif
(Inhibition Magnetik Binding Immunoassay/IMBI) yang telah dilakukan, didapatkan hasil
negatif. Hal ini berarti sampel tidak menunjukan indikasi demam tifoid.
Namun pada praktikum yang telah dilakukan, tidak tersedia skala pembanding
warna, sehingga reaksi antigen antibodi tidak dapat terlihat atau terjadi pada sumur sampel.
Adapun kelebihan pemeriksaan Tubex dengan metode invitro semikuantitatif
(Inhibition Magnetik Binding Immunoassay/IMBI), yaitu :
a. Dapat mendeteksi infeksi akut Salmonella thypi secara dini.
b. Sensitivitas tinggi terhadap kuman Salmonella.
c. Hanya diperlukan sedikit sampel darah.
d. Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
Adapun kekurangan pemeriksaan Tubex dengan metode invitro semikuantitatif
(Inhibition Magnetik Binding Immunoassay/IMBI), yaitu :
a. Hasil dapat terganggu dengan spesimen yang sangat hemolitik atau ikterik.
b. Sulit untuk menginterpretasikan hasil dalam batas positif.
Rizatul Mustakim