Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I

Pemeriksaan Rheumatoid Factor Metode Kualitatif dan


Semi Kuantitatif

DISUSUN OLEH :

Rizatul Mustakim

PO714203191030

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi………………………………………………..i

A. Tujuan Praktikum……………………………………1

B. Dasar Teori…………………………………………..1

C. Prosedur Pemeriksaan………………………………..2

1. Pra Analitik………………………………………..2

2. Analitik…………………………………………….3

3. Pasca Analitik………………………………………5

D. Kesimpulan……………………………………………6

Daftar Pustaka…………………………………………….6

i
Hari/Tanggal : Jumat, 26 Maret 2021 & Kamis, April 2021

Judul Pemeriksaan : Pemeriksaan Rheumatoid Factor Metode Kualitatif dan


Semi Kuantitatif

A. Tujuan Praktikum
Untuk mendeteksi antibody RF yang terdapat dalam serum dan
mengetahui cara pemeriksaan Rheumatoid Factor dengan menggunakan
metode kualitatif aglutinasi dan metode semikuantitatif aglutinasi.
B. Dasar Teori
Rheumatoid Factor adalah imunoglobulin yang bereaksi dengan
molekul IgG. Pemeriksaan rheumatoid factor dipakai untuk mendiagnosa
ataupun memantau Rheumatoid Arthritis. Semua penderita Rheumatoid
Arthritis (RA) menunjukkan antibodi terhadap IgG yang disebut
faktorrheumatoid atau antiglobulin. (Agnes Sri Harti, Dyah Yuliana,
2007). Rheumatoid Arthritis merupakan penyakit autoimun yang
mengenai jaringan persendian, dan sering juga melibatkan organ tubuh
lainnya yang di tandai dengan terdapatnya sinovitis erosif sistemik (Sekar,
2011). Insiden puncak antara usia 40-60 tahun, lebih sering terjadi pada
wanita daripada pria (Muttaqin, 2008).
Menurut Kriteria ACR&EULAR (American College of
Rheumatology and European League Against Rheumatism) 2010,
diagnosis RA terdapat dua parameter laboratorium yaitu rheumatoid factor
(RF) dan ACPA (anticitruliinated protein antibodies) diantaranya anti
CCP (anti cycliccitrullinated protein antibody) atau anti MCV (anti
mutated citrullinated Vimentin) serta laju endap darah (LED) & CRP
(Aletaha D, dkk. 2010).
Tes RF (Rheumatoid Factor). Tes ini tidak konklusif dan mungkin
mengindikasikan penyakit peradangan kronis yang lain (positif palsu).
Pada beberapa kasus RA, tidak terdeteksi adanya RF (negatif palsu). RhF
ini terdeteksi positif pada sekitar 60-70% pasien RA. Level RF jika

1
dikombinasikan dengan level antibodi anti-CCP dapat menunjukkan
tingkat keparahan penyakit (NHMRC, 2009).
Untuk uji skrining terhadap pemeriksaan rheumatoid factor dapat
dilakukan dengan metode aglutinasi dimana darah dicampurkan dengan
partikel lateks yang dilapisi oleh antibody IgG manusia. Jika darah
tersebut mengandung factor rheumatoid, larutan lateks tersebut akan
membentuk gumpalan atau aglutinasi sehingga sampel serum yang
diperiksa mengandung RF, maka akan terbentuk aglutinasi (Aletaha D,
dkk. 2010).

C. Prosedur Pemeriksaan
1. Pra Analitik
 Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus untuk pasien dalam pemeriksaan.
Mencatat dan menanyakan identitas pasien lalu menyesuaikan
dengan form permintaan pemeriksaan.
 Persiapan Sampel
Sampel yang digunakan yaitu serum. Sebelumnya dilkukan
pengambilan darah vena dan didiamkan hingga mengendap.
Kemudian darah disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan
3000 rpm. Supernatan yang terbentuk diambil dan dimasukkan
kedalam tabung reaksi lainnya.
 Persiapan Alat dan Bahan
 Alat
a. Slide Test (Latar Hitam)
b. Mikropipet
c. Batang Pengaduk
d. Tip Mikropipet
e. Rotator
f. Tabung Reaksi
g. Rak Tabung

2
 Bahan
a. Sampel Serum
b. NaCl 0.9%
c. Reagen kit Pemeriksaan :
 Latex Reagen
 Positive Control
 Negative Control
2. Analitik
 Prinsip Pemeriksaan
- Metode Kualitatif
Tes RF-Latex adalah tes Aglutinasi slide untuk mendeteksi
secara langsung (kualitatif). Antigennya yaitu suspensi latex
khusus dengan gamma Globulin manusia, ditentukan dengan
adanya Aglutinasi pada serum pasien dengan tes Rheumatoid
Factor.
- Metode Semikuantitatif
Reagen RF mengandung partikel latex yang dilapisi dengan
gamma globulin manusia. Ketika reagen yang dicampur
dengan serum yang mengandung RF pada level yang lebih
besar dari 8,0 IU/ml maka pada partikel akan terjadi
aglutinasi. Hal ini menunjukkan reaksi positif pada sampel
terhadap RF dan harus dilakukan pemeriksaan secara semi
kuantitatif untuk mengetahui titernya.
 Cara Kerja
 Metode Kualitatif
1) Meletakkan reagen, sampel dan semua komponen pada
suhu ruangan.
2) Meneteskan kontrol negatif dan kontrol positif masing
masing sebanyak 1 tetes pada slide test

3
3) Meneteskan serum sebanyak 50 ul (1 tetes) pada slide
test
4) Menambahkan 1 tetes reagen latex disebelah tetesan
serum dan kontrol
5) Menghomogekan kedua kontrol dan serum pada seluruh
area lingkaran dengan menggunakan batang pengaduk
yang berbeda.
6) Menggoyangkan slide test dengan memutar secara
perlahan selama 2 menit.
7) Mengamati slide test dengan memperhatikan terjadinya
aglutinasi.
 Metode Semikuantitatif
1) Menyiapkan 3 buah tabung serologi,masing masing
tabung diberi label ½,1/4, dan 1/8.
2) Memipet larutan saline/NaCl sebanyak 100 µL dan
dimasukkan pada masing-masing tabung.
3) Tabung 1 dimasukkan 100 µL sampel serum kemudian di
homogenkan.
4) Dari tabung 1 dipipet 100 µL kemudian dimasukkan ke
tabung 2 dan dihomogenkan, dan dilanjutkan hingga ke
tabung 3.
5) Dari tabung 3 diambil 100 µL kemudian dibuang.
6) Selanjutnya, dipipet 50 µL dari masing-masing tabung ke
Black Slide untuk dilakukan uji kualitatif.
7) Kemudian, masing-masing lingkaran slide yang berisikan
serum berlabel ½,1/4, dan 1/8 ditetesi dengan reagen
lateks.
8) Lalu, dihomogenkan dengan menggunakan batang
pengaduk diposable ke seluruh area lingkaran slide.

4
9) Kemudian, digoyangkan slide kedepan dan kebelakang
setiap 2 detik selama 2 menit. Dibaca hasil segera setelah
2 menit.
10) Hasil akhir/titer ditentukan dari pengenceran tertinggi
yang masih menunjukkan hasil positif.
3. Pasca Analitik
 Interpretasi Hasil Metode Kualitatif

Keterangan :
Negatif yang ditandai dengan tidak terbentuk
aglutinasi pada sampel serum yang diperiksa.
Negatif : Tidak adanya aglutinasi. Tingkat RF >8IU/ml
Positif : Adanya aglutinasi. Tingkat RF <8 IU/ml
 Interpretasi Hasil Metode Semikuantitatif
Pengenceran tertinggi yang positif sebagai hasil akhir dalam
kadar titer. Untuk menentukan konsentrasi RF, mengalikan titer
dengan konversi 8. Misalkan : titer ASTO yang didapatkan = 1/4
maka konsentrasi RF adalah 4 x 8 = 32 IU/ml.

5
Keterangan :
Negatif karena tidak terbentuk aglutinasi pada

1 1 1
pengenceran , dan .
2 4 8

D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan Rhematoid Factor dengan
menggunakan metode aglutinasi yang telah dilakukan disimpulkan bahwa
sampel serum dari pasien yang diperiksa negatif yang ditandai dengan
tidak terbentuknya aglutinasi pada slide test pada metode kualitatif
maupun metode semikuantitatif.
Adapun kelebihan dari pemeriksaan ini yaitu pengerjaannya
sederhana, hemat biaya, Efesiensi dengan waktu. Sedangkan
kelemahannya diantaranya ekuatan reaksi aglutinasi tidak menunjukan
konsentrasi RF, Waktu reaksi lebih lama dari yang ditentukan dapat
menghasilkan reaksi palsu yang jelas karena efek pengeringan dan hanya
serum sebagai sampel yang harus digunakan dalam tes ini

Daftar Pustaka

Agnes Sri Harti, Dyah Yuliana. 2007. Pemeriksaan Rheumatoid Faktor Pada
Penderita Tersangka Rheumatoid Arthritis. Jurnal STIKes Kusuma Husada
Surakarta.

Aletaha D, Neogi T, Silman A J, Funovits J, Felson DT, Bingham CO, et al. 2010
Rheumatoid Arthritis Classification Criteria. American College of
Rheumatology. Arthritis Rheum. 2010;62(9):2569-81.

Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Sistem Imunologi. Jakarta: Salemba Medika

Sekar T.R. (2011). Wanita dan Penyakit Autoimune Selama Hidupnya.


Yogyakarta: SIKLUS

6
7

Anda mungkin juga menyukai