Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I

DETEKSI ANTIBODI ASTO

DISUSUN OLEH :

Rizatul Mustakim (PO714203191030)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi...............................................................................................................

...............................................................................................................................i

A. Tujuan Praktikum.........................................................................................

B. Dasar Teori...................................................................................................

C. Prosedur Pemeriksaan..................................................................................

1. Pra Analitik...............................................................................................

2. Analitik.....................................................................................................

3. Pasca Analitik...........................................................................................

D. Kesimpulan...................................................................................................

Daftar Pustaka.......................................................................................................

i
ii
Hari / Tanggal : Jum’at / 26 Maret 2021

Judul Praktikum : Pemeriksaan Anti Streptolisin O (ASTO) Metode Kualitatif

Tujuan Praktikum : Untuk menentukan anti-SLO dalam serum secara invitro


dan membantu diagnose penyakit demam rematik dengan
menggunakan metode kualitatif.

A. Dasar teori :

Streptokokus adalah bakteri gram positif, mereka memiliki


beberapa kelompok imunologi yang diberi kode huruf A-H dan K-O.
Organisme ini menghasilkan enzim dimana kelompok C, G, dan A
menghasilkan enzim yang sama yaitu streptolisin O, toksin hemolitik
oksigen labil menyebabkan hemolisis sel darah merah. Ketika tubuh
terinfeksi dengan salah satu kelompok di atas (C, G, atau A), tubuh akan
menghasilkan antibodi terhadap racun streptolisin O, disebut
antistreptolisin O atau ASO. Tes ASO adalah tes yang mengukur antibodi
dalam serum darah. Antibodi akan mulai naik 1 – 3 minggu setelah infeksi
streptokokus, puncaknya adalah dalam 3 – 5 minggu, dan kemudian
kembali ke tingkat yang tidak signifikan selama 6 – 12 bulan, sehingga tes
positif dapat mengindikasikan infeksi streptokokus grup A, C, dan G serta
dapat mendukung diagnosis pasca komplikasi infeksi streptokokus.
Meningkatnya titer dari waktu ke waktu menunjukkan infeksi yang
membutuhkan lebih dari satu tes tunggal, sehingga diperlukan tes ulang 10
hari setelah tes sebelumnya (Tarek Hammad, dkk., 2014).

Diagnosis RF melalui pemeriksaan streptococcus dari kultur swab


tenggorokan yang positif dan penggunaan tes imunologi seperti Anti-
streptolisin O (ASO) akan memberikan manfaat dalam diagnosis infeksi
streptokokus. Tes ASO menggunakan suspensi buffered stabil dari partikel
lateks polistirena yang telah dilapisi dengan streptolysin O. Ketika reagen
latex dicampur dengan serum yang mengandung ASO, aglutinasi terjadi.
Sensitivitas reagen latex telah disesuaikan untuk menghasilkan aglutinasi

1
ketika tingkat ASO lebih besar dari IU/ml. Hasil positif pada tes ASO
menegakkan infeksi sebelumnya sehingga berguna untuk mendukung
diagnosis penyakit poststreptococcal. Seperti glomerulonephritis,
poststreptococcal merupakan pediatric gangguan neuropsikiatri autoimun
yang terkait dengan streptokokus dan demam rematik. Tingkat ASO pada
pasien dinyatakan positif jika ASO berkisar dari 400 IU/ml untuk 3200
IU/ml (Ella, 2015).

Tes serologi untuk konfirmasi infeksi Streptococcus β hemolitikus


Gruf A (GAS) dapat dilakukan dengan menggunakan Antistreptolisin O
(ASTO). ASTO adalah respon antibodi yang paling sering diperiksa untuk
membantu dalam diagnosis demam rematik pada penderita penyakit
jantung rematik (Cunningham, 2000). ASTO tetap berguna dalam
diagnosis infeksi dan komplikasi Streptococcus sebagai tindak lanjut
dalam mengevaluasi efektivitas perawatan (Periwal, et al.,2006; Danchin
dan Kelpie, 2007). ASTO berguna ketika teknik kultur tenggorokan tidak
efektif atau ketika pasien sudah meminum antibiotic.

B. Prosedur Pemeriksaan
1. Pra Analitik
 Persiapan pasien
Mencatat identitas pasien pada format yang telah disediakan
seperti nama pasien, tanggal lahir pasien, jenis kelamin, dan
tanggal pengambilan sampel.

 Persiapan praktikan
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) level 1 seperti jas
laboratorium, masker, handscoon, dan face shield.

2
 Persiapan alat dan bahan

Alat :

 Pipet tetes
 Slide test
 Pengaduk
Bahan :

Reagen latex : suspense partikel latex yang


dilapisi antigen streptolisin O

Positif Kontrol (PC) : yang sudah mengandung


antibodi ASO

Negatif Kontrol (NC) : yang tidak mengandung


antibodi ASO

3
Sampel serum

2. Analitik
Prinsip kerja : Reaksi antara antibodi anti streptolisin O dengan antigen
streptolisin O yang dilekatkan pada latex ditunjukkan dengan adanya
aglutinasi

Prosedur kerja :
1. Meletakkan reagen, sampel, dan semua komponen pada suhu
ruangan
2. Menghomogenkan reagen latex agar partikel menyebar merata
3. Meneteskan kontrol negatif dan kontrol positif masing –
masing sebanyak 1 tetes pada slide yang berbentuk lingkaran
4. Meneteskan serum sebanyak 50 µl di lingkaran slide berikutnya
5. Menambahkan 1 tetes reagen latex disebelah tetesan serum dan
kontrol
6. Menghomogenkan kedua kontrol dan serum pada seluruh area
lingkaran dengan menggunakan batang pengaduk yang berbeda
7. Menggoyangkan slide test memutar secara perlahan selama 2
menit
8. Mengamati slide test dengan melihat ada tidaknya aglutinasi

4
3. Pasca Analitik
Interpretasi hasil

Keterangan :
Negatif kontrol : tidak terjadi aglutinasi
Sampel serum : tidak terjadi aglutinasi
Positif kontrol : terjadi aglutinasi

C. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa yang terjadi aglutinasi adalah area lingkaran positif kontrol dan
yang tidak terjadi aglutinasi pada area lingkaran sampel dan negatif
kontrol. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan ASTO
(Antibodi Streptolisin O) adalah reagen dan sampel harus dikondisikan
pada suhu ruang, reagen yang digunakan harus dihomogenkan terlebih
dahulu, dan penetesan reagen harus secara vertikal dan ujung pipet tidak
boleh menyentuh slide test. Adapun kelebihan dari pemeriksaan ASTO
metode kualitatif adalah proses pengerjaan yang mudah dan murah, harga
relatif lebih murah, dan teknik pembacaan hasilnya cukup mudah.
Sedangkan kekurangannya adalah perlunya keterampilan dan ketelitian
yang tinggi dan dapat memberikan hasil positif dan negatif palsu

5
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, M.W. (2000). Pathogenesis of group A streptococcal infections.


Clinical Microbiology Journal. 13:470-511.

Ella, dkk. 2015. Anti – Streptolysin O Titre In Comparism To Positive Blood


Culture In Determining The Prevalence Of Group A Streptococcus
Infection In Selected Patients In Zaria, Nigeria. [ online ]. tersedia:
http://www.eajournals.org/wp-content/uploads/Anti-Streptolysin-O-Titre-
in-Comparism-to-Positive-Blood-Culture-in-Determining-the-Prevalence-
of-Group-a-Streptococcus-infection-in-Selected-Patients-in-Zaria-
Nigeria.pdf [ diakses 22 Maret 2021 ]

Hammad, Tarek, dkk. 2014. Antistreptolysin O Titer [ online ]. tersedia:


http://emedicine.medscape.com/article/2113540-overview#a4 [diakses 22
Maret 2021

Periwal KL, Gupta BK, Panwar RB, Khatri PC, Raja S. and Gupta R. (2006).
Prevalence of rheumatic heart disease in school children in Bikaner: an
echocardiographic study. AssocPhysicians India. 54:279-82.

Anda mungkin juga menyukai