Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

“ANALISIS ALKOHOL SECARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF”

Dosen pengampu :
Widodo, ST., M.Si
Disusun oleh :
Rizqia Aulia Safitri P1337434121069

Diah Fitriani P1337434121079

Lilis Suryani P1337434121091

Cita Finandhia Putri P1337434121098

Azzahra Fitri H P1337434121101

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2023


BAB X ANALISIS ALKOHOL
A. Pendahuluan................................................................................................. 18
B. Toksisitas Alkohol ........................................................................................ 19
C. Tes Laboratorium dan Tujuan Pemeriksaan ............................................. 20
D. Jenis Spesimen .............................................................................................
1. Darah......................................................................................................
2. Urin ........................................................................................................
3. Cairan Lambung .....................................................................................
4. Spesimen Jaringan ..................................................................................
E. Persaratan Wadah .......................................................................................
F. Bahan pengawet ...........................................................................................
G. Pelabelan ......................................................................................................
H. Penyimpanan................................................................................................
I. Jenis Pemeriksaan Laboratorium Keracunan Alkohol ..............................
J. Pelaksanaan Praktikum/Unjuk Kerja ........................................................ 11
1. Judul Praktikum .......................................................................................
2. Alat dan Bahan ........................................................................................ 12
3. Langkah Kerja ........................................................................................ 13
4. Hasil Unjuk Kerja ................................................................................... 14
5. Deskripsi Amatan dan Simpulan Kegiatan Praktikum .............................. 15
6. Verifikasi Hasil Pemeriksaan
K. Rangkuman ................................................................................................. 16
L. Latihan/Tugas/Eksperimen ........................................................................ 17
A. PENDAHULUAN
Alkohol merupakan suatu senyawa kimia yang mengandung gugus OH, sedangkan
yang dikenal sebagai minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol etil
alkohol (C2H5OH), yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat. Ada 3 golongan
minuman berakohol, golongan A adalah minum beralkohol dengan kadar etanol 1% - 5%,
minuman beralkohol dengan kadar etanol lebih dari 5% - 20% termasuk golongan B, dan
Golongan C adalah minuman beralkohol dengan etanol lebih 20% - 45% (Kepmenkes,
1977).Alkohol yang dikonsumsi secara kronis yaitu selama 25 hari akan meningkatkan
Reaktif Oksigen Spesies dan menyebabkan penipisan pertahanan antioksidan di
hipokampus (Ihwan, 2008).
Tapai merupakan salah satu jenis makanan hasil proses fermetasi. Ada beberapa
jenis tapai, seperti tapai ubi dan ketan hitam. Tapai adalah ketan hitam yang dibuat dengan
memfermentasikan ketan hitam dengan ragi. Ragi atau khamir mempunyai kemampuan
untuk memecah pangan karbohidrat menjadi alkohol dan karbondioksida. Reaksi yang
terjadi dalam fermentasi alkohol sebagai berikut:

C6H12O6 → 2 C2H5OH + 2 CO2 ... (1)

Berdasarkan uraian dan reaksi kimia pada persamaan 1 dapat disimpulkan bahwa
proses fermentasi ketan hitam dengan ragi dapat menghasilkan alkohol/ Etanol.
Penentuan kadar alkohol di dalam tape ketan sudah lama dilakukan (Cronk, Mattick,
Steinkraus, & Hackler, 1979) sudah melakukan penelitian tentang kadar alkohol yang
dihasilkan oleh fermentasi tape ketan. T.C Cronk membuktikan bahwa dihasilkan iso
butanol, active amyl dan iso amil yang dihasilkan selama proses fermentasi tape ketan.
Fakta yang cukup mengejutkan adalah lamanya proses fermentasi ternyata dapat
meningkatkan kadar alkohol di dalam tape, seperti dikutip dari penelitian (Mulja, 2003).
Mulja menemukan bahwa terjadi kenaikan alkohol di dalam nira siwalan sebesar 4,48%.
Kenyataannya, Fatwa MUI No.11 Tahun 2009 tentang Alkohol menerangkan bahwa
minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol, dan senyawa turunan
lainnya seperti metanol, asetaldehida dan etil asetat yang dibuat secara fermentasi dengan
rekayasa dari berbagai jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat ketentuan
hukumnya adalah Haram.
Singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber
karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan
jagung (Badan Litbang Pertanian, 2011). Menurut Rahmad Rukmana dan Yuniarsih
(2001) “dalam” Suparti dan Asngad (2009), kandungan karbohidrat ketela pohon
cukuplah tinggi (36,89 gram), hal ini berpotensi sebagai bahan alternatif dalam pembuatan
alkohol. Karbohidrat akan diubah menjadi gula dan gula akan diubah menjadi alkohol.

Fermentasi adalah proses metabolisme dimana akan terjadi perubahan- perubahan


kimia dalam substrat organik, kegiatan atau aktivitas mikroba yang membusukkan bahan-
bahan yang difermentasi. Fermentasi akan menghasilkan alkohol yang berbeda-beda
tergantung pada kandungan karbohidrat masing-masing bahan fermentasi. (Lisdiana dan
Soemadi, 1997). Tape adalah suatu produk fermentasi dari bahan-bahan sumber pati
seperti ketela pohon dengan penambahan ragi di dalam proses pembuatannya dan menjadi
produk pangan olahan tradisional Indonesiadengan tekstur lunak dan sedikit berair
(Asnawi, 2013). Adanya kadar alkohol dapat dilihat dari teksturnya yang berair.Tapai
merupakan salah satu produk hasil fermentasi. Beras, ketan, jagung dan ketela pohon,
dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan tape. Bahan-bahan tersebut dikukus
hingga matang, dihamparkan ditampah dan setelah dingin dibubuhi ragi, kemudian
campuran itu ditaruh dalam belangga, ditutup dengan daun pisang dan disimpan dalam
tempat yang sejuk. Tak lama kemudian berkhamirlah karena daya kerja
organismeorganisme yang terdapat dalam ragi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86/Menkes/Per/IV/77 tentang


minuman keras, minuman beralkohol dikategorikan sebagai minuman keras dan dibagi
menjadi 3 golongan berdasarkan persentasekandungan etanol volume per volume pada
suhu 200C. Minuman dengan kadar etanol 1-5% dikategorikan sebagai minuman keras
golongan A, minuman dengan kadar etanol lebih dari 5% sampai dengan 20% tergolong
minuman keras golongan B, sedangkan minuman dengan kadar etanol golongan C
mengandung etanol lebih dari 20% sampai 55%. kadar alkohol pada tape singkong paling
rendah. Aneka bahan pangan yang mengandung karbohidrat dapat diolahmenjadi makanan
khas yang disebut tape.Bahan pangan yang umumnya
B. TOKSISTAS ALKOHOL
Seperti kita ketahui bahwa bahan kimia beracun yang dalam suhu kamar (32° C)
berbentuk cair adalah merupakan bahan toksik yang paling dominan dan banyak jenisnya.
Dan bahan-bahan toksik tersebut ada yang sifatnya mudah menguap dan menjadi toksik
diantara bahan toksik cair tersebut dalam dosis yang kecil dan dalam larutan sering
sengaja dikonsumsi oleh manusia, contohnya alkohol.

Alkohol itu sangat tidak baik bagi kesehatan manusia karena dapat menyebabkan
toksik atau keracunan terutama pada jaringan saraf pusat dan bahan lainnya itu seperti
nitrat, nitrit di mana target utama yang dirusak itu adalah sistem kardiovaskuler. Adapun
jenis alkohol yang bersifat toksik yaitu ethanol (ethyl alkohol), methanol (methyl
alkohol), dan isopropil (isopropil alkohol). Pada umumnya semakin panjang rantai
karbon maka semakin tinggi daya toksisitasnya. Tetapi ada pengecualian dalam teori ini
ialah methanol lebih toksik dari pada ethanol. Methanol akan memberikan efek bukan
hanya mempengaruhi kerja saraf seperti ethanol, tetapi sampai mematikan (merupakan
racun) sehingga penting bagi seorang farmasis ataupun siapa saja untuk mengetahui dan
mempelajari toksisitas pada senyawa methanol

Methanol termasuk golongan racun sangat berbahaya. Dengan dosis 30 mililiter


saja yang dikonsumsi dapat menyebabkan kebutaan permanen karena kerusakan dari serat
saraf mata. Pada dosis 100 mL methanol ini dapat menyebabkan kematian, Methanol
sendiri sebenarnya bukanlah bahan beracun, namun dalam perjalanannya dia mengalami
metabolisme (penguraian zat) menjadi formaldehyde selanjutnya diurai lagi menjadi
asam format (formic acid oleh enzym alcohol dehydrogenase. Asam format inilah yang
mempunyai daya rusak yang kuat pada hati (lever) dan ginjal (kidney). Sebagian besar
korban meninggal diakibatkan karena gagal hati dan gagal ginjal.

C. TES LABORATORIUM DAN TUJUAN PEMERIKSAAN


Pemeriksaan Laboratorium alcohol menggunakan sampel darah, urin dan plasma
adapun pemeriksaan yang menggunakan alat pengukur kadar alcohol tester AMT8800.
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kadar alkohol di dalam tubuh
manusia yang mengonsumsi alkohol dengan menggunakan specimen urin, darah lengkap,
plasma dan alat tiup napas.

D. JENIS SPECIMEN
1. DARAH
Tes darah alkohol dapat memverifikasi apakah seseorang baru saja
mengonsumsi alkohol. Tes ini juga dapat menunjukkan berapa banyak alkohol yang
dikonsumsi seseorang. Ada beberapa jenis tes alkohol darah. Jenis yang paling umum
digunakan untuk menunjukkan jumlah alkohol yang dikonsumsi seseorang baru-baru
ini. Ini disebut kandungan alcohol dalam darah mereka (BAC) . Ada juga tes yang
digunakan untuk mengukur penggunaan alkohol kronis dan penumpukan biomarker
alkohol dalam tubuh.

2. URIN
Urin merupakan suatu larutan yang kompleks dan mengandung bermacam-
macam bahan organik maupun anorganik. Komposisi urin tergantung dari bahan
makanan yang dimakan, keadaan metabolisme tubuh, dan kemampuan ginjal untuk
mengadakan seleksi. Sehingga, komposisi urin dapat mencerminkan kemampuan
ginjal untuk menahan dan menyerap bahan-bahan yang penting untuk metabolisme
dasar dan mempertahankan homeostasis tubuh. Normalnya jumlah bahan yang
terdapat dalam urin selama 24 jam adalah 35 gram bahan organik dan 25 gram bahan
anorganik (Ma’arufah, 2004).

E. PERSYARATAN WADAH
1. terbuat dari bahan gelas atau plastik (polypropylene, polyethylene, dan
teflon) tergantung jenis sampel yang diambil
2. Tidak bocor atau merembes
3. Harus dapat ditutup rapat dengan tutup ulir atau tutup karet
4. Besar wadah sesuai dengan volume specimen
5. Bersih, Steril dan kering
6. Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai
karena pengaruh lingkungan harus menggunakan botol yang gelap
7. tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan sampel
8. Pengiriman spesimen Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan sesegera
mungkin, jangan sampai melebihi batas waktu yang ditentukan untuk
dilakukan analisis dan sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil

F. BAHAN PENGAWET
Pada pemeriksaan analisis alkohol atau kasus keracunan alkohol sampel tidak
menggunakan bahan pengawet, namun sampel dimasukkan dalam ice box setelah
ditempatkan diwadah.

G. PELABELAN
 Nama pasien dan nomor identitas
 Tanggal dan jam pengambilan
 Petugas pengambilan sampel
 Jenis spesimen
 Bahan (pengawet (jika memungkinkan)

H. PENYIMPANAN
1. Darah
Untuk sampel yang mengandung alkohol ditambahkan natrium florida dengan
tujuan untuk menghambat aktifitas enzim dan mikroorganisme yang dapat
menghasilkan etanol dalam sampel darah. Natrium florida yang digunakan adalah 1%
yang mempunyai efek antiglikolisis.

2. Urine
Untuk kasus korban hidup urine disimpan dalam wadah botol plastik steril
dengan pengawet natrium florida. Penyimpanan dalam suhu ruang masih
memungkinkan, akan tetapi lebih baik disimpan dalam kulkas suhu 4oC.
I. JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM KERACUNAN ALKOHOL
 Kromatografi gas
 Spektrofotometri
 Pemeriksaan bikarbonat
 Pemeriksaan osmolar gap
 Pemeriksaan anion gap
 Uji dipstick
 Pemeriksaan radiologi

J. PRAKTIKUM
 Judul Praktikum
Pemeriksaan kadar alkohol menggunakan alkohol detector

 Alat dan Bahan


Alat detector alkohol

 Langkah kerja
- Alat terlebih dahulu dipasang karet pada peniupan yang berada disamping
- Hidupkan alat dan tunggu sampai angka 0
- Tiup alat sampai berbunyi
- Tunggu alat berproses
- Lihat hasil dan catat

 Hasil
0,52

 Deskripsi amatan kerja


Pada praktiku probandus sebelum pemeriksaan tidak mempunyai riwayat
mengkonsumsi alkohol, maka saat praktikum diganti menggunakan dengan
megkonsumsi tape kemudian di tes kadarnya menggunakan akohol detector
 Verifikasi hasil Pemeriksaan
Pada pemeriksaan yang telah dilakukan mendapatkan hasil 0,52

K. RANGKUMAN
Alkohol merupakan suatu senyawa kimia yang mengandung gugus OH,
sedangkan yang dikenal sebagai minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung
etanol etil alkohol (C2H5OH), yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat. Ada 3
golongan minuman berakohol, golongan A adalah minum beralkohol dengan kadar etanol
1% - 5%, minuman beralkohol dengan kadar etanol lebih dari 5% - 20% termasuk
golongan B, dan Golongan C adalah minuman beralkohol dengan etanol lebih 20% - 45%
(Kepmenkes, 1977).Alkohol yang dikonsumsi secara kronis yaitu selama 25 hari akan
meningkatkan Reaktif Oksigen Spesies dan menyebabkan penipisan pertahanan
antioksidan di hipokampus.

Bahan-bahan toksik yang sifatnya mudah menguap dan menjadi toksik diantara
bahan toksik cair tersebut dalam dosis yang kecil dan dalam larutan sering sengaja
dikonsumsi oleh manusia, contohnya alkohol. Adapun jenis alkohol yang bersifat toksik
yaitu ethanol (ethyl alkohol), methanol (methyl alkohol), dan isopropil (isopropil alkohol).
Pada umumnya semakin panjang rantai karbon maka semakin tinggi daya toksisitasnya.

Pemeriksaan Laboratorium alcohol menggunakan sampel darah, urin dan plasma


adapun pemeriksaan yang menggunakan alat pengukur kadar alcohol tester AMT8800.
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kadar alkohol di dalam tubuh
manusia yang mengonsumsi alkohol dengan menggunakan specimen urin, darah lengkap,
plasma dan alat tiup napas.

LAPORAN PRAKTEK ALKOHOL

M. Pelaksanaan Praktikum/Unjuk Kerja


Metode Kualitatif
1 Tujuan Tujuan : untuk menentukan kadar alkohol

2 Prinsip Prinsip : bila cahaya (monokrommatik maupun campuran) jatuh


pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan
dipantulkan sebagian diserap dalam medium itu dan sisanya
diteruskan.

3 Alat Alat :
1. aluminium foil,
2. botol coklat, cawan conway,
3. erlenmeyer (iwaki),
4. gelas kimia (iwaki),
5. gelas ukur (iwaki),
6. labu ukur (iwaki),
7. lebel,
8. oven,
9. pipet skala (iwaki),
10. pipet tetes, rangkaian alat destilasi, spekrofoto-meter U-
Vis,
11. termometer,
12. timbang-an analitik

4 Reagen Bahan :
1. minuman beralkohol (arak),
2. aquadest (H2O),
3. asam sulfat (H2SO4),
4. alkohol 70 %,
5. kalium dikromat (K2Cr2O7),
6. natrium karbonat (Na2CO3),
7. tisue, vaseline.

5 Cara Kerja Cara Kerja


a. Pra Analitik a. Pra analitik
b. Analitik
- Menggunakan APD
c. Paska
- Mempersiapkan alat dan bahan
Analitik
b. Analitik

Penetapan kadar

blanko

- dipipet 3 mL larutan dikromat asam

- dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL


ditambahkan aquadest sampai tanda batas

- kemudian dibaca absorbansi pada


panjang gelomban maksimum.

Penetapan kadar larutan standar

- dipipet larutan dikromat asam sebanyak 3 mL

- dimasukkan kebagian tengah cawan conway.

- Pada bagian luar lingkaran cawan conwey dipipet


larutan standar konsentrasi 0,4 g/dL sebanyak 0,5 mL
dan 1 mL natrium karbonat.

- kemudian Cawan ditutup dengan penutupnya yang


telah diberi vaseline,

- dipanaskan pada suhu 78°C selama 20 menit. - Diambil


larutan dikromat asam, dimasukkan dalam labu ukur
25 mL dan dibilas bagian tengah cawan conwey dua
kali menggunakan aquadest.

- Kemudian tambahkan aquadest sampai tanda batas.

- Dibaca dalam absorbansi pada panjang gelombang 440 nm


Penetapan kadar sampel

- dipipet larutan asam 3 ml secara diplo

- dimasukkan dalam cawan conway pertama, kedua, dan


ketiga

- pada bagian luar cawan conway pertama, kedua,


ketiga dipipet 0,5 ml dan 1 ml natrium karbonat

- tutup cawan dengan penutupnya yang sudah diberi


vaseline dipanaskan pada suhu 78⁰C selama 20 menit

- ambil larutan dikromat asam, dan masukkan kedalam labu


ukur 10 mL kemudian dibilas bagian tengah cawan conwey
dua kali menggunakan aquadest

- lalu dibaca absorbansi pada panjang gelombang 440 nm

6 Pembacaan Hasil Hasil


dan Gambar Abs. Blanko : 1.013
Abs. Standar : 0.557
Abs sampel 1, 2, 3 : 0.325, 0.368,
0.350 dengan nilai rata-rata absorbansi sampel
yaitu 0.348.
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif yang telah dilakukan dengan
metode spektrofotometri UV-Vis didapatkan kadar alkohol
memiliki kadar 58 % dan angka tersebut melebihi syarat dri bpom

7 Kesimpulan Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut kadar alkohol adalah 58%

8 Rangkuman Penetapan kadar alkohol menggunakan spektrofotometer uv-vis


dengan penetapan absorbansi dari blanko, standar kemudian
absorbansi sampel secara diplo. Dlam penentuan kadar tersebut
didapatkan hasil 58% yang mana angka tersebut melebihi syarat
yang ditentukan oleh BPOM

Metode Kuantitatif
1 Tujuan Tujuan dari praktikum uji kualitatif alkohol adalah untuk
mengidentifikasi sampel yang mengandung gugus-OH.

2 Prinsip Prinsip dari praktikum uji kualitatif alkohol ini adalah berdasarkan
adanya perubahan warna, terbentuk endapan, dan adanya gas.
Terbentuknya warna hijau hasil dari oksidasi antara etanol dengan
kalium bikromat dalam suasana asam

3 Alat Alat :
1. Rak dan tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Pencapit tabung reaksi
4. labu ukur
5. Penangas air Botol semprot
6. Minuman beralkohol
7. Specimen manusia : darah, urin
8. cawan Conway

4 Reagen Reagen :
1. alkohol 70%
2. aquades
3. asam sulfat pekat
4. kalium bikromat

5 Cara Kerja Cara Kerja


A. Pra Analitik a. Pra Analitik

B. Analitik  Menggunakan APD lengkap

C. Paska Analitik  Mengatur tata ruangan: suhu harus sesuai, pertukaran


udara/ventilasi, ruangan harus tertutup
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
 Mengecek reagen sudah kadaluarsa atau belum
 Memberi etiket pada tabung sampel

b. Analitik
 Siapkan cawan conway dan oleskan vaselin pada tutupnya
 Teteskan kalium bikromat ke bagian tengah cawan
secukupnya (3/4 bagian
tengah cawan)
 Tuang bahan uji ke bagian samping cawan, kemudian tutup
cawannya.
 Lakukan inkubasi pada suhu 30°C bila perlu
 Amati perubahan warna yang terjadi pada kalium bikromat

c. Paska Analitik
 Pencatatan hasil pemeriksaan
 Verifikasi Hasil pemeriksaan
 Pelaporan Hasil pemeriksaan

6 Pembacaan Hasil Pembacaan Hasil dan Gambar


dan Gambar Fermentasi adalah proses metabolisme dimana akan terjadi
perubahan- perubahan kimia dalam substrat organik, kegiatan atau
aktivitas mikroba yang membusukkan bahan-bahan yang
difermentasi. Fermentasi akan menghasilkan alkohol yang berbeda-
beda tergantung pada kandungan karbohidrat masing-masing bahan
fermentasi (Lisdiana dan Soemadi, 1997).

INTERPRETASI HASIL
- Perubahan warna dari kuning menjadi hijau menandakan alkohol
positif.
- Jika warna yang terbentuk adalah biru, maka kadar alkohol dalam
bahan uji sangat tinggi
7 Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan bahwa mendapatkan hasil
yang postitif. Perubahan warna dari kuning menjadi hijau
menandakan alkohol positif. Jika warna yang terbentuk adalah biru,
maka kadar alkohol dalam bahan uji sangat tinggi.

8 Rangkuman Fermentasi akan menghasilkan alkohol yang berbeda-beda


tergantung pada kandungan karbohidrat masing-masing bahan
fermentasi. Perubahan warna dari kuning menjadi hijau menandakan
alkohol positif.. Jika warna yang terbentuk adalah biru, maka kadar
alkohol dalam bahan uji sangat tinggi

L. Latihan/Tugas/Eksperimen
1. Sebutkan dan jelaskan golongan alcohol
? Jawaban:
Ada 3 golongan minuman berakohol yaitu:
Golongan A adalah minum beralkohol dengan kadar etanol 1% - 5%, minuman
beralkohol dengan kadar etanol lebih dari 5% - 20% termasuk golongan B, dan Golongan
C adalah minuman beralkohol dengan etanol lebih 20% - 45% (Kepmenkes,
1977).Alkohol yang dikonsumsi secara kronis yaitu selama 25 hari akan meningkatkan
Reaktif Oksigen Spesies dan menyebabkan penipisan pertahanan antioksidan di
hipokampus (Ihwan, 2008).

2. Jelaskan toksiksitas pada alcohol !


Jawaban :
Seperti kita ketahui bahwa bahan kimia beracun yang dalam suhu kamar (32° C)
berbentuk cair adalah merupakan bahan toksik yang paling dominan dan banyak jenisnya.
Dan bahan- bahan toksik tersebut ada yang sifatnya mudah menguap dan menjadi toksik
diantara bahan toksik cair tersebut dalam dosis yang kecil dan dalam larutan sering
sengaja dikonsumsi oleh manusia, contohnya alkohol.
Alkohol itu sangat tidak baik bagi kesehatan manusia karena dapat menyebabkan
toksik atau keracunan terutama pada jaringan saraf pusat dan bahan lainnya itu seperti
nitrat,
nitrit di mana target utama yang dirusak itu adalah sistem kardiovaskuler. Adapun jenis
alkohol yang bersifat toksik yaitu ethanol (ethyl alkohol), methanol (methyl alkohol), dan
isopropil (isopropil alkohol). Pada umumnya semakin panjang rantai karbon maka
semakin tinggi daya toksisitasnya.

3. Bagaimana persyaratan wadah untuk sampel uji


alcohol? Jawaban :
Pernyaratan untuk wadah :
- terbuat dari bahan gelas atau plastik (polypropylene, polyethylene, dan
teflon) tergantung jenis sampel yang diambil
- Tidak bocor atau merembes
- Harus dapat ditutup rapat dengan tutup ulir atau tutup karet
- Besar wadah sesuai dengan volume specimen
- Bersih, Steril dan kering
- Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai
karena pengaruh lingkungan harus menggunakan botol yang gelap
- Tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan sampel
- Pengiriman spesimen Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan sesegera
mungkin, jangan sampai melebihi batas waktu yang ditentukan untuk
dilakukan analisis dan sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil

4. Specimen apa yang di uji dalam menganalisis


alcohol? Jawaban :
DARAH
Tes darah alkohol dapat memverifikasi apakah seseorang baru saja mengonsumsi
alkohol. Tes ini juga dapat menunjukkan berapa banyak alkohol yang dikonsumsi
seseorang. Ada beberapa jenis tes alkohol darah. Jenis yang paling umum digunakan
untuk menunjukkan jumlah alkohol yang dikonsumsi seseorang baru-baru ini. Ini
disebut kandungan alcohol dalam darah mereka (BAC) . Ada juga tes yang digunakan
untuk mengukur penggunaan alkohol kronis dan penumpukan biomarker alkohol
dalam tubuh.
URIN
Urin merupakan suatu larutan yang kompleks dan mengandung bermacam-macam
bahan organik maupun anorganik. Komposisi urin tergantung dari bahan makanan
yang dimakan, keadaan metabolisme tubuh, dan kemampuan ginjal untuk mengadakan
seleksi. Sehingga, komposisi urin dapat mencerminkan kemampuan ginjal untuk
menahan dan menyerap bahan-bahan yang penting untuk metabolisme dasar dan
mempertahankan homeostasis tubuh. Normalnya jumlah bahan yang terdapat dalam
urin selama 24 jam adalah 35 gram bahan organik dan 25 gram bahan anorganik
(Ma’arufah, 2004).

5. Bahan pengawet apa yang biasanya digunakan dalam penyimpanan


sampel alcohol?
Jawaban :

Pada pemeriksaan analisis alkohol atau kasus keracunan alkohol sampel tidak
menggunakan bahan pengawet, namun sampel dimasukkan dalam ice box setelah
ditempatkan diwadah.
DAFTAR PUSTAKA

Sari, M., & Fajar, N. (2019). Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Kandungan Alkohol pada
Tapai Ketan di Kota Batusangkar. Sainstek: Jurnal Sains dan Teknologi, 10(2), 33-36.

HARYADI, H. (2013). ANALISA KADAR ALKOHOL HASIL FERMENTASI KETAN


DENGAN METODE KROMATOGRAFI GAS DAN UJI AKTIFITAS Saccharomyces
cereviceae SECARA MIKROSKOPIS (Analysis of Alcohol Content Fermented Glutinous by
Method Chromatography Gas and Test Activity Saccharomyces Cereviceae in a
Microscopic Manner) (Doctoral dissertation, Undip).

Berlian, Z., & Aini, F. (2016). Uji kadar alkohol pada tapai ketan putih dan singkong
melalui fermentasi dengan dosis ragi yang berbeda. Jurnal Biota, 2(1), 106-111.
.
Tritama, T. K. (2015). Konsumsi alkohol dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Jurnal
Majority, 4(8), 7-10.

Modul Praktikum Toksikologi Klinik. Laboratorium Kimia Kesehatan Fakultas


Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya. 2019

ari, M., Fajar, N. 2018. Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Kandungan Alkohol pada Tapai
Ketan di Kota Batusangkar. Sainstek : Jurnal Sains dan Teknologi. 10 (2) : 33-36

Manela, citra. 2015. Pemilihan, Penyimpanan dan Stabilitas Sampel Toksikologi pada
Korban Penyalahgunaan Narkotika. Jurnal kesehatan andalas. 4 (1)

Anda mungkin juga menyukai