Dosen pengampu :
Widodo, ST., M.Si
Disusun oleh :
Rizqia Aulia Safitri P1337434121069
Berdasarkan uraian dan reaksi kimia pada persamaan 1 dapat disimpulkan bahwa
proses fermentasi ketan hitam dengan ragi dapat menghasilkan alkohol/ Etanol.
Penentuan kadar alkohol di dalam tape ketan sudah lama dilakukan (Cronk, Mattick,
Steinkraus, & Hackler, 1979) sudah melakukan penelitian tentang kadar alkohol yang
dihasilkan oleh fermentasi tape ketan. T.C Cronk membuktikan bahwa dihasilkan iso
butanol, active amyl dan iso amil yang dihasilkan selama proses fermentasi tape ketan.
Fakta yang cukup mengejutkan adalah lamanya proses fermentasi ternyata dapat
meningkatkan kadar alkohol di dalam tape, seperti dikutip dari penelitian (Mulja, 2003).
Mulja menemukan bahwa terjadi kenaikan alkohol di dalam nira siwalan sebesar 4,48%.
Kenyataannya, Fatwa MUI No.11 Tahun 2009 tentang Alkohol menerangkan bahwa
minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol, dan senyawa turunan
lainnya seperti metanol, asetaldehida dan etil asetat yang dibuat secara fermentasi dengan
rekayasa dari berbagai jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat ketentuan
hukumnya adalah Haram.
Singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber
karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan
jagung (Badan Litbang Pertanian, 2011). Menurut Rahmad Rukmana dan Yuniarsih
(2001) “dalam” Suparti dan Asngad (2009), kandungan karbohidrat ketela pohon
cukuplah tinggi (36,89 gram), hal ini berpotensi sebagai bahan alternatif dalam pembuatan
alkohol. Karbohidrat akan diubah menjadi gula dan gula akan diubah menjadi alkohol.
Alkohol itu sangat tidak baik bagi kesehatan manusia karena dapat menyebabkan
toksik atau keracunan terutama pada jaringan saraf pusat dan bahan lainnya itu seperti
nitrat, nitrit di mana target utama yang dirusak itu adalah sistem kardiovaskuler. Adapun
jenis alkohol yang bersifat toksik yaitu ethanol (ethyl alkohol), methanol (methyl
alkohol), dan isopropil (isopropil alkohol). Pada umumnya semakin panjang rantai
karbon maka semakin tinggi daya toksisitasnya. Tetapi ada pengecualian dalam teori ini
ialah methanol lebih toksik dari pada ethanol. Methanol akan memberikan efek bukan
hanya mempengaruhi kerja saraf seperti ethanol, tetapi sampai mematikan (merupakan
racun) sehingga penting bagi seorang farmasis ataupun siapa saja untuk mengetahui dan
mempelajari toksisitas pada senyawa methanol
D. JENIS SPECIMEN
1. DARAH
Tes darah alkohol dapat memverifikasi apakah seseorang baru saja
mengonsumsi alkohol. Tes ini juga dapat menunjukkan berapa banyak alkohol yang
dikonsumsi seseorang. Ada beberapa jenis tes alkohol darah. Jenis yang paling umum
digunakan untuk menunjukkan jumlah alkohol yang dikonsumsi seseorang baru-baru
ini. Ini disebut kandungan alcohol dalam darah mereka (BAC) . Ada juga tes yang
digunakan untuk mengukur penggunaan alkohol kronis dan penumpukan biomarker
alkohol dalam tubuh.
2. URIN
Urin merupakan suatu larutan yang kompleks dan mengandung bermacam-
macam bahan organik maupun anorganik. Komposisi urin tergantung dari bahan
makanan yang dimakan, keadaan metabolisme tubuh, dan kemampuan ginjal untuk
mengadakan seleksi. Sehingga, komposisi urin dapat mencerminkan kemampuan
ginjal untuk menahan dan menyerap bahan-bahan yang penting untuk metabolisme
dasar dan mempertahankan homeostasis tubuh. Normalnya jumlah bahan yang
terdapat dalam urin selama 24 jam adalah 35 gram bahan organik dan 25 gram bahan
anorganik (Ma’arufah, 2004).
E. PERSYARATAN WADAH
1. terbuat dari bahan gelas atau plastik (polypropylene, polyethylene, dan
teflon) tergantung jenis sampel yang diambil
2. Tidak bocor atau merembes
3. Harus dapat ditutup rapat dengan tutup ulir atau tutup karet
4. Besar wadah sesuai dengan volume specimen
5. Bersih, Steril dan kering
6. Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai
karena pengaruh lingkungan harus menggunakan botol yang gelap
7. tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan sampel
8. Pengiriman spesimen Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan sesegera
mungkin, jangan sampai melebihi batas waktu yang ditentukan untuk
dilakukan analisis dan sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil
F. BAHAN PENGAWET
Pada pemeriksaan analisis alkohol atau kasus keracunan alkohol sampel tidak
menggunakan bahan pengawet, namun sampel dimasukkan dalam ice box setelah
ditempatkan diwadah.
G. PELABELAN
Nama pasien dan nomor identitas
Tanggal dan jam pengambilan
Petugas pengambilan sampel
Jenis spesimen
Bahan (pengawet (jika memungkinkan)
H. PENYIMPANAN
1. Darah
Untuk sampel yang mengandung alkohol ditambahkan natrium florida dengan
tujuan untuk menghambat aktifitas enzim dan mikroorganisme yang dapat
menghasilkan etanol dalam sampel darah. Natrium florida yang digunakan adalah 1%
yang mempunyai efek antiglikolisis.
2. Urine
Untuk kasus korban hidup urine disimpan dalam wadah botol plastik steril
dengan pengawet natrium florida. Penyimpanan dalam suhu ruang masih
memungkinkan, akan tetapi lebih baik disimpan dalam kulkas suhu 4oC.
I. JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM KERACUNAN ALKOHOL
Kromatografi gas
Spektrofotometri
Pemeriksaan bikarbonat
Pemeriksaan osmolar gap
Pemeriksaan anion gap
Uji dipstick
Pemeriksaan radiologi
J. PRAKTIKUM
Judul Praktikum
Pemeriksaan kadar alkohol menggunakan alkohol detector
Langkah kerja
- Alat terlebih dahulu dipasang karet pada peniupan yang berada disamping
- Hidupkan alat dan tunggu sampai angka 0
- Tiup alat sampai berbunyi
- Tunggu alat berproses
- Lihat hasil dan catat
Hasil
0,52
K. RANGKUMAN
Alkohol merupakan suatu senyawa kimia yang mengandung gugus OH,
sedangkan yang dikenal sebagai minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung
etanol etil alkohol (C2H5OH), yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat. Ada 3
golongan minuman berakohol, golongan A adalah minum beralkohol dengan kadar etanol
1% - 5%, minuman beralkohol dengan kadar etanol lebih dari 5% - 20% termasuk
golongan B, dan Golongan C adalah minuman beralkohol dengan etanol lebih 20% - 45%
(Kepmenkes, 1977).Alkohol yang dikonsumsi secara kronis yaitu selama 25 hari akan
meningkatkan Reaktif Oksigen Spesies dan menyebabkan penipisan pertahanan
antioksidan di hipokampus.
Bahan-bahan toksik yang sifatnya mudah menguap dan menjadi toksik diantara
bahan toksik cair tersebut dalam dosis yang kecil dan dalam larutan sering sengaja
dikonsumsi oleh manusia, contohnya alkohol. Adapun jenis alkohol yang bersifat toksik
yaitu ethanol (ethyl alkohol), methanol (methyl alkohol), dan isopropil (isopropil alkohol).
Pada umumnya semakin panjang rantai karbon maka semakin tinggi daya toksisitasnya.
3 Alat Alat :
1. aluminium foil,
2. botol coklat, cawan conway,
3. erlenmeyer (iwaki),
4. gelas kimia (iwaki),
5. gelas ukur (iwaki),
6. labu ukur (iwaki),
7. lebel,
8. oven,
9. pipet skala (iwaki),
10. pipet tetes, rangkaian alat destilasi, spekrofoto-meter U-
Vis,
11. termometer,
12. timbang-an analitik
4 Reagen Bahan :
1. minuman beralkohol (arak),
2. aquadest (H2O),
3. asam sulfat (H2SO4),
4. alkohol 70 %,
5. kalium dikromat (K2Cr2O7),
6. natrium karbonat (Na2CO3),
7. tisue, vaseline.
Penetapan kadar
blanko
Metode Kuantitatif
1 Tujuan Tujuan dari praktikum uji kualitatif alkohol adalah untuk
mengidentifikasi sampel yang mengandung gugus-OH.
2 Prinsip Prinsip dari praktikum uji kualitatif alkohol ini adalah berdasarkan
adanya perubahan warna, terbentuk endapan, dan adanya gas.
Terbentuknya warna hijau hasil dari oksidasi antara etanol dengan
kalium bikromat dalam suasana asam
3 Alat Alat :
1. Rak dan tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Pencapit tabung reaksi
4. labu ukur
5. Penangas air Botol semprot
6. Minuman beralkohol
7. Specimen manusia : darah, urin
8. cawan Conway
4 Reagen Reagen :
1. alkohol 70%
2. aquades
3. asam sulfat pekat
4. kalium bikromat
b. Analitik
Siapkan cawan conway dan oleskan vaselin pada tutupnya
Teteskan kalium bikromat ke bagian tengah cawan
secukupnya (3/4 bagian
tengah cawan)
Tuang bahan uji ke bagian samping cawan, kemudian tutup
cawannya.
Lakukan inkubasi pada suhu 30°C bila perlu
Amati perubahan warna yang terjadi pada kalium bikromat
c. Paska Analitik
Pencatatan hasil pemeriksaan
Verifikasi Hasil pemeriksaan
Pelaporan Hasil pemeriksaan
INTERPRETASI HASIL
- Perubahan warna dari kuning menjadi hijau menandakan alkohol
positif.
- Jika warna yang terbentuk adalah biru, maka kadar alkohol dalam
bahan uji sangat tinggi
7 Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan bahwa mendapatkan hasil
yang postitif. Perubahan warna dari kuning menjadi hijau
menandakan alkohol positif. Jika warna yang terbentuk adalah biru,
maka kadar alkohol dalam bahan uji sangat tinggi.
L. Latihan/Tugas/Eksperimen
1. Sebutkan dan jelaskan golongan alcohol
? Jawaban:
Ada 3 golongan minuman berakohol yaitu:
Golongan A adalah minum beralkohol dengan kadar etanol 1% - 5%, minuman
beralkohol dengan kadar etanol lebih dari 5% - 20% termasuk golongan B, dan Golongan
C adalah minuman beralkohol dengan etanol lebih 20% - 45% (Kepmenkes,
1977).Alkohol yang dikonsumsi secara kronis yaitu selama 25 hari akan meningkatkan
Reaktif Oksigen Spesies dan menyebabkan penipisan pertahanan antioksidan di
hipokampus (Ihwan, 2008).
Pada pemeriksaan analisis alkohol atau kasus keracunan alkohol sampel tidak
menggunakan bahan pengawet, namun sampel dimasukkan dalam ice box setelah
ditempatkan diwadah.
DAFTAR PUSTAKA
Sari, M., & Fajar, N. (2019). Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Kandungan Alkohol pada
Tapai Ketan di Kota Batusangkar. Sainstek: Jurnal Sains dan Teknologi, 10(2), 33-36.
Berlian, Z., & Aini, F. (2016). Uji kadar alkohol pada tapai ketan putih dan singkong
melalui fermentasi dengan dosis ragi yang berbeda. Jurnal Biota, 2(1), 106-111.
.
Tritama, T. K. (2015). Konsumsi alkohol dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Jurnal
Majority, 4(8), 7-10.
ari, M., Fajar, N. 2018. Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Kandungan Alkohol pada Tapai
Ketan di Kota Batusangkar. Sainstek : Jurnal Sains dan Teknologi. 10 (2) : 33-36
Manela, citra. 2015. Pemilihan, Penyimpanan dan Stabilitas Sampel Toksikologi pada
Korban Penyalahgunaan Narkotika. Jurnal kesehatan andalas. 4 (1)