Anti-korupsi
Upaya Pencegahan
� 1. Penanaman Semangat Nasional
� 2. Melakukan Penerimaan Pegawai Secara Jujur dan Terbuka
� 3. Himbauan Kepada Masyarakat
� 4. Pengusahaan Kesejahteraan Masyarakat
� 5. Pencatatan Ulang Aset
Upaya Penindakan
KPK membutuhkan peranan lembaga peradilan dalam menegakkan keadilan di Indonesia terutama yang berkaitan
dengan tindak pidana korupsi. Tentunya pelaksanaan proses peradilan dilakukan sesuai dengan mekanisme sistem
peradilan di Indonesia dan berdasarkan hukum dan undang-undang yang berlaku.
Upaya Edukasi
Proses pendidikan di Indonesia dilakukan dalam tiga jenis yaitu pendidikan formal, informal, dan non formal.
Melalui proses edukasi, masyarakat diberikan pendidikan anti korupsi sejak dini agar masyarakat sadar betul akan
bahaya korupsi bagi negara-negara khususnya negara Indonesia.
Tujuan akhir usaha pencegahan korupsi
INDIVIDU MASYARAKAT
EKONOMI
DAMPAK KORUPSI
� Tak hanya di Indonesia, praktik korupsi juga marak terjadi di berbagai belahan dunia.
Hukuman yang dijatuhkan pun beragam, tak tanggung-tanggung ada yang menerapkan
hukuman mati. Di Cina, seseorang yang terbukti melakukan korupsi dan menyebabkan
kerugian negara lebih dari 100.000 yuan atau sekitar 215 juta rupiah akan dihukum mati.
� Tahun 2007, mantan Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang, Toshikatsu
Matsuoka, memutuskan untuk mengakhiri hidupnyadi usia 62 tahun karena tidak tahan
menerima tekanan dari berbagai pihak atas skandal korupsi yang menjeratnya. Ia
ditemukan tidak sadarkan diri di kediamannya, Tokyo.
� Sedangkan para koruptor di Indonesia tidak mendapat efek jera yang sepadan atas
tindakan yang dilakukannya. Diperlukan sanksi yang lebih berat dibandingkan hanya
dengan menjatuhkan sanksi pidana misalnya hukuman finansial diperberat sehingga pelaku
jatuh miskin, dipecat atau kehilangan posisi tanpa bisa menjadi pejabat lagi atau pegawai
lagi, larangan untuk maju sebagai pejabat public.
Pengertian dan unsur-unsur biaya sosial korupsi
KORUPSI ITU APA YA???
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, yang dimaksud tindak pidana korupsi adalah segala tindakan yang dapat merugikan keuangan
negara dan menghambat pembangunan nasional.
Namun karena korupsi yang terjadi telah meluas dampaknya, maka menurut UU Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 1999, yang dimaksud tindak pidana korupsi tidak hanya
merugikan keuangan negara tetapi juga telah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi
masyarakat secara luas
Tindak Pidana Korupsi adalah tindak pidana yang
extra ordinary crime,
bersifat luar biasa atau biasa dikenal sebagai
yang karenanya pemberantasannya membutuhkan cara-cara yang luar biasa pula.
� Dalam konteks kriminologi atau ilmu tentang kejahatan ada delapan tipe korupsi yaitu:
� 1.Political bribery adalah termasuk kekuasaan dibidang legislatif sebagai badan pembentuk Undang-Undang. Secara politis badan
tersebut dikendalikan oleh suatu kepentingan karena dana yang dikeluarkan pada masa pemilihan umum sering berkaitan dengan
aktivitas perusahaan tertentu. Para pengusaha berharap anggota yang duduk di parlemen dapat membuat aturan yang
menguntungkan mereka.
� 2.Political kickbacks, yaitu kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sistem kontrak pekerjaan borongan antara pejabat pelaksana dan
pengusaha yang memberi peluang untuk mendatangkan banyak uang bagi pihak-pihak yang bersangkutan.
� 3.Election fraud adalah korupsi yang berkaitan langsung dengan kecurangan pemilihan umum.
� 4.Corrupt campaign practice adalah praktek kampanye dengan menggunakan fasilitas Negara maupun uang Negara oleh calon yang
sedang memegang kekuasaan Negara.
� 5.Discretionarycorruption yaitu korupsi yang dilakukan karena ada kebebasan dalam menentukan kebijakan.
� 6.Illegal corruption ialah korupsi yang dilakukan dengan mengacaukan bahasa hukum atau interpretasi hukum. Tipe korupsi ini rentan
dilakukan oleh aparat penegak hukum, baik itu polisi, jaksa, pengacara, maupun hakim.
� 7.Ideological corruption ialah perpaduan antara discretionary corruption dan illegal corruption yang dilakukan untuk tujuan kelompok.
� 8.Mercenary corruption yaitu menyalahgunakan kekuasaan semata-mata untuk kepentingan pribadi
Ciri-ciri korupsi
� Menurut Shed Husein Alatas, ciri-ciri korupsi antara lain sebagai berikut:
� 1)Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang.
� 2)Korupsi pada umumnya dilakukan secara rahasia, kecuali korupsi itu telah merajalela dan begitu dalam sehingga
individu yang berkuasa dan mereka yang berada dalam lingkungannya tidak tergoda untuk menyembunyikan
perbuatannya.
� 3)Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik.
� 4)Kewajiban dan keuntungan yang dimaksud tidak selalu berupa uang.
� 5)Mereka yang mempraktikan cara-cara korupsi biasanya berusaha untuk menyelubungi perbuatannya dengan
berlindung di balik pembenaran hukum.
� 6)Mereka yang terlibat korupsi menginginkan keputusan yang tegas dan mampu untuk mempengaruhi keputusan-
keputusan itu.
� 7)Setiap perbuatan korupsi mengandung penipuan, biasanya dilakukan oleh badan publik atau umum (masyarakat).
� 8)Setiap tindakan korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan
Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi di Indonesia
7 (Tujuh) Klasifikasi Korupsi
Merugikan Keuangan Negara
2 Suap
Konflik Kepentingan
7
3 Gratifikasi
KORUPSI
Perbuatan Curang 6
4
Penggelapan dalam Jabatan
Pemerasan 5
(UU 31/1999 jo UU 20/2001)
30 Delik Tindak Pidana Korupsi dan pengelompokannya
Perbedaan Gratifikasi, Uang Pelicin, Pemerasan, dan Suap
Strategi dan Tujuan Pemberantasan Korupsi
Strategi dan Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi
Arahan Menteri Keuangan RI
Integrity adalah mengenai your
Value and dignity. Jadi, saya hanya
akan mengatakan coba gali rasa
anda itu. Coba gali niat anda itu.
Jaga itu nurani dan niat anda. Di
situlah letak oasis anda. SOP kita
bisa lakukan, segala kita bisa
lakukan tapi kalau di dalam hati
anda itu sudah sifatnya
transaksional, SOP bisa disulap aja.
BE PROUD OF YOUR INTEGRITY, IT IS
PRICELESS!!!
(Mezanine, Jakarta, 1 Desember 2017)
Integritas, nilai-nilai antikorupsi, dan benturan kepentingan
� Pengertian Integritas Menurut Para Ahli
� ketika berbicara mengenai integritas, maka tidak akan terlepas dari upaya untuk menjadi orang yang utuh dan terpadu di setiap bagian diri yang
berlainan, yang bekerja dengan baik dan menjalankan fungsinya sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya. Integritas sangat terkait
dengan keutuhan dan keefektifan seseorang sebagai insan manusia.
2. Menurut KBBI
� pengertian integritas adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan
memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
� integritas sering diartikan sebagai menyatunya pikiran, perkataan dan perbuatan untuk melahirkan reputasi dan kepercayaan. Jika merujuk dari asal
katanya, kata integritas memiliki makna berbicara secara utuh dan lengkap / sepenuh – penuhnya.
� integritas merupakan tiga kunci yang bisa diamati, yakni menunjukkan kejujuran, memenuhi komitmen, dan mengerjakan sesuatu dengan konsisten.
� membedakan antara kejujuran dan integritass “honesty is telling the truth, in other word, conforming our words reality-integrity is conforming to our
words, in other words, keeping promises and ful-filling expectations.” Kejujuran berarti menyampaikan kebenaran, ucapannya sesuai dengan
kenyataan. Sedang integritas membuktikan tindakannya sesuai dengan ucapannya. Orang yang memiliki integritas dan kejujuran adalah orang yang
merdeka. Mereka menunjukan keauntetikan dirinya sebagai orang yang tanggung jawab dan berdedikasi.
� Integritas juga telah didefinisikan dengan menekankan konsistensi moral, keutuhan pribadi, atau kejujuran (di dalam bahasan akademik
misalnya).
� yang mengartikan integritas sebagai reputasi dapat dipercaya dan jujur dari seseorang untuk menjelaskan
istilah “kepercayaan” di dalam konteks organisasi
INTEGRITAS
BERJUMPA
Jujur Peduli
DI KER TAS
Tanggung
Disiplin jawab
benturan kepentingan Bentuk-bentuk Konflik Kepentingan
Beberapa bentuk konflik kepentingan yang sering terjadi dan dihadapi oleh Penyelenggara Negara antara lain adalah:
• Situasi yang menyebabkan seseorang menerima gratifikasi atau pemberian/penerimaan hadiah atas suatu
keputusan/jabatan;
• Situasi yang menyebabkan penggunaan asset jabatan/instansi untuk kepentingan pribadi/golongan;
• Situasi yang menyebabkan informasi rahasia jabatan/instansi dipergunakan untuk kepentingan pribadi/golongan;
• Perangkapan jabatan di beberapa lembaga/instansi/perusahaan yang memiliki hubungan langsung atau tidak langsung,
sejenis atau tidak sejenis, sehingga menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lainnya;
• Situasi dimana seorang penyelenggara negara memberikan akses khusus kepada pihak tertentu misalnya dalam
rekrutmen pegawai tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya;
• Situasi yang menyebabkan proses pengawasan tidak mengikuti prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari
pihak yang diawasi;
• Situasi dimana kewenangan penilaian suatu obyek kualifikasi dimana obyek tersebut merupakan hasil dari si penilai;
• Situasi dimana adanya kesempatan penyalahgunaan jabatan;
• Post employment (berupa trading influence, rahasia jabatan);
• Situasi dimana seorang penyelenggara negara menentukan sendiri besarnya gaji/remunerasi;
• Moonlighting atau outside employment (bekerja lain diluar pekerjaan pokoknya);
• Situasi untuk menerima tawaran pembelian saham pihak masyarakat,
• Situasi yang memungkinkan penggunaan diskresi yang menyalahgunakan wewenang.