Anda di halaman 1dari 5

DINAMIKA PERKEMBANGAN PENEGAKAN HUKUM

DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI


INDONESIA
NIKMATUS NUR SA’DIYAH
202210110311069

PENDAHULUAN
Korupsi merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan bagi
masyarakat Indonesia dan kehidupan berbangsa beberapa tahun terakhir. Korupsi
yang merajalela ini menempati seluruh kehidupan masyarakat dan menyebabkan
kerugian keuangan nasional. Pemantauan yang ditingkatkan korupsi yang tidak
terkendali membawa bencana tidak hanya dalam perekonomian nasional, tetapi
juga dalam kehidupan masyarakat dan negara.
Pada tahun 1995, Transparency International Indonesia menciptakan
sebuah indeks yang digunakan untuk mengukur tingkat korupsi yang ada di
tingkat global. Indeks ini diberi nama Corruption Perception Indeks (CPI). Indek
ini selalu berubah disetiap tahunnya guna memberi informasi tentang tingkat
korupsi di suatu negara. Contohnya pada tahun 1995, 5 peringkat terbaik yaitu
dari negara New Zealand (1), Denmark (2), Singapore (3), Finland (4), Canada
(5). Sementara itu, 5 peringkat terbawah yaitu ada negara Brazil (37), Venezuela
(38), Pakistan (39), China (40), dan yang terakhir adalah Indonesia berada di
peringkat (41). Pada tahun 1995 hanya 41 negara yang memakai CPI, sehingga
Indonesia berada diurutan paling bawah. Sedangkan pada tahun 2022, Indonesia
menempati peringkat ke-110 dari 180 negara yang diukur. Jika dilihat dari negara
lain, maka Indonesia sejajar dengan negara Bosnia and Herzegovina, Gambia,
Malawi, Nepal, dan Sierra Leone.
Penyebab dari adanya kasus korupsi ini menurut B. Soedarso yaitu “pada
umumnya orang menghubung-hubungkan dengan tumbuh suburnya korupsi, dan
yang paling gampang dihubungkan misalnya kurang gaji pejabat-pejabat,
buruknya ekonomi, mental pejabat yang kurang baik, administrasi dan manajemen
yang kacau menghasilkan prosedur yang berliku-liku dan sebagainya”.1 Pada
dasarnya masyarakat lebih cenderung ikut mengikuti orang-orang yang
melakukan korupsi dibanding memberantas korupsi. Inilah salah satu hal yang
menyebabkan kejahatan korupsi terus meningkat ditiap tahunnya.
Tindak pidana korupsi ini adalah salah satu kejahatan yang luar biasa atau
bisa disebut dengan extraordinary crime yang dapat merusak kehidupan bangsa.
Tanpa disadari, korupsi tidak hanya merusak pada bidang eksekutif, legislatif, dan
yudikatif saja melainkan sudah masuk ke dalam lingkungan masyarakat. Tindak
pidana korupsi ini dipandang oleh hukum pidana indonesia sebagai suatu masalah
yang besar yang belum dapat diselesaikan hingga saat ini karena korupsi telah
menjadi virus bagi negara ini.
1
Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi, Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Internasional, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2012), h. 12.
Sekalipun telah banyak hal yang dilakukan oleh pemerintah tetapi tetap
saja korupsi di indonesia terus saja menigkat baik dari jumlah korupsi yang
dilakukan maupun bagaimana tindak kejahatan korupsi itu dilaksanakan.

PEMBAHASAN
Pada dasarnya, korupsi banyak menimbulkan akibat bagi masyarakat dan
juga pemerintah. Contohnya yang dikemukakan oleh Nurul Ismi Humairoh yakni
(1) memberikan ancaman yang besar bagi warga negara, (2) mengikis kemampuan
institusi dari pemerintah, (3) menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi,
(4) melemahkan pembangunan, (5) menurunnya kualitas moral, (6) mempersulit
pembangunan ekonomi, (7) meningkatkan kemiskinan.2
Akibat yang ditimbulkan oleh korupsi sangatlah begitu besar. Sehingga,
kekhawatiran yang ditimbulkan oleh korupsi sangat beralasan karena tindak
pidana korupsi ini juga sudah menjalar ke lingkungan masyarakat baik itu dari
kalangan atas hingga kalangan bawah.
Perbuatan tindak pidana korupsi ini merupakan tindak kejahatan yang luar
biasa sehingga dalam upaya pemberantasannya harus menggunakan cara yang luar
biasa karena tindak pidana korupsi ini mengandung pelanggaran terhadap hak-hak
sosial dan juga hak-hak ekonomi dalam negara. Tindak pidana korupsi ini sudah
diatur dalam dasar hukum yang sudah ada sejak lama, yaitu:
UU No. 3 tahun 1971 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
UU No. 3 tahun 1971 mengatur pidana penjara maksimum seumur hidup
serta denda maksimal Rp 30 juta bagi semua delik yang dikategorikan korupsi.
Ketetapan MPR No XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas KKN
TAP MPR menekankan tuntutan hati nurani rakyat agar reformasi
pembangunan berhasil menunaikan fungsi dan kewajibannya menjalankan negara
secara baik dan bertanggung jawab tanpa korupsi. TAP MPR juga menugaskan
penyelidikan terhadap aset pejabat negara untuk membangun kepercayaan publik.
UU no 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas KKN
Dalam UU no 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas KKN ini dijelaskan definisi soal korupsi, kolusi dan nepotisme, yang
kesemuanya adalah tindakan tercela bagi penyelenggara negara. Undang-undang
tersebut mengamanatkan pembentukan badan independen, Komisi Penyelidikan,
yang bertugas menyelidiki kekayaan penyelenggara negara dan mantan pejabat
negara untuk mencegah korupsi. Bersamaan dengan itu, dibentuklah Badan
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Ombudsman.

2
Nurul Ismi Humairoh, “Perlu Diketahui, Inilah 7 Dampak Korupsi Bagi Bangsa dan Negara!”,
Kompas.com, 13 september 2022, https://buku.kompas.com/read/2258/perlu-diketahui-inilah-7-
dampak-korupsi-bagi-bangsa-dan-negara
UU Nomor 20 Tahun 2001 jo UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa korupsi adalah setiap
kegiatan ilegal yang dimaksudkan untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain,
atau merugikan suatu negara atau perekonomiannya.
Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Dengan peraturan ini, pemerintah ingin melibatkan masyarakat dalam
pemberantasan korupsi. Peran serta masyarakat yang diatur dalam peraturan ini
adalah pencarian, perolehan, dan pengungkapan data atau informasi yang
berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Mereka juga didorong untuk
menyampaikan saran dan pendapat untuk pencegahan dan pemberantasan korupsi.
UU No 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
UU No 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
menjadi awal lahirnya lembaga KPK dalam masa kepemimpinan Megawati. Pada
saat itu, Kejaksaan Agung dan kepolisian dianggap tidak efektif dalam
memberantas korupsi, sehingga dianggap perlu adanya badan khusus untuk itu.
UU No 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
Undang-undang ini mengatur penanganan dan pelaporan kasus pencucian
uang dan transaksi keuangan yang dipertanyakan sebagai bagian dari upaya untuk
memberantas korupsi.
Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2018 tentang Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi (Stranas PK)
Stranas PK yang dimaksud dalam Perpres ini adalah arah kebijakan
nasional, termasuk fokus dan tujuan pemberantasan korupsi, serta arah
kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya
dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan korupsi di Indonesia. referensi
untuk Aksi antikorupsi (PR action) adalah penjabaran dari fokus dan tujuan
strategi PR nasional dalam bentuk program dan kegiatan.
Peraturan Presiden No.102/2020 tentang tentang Pelaksanaan Supervisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Perpres itu juga menetapkan kewenangan KPK untuk mengambil alih
kasus korupsi dari Polri dan Kejaksaan. Keputusan presiden itu akan menjadi
bagian dari upaya KPK memperkuat kinerja antikorupsi.
Permenristekdikti Nomor 33 Tahun 2019 tentang Kewajiban
Penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi (PAK) di Perguruan Tinggi
Permenristekdikti Nomor 33 Tahun 2019 tentang Kewajiban
Penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi (PAK) di Perguruan Tinggi
mewajibkan perguruan tinggi negeri dan swasta untuk menyelenggarakan
pelatihan antikorupsi pada semua jenjang, baik tingkat diploma maupun sarjana.
Selain perkuliahan, PAK dapat berbentuk penelitian seperti kegiatan
ekstrakurikuler, kegiatan kemahasiswaan, atau unit kemahasiswaan. Kegiatan
pembelajaran dapat berupa pusat studi dan pusat belajar.
Seriusnya kasus tindak pidana korupsi di indonesia ini ditandai dengan
banyaknya peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah guna memberantas
korupsi. Tindakan pemberantasan korupsi ini menjadi agenda utama pemerintah
disamping kasus-kasus yang lain yang sedang terjadi.

KESIMPULAN
Kasus korupsi di Indonesia sudah menyebar luas hingga ke lingkungan
masyarakat. Banyak akibat yang ditimbulkan dari adanya kasus korupsi ini.
Korupsi saat ini tidak hanya dilakukan oleh politikus saja tetapi sudah menyebar
ke masyarakat. Para aparat negara sudah melakukan berbagai upaya guna
memberantas korupsi tetapi tetap saja masih banyak yang melakukan tindakan
tersebut.
SARAN
1. Para aparat penegak hukum agar lebih tegas lagi dalam menangani pelaku
yang melakukan kasus tindak pidana korupsi.
2. Para aparat penegak hukum dan lembaga lainnya yang terkait agar
merevisi ulang undang-undang yang berhubungan dengan korupsi agar
hukumannya diberatkan sehingga tidak dianggap sepele oleh para pelaku.

DAFTAR PUSTAKA
Artikel jurnal
Ramadhan, Hilal Arya, Yusrizal, Fauzah Nur Aska. 2021. TINDAK PIDANA
KORUPSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA DAN HUKUM PIDANA
ISLAM. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum (JIM FH). 4 (2): 22-23
Wattimena, Husin. 2016. Perkembangan Tindak Pidana Korupsi Masa Kini dan
Pengembalian Kerugian Keuangan Negara. Jurnal IAIN Ambon. 12 (2): 68-80.
Nugroho, Nunung. 2018. Kebijakan Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi
Dalam Dalam Dinamika Keadilan Restoratif. Jurnal Ilmiah Dunia Hukum
indexed by Google Scholar and licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License. 3 (1): 21-23.

Website
Nurul Ismi Humairoh. 2022. https://buku.kompas.com/read/2258/perlu-diketahui-
inilah-7-dampak-korupsi-bagi-bangsa-dan-negara. Diakses tanggal 23 Februari
2023.
Pusat Edukasi Anti Korupsi. 2022.
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220510-kenali-dasar-hukum-
pemberantasan-tindak-pidana-korupsi-di-indonesia. Diakses tanggal 23 Februari
2023.
Transparency International Indonesia. 2022.
https://www.transparency.org/en/cpi/2022/index/bih. Diakses tanggal 23 Februari
2023

Anda mungkin juga menyukai