Anda di halaman 1dari 4

Korupsi

Pendahuluan
Korupsi adalah sebuah permasalahan laten yang seakan-akan menjadi
sebuah hal yang sudah biasa dilakukan di negri ini. Begitu banyak kasus
korupsi yang sudah terbongkar. Tak hanya berasal dari golongan politisi saja,
adapula yang memiliki profesi sebagai pengusaha, pejabat negara, penegak
hukum pegiat media, bahkan para artis. Walaupun mereka tak secara langsung
sebagai eksekutor korupsi, akan tetapi para pelaku korupsi tersebut memiliki
sebuah peran yang sangat penting dalam menjalankan kejahatan ini. Begitu
banyak berita mengenai kasus yang satu ini dan rasanya tidak perlu disebutkan
satu persatu. Karena di era digital ini kita dapat dengan mudah mengakses
berbagai informasi yang kita butuhkan.
Seperti yang selama ini kita ketahui bahwa korupsi dilakukan secara
bersama sama dan terstruktur. Oknum tertentu pun turut barperan dalam
memuluskankejahatan yang satu ini. Oleh karena itu, seringkali kita temui
didalam sebuah kasus korupsi memiliki lebih dari satu orang yangterjerat kasus
tersebut. Hal ini bisa menjadi sebuah bukti bahwa korupsi merupakan sebuah
tindakan yang tidak dapat dilakukan seorang diri. Misalnya saja dalam kasus
korupsi yang dilakukan oleh Gayus tambunan. Dalam kasus ini telah
melibatkan beberapa lembaga atau perseorangan yang diduga berperan
didalamnya. Dapat kita ketahui bahwa dalam kasus ini telat melibatkan
setidaknya Sebanyak 26 oknum dari sebuah kelompok atau perseorangan yang
ikut memuluskan kasus korupsi ini.

Dari contoh kasus tersebut tentu dapat disimpulkan bahwa bahwa


korupsi adalah suatu kejahatan penyalahgunaan wewenang publik yang
dilakukan secara kolektif dan terencana. Tentunya kita membutuhkan suatu
sistem yang dapat meminimalisasikan kasus korupsi ini.

Isi.

Korupsi merupakan budaya peninggalan masa lalu. Korupsi ini juga


merupakan suatu budaya yang sulit untuk ditinggalkan karena telah melekat
pada orang tersebut yang diakibatkan oleh rusaknya akhlak serta moralitas
individu .Untuk merubah itu semua perlu dicari sebab-sebab dan bagaimana
untuk mengatasinya.
Selain hal tersebut ada faktor lain yang menyebabkan seseorang
melakukan tindakan korupsi tersebut. sebagai dikemukakan oleh Benveniste
dalam Suyanto, korupsi didefinisikan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu sebagai
berikut:

1. Tindakan korupsi yang dilakukan karena adanya kebebasan untuk


melakukan kebijaksanaan.
2. Tindakan korupsi yang dilakukan karena ada maksud untuk
mengacaukan bahasa atau maksud-maksud hukum, peraturan dan
regulasi tertentu.
3. Tindakan korupsi yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan pribadi
seperti kekayaan, pangkat, jabatan, serta wewenang.
4. Tindakan korupsi yang dilakukan demi kepentingan suatu kelompok

Perbuatan tersebut pastinya memberikan dampak negatif yang sangat


besar bagi pertubuhan serta kemajuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini, contohnya sebagai berikut:

1. Dampak korupsi terhadap ekonomi

 Transparansi Internasional Indonesia (TII) mancatat jikalau


uang rakyat dalam APBN dan APBD 30-40% dananya
menguap karena korupsi,dan 70% kasus korupsi tersebut
terjadi karena pengadaan barang atau jasa dari pemerintah.

2. Dampak korupsi terhadap sosial dan kemiskinan

 Kegiatan korupsi dapat menyebabkan ekonomi biaya yang


tinggi bagi para pelaku ekonomi. Kondisi ini dapat berimbas
pada meningkatnya harga jasa dan pelayanan publik karena
harga yang ditetapkan harus dapat menutupi kerugian
pelaku ekonomi akibat besarnya modal yang dilakukan
karena penyelewengan yang mengarah ke tindak korupsi.

Dan masih bayak lagi.

Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KK


sebagaimana tertuang dalam visi dan misi strategi nasional dan rencana aksi
nasional pemberantasan korupsi (Stranas dan RAN PK) 2010-2005. Peraturan
Pemerintah No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2010-2014 yang diarahkan pada perbaikan tata kelola
pemerintah yang baik melalui 7 (tujuh) strategi berkaitan upaya
pemberantasan, upaya pemberantasan korupsi massive dan semakin efektif.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Menetapkan 6 (enam) strategi yaitu Strategi bidang
pencegahan, penindakan harmonisasi peraturan perundang-undangan,
penyelamatan aset hasil korupsi, kerjasama internasional dan strategi bidang
pelaporan. Berbagai instrumen tersebut menunjukkan komitmen pemerintah
dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. 2. Upaya penegakan
hukum dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman hukum bagi
masyarakat khususnya dalam pemberantasan korupsi yakni, tindakan represif.
Pendekatan represif berupa penindakan dan penanganan terhadap terjadinya
tindak pidana korupsi dilakukan secara profesional dan proporsional. Upaya
Preventif, berupa sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan, yang
mengedepankan pada aspek keseimbangan kepentingan dan pemulihan
keadaan yang diakibatkan adanya pelanggaran hukum.

Hal yang paling utama untuk memberantas korupsi adalah dengan


memperbaiki akhlah serta moral individual.kemudian kita harus membiasakan
hidup dengan jujur serta tidak rakus atas harta dan jabatan.

Daftar pustaka
https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/19/081500465/hari-ini-dalam-
sejarah--gayus-tambunan-divonis-7-tahun-penjara?page=all

https://aclc.kpk.go.id/materi/bahaya-dan-dampak-korupsi/
infografis#:~:text=Kerugian%20Negara%20Akibat%20Korupsi%20di
%20Indonesia&text=Korupsi%20mengakibatkan%20melambatnya
%20pertumbuhan%20ekonomi,kebahagiaan%20masyarakat%20di%20suatu
%20negara.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/view/5380

https://www.kompasiana.com/muhammadnurikhsanarifandi/
58213625d99373230cff92ea/dampak-dampak-korupsi?page=all

Anda mungkin juga menyukai