Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seperti yang kita ketahui bahwa pada akhir-akhir ini semakin banyaknya tindak
korupsi yang terjadi dibeberapa kalangan masyarakat, daerah, provinsi kota, bahkan sampai
kepusat pemerintahan sekalipun. Tindak korupsi ini mayoritas dilakukan oleh para pejabat
tinggi Negara yang sesungguhnya dipercaya oleh masyarakat luas untuk memajukan
kesejahteraan rakyat sekarang malah merugikan Negara. Hal itu saja sangat memperhatinkan
bagi kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh pejabat yang terbukti melakukan tindak
korupsi. Maka dari itu perlu adanya tindakan atau upaya untuk memberantas korupsi yang
sedang melanda di tingkat nasional maupun tingkat internasional.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

a) Apa pengertian korupsi?


b) Apakah penyebab terjadinya korupsi?
c) Apa saja Upaya Penanggulangan Kejahatan (Korupsi) denganHukum Pidana?
d) Bagaimana Strategi dan/atau Upaya Pemberantasan Korupsi?
e) Apa solusi dalam pemeberantasan korupsi?

C. Tujuan
a) Mengetahui pengertian korupsi.
b) Mengtahui penyebab terjadinya korupsi.
c) Mengetahui Upaya Penanggulangan Kejahatan (Korupsi) denganHukum Pidana Upaya
Penanggulangan Kejahatan (Korupsi) denganHukum Pidana.
d) Mengetahui Strategi dan/atau Upaya Pemberantasan Korupsi.
e) Mengatahi solusi dalam pemeberantasan korupsi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Kata korupsi menurut kamus besar bahasa Indonesia, berarti penyelewengan
atau penggelapan ( uang Negara atau perusahaan ) dan sebagainya untuk keuntungan
pribadi atau orang lain. Perubuatan korupsi selalu mengandung unsur “
penyelewengan” atau dis-honest ( ketidak jujuran ). Menurut Undang-Undang Nomor
28 Tahun 1999 tentang penyelewengan Negara yang bersih dan Bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme disebutkan bahwa korupsi adalah tindak pidana sebagaimana
yang dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang pidana korupsi.
Adapun sebagian kalang yang mengatakan bahwa korupsi ibarat penyakit
‘kanker ganas’ yang sifatnya tidak hanya kronis tapi juga akut. Ia menggerogoti
perekonomian sebuah negara secara perlahan, namun pasti. Penyakit ini menempel
pada semua aspek bidang kehidupan masyarakat sehingga sangat sulit untuk
diberantas. Perlu dipahami bahwa dimanapun dan sampai pada tingkatan tertentu,
korupsi memang akan selalu ada dalam suatu negara atau masyarakat.

B. Penyebab Tindak Korupsi


Faktor penyebab korupsi dibagi menjadi dua, yaitu diantaranya faktor internal dan
faktor eksternal, yang masing-masing faktor tersebut memiliki beberapa poin-poin:

a. Faktor Internal
Yang menjadi penyebab akibat terjadinya korupsi pada faktor internal adalah :
 Sifat rakus atau tamak yang dimiliki oleh manusia.
Pada sifat rakus tersebut artinya manusia tidak mudah puas dengan apa
yang dimilikinya saat ini. Mereka cenderung merasa kurang dengan apa
yang mereka miliki dan hal tersebut akan mendorong manusia tersebut
untuk melakukan korupsi.
 Gaya hidup yang konsumtif.
Gaya hidup yang konsumtif yaitu dalam segi kehidupan mereka sehari-
hari berlebihan, atau dapat disebut juga dengan gaya hidup yang boros.

2
Gaya hidup yang semacam ini akan mendorong mereka untuk melakukan
korupsi karena apabila dari penghasilan mereka tidak mencukupi untuk
memenuhi gaya hidup mereka yang boros.
 Moral yang kurang kuat.
Faktor internal yang menyebabkan korupsi salah satunya yaitu akibat
moral manusia yang kurang kuat. Artinya moral yang mereka miliki sangat
kurang dan mereka lebih mementingkan kepentingan mereka sendiri.

b. Faktor Eksternal
 Politik
Faktor politik mempengaruhi terjadinya korupsi karena pada dasarnya
politik sendiri berhubungan dengan kekuasaan. Artinya siapapun orang
tersebut pasti akan menggunakan berbagai cara, bahkan melakukan
korupsi demi mendapatkan kekuasaan tersebut. Faktor politik terbagi
menjadi dua yaitu kekuasaan dan stabilitas politik.

 Hukum
Pada faktor hukum dapat dilihat dari sistem penegakan hukum yang
hanya pro pada pihak-pihak tertentu saja yang memiliki kepentingan untuk
dirinya sendiri. Faktor hukum juga dibagi menjadi dua yaitu konsistensi
penegakan hukum dan kepastian hukum.

 Ekonomi

Faktor ekonomi juga salah satu faktor yang meyebabkan terjadinya


korupsi. Hal tersebut dapat dilihat dari apabila gaji atau pendapatan
seseorang tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka sehari-hari. Faktor ekonomi juga terbagi menjdai dua yaitu gaji
atau pendapatan dan sistem ekonomi.

 Organisasi
Faktor organisasi memiliki beberapa aspek yang menyebabkan korupsi ,
diantaranya yaitu :
- Kultur atau budaya

3
- Pimpinan
- Akuntabilitas
- Manajemen atau sistem

C. Upaya Penanggulangan Kejahatan (Korupsi) denganHukum Pidana


Kebijakan penanggulangan kejahatan atau yang biasa dikenal dengan istilah politik
kriminal atau criminal policy dibedakan sebagai berikut :
1. kebijakan penerapan hukum pidana (criminal law application);
2. kebijakan pencegahan tanpa hukum pidana (prevention without punishment);
3. kebijakan untuk mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan
dan pemidanaan lewat mass media (influencing views of society on crime and
punishment /mass media) atau media lainnya seperti penyuluhan, dan
pendidikan.

Pembedaan tersebut, secara garis besar upaya penanggulangan kejahatan dapat


dibagi menjadi 2 (dua) yakni melalui jalur penal (dengan menggunakan hukum
pidana) dan jalur non-penal (diselesaikan di luar hukum pidana dengan sarana-sarana
non-penal).

D. Berbagai Strategi dan/atau Upaya Pemberantasan Korupsi


Berikut akan dipaparkan berbagai upaya atau strategi yang dilakukan untuk
memberantas tindak korupsi :
1. Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi.
2. Pencegahan Korupsi di Sektor Publik.
3. Pengembangan dan Pembuatan berbagai Instrumen Hukum yang mendukung
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

Untuk mendukung pencegahan dan pemberantasan korupsi tidak cukup


hanyamengandalkan satu instrumen hukum yakni Undang-Undang Pemberantasan
TindakPidana Korupsi. Berbagai peraturan perundang-undangan atau instrumen
hukum lainperlu dikembangkan. Salah satu peraturan perundang-undangan yang
harus ada untukmendukung pemberantasan korupsi adalah Undang-Undang Tindak

4
Pidana MoneyLaundering atau Pencucian Uang. Untuk melindungi saksi dan korban
tindak pidanakorupsi, perlu instrumen hukum berupa UU Perlindungan Saksi dan
Korban. Untukmemberdayakan Pers, perlu UU yang mengatur mengenai Pers yang
bebas. Bagaimanamekanisme masyarakat yang akan melaporkan tindak pidana
korupsi dan penggunaanelectronic surveillance juga perlu diatur supaya tidak
melanggar privacy seseorang. Selainitu hak warga negara untuk secara bebas
menyatakan pendapatnya harus pula diatur. Pasalpasalyang mengkriminalisasi
perbuatan seseorang yang akan melaporkan tindak pidanakorupsi serta menghalang-
halangi penyelidikan, penyidikan dan pemeriksaan tindakpidana korupsi seperti pasal
mengenai fitnah atau pencemaran nama baik perlu dikajiulang dan bilamana perlu
diamandemen atau dihapuskan. Hal ini bertujuan untuk lebihmemberdayakan
masyarakat. Masyarakat tidak boleh takut melaporkan kasus korupsi
yangdiketahuinya. Selain itu, untuk mendukung pemerintahan yang bersih, perlu
instrumenKode Etik atau code of conduct yang ditujukan untuk semua pejabat publik,
baik pejabateksekutif, legislatif maupun code of conduct bagi aparat lembaga
peradilan (kepolisian,kejaksaan dan pengadilan).

E. Solusi yang dapat dilakukan pencegahan dalam Pemberantasan Korupsi Sejak


Dini
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk memberantas tindak korupsi antara
lain sebagai berikut:
1. Upaya pencegahaan ( preventif )
 Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan
pengabdian pada bangsa dan Negara melalui pendidikan formal, informal,
dan agama.
 Menciptakan aparatur pemerintah yang jujur, disiplin, dan bertanggung
jawab.

2. Upaya Tindak ( kuratif )


Upaya yang dilakukan pada tindak kuratif ini dilakukan kepada meraka yang
terbukti melakukan tindak korupsi dengan diberikan peringatan, dilakukan
pemecatan tidak terhormat dan hukum pidana.

5
3. Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa
 Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol
terkait dengan kepentingan public.
 Tidak bersikap apatis.
 Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintah desa,
hingga ketingkat pusat dan nasional.
 Membuka wawasan pemahaman tentang penyelenggaran pemerintahan
Negara dan aspek-aspek hukumnya.
 Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif
dalam setiap pengambilann keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.

6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari teori yang sudah dibahas dalam artikel tersebut, dapat diambil kesimpulan
sebagaiberikut:
a. Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan uang Negara atau perusahaan
dan sebagainya untuk keuntungan pribadi, serta selalu mengandung unsur
“penyelewengan” atau dishonest (ketidak jujuran).
b. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi adalah dimulai dari faktor
Internal dan Faktor Eksternal seseorang.
c. Dalam mengatasi tindak korupsi, terdapat beberapa upaya yang dapat diterapkan
dalam melakukan pencegahan korupsi yaitu: Pembentukan Lembaga Anti-
Korupsi, Pencegahan Korupsi di Sektor Publik, Pengembangan dan Pembuatan
berbagai Instrumen Hukum yang mendukung Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi.

Saran
Sebagai warganergara yang menjadi penerus bangsa haruslah lebih dalam lagi
mempelajari ilmu yang mencakup tentang Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi,
supaya dalam keperibadian kita masing-masing dapat menyadari dan memahami apa
dampak dari tindak korupsi. Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan terhadap
Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi dalam diri seseorang pasti akan tumbuh nilai-
nilai kejujuran dan sikap Anti Korupsi dalam diri individu masing-masing.

7
DAFTAR PUSTAKA

Fijnaut, Cyrille and Leo Huberts (2002), Corruption, Integrity and Law Enforcement,
dalam Fijnaut, Cyrille and Leo Huberts (ed), (2002), Corruption, Integrity and

Law Enforcement, The Hague: Kluwer Law International

Basyaib et.al (ed), (2002), Mencuri uang Rakyat : 16 Kajian Korupsi di Indonesia,

Buku 2 tentang Pesta Tentara, Hakim, Bankir, Pegawai Negeri, Jakarta : Aksara
Foundation

Pope, Jeremy (2003), Strategi Memberantas Korupsi : Elemen Sistem Integritas Nasional,

Buku Panduan Transparency Internasional 2002, Jakarta: Yayasan Obor

United Nations (2004), the Global Program Against Corruption : United Nations Anti-
Corruption Toolkit, Vienna: UNODC

8
9

Anda mungkin juga menyukai