NIM : 203110129
TK : 2A
A. Defenisi Korupsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain.
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor penyebab terjadinya korupsi, yang berasal dari dalam diri
pribadi seseorang. Hal ini ditandai dengan sifat manusia yang terbagi menjadi dua aspek,
yakni:
- Sifat tamak/rakus
Tamak adalah sifat manusia yang selalu merasa kurang dengan apa yang telah dimiliki, atau
bisa pula disebut kurangnya rasa bersyukur. Orang tamak memiliki hasrat untuk menambah
harta dan kekayaan dengan melakukan tindakan yang merugikan orang lain, seperti korupsi.
Orang yang tidak memiliki moral kuat, tentunya akan mudah tergoda untuk melakukan
korupsi.
Ketika seseorang memang sudah tidak memiliki moral yang kuat, atau kurang konsisten bisa
tergoda dengan mudah. Banyak pengaruh dari luar yang masuk ke dalam dirinya.
Seperti diketahui, manusia kerap kali ingin memenuhi keinginan yang tak terbatas. Gaya hidup
secara berlebihan, tentu menjadi salah satu penyebab terjadinya korupsi.
Saat seseorang memiliki gaya hidup yang konsumtif dan pendapatan yang lebih kecil dari
konsumsinya tersebut, maka hal ini akan menjadi penyebab terjadinya korupsi. Hal ini sangat
erat kaitannya dengan pendapatan seseorang dan menjalar ke faktor eksternal.
Penyebab terjadinya korupsi dari faktor internal selanjutnya, dari aspek sosial. Berdasarkan
aspek sosial, bisa membuat sesorang tergiur melakukan tindak korupsi.
Hal ini terjadi karena dorongan dan dukungan dari keluarga. Walaupun sifat pribadi seseorang
itu tak ingin melakukannya, lingkungan dalam hal ini, malah memberikan dorongan untuk
melakukan korupsi, bukan mencegah atau memberi hukuman.
2. Faktor Eksternal
Penyebab terjadinya korupsi dilihat dari faktor eksternal, lebih condong terhadap pengaruh
dari luar yang terbagi dalam aspek berikut:
Penyebab korupsi dalam aspek ini ialah saat nilai-nilai di masyarakat itu kondusif untuk
terjadinya korupsi. Masyarakat tidak menyadari, bahwa yang paling rugi atau korban utama
dari adanya korupsi adalah mereka sendiri. Selain itu, ada pula masyarakat yang tidak
menyadari kalau mereka sedang terlibat korupsi.
Korupsi tentunya akan bisa dicegah dan diberantas, bila ikut aktif dalam agenda pencegahan
dan pemberantasan. Untuk itu, diperlukan adanya sosialisasi dan edukasi tentang kesadaran
dalam menanggapi korupsi di masyarakat. Berikut aspek sikap masyarakat yang memicu
terjadinya korupsi:
Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat dalam perilaku korupsi. Setiap
tindakan korupsi pasti melibatkan masyarakat, tapi justru sudah terbiasa terlibat
dalam tindak korupsi sehari-hari. Masyarakat secara terbuka namun tidak disadari.
Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi dapat dihentikan, bila ikut aktif dalam
agenda pencegahan dan pemberantasan korupsi. Umumnya masyarakat menganggap
bahwa pencegahan dan pemberantasan korupsi hanyalah tanggung jawab pemerintah.
- Aspek Ekonomi
Penyebab terjadinya korupsi berikutnya, dari aspek ekonomi. Hampir mirip dengan perilaku
konsumtif pada faktor internal. Bedanya, di sini lebih ditekankan pada pendapatan seseorang.
Bukan kepada sifat konsumtifnya. Pendapatan yang dinilai tidak mencukupi, bisa menjadi
penyebab terjadinya korupsi dilakukan seseorang.
- Aspek Politis
Selanjutnya pada aspek politis, penyebab terjadinya korupsi karena kepentingan politik serta
haus kekuasaan, ingin meraih dan mempertahankan jabatan. Biasanya dalam aspek politis ini,
bisa membentuk rantai-rantai korupsi yang tak terputus. Dari seseorang kepada orang lainnya.
- Aspek Organisasi
Penyebab terjadinya korupsi dari aspek organisasi, bisa terjadi karena beberapa hal. Termasuk
di antaranya sebagai berikut:
jika ada teman atau lingkungan saudara yang melakukan atau saudara dengan terjerat kasus
korupsi tentu saja saya akan melaporkannya kepada pihak yang berwajib atau KPK yang
disertai dengan bukti dan informasi yang valid.