Anda di halaman 1dari 11

KASUS KORUPSI DI INDONESIA

NAMA PENYUSUN KELOMPOK 2

ANGGOTA:
1. Belva Carissa (07)
2. Claudia Olivia (08)
3. Defiona Zhafira R (10)
4. Fahmi Amrullah (13)
5. Muhammad Daffa A (21)
6. Ratu Maulidia N (31)

SMAN 4 JEMBER
KELAS X.6
KASUS KORUPSI ARDIAN NOERVIANTO 2022

Korupsi adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin corruptio dari kata kerja corrumpere
yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok, mencuri, maling.
Pengertian korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah pasal dalam UU No.
31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Dari sudut pandang hukum, tindak pidana
korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur seperti perbuatan melawan hukum,
penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana, memperkaya diri sendiri, orang
lain, atau korporasi, dan merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Penyebab korupsi bisa bermacam-macam, tergantung konteksnya. Biasanya media sering
mempublikasikan kasus korupsi yang berkaitan dengan kekuasaan dalam pemerintahan.
Pada faktanya, korupsi sebenarnya telah terjadi dari hal paling sederhana sampai hal-hal
yang lebih kompleks.

Korupsi sekarang ini banyak dikaitkan dengan politik, ekonomi, kebijakan pemerintahan
dalam masalah sosial maupun internasional, serta pembangunan nasional. Setiap tahun
bahkan mungkin setiap bulan, banyak pejabat pemerintah yang tertangkap karena
melakukan tindakan korupsi. Pengertian korupsi bisa kamu temui dalam berbagai macam
perspektif. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pengertian korupsi bisa terjadi dari
segi kehidupan mana pun, tidak hanya pada pemerintahan. Akibatnya korupsi juga
berkembang degan begitu banyak definisi. Secara internasional belum ada satu definisi
yang menjadi satu-satunya acuan di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud dengan
korupsi.

Sementara itu, menurut hukum di Indonesia, pengertian korupsi adalah perbuatan


melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri/orang lain, baik perorangan
maupun korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara/perekonomian negara.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001. Ada 30 delik tindak pidana korupsi yang dikategorikan menjadi 7 jenis.
Kerugian keuangan negara, penyuapan, pemerasan, penggelapan dalam jabatan,
kecurangan, benturan kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa, serta gratifikasi.
korupsi dan tindakan-tindakan penghukuman terhadap pelanggar. Tindakan dalam
pemberantasan korupsi umumnya dijadikan pembenar utama terhadap KUP Militer.

- Robert Klitgaard. Pengertian korupsi adalah suatu tingkah laku yang menyimpang dari
tugas-tugas resmi jabatannya dalam negara, dimana untuk memperoleh keuntungan status
atau uang yang menyangkut diri pribadi atau perorangan, keluarga dekat, kelompok
sendiri, atau dengan melanggar aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku
pribadi.

- S. Hornby. Pengertian korupsi adalah suatu pemberian atau penawaran dan penerimaah
hadian berupa suap, serta kebusukan atau keburukan.

- Henry Campbell Black. Pengertian korupsi adalah suatu perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban
resmi dan hak-hak dari pihak lain.

- Jose Veloso Abueva. Pengertian korupsi adalah mempergunakan kekayaan negara


(biasanya uang, barang-barang milik negara atau kesempatan) untuk memperkaya diri.

Penyebab korupsi antara laian yaitu, saat perilaku konsumtif masyarakat serta sistem
politik yang masih bertujuan pada materi, maka hal itu bisa meningkatkan terjadinya
permainan uang yang menjadi penyebab korupsi. Dimana, korupsi sendiri yaitu tindakan
yang tidak akan pernah putus terjadi jika tidak adanya perubahan dalam memandang
kekayaan. Semakin banyaknya orang yang salah mengartikan mengenai kekayaan, maka
akan semakin banyak juga orang-orang yang melakukan korupsi.
Terdapat 2 (dua) faktor utama penyebab korupsi, yakni faktor internal dan faktor
eksternal.
Yakni :
1. Faktor internal
Faktor internal adalah salah satu faktor penyebab korupsi yang muncul dari diri
pribadi seseorang. Hal itu umumnya ditandai dengan adanya sifat manusia yang
tergolong ke dalam 2 (dua) aspek, diantaranya:

Berdasarkan Aspek Perilaku Individu

Terdapat beberapa aspek perilaku individu dengan diantaranya sebagai berikut:

Sifat Tamak atau Rakus

Sifat tamak atau rakus adalah salah satu sifat manusia yang merasa selalu kurang dengan apa
yang telah dimilikinya atau dapat juga dikatakan sebagai seseorang yang memiliki rasa
kurang bersyukur. Orang yang tamak atau rakus akan mempunyai hasrat untuk menambah
harta dan kekayaan dengan cara melakukan tindakan yang merugikan orang lain, contohnya
korupsi.

Moral yang Kurang Kuat

Orang yang tidak mempunyai moral yang kuat pastinya akan dapat mudah tergoda untuk
melakukan perbuatan korupsi. Salah satu penyebab korupsi ini adalah tonggak bagi ketahanan
diri seseorang dalam kehidupannya. Jika seseorang memang sudah tidak mempunyai moral
yang kuat maupun kurang konsisten dapat menyebabkan mudahnya pengaruh dari luar masuk
ke dalam dirinya.

Gaya Hidup Konsumtif

Gaya hidup tentunya menjadi salah satu penyebab korupsi yang diakibatkan oleh faktor
internal. Jika seseorang mempunyai gaya hidup yang konsumtif dan pendapatannya lebih
kecil dari konsumsi tersebut maka hal tersebut akan menjadi penyebab korupsi. Pastinya hal
tersebut sangat erat kaitannya dengan pendapatan seseorang.

Berdasarkan Aspek Sosial

Berdasarkan aspek sosial, seseorang dapat melakukan tindak korupsi. Hal itu dapat terjadi
karena dorongan dan dukungan dari keluarga meskipun sifatnya pribadi seseorang tersebut
tidak ingin melakukannya. Lingkungan dalam hal tersebut justru malah memberikan
dorongan untuk melakukan korupsi, bukannya memberikan hukuman.
2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal penyebab korupsi akan lebih cenderung terhadap pengaruh dari luar dengan
diantaranya mencakup berbagai aspek antara lain:

Aspek Sikap Masyarakat Terhadap Korupsi

penyebab korupsi dalam aspek ini yaitu saat nilai-nilai dalam masyarakat kondusif untuk
terjadinya korupsi. Masyarakat tidak menyadari bahwa yang paling rugi atau korban utama
saat adanya korupsi yakni mereka sendiri. Selain itu, masyarakat juga kurang menyadari jika
mereka sedang terlibat korupsi.

Korupsi tentunya akan bisa dicegah dan diberantas jika Anda ikut berperan aktif dalam
agenda pencegahan dan pemberantasan korupsi. Karena itu, dibutuhkannya adanya sosialisasi
dan edukasi mengenai kesadaran dalam menanggapi korupsi untuk masyarakat.

Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi hampir serupa dengan perilaku konsumtif ada faktor internal. Bedanya, disini
lebih ditekankan pada pendapatan seseorang bukan pada sifat konsumtifnya. Dengan
pendapatan yang tidak mencukupi, maka dapat menjadi penyebab seseorang melakukan
korupsi.

Asek Politis

Pada aspek politik, korupsi dapat terjadi karena kepentingan politik serta meraih dan
mempertahankan kekuasaan. Pada umumnya, dalam aspek politis ini dapat membentuk
rantai-rantai penyebab korupsi yang tidak terputus dari seseorang kepada orang lain.

Aspek Organisasi

Di dalam aspek organisasi penyebab korupsi ini dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya
kurang adanya keteladanan kepemimpinan, tidak adanya kultur organisasi yang benar, kurang
memadainya sistem akuntabilitas yang benar, dan lemahnya sistem pengendalian manajemen
dan lemahnya pengawasan.

Dampak Korupsi Terhadap Suatu Negara


Korupsi adalah sebuah tindakan yang sangat merugikan negara. Korupsi mengakibatkan
sejumlah damak negatif, diantaranya sebagai berikut:

 Melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara

 Meningkatkan kemiskinan

 Menurunnya investasi

 Meningkatkan ketimpangan pendapatan

 Menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat suatu negara

Selain itu, korupsi memberikan dampak buruk yang sangat besar terhadap masyarakat
Indonesia dari berbagai lini kehidupan. Mulai dari dampak terhadap ekonomi, sosial,
birokrasi pemerintahan, politik dan demokrasi, penegakan hukum, pertahanan dan keamanan,
serta juga pada lingkungan hidup. Berikut ini terdapat beberapa dampak korupsi terhadap
ekonomi dengan mencakup:

Penurunan Produktivitas

Lesunya pertumbuhan ekonomi dan tidak adanya investasi menjadikan produktivitas


menurun. Hal tersebutlah yang menghambat perkembangan sektor industri dan produksi
untuk bisa berkembang lebih baik lagi.

Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi

Di dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga sebab kerugian dari pembayaran
ilegal ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan resiko pembatalan
perjanjian atau karena penyelidikan.

Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik

Jalan rusak, kereta api terguling, jembatan ambruk, beras tidak layak makan, ledakan tabung
gas, angkutan umum tidak layak, bahan bakar merusak kendaraan masyarakat, bangunan
sekolah ambruk merupakan kenyataan rendahnya kualitas barang dan jasa sebagai akibat dari
korupsi.

Menurunkan Pendapatan Dari Sektor Pajak


APBN sekitar 70% dibiayai oleh pajak. Dimana, Pajak Penghasilan (Pph) dan Pajak
Pertambahan
Nilai (PPN) adalah salah satu jenis pajak yang paling banyak menyumbang. Penurunan
pendapatan yang terjadi dari sektor pajak diperparah dengan kenyataan bahwa banyak sekali
oknum pegawai maupun pejabat ajak yang bermain untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan memperkaya diri.

Hutang Negara Meningkat

Korupsi dapat terjadi di Indonesia ini dapat meningkatkan hutang luar negeri semakin
membengkak. Oleh karena itulah, setiap warga negara dilarang untuk melakukan tindakan
korupsi.

Berikut ini merupakan fakta dalam kasus Ardian.

Ardian didakwa menerima suap sebanyak Rp 2,405 miliar. Suap itu diberikan oleh Bupati
Kolaka Timur Andi Merya Nur dan pengusaha bernama LM Rusdianto Emba. Suap diberikan
agar Ardian membantu pengurusan usulan dana PEN untuk Kabupaten Kolaka Timur.

Sebagai Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri, Ardian memiliki kewenangan untuk
menerbitkan rekomendasi pemberian dana PEN untuk suatu daerah. Kewenangannya inilah
yang disangka diperjual-belikan oleh Ardian. Ardian didakwa menerima suap itu bersama-
sama dengan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Muna
Sukarman Loke dan Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Muna Laode M Syukur Akbar. Dari
jumlah Rp 2,4 miliar, Ardian diduga kebagian jatah Rp 1,5 miliar.

Jaksa penuntut umum KPK menuntut Ardian dihukum 8 tahun penjara dan denda Rp 500 juta
subsider 6 bulan kurungan. Jaksa juga menuntut Ardian membayar uang pengganti sebanyak
Rp 1,5 miliar.

"Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa selama delapan tahun dikurangi masa
penahanan dan pidana denda sebesar Rp500 juta subsider enam bulan kurungan. Dan dikenai
denda tambahan sebesar Rp 1,5 miliar. Jika terpidana tidak membayar uang pengganti paling
lama satu bulan sesudah putusan pengadilan maka diganti dengan tiga tahun penjara," kata
jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Asril di Pengadilan Tipikor Jakarta pada,
Kamis 15 September 2022.
Dirjen Termuda

Karier Ardian terbilat moncer di Kemendagri. Dia berhasil menduduki jabatan Direktur
Jenderal di usianya yang baru 43 tahun. Namun, jabatan itu harus ditinggalkan Ardian ketika
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mencopotnya pada 19 November 2021. Pencopotan itu
dilakukan setelah Ardian menjadi tersangka KPK.

Kemendagri mengirim pria kelahiran Jakarta 9 November 1978 ini menjadi dosen di Institut
Pendidikan Dalam Negeri. Dia ditugaskan mengajar pengelolaan keuangan daerah. Namun
Kemendagri tidak memberikan penjelasan alasan pemindahan tersebut.

Nama Ardian sempat muncul dalam sidang Pengadilan Tipikor dalam kasus suap eks
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. Mantan Kepala Biro Pembangunan Pemprov
Sulsel, Jumras menyebut nama Ardian saat diperiksa sebagai saksi di Pengadilan Negeri
Makassar, pada 24 Juni 2021. Jumras mengatakan pernah dimintai Ardian fee dari pencairan
Dana Alokasi Khusus yang diperoleh Sulawesi Selatan.

Mantan Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri


(Kemendagri) Mochamad Ardian Noervianto didakwa menerima suap sebesar Rp2,405 miliar
terkait pengurusan pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Pemerintah
Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2021.

Surat dakwaan telah dibacakan jaksa KPK dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (16/6).

"Melakukan atau turut serta melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya
sedemikian rupa sehingga dipandang sebagai perbuatan berlanjut, yaitu menerima hadiah atau
janji yakni menerima uang seluruhnya Rp2.405.000.000,00," ujar jaksa KPK Agus Prasetya
Raharja.

Eks Dirjen Kemendagri Jalani Sidang Dakwaan Suap Dana PEN. Tindak pidana dilakukan
Ardian bersama-sama dengan sejumlah pihak lain, yakni Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara,Laode M. Syukur Akbar dan Kepala Badan
Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Muna Sukarman Loke (masing-masing
dilakukan penuntutan terpisah). Adapun uang Rp2,405 miliar diterima Ardian dari Plt. Bupati
Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, periode 2021-2026 Andi Merya Nur dan Pengusaha dari
Kabupaten Muna LM. Rusdianto Emba.

Jaksa menuturkan perbuatan Ardian di antaranya bertentangan dengan Peraturan Pemerintah


(PP) Nomor 43 Tahun 2020 tentang Perubahan atas PP Nomor 23 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Program PEN dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk
Penanganan Pandemi Covid-19.

Atas perbuatannya tersebut, Ardian didakwa melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 Jo
Pasal 18 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) Jo Pasal 55
Ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP

Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik. Bagi banyak orang korupsi bukan lagi
merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan. Dalam seluruh
penelitian perbandingan korupsi antar negara, Indonesia selalu menempati posisi paling
rendah. Keadaan ini bisa menyebabkan pemberantasan korupsi di Indonesia semakin
ditingkatkan oleh pihak yang berwenang. Sebenarnya pihak yang berwenang, seperti KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi) telah berusaha melakukan kerja maksimal.

Sebaiknya, koruptor di Indonesia harus segera di tangkap oleh para polisi, supaya negara
Indonesia tidak mengalami kebangkrutan/ Kesusahan. Semakin banyaknya koruptor di
Indonesia, Semakin banyak pula masyarakat Indonesia yang kurang mampu akan tidak
terpenuhi kebutuhan hidupnya. Karena semua uang yang sebenarnya untuk negara, diambil
oleh para koruptor untuk dirinya pribadi. Korupsi adalah suatu tindak perdana yang
memperkaya diri yang secara langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi,
unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan
menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.

Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran


dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya
hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya
sumber daya manusia, serta struktur ekonomi.
Cara Memberantas Korupsi Di Indonesia

Dilansir dari laman web Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR, dalam panduan
memberantas korupsi secara mudah dan menyenangkan oleh KPK RI, terdapat 3 (tiga)
strategi yang dapat dilakukan guna memberantas korupsi, antara lain:

1. Represif

Strategi represif dilakukan dengan cara KPK menjerat koruptor ke pengadilan, membacakan
tuntutan, dan menghadirkan para saksi beserta alat musik yang menguatkan.

2. Perbaikan Sistem

Di dalam strategi perbaikan sistem, KPK memberikan rekomendasi pada kementerian atau
lembaga terkait untuk melakukan langkah-langkah perbaikan. Tak hanya itu saja, strategi ini
pula dilakukan melalui penataan layanan publik lewat koordinasi dan supervisi pencegahan
serta mendorong transparansi penyelenggara negara. Guna mendorong transparansi
penyelenggara negara, KPK menerima LHKPN dan gratifikasi.

3. Edukasi dan Kampanye

Edukasi dan kampanye dilakukan sebagai bagian dari pencegahan dan mempunyai peran
strategis dalam memberantas korupsi. Lewat edukasi dan kampanye inilah, KPK
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak korupsi, mengajak masyarakat untuk
terlibat dalam gerakan pemberantasan korupsi dan membangun perilaku dan masyarakat anti
korupsi. Kegiatan edukasi dan kampanye tersebut sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari
pencegahan yang dilakukan tak cuma kepada mahasiswa dan masyarakat umum.

Nah, itu tadi beberapa penjelasan terkait korupsi dan beberapa hal lainnya. Semoga
pembahasan diatas dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca.
Beberapa referensi yang kami ambil:

https://nasional.tempo.co/read/1639084/tiga-fakta-kasus-suap-ardian-noervianto-dirjen-
kemendagri-termuda

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220616123326-12-809690/eks-dirjen-kemendagri-
didakwa-terima-suap-rp24-m-terkait-dana-pen

Anda mungkin juga menyukai