PENDAHULUAN
Korupsi adalah hal yang sering dibicarakan publik, terutama dalam media
massa baik lokal maupun nasional. Banyak para ahli mengemukakan pendapatnya
tentang masalah korupsi ini. Korupsi sangat merugikan negara dan dapat merusak
generasi bangsa. Pada hakekatnya, korupsi adalah “benalu sosial” yang dapat merusak
struktur pemerintahan dan pembangunan.
Saat ini korupsi sudah seperti budaya yang mendarah daging. Semua golongan
masyarakat melakukan korupsi baik secara sadar maupun tidak sadar. Demi
tercapainya pemerintahan dan pembangunan yang bersih, maka sudah seharusnya
budaya korupsi harus diberantas meskipun harus dengan berbagai cara.
PEMBAHASAN
(1968) adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang
diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka
tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk
tiga bentuk korupsi yaitu sogokan (bribery), pemerasan (extortion), dan nepotisme.
Inti ketiga bentuk korupsi menurut kategori Alatas ini adalah subordinasi
kerahasiaan, pengkhianatan, penipuan, dan sikap masa bodoh terhadap akibat yang
Istilah korupsi dapat pula mengacu pada pemakaian dana pemerintah untuk
tujuan pribadi. Definisi ini tidak hanya menyangkut korupsi moneter yang
pembayaran tidak resmi dari para investor (domestik maupun asing), memakai
korupsi.
Mengutip Robert Redfield, korupsi dilihat dari pusat budaya, pusat budaya
dibagi menjadi dua, yakni budaya kraton (great culture) dan budaya wong cilik
(little culture). Dikotomi budaya selalu ada, dan dikotomi tersebut lebih banyak
dengan subyektifitas pada budaya besar yang berpusat di kraton. Kraton dianggap
sebagai pusat budaya. Bila terdapat pusat budaya lain di luar kraton, tentu
dianggap lebih rendah dari pada budaya kraton. Meski pada hakikatnya dua
korupsi itu sendiri atau yang biasa kita sebut koruptor. Adapun sebab-sebabnya,
antara lain:
b) Kelemahan pengajaran dan etika. Hal ini terkait dengan sistem pendidikan
dan substansi pengajaran yang diberikan. Pola pengajaran etika dan moral lebih
pengimplementasiannya.
bangsa yang tergantung, lebih memilih pasrah daripada berusaha dan senantiasa
melakukan kolusi dan nepotisme. Sifat dan kepribadian inilah yang menyebabkan
dan skill.
melakukan apa saja yang dapat mengangkat derajatnya. Atas keinginannya yang
yang sebesar-besarnya.
f) Tidak adanya hukuman yang keras, seperti hukuman mati, seumur hidup atau
1. Korupsi transaktif
Korupsi jenis ini ditandai adanya kesepakatan timbal balik antara pihak yang
memberi dan menerima demi keuntungan bersama, dan kedua pihak sama-
sama aktif menjalankan perbuatan tersebut.
Contohnya :
a. Penunjukan langsung pproyek yang seharusnya melalui tender
b. Penjualan aset pemerintah dengan harga murah
2. Korupsi Investif
korupsi investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau
jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuangan tertentubagi pemberi,
selain keuntungan yang diharapkan akan diperoleh di masa datang.
Contohnya :
Pejabat meminta balas budi pengusaha yang mendapatkan proyek . Kebiasaaan
ini membuat pengusaha selalu menyisihkan sebagian dana proyek dengan
mengurangi kualitas proyek untuk biaya “entertainment (hiburan)” ini.
3. Korupsi Ekstroktif
korupsi kategori ini menyatakan bentuk-bentuk koersi (paksaan)
tertentu di mana pihak pemberi dipaksa untuk guna mencegah kerugian yang
mengancam dirinya, kepentingan, kelompok , atau hal-hal berharga miliknya.
Contohnya :
Seorang pemimpin proyek secara langsung maupun tidak mendapat tekanan
untuk menyetor sejumlah uang kepada pejabat di atasnya. Jika tidak, ia bisa
kehilangan kesempatan untuk menjadi pimpinan pada proyek-proyek
berikutnya.
4. Korupsi Nepotistik
Korupsi nepotistik berupa pemberian perlakuan khusus kepada teman atau
mereka yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangkamenduduki jabatan
republik.
Contohnya :
Anak atau keluarga pejabat mendapat jatah proyek paling banyak , juga
memiliki peran besar dalam mengatur siapa yang layak melaksanakan proyek-
proyek pemerintah.
5. Korupsi Autogenetik
Korupsi autogenetik adalah korupsi yang di lakukan individu karena memiliki
kesempatan untuk mendapat keuntungan dari pengetahuan dan pemahamnya
atas sesuatu yang hanya diketahui seorang diri.
Contohnya :
seorang penjabat penting melakukan klaim biaya perjalanan dinas tahunan
dengan jumlah hari melebihi jumlah hari dalam setahun.
1. Bidang Demokrasi
politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good
sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi.
Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai
2.Bidang Ekonomi
Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas
pelayanan pemerintahan. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan
membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi
meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos
manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan risiko pembatalan perjanjian
atau karena penyelidikan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat
keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga
mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur, dan menambahkan
tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.
Korupsi politis ada dibanyak negara, dan memberikan ancaman besar bagi
menguntungkan pemberi sogok, bukannya rakyat luas. Satu contoh lagi adalah
A. Strategi Preventif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal-hal yang
menjadi penyebab timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus dibuat
upaya preventifnya, sehingga dapat meminimalkan penyebab korupsi. Disamping itu
perlu dibuat upaya yang dapat meminimalkan peluang untuk melakukan korupsi dan
upaya ini melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaanya agar dapat berhasil
danmampu mencegah adanya korupsi.
B. Strategi Deduktif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan agar
apabila suatu perbuatan korupsi terlanjur terjadi, maka perbuatan tersebutakan dapat
diketahui dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan seakurat-akuratnya, sehingga
dapat ditindaklanjuti dengan tepat. Dengan dasar pemikiran ini banyak sistem yang
harus dibenahi, sehingga sistem-sistem tersebut akan dapat berfungsi sebagai aturan
yang cukup tepat memberikan sinyal apabila terjadi suatu perbuatan korupsi. Hal ini
sangat membutuhkan adanya berbagai disiplin ilmu baik itu ilmu hukum, ekonomi
maupun ilmu politik dan sosial.
C. Strategi Represif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan untuk
memberikan sanksi hukum yang setimpal secara cepat dan tepat kepada pihak-pihak
yang terlibat dalam korupsi. Dengan dasar pemikiran ini proses penanganan korupsi
sejak dari tahap penyelidikan, penyidikan dan penuntutan sampai dengan peradilan
perlu dikaji untuk dapat disempurnakan di segala aspeknya, sehingga proses
penanganan tersebut dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Namun implementasinya
harus dilakukan secara terintregasi. Bagi pemerintah banyak pilihan yang dapat
dilakukan sesuai dengan strategiyang hendak dilaksanakan. Bahkan dari masyarakat
dan para pemerhati / pengamat masalah korupsi banyak memberikan sumbangan
pemikiran dan opini strategi pemberantasan korupsi secara preventif maupun secara
represif antara lain :
1. Konsep “carrot and stick” yaitu konsep pemberantasan korupsi yang sederhana
adalah pendapatan netto pegawai negeri, TNI dan Polri yang cukup untuk
dan martabatnya, sehingga dapat hidup layak bahkan cukup untuk hidup
dengan “gaya” dan “gagah”. Sedangkan Stick adalah bila semua sudah
dicukupi dan masih ada yang berani korupsi, maka hukumannya tidak
tanggung-tanggung, karena tidak ada alasan sedikitpun untuk melakukan
saat ini perlu adanya tekanan kuat dari masyarakat luas dengan mengefektifkan
ataupun ormas yang lain perlu bekerjasama dalam upaya memberantas korupsi,
kampanye untuk mencari dukungan saja tanpa ada realisasinya dari partai
adalah kejahatan besar bagi kemanusiaan yang melanggar harkat dan martabat
sebagai langlah yang efektif membangun peradaban bangsa yang bersih dari
moral korup.
dalam pemerintahan agar didapat hasil kerja yang optimal dengan jalan
apabila masih ada pegawai yang melakukan korupsi, dilakukan tindakan tegas
dan keras kepada mereka yang telah terbukti bersalah dan bilamana perlu
dihukum mati karena korupsi adalah kejahatan terbesar bagi kemanusiaan dan
siapa saja yang melakukan korupsi berarti melanggar harkat dan martabat
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak pidana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan
korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan
kedudukannya dan aspek penggunaan uang negara untuk kepentingannya. Adapun
penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan pemimpin, kelemahan pengajaran
dan etika, kolonialisme penjajahan, rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya
hukuman yang keras. Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi 5 macam, korupsi
transaktif, korupsi investif, korupsi ekstroktif, korupsi nepotistik, dan korupsi
autogenetik. Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang
demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara.
3.2. Saran