Anda di halaman 1dari 4

PERTANYAAN KELOMPOK 1

 Elioenai : 4517111003
 Widya zalsabilah : 4517111007
 Veronika Runtung : 4517111011
 Andriano: 4517111045

1. Apa sisi epistemologi dari kasus bell’s palsy tersebut?


2. Apa hubungan nya dokter spesialis syaraf dengan fisioterapis?
3. Vaskularisasi pada bell’s palsy apa gejala awal bell’s palsy?
4. Bagaimana cara pengobatan fisioterapi pada yang mengalami orang yang
stroke?
5. Fisioterapi dan akupuntur adalah penobatan pasien melalui fisiknya dari kedua
jenis pengobatan ini yang mana yang memiliki peluang sembuh lebih cepat?
6. Apa Perbedaan bell’s palsy yang sembuh sendiri dengan yang permanent?
7. Komplikasi apa yang timbul dari bell’s palsy?

Jawaban
1. Epistemologi penyakit Bell’s Palsy ialah suatu kelumpuhan akut n. fasialis
perifer yang tidak diketahui sebabnya. Sir Charles Bell (1821) adalah orang
yang pertama meneliti beberapa penderita dengan wajah asimetrik, sejak itu
semua kelumpuhan n. fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya disebut
Bell's palsy. Bell’s palsy menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari
paralysis fasial akut. Di dunia, insiden tertinggi ditemukan di Seckori, Jepang
tahun 1986 dan insiden terendah ditemukan di Swedia tahun 1997. Di
Amerika Serikat, insiden Bell’s palsy setiap tahun sekitar 23 kasus per
100.000 orang, 63% mengenai wajah sisi kanan. Insiden Bell’s palsy rata-rata
15-30 kasus per 100.000 populasi. Penderita diabetes mempunyai resiko 29%
lebih tinggi, dibanding non-diabetes. Bell’s palsy mengenai laki-laki dan
wanita dengan perbandingan yang sama. Akan tetapi, wanita muda yang
berumur 10-19 tahun lebih rentan terkena daripada laki-laki pada kelompok
umur yang sama. Penyakit ini dapat mengenai semua umur, namun lebih
sering terjadi pada umur 15-50 tahun. Pada kehamilan trisemester ketiga dan 2
minggu pasca persalinan kemungkinan timbulnya Bell’s palsy lebih tinggi
daripada wanita tidak hamil, bahkan bisa mencapai 10 kali lipat Sedangkan di
Indonesia, insiden Bell’s palsy secara pasti sulit ditentukan. Data yang
dikumpulkan dari 4 buah Rumah sakit di Indonesia didapatkan frekuensi
Bell’s palsy sebesar 19,55 % dari seluruh kasus neuropati dan terbanyak pada
usia 21 – 30 tahun. Lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Tidak
didapati perbedaan insiden antara iklim panas maupun dingin, tetapi pada
beberapa penderita didapatkan adanya riwayat terpapar udara dingin atau
angin berlebihan .
2. Fisioterapis adalah orang yang memeriksa dahulu fisik pasien untuk
mengetahui pada bagian mana yang mengalami sakit dan dokter syaraf yang
menetukan/meresepkan obat apa yang akan di berikan oleh pasien tersebut.
3. Bell’s palsy memiliki gejala yang berbeda-beda pada sebagian orang.
Kelumpuhan yang terjadi pada salah satu sisi wajah bisa dijelaskan sebagai
kelumpuhan sebagian (kelemahan otot ringan) atau sebagai kelumpuhan total
(tidak ada gerakan sama sekali). Mulut serta kelopak mata juga akan
terpengaruh akibat Bell’s palsy, kedua bagian ini akan kesulitan untuk dibuka
dan ditutup. Bell’s palsy adalah gangguan yang terjadi hanya pada otot dan
saraf wajah. Kondisi ini tidak berdampak kepada kinerja otak atau bagian
tubuh lainnya.
4. Cara kerja fisioterapi pada penderita stroke adalah dengan memberikan
latihan-latihan pada penderita baik dengan alat bantu atau tidak, sesuai dengan
kemampuan atau kondisi penyakitnya.
5. Fisioterapi dan akupuntur bukanlah pengobatan yang berbeda melainkan
akupuntur adalah salah satu pegobatan dari fisioterapi jadi untuk menentukan
peluang sembuhnya tergantung dari penyakit yang dialami pasien dan untuk
akupuntur biasanya mengobati pasien yang mengalami nyeri, kelemahan otot,
dan emosi/suasana psikologis yang kurang baik.
6. Perbedaan nya adalah orang yang terkena bell’s palsy yang sembuh sendiri
mereka selalu bercermin dan melakukan terapi seperti senam wajah yang
perlahan-lahan bisa membangkitkan syaraf wajah yang menyebabkan cepat
sembuh sedangkan untuk yang permanent tidak ada orang yang
mengalaminya karena bell’s palsy bukan lah penyakit yang berbahaya hanya
saja karena tidak sering melakukan terapi yang menyebabkan orang tersebut
sembuh lebih lama.

7. Komplikasi yang terjadi akibat Bell’s palsy sangat bergantung pada kerusakan
saraf yang terjadi. Kebanyakan penderita Bell’s palsy akan pulih dengan
sendirinya dalam jangka waktu sembilan hingga sepuluh bulan. Tapi
komplikasi jangka panjang bisa terjadi terutama jika Anda:

 Berusia lebih dari 60 tahun.


 Mengalami rasa sakit parah ketika gejala pertama muncul.
 Mengalami lumpuh wajah total pada salah satu sisi wajah.
 Mengalami kerusakan saraf wajah yang parah.
 Memiliki penyakit hipertensi atau penyakit diabetes.
 Sedang hamil.
 Tanda-tanda pemulihan hanya mulai setelah dua bulan.
 Tidak mengalami tanda-tanda pulih setelah menderita selama empat
bulan.
Berikut ini beberapa komplikasi jangka panjang yang bisa disebabkan
oleh Bell’s palsy:

 Kelemahan wajah. Sekitar dua hingga tiga dari sepuluh orang


penderita Bell’s palsy akan mengalami kelemahan wajah permanen.
Beberapa anak terlahir dengan lumpuh wajah dan sebagian lainnya
menderita kelemahan wajah setelah mengalami cedera pada saraf
wajah.
 Gangguan bicara. Kondisi ini muncul sebagai akibat dari kerusakan
pada otot-otot wajah penderita Bell’s palsy.
 Mata kering dan ulkus kornea. Ulkus kornea bisa muncul karena
kelopak mata terlalu lemah untuk bisa menutup sepenuhnya.
Akibatnya, lapisan pelindung mata menjadi tidak berfungsi dengan
baik. Kondisi ini bisa menyebabkan kebutaan dan infeksi mata.
 Indera perasa berkurang atau hilang. Kondisi ini bisa terjadi jika
kerusakan saraf tidak bisa kembali pulih dengan baik. Sebagian juga
sering mengeluarkan air mata saat makan.
 Kontraktur wajah. Kondisi ini terjadi ketika otot-otot wajah
mengalami ketegangan secara permanen. Cacat wajah, mata
mengecil, pipi menebal, dan garis antara hidung dan mulut bertambah
dalam sebagai akibat dari kontraktur otot-otot wajah.
 Sinkinesis mata dan mulut. Kondisi ini muncul ketika saraf wajah
tumbuh kembali dengan cara yang berbeda. Ketika makan, tertawa,
atau tersenyum, mata bisa berkedip. Pada kondisi yang parah, mata
akan tertutup sepenuhnya ketika makan.

Anda mungkin juga menyukai