Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmattaufik hidayah
dan inayahnya kami dapat menyelesaikan tugaspenyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahastentang Pendidikan Anti Korupsi.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yangtelah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwamakalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunanmaupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkanuntuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah.
Tujuan Pembahasan.
Metode Penulisan.
Pengertian Korupsi
Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” atau “corruptus” .Selanjutnya
dikatakan bahwa “corruptio” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih
tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie” (Belanda). Dari asal usul bahasanya korupsi
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok)adalah tindakan pejabat
publik, baik politisi maupun pegawai negeri,serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu
yang secara tidak wajardan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang
dikuasakankepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besarmencakup unsur-
unsur sebagai berikut:
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya:
Jika melihat dari pengertian korupsi diatas, bisa disimpulkan jika korupsiadalah sejenis
penghianatan, dalam hal ini adalah penghianatan terhadap rakyat yang telah memberikan
amanah dalam mengemban tugastertentu.
Penyuapan
Pemerasan (Extorion)
Nepotisme (nepotism)
Kata nepotisme berasal dari kata Latin “nepos” yang berarti “nephew”
(keponakan). Nepotisme berarti memilih keluarga atau teman dekatberdasarkan pertimbagan
hubunga, bukan karena kemamuannya.
Faktor internal , merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri,yang dapat dirinci
menjadi:
Aspek Sosial :
Faktor eksternal, pemicu perilaku korup yang disebabkan oleh faktor diluar diri pelaku.
Pada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi tindak korupsi yangdilakukan oleh
segelintir oknum dalam organisasi. Akibat sifat tertutup inipelanggaran korupsi justru terus
berjalan dengan berbagai bentuk. Olehkarena itu sikap masyarakat yang berpotensi
menyuburkan tindak korupsiterjadi karena :
Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dandiberantas bila
masyarakat ikut aktif dalam agenda pencegahan danpemberantasan. Pada umumnya
masyarakat berpandangan bahwamasalah korupsi adalahtanggung jawab pemerintah semata.
Masyarakatkurang menyadari bahwa korupsi itu bisa diberantas hanya bilamasyarakat ikut
melakukannya.
Aspek ekonomi :
Aspek Politis :
Menurut Rahardjo (1983) bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yangdilakukan
untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuaidengan harapan masyarakat.
Kontrol sosial tersebut dijalankan denganmenggerakkan berbagai aktivitas yang melibatkan
penggunaankekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan secarapolitik,
melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya. Dengan demikianinstabilitas politik, kepentingan
politis, meraih dan mempertahankankekuasaan sangat potensi menyebabkan perilaku korupsi.
Aspek Organisasi :
Kelemahan sistim pengendalian manajemen. Pengendalian manajemenmerupakan
salah satu syarat bagi tindak pelanggaran korupsi dalamsebuah organisasi. Semakin
longgar/lemah pengendalian manajemensebuah organisasi akan semakin terbuka perbuatan
tindak korupsianggota atau pegawai di dalamnya.
Berikut akan dipaparkan berbagai upaya atau strategi yang dilakukanuntuk memberantas
korupsi:
1. Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi
1. Salah satu cara untuk memberantas korupsi adalah denganmembentuk lembaga yang
independen yang khusus menanganikorupsi. Sebagai contoh di beberapa negara di-
dirikan lembagayang dinamakan Ombudsman. Lembaga ini pertama kali
didirikanoleh Parlemen Swedia dengan nama Justitieombudsmannen padatahun 1809.
Peran lembaga ombudsman --yang kemudianberkembang pula di negara lain--antara
lain menyediakan saranabagi masyarakat yang hendak mengkomplain apa yang
dilakukanoleh Lembaga Pemerintah dan pegawainya. Selain itu lembaga ini
juga memberikan edukasi pada pemerintah dan masyarakat sertamengembangk
an standar perilaku serta code of conduct bagilembaga pemerintah maupun lembaga
hukum yang membutuhkan.Salah satu peran dari ombudsman adalah
mengembangkankepedulian serta pengetahuan masyarakat mengenai hak
merekauntuk mendapat perlakuan yang baik, jujur dan efisien dari
pegawaipemerintah (UNODC : 2004). Di Hongkong dibentuk lembaga antikorupsi
yang bernama Independent Commission against Corruption(ICAC); di Malaysia
dibentuk the Anti-Corruption Agency (ACA). Kitasudah memiliki Lembaga yang
secara khusus dibentuk untukmemberantas korupsi. Lembaga tersebut adalah
KomisiPemberantasan Korupsi (KPK).
2. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki kinerjalembaga peradilan baik
dari tingkat kepolisian, kejaksaan,pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan.
Pengadilan adalah jantungnya penegakan hukum yang harus bersikap imparsial
(tidakmemihak), jujur dan adil. Banyak kasus korupsi yang tidak terjeratoleh hukum
karena kinerja lembaga peradilan yang sangat buruk.Bila kinerjanya buruk karena
tidak mampu (unable), mungkin masihdapat dimaklumi. Ini berarti pengetahuan serta
ketrampilan aparatpenegak hukum harus ditingkatkan. Yang menjadi masalah
adalahbila mereka tidak mau (unwilling) atau tidak memiliki keinginanyang kuat
(strong political will) untuk memberantas korupsi,
atau justru terlibat dalam berbagai perkara korupsi. Tentunya akanmenjadi
malapetaka bagi bangsa ini bukan? Dimana lagi kitamencari keadilan ?
1. Salah satu cara untuk mencegah korupsi adalah denganmewajibkan pejabat publik
untuk melaporkan dan mengumumkan jumlah kekayaan yang dimiliki baik sebelum
maupun sesudahmenjabat. Dengan demikian masyarakat dapat memantau
tingkatkewajaran peningkatan jumlah kekayaan yang dimiliki khususnyaapabila ada
peningkatan jumlah kekayaan setelah selesai menjabat.Kesulitan timbul ketika
kekayaan yang didapatkan denganmelakukan korupsi dialihkan kepemilikannya
kepada orang lainmisalnya anggota keluarga
2. Untuk kontrak pekerjaan atau pengadaan barang baik dipemerintahan pusat, daerah
maupun militer, salah satu cara untukmemperkecil potensi korupsi adalah dengan
melakukan lelang ataupenawaran secara terbuka. Masyarakat harus diberi otoritas
atauakses untuk dapat memantau dan memonitor hasil dari pelelanganatau penawaran
tersebut. Untuk itu harus dikembangkan sistemyang dapat memberi kemudahan bagi
masyarakat untuk ikutmemantau ataupun memonitor hal ini
3. Korupsi juga banyak terjadi dalam perekruitan pegawai negeri dananggota militer
baru. Korupsi, kolusi dan nepotisme sering terjadidalam kondisi ini. Sebuah sistem
yang transparan dan akuntabeldalam hal perekruitan pegawai negeri dan anggota
militer jugaperlu dikembangkan.
Salah satu upaya memberantas korupsi adalah memberi hak padamasyarakat untuk
mendapatkan akses terhadap informasi (access toinformation). Sebuah sistem harus dibangun
di mana kepada masyarakat(termasuk media) diberikan hak meminta segala informasi yang
berkaitandengan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi hajat hidup orangbanyak. Hak ini
dapat meningkatkan keinginan pemerintah untukmembuat kebijakan dan menjalankannya
secara transparan.Pemerintahmemiliki kewajiban melakukan sosialisasi atau diseminasi
berbagaikebijakan yang dibuat dan akan dijalankan.
4. Pencegahan dengan memasukan pendidikan anti korupsi di sekolah /perguruan tinggi.
Melaui pendidikan karakter antikorupsi inilah yang pertama, para siswasejak usia dini
sudah mengetahui tentang seluk-beluk praktek korupsisekaligus konsekuensi yang akan
diterima oleh para pelaku. Yang kedua, juga memberikan proses pembelajaran tentang
kepakaan terhadappraktek-praktek korupsi yang ada disekitar kita. Ketiga, mendidik
parasiswa dari usia dini tentang akhlak atau moral yang sesuai dengan ajaran-ajaran sosial
keagamaan. Keempat, menciptakan generasi penerus yangbersih dari perilaku penyimpangan,
dan Kelima, membantu seluruh cita-cita warga bangsa dalam menciptakan clean and good-
goverment demimasa depan yang lebih baik dan beradab.
Penutup
Kesimpulan.