Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmattaufik hidayah
dan inayahnya kami dapat menyelesaikan tugaspenyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahastentang Pendidikan Anti Korupsi. 

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yangtelah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwamakalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunanmaupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkanuntuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat membantu bagi semua pihak untuk mendalamiPendidikan


Anti Korupsi terutama dalam lingkungan siswa.

  Lampung Barat, April 2023

Penulis
PENDAHULUAN

Latar Belakang

  Di mata internasional, bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakatdunia, citra


buruk akibat korupsi menimbulkan kerugian. Kesan buruk inimenyebabkan rasa rendah diri
saat berhadapan dengan negara lain dan kehilangan kepercayaan pihak lain. Ketidakpercayaan
pelaku bisnis duniapada birokrasi mengakibatkan investor luar negeri berpihak ke negara-
negara tetangga yang dianggap memiliki iklim yang lebih baik. Kondisiseperti ini merugikan
perekonomian dengan segala aspeknya di negaraini. Pemerintah Indonesia telah berusaha
keras untuk memerangi korupsidengan berbagai cara. KPK sebagai lembaga independen yang
secarakhusus menangani tindak korupsi, menjadi upaya pencegahan danpenindakan tindak
pidana. Korupsi dipandang sebagai kejahatan luarbiasa (extra ordinary crime) yang oleh
karena itu memerlukan upaya luarbiasa pula untuk memberantasnya. Upaya pemberantasan
korupsi – yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu penindakan dan pencegahan - tidakakan
pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa melibatkan peran
serta masyarakat. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika siswa - sebagai salah satu bagian
penting darimasyarakat yang merupakan pewaris masa depan - diharapkan dapatterlibat aktif
dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

 Rumusan Masalah.

 1. Apa pengertian korupsi ?

 2. Bentuk dan Faktor Penyebab Korupsi ?

 3. Bagaimana Strategi dan/atau Upaya dalam Pemberantasan Korupsi ?

Tujuan Pembahasan.

 1. Mengetahui Pengertian dari Korupsi .

 2. Mengatahui dan Memahami Bentuk dan Faktor Penyebab Korupsi.

 3. Mengerti Bagaimana Strategi dan/atau Upaya dalam PemberantasanKorupsi.

Metode Penulisan. 

Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan menggonakan metodekepustakaan dimana


materi yang kami ambil berasal dari buku-bukaselain itu juga kami menggunakan internet
untuk memperluat materiyang kami tuliskan.
PEMBAHASAN

Pengertian Korupsi

Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” atau “corruptus” .Selanjutnya
dikatakan bahwa “corruptio” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih
tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie” (Belanda). Dari asal usul bahasanya korupsi
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok)adalah tindakan pejabat
publik, baik politisi maupun pegawai negeri,serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu
yang secara tidak wajardan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang
dikuasakankepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besarmencakup unsur-
unsur sebagai berikut:

1. Perbuatan melawan hukum;


2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
3. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;

Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya:

1. Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);


2. Penggelapan dalam jabatan;
3. Pemerasan dalam jabatan;
4. Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggaranegara);
5. Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Jika melihat dari pengertian korupsi diatas, bisa disimpulkan jika korupsiadalah sejenis
penghianatan, dalam hal ini adalah penghianatan terhadap rakyat yang telah memberikan
amanah dalam mengemban tugastertentu.

Bentuk dan Faktor Penyebab Korupsi Bentuk-Bentuk Korupsi

 Penyuapan

Penyuapan merupakan sebuah perbuatan kriminal yang melibatkansejumlah pemberian


kepada seorang dengan sedemikian rupa sehinggabertentangan dengan tugas dan
tanggungjawabnya. Sesuatu yangdiberikan sebagai suap tidak harus berupa uang, tapi bisa
berupa barangberharga, rujukan hak-hak istimewa, keuntungan ataupun janji tindakan,suara
atau pengaruh seseorang dalam sebuah jabatan public. 

 Penggelapan (embezzlement) dan pemalsuan ataupenggelembungan (froud).

Penggelapan merupakan suatu bentuk korupsi yang melibatkan pencurianuang, properti,


atau barang berharga. Oleh seseorang yang diberi amanatuntuk menjaga dan mengurus uang,
properti atau barang berhargatersebut. Penggelembungan menyatu kepada praktik
penggunaaninformasi agar mau mengalihkan harta atau barang secara suka rela.

 Pemerasan (Extorion)

Pemerasan berarti penggunaan ancaman kekerasan atau penampilaninformasi yang


menghancurkan guna membujuk seseorang agar maubekerjasama. Dalam hal ini pemangku
jabatan dapat menjadi pemerasatau korban pemerasan.

 Nepotisme (nepotism)

Kata nepotisme berasal dari kata Latin “nepos” yang berarti “nephew”

(keponakan). Nepotisme berarti memilih keluarga atau teman dekatberdasarkan pertimbagan
hubunga, bukan karena kemamuannya.

Faktor Penyebab Korupsi

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PENYEBAB KORUPSI

Perilaku korupsi menyangkut berbagai hal yang bersifat kompleks.Faktor-faktor


penyebabnya bisa dari internal pelaku-pelaku korupsi, tetapibisa juga bisa berasal dari situasi
lingkungan yang kondusif bagiseseorang untuk melakukan korupsi. Dengan demikian secara
garis besarpenyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internaldan faktor
eksternal.

Faktor internal , merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri,yang dapat dirinci
menjadi:

Aspek Perilaku Individu : 

Sifat tamak/rakus manusia. Korupsi, bukan kejahatan kecil-kecilankarena mereka


membutuhkan makan. Korupsi adalah kejahatan orangprofesional yang rakus. Sudah
berkecukupan, tapi serakah. Mempunyaihasrat besar untuk memperkaya diri. Unsur penyebab
korupsi padapelaku semacam itu datang dari dalam diri sendiri, yaitu sifat tamak danrakus.
Maka tindakan keras tanpa kompromi, wajib hukumnya.
Moral yang kurang kuat. Seorang yang moralnya tidak kuat cenderungmudah tergoda untuk
melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal dariatasan, teman setingkat, bawahannya, atau
pihak yang lain yangmemberi kesempatan untuk itu. 

Gaya hidup yang konsumtif. Kehidupan di kota-kota besar seringmendorong gaya hidup


seseong konsumtif. Perilaku konsumtif bila tidakdiimbangi dengan pendapatan yang memadai
akan membuka peluangseseorang untuk melakukan berbagai tindakan untuk
memenuhihajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi.

Aspek Sosial : 

Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behaviorismengatakan


bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikandorongan bagi orang untuk
korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorangyang sudah menjadi traits pribadinya.
Lingkungan dalam hal ini malahmemberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada
orangketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.

Faktor eksternal, pemicu perilaku korup yang disebabkan oleh faktor diluar diri pelaku.

Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi : 

Pada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi tindak korupsi yangdilakukan oleh
segelintir oknum dalam organisasi. Akibat sifat tertutup inipelanggaran korupsi justru terus
berjalan dengan berbagai bentuk. Olehkarena itu sikap masyarakat yang berpotensi
menyuburkan tindak korupsiterjadi karena :

Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi. Korupsi bisaditimbulkan


oleh budaya masyarakat. Misalnya, masyarakat menghargaiseseorang karena kekayaan yang
dimilikinya. Sikap ini seringkali. membuat masyarakat tidak kritis pada kondisi, misalnya dari
manakekayaan itu didapatkan.

Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalahmasyarakat sendiri.


Anggapan masyarakat umum terhadap peristiwakorupsi, sosok yang paling dirugikan adalah
negara. Padahal bila negaramerugi, esensinya yang paling rugi adalah masyarakat juga,
karenaproses anggaran pembangunan bisa berkurang sebagai akibat dariperbuatan korupsi.

Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi. Setiapperbuatan korupsi


pasti melibatkan anggota masyarakat. Hal ini kurangdisadari oleh masyarakat. Bahkan
seringkali masyarakat sudah terbiasaterlibat pada kegiatan korupsi sehari-hari dengan cara-
cara terbukanamun tidak disadari.

Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dandiberantas bila
masyarakat ikut aktif dalam agenda pencegahan danpemberantasan. Pada umumnya
masyarakat berpandangan bahwamasalah korupsi adalahtanggung jawab pemerintah semata.
Masyarakatkurang menyadari bahwa korupsi itu bisa diberantas hanya bilamasyarakat ikut
melakukannya.

Aspek ekonomi : 

Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang kehidupan adakemung-kinan


seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi.Keterdesakan itu membuka ruang
bagi seseorang untuk mengambil jalanpintas diantaranya dengan melakukan korupsi.

Aspek Politis : 

Menurut Rahardjo (1983) bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yangdilakukan
untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuaidengan harapan masyarakat.
Kontrol sosial tersebut dijalankan denganmenggerakkan berbagai aktivitas yang melibatkan
penggunaankekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan secarapolitik,
melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya. Dengan demikianinstabilitas politik, kepentingan
politis, meraih dan mempertahankankekuasaan sangat potensi menyebabkan perilaku korupsi.

Aspek Organisasi : 

Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan. Posisi pemimpin dalam suatulembaga


formal maupun informal mempunyai pengaruh penting bagibawahannya. Bila pemimpin tidak
bisa memberi keteladanan yang baik dihadapan bawahannya, misalnya berbuat korupsi, maka
kemungkinan. besar bawahnya akan mengambil kesempatan yang sama denganatasannya.

Tidak adanya kultur organisasi yang benar. Kultur organisasi biasanyapunya pengaruh


kuat terhadap anggotanya. Apabila kultur organisasitidak dikelola dengan baik, akan
menimbulkan berbagai situasi tidakkondusif mewarnai kehidupan organisasi. Pada posisi
demikian perbuatannegatif, seperti korupsi memiliki peluang untuk terjadi.

Kurang memadainya sistem akuntabilitas. Institusi pemerintahanumumnya pada satu


sisi belum dirumuskan dengan jelas visi dan misiyang diembannya, dan belum dirumuskan
tujuan dan sasaran yang harusdicapai dalam periode tertentu guna mencapai hal tersebut.
Akibatnya,terhadap instansi pemerintah sulit dilakukan penilaian apakah instansitersebut
berhasil mencapai sasaranya atau tidak. Akibat lebih lanjutadalah kurangnya perhatian pada
efisiensi penggunaan sumber daya yangdimiliki. Keadaan ini memunculkan situasi organisasi
yang kondusif untukpraktik korupsi.

Kelemahan sistim pengendalian manajemen. Pengendalian manajemenmerupakan
salah satu syarat bagi tindak pelanggaran korupsi dalamsebuah organisasi. Semakin
longgar/lemah pengendalian manajemensebuah organisasi akan semakin terbuka perbuatan
tindak korupsianggota atau pegawai di dalamnya.

  Lemahnya pengawasan. Secara umum pengawasan terbagi menjadi dua,yaitu


pengawasan internal (pengawasan fungsional dan pengawasanlangsung oleh pimpinan) dan
pengawasan bersifat eksternal (pengawasandari legislatif dan masyarakat). Pengawasan ini
kurang bisa efektif karenabeberapa faktor, diantaranya adanya tumpang tindih pengawasan
padaberbagai instansi, kurangnya profesional pengawas.

Berbagai Strategi dan/atau Upaya Pemberantasan Korupsi

 Berikut akan dipaparkan berbagai upaya atau strategi yang dilakukanuntuk memberantas
korupsi:

1. Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi

1. Salah satu cara untuk memberantas korupsi adalah denganmembentuk lembaga yang
independen yang khusus menanganikorupsi. Sebagai contoh di beberapa negara di-
dirikan lembagayang dinamakan Ombudsman. Lembaga ini pertama kali
didirikanoleh Parlemen Swedia dengan nama Justitieombudsmannen padatahun 1809.
Peran lembaga ombudsman --yang kemudianberkembang pula di negara lain--antara
lain menyediakan saranabagi masyarakat yang hendak mengkomplain apa yang
dilakukanoleh Lembaga Pemerintah dan pegawainya. Selain itu lembaga ini

  juga memberikan edukasi pada pemerintah dan masyarakat sertamengembangk
an standar perilaku serta code of conduct bagilembaga pemerintah maupun lembaga
hukum yang membutuhkan.Salah satu peran dari ombudsman adalah
mengembangkankepedulian serta pengetahuan masyarakat mengenai hak
merekauntuk mendapat perlakuan yang baik, jujur dan efisien dari
pegawaipemerintah (UNODC : 2004). Di Hongkong dibentuk lembaga antikorupsi
yang bernama Independent Commission against Corruption(ICAC); di Malaysia
dibentuk the Anti-Corruption Agency (ACA). Kitasudah memiliki Lembaga yang
secara khusus dibentuk untukmemberantas korupsi. Lembaga tersebut adalah
KomisiPemberantasan Korupsi (KPK).
2. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki kinerjalembaga peradilan baik
dari tingkat kepolisian, kejaksaan,pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan.
Pengadilan adalah jantungnya penegakan hukum yang harus bersikap imparsial
(tidakmemihak), jujur dan adil. Banyak kasus korupsi yang tidak terjeratoleh hukum
karena kinerja lembaga peradilan yang sangat buruk.Bila kinerjanya buruk karena
tidak mampu (unable), mungkin masihdapat dimaklumi. Ini berarti pengetahuan serta
ketrampilan aparatpenegak hukum harus ditingkatkan. Yang menjadi masalah
adalahbila mereka tidak mau (unwilling) atau tidak memiliki keinginanyang kuat
(strong political will) untuk memberantas korupsi,
atau justru terlibat dalam berbagai perkara korupsi. Tentunya akanmenjadi
malapetaka bagi bangsa ini bukan? Dimana lagi kitamencari keadilan ?

2. Pencegahan Korupsi di Sektor Publik

1. Salah satu cara untuk mencegah korupsi adalah denganmewajibkan pejabat publik
untuk melaporkan dan mengumumkan jumlah kekayaan yang dimiliki baik sebelum
maupun sesudahmenjabat. Dengan demikian masyarakat dapat memantau
tingkatkewajaran peningkatan jumlah kekayaan yang dimiliki khususnyaapabila ada
peningkatan jumlah kekayaan setelah selesai menjabat.Kesulitan timbul ketika
kekayaan yang didapatkan denganmelakukan korupsi dialihkan kepemilikannya
kepada orang lainmisalnya anggota keluarga
2. Untuk kontrak pekerjaan atau pengadaan barang baik dipemerintahan pusat, daerah
maupun militer, salah satu cara untukmemperkecil potensi korupsi adalah dengan
melakukan lelang ataupenawaran secara terbuka. Masyarakat harus diberi otoritas
atauakses untuk dapat memantau dan memonitor hasil dari pelelanganatau penawaran
tersebut. Untuk itu harus dikembangkan sistemyang dapat memberi kemudahan bagi
masyarakat untuk ikutmemantau ataupun memonitor hal ini

3. Korupsi juga banyak terjadi dalam perekruitan pegawai negeri dananggota militer
baru. Korupsi, kolusi dan nepotisme sering terjadidalam kondisi ini. Sebuah sistem
yang transparan dan akuntabeldalam hal perekruitan pegawai negeri dan anggota
militer jugaperlu dikembangkan.

3. Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

Salah satu upaya memberantas korupsi adalah memberi hak padamasyarakat untuk
mendapatkan akses terhadap informasi (access toinformation). Sebuah sistem harus dibangun
di mana kepada masyarakat(termasuk media) diberikan hak meminta segala informasi yang
berkaitandengan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi hajat hidup orangbanyak. Hak ini
dapat meningkatkan keinginan pemerintah untukmembuat kebijakan dan menjalankannya
secara transparan.Pemerintahmemiliki kewajiban melakukan sosialisasi atau diseminasi
berbagaikebijakan yang dibuat dan akan dijalankan.

 
4. Pencegahan dengan memasukan pendidikan anti korupsi di sekolah /perguruan tinggi. 

Pendidikan antikorupsi bagi siswa mengarah pada pendidikan nilai, yaitunilai-nilai


kebaikan. Suseno (dalam Djabbar, 2009) berpendapat bahwapendidikan yang mendukung
orientasi nilai adalah pendidikan yangmembuat orang merasa malu apabila tergoda untuk
melakukan korupsi,dan marah bila ia menyaksikannya. Menurut Suseno, ada tiga sikap
moralfundamental yang akan membuat orang menjadi kebal terhadap godaankorupsi. Ketiga
sikap moral fundamental tersebut adalah kejujuran, rasakeadilan, dan rasa tanggung jawab.

Melaui pendidikan karakter antikorupsi inilah yang pertama, para siswasejak usia dini
sudah mengetahui tentang seluk-beluk praktek korupsisekaligus konsekuensi yang akan
diterima oleh para pelaku. Yang kedua, juga memberikan proses pembelajaran tentang
kepakaan terhadappraktek-praktek korupsi yang ada disekitar kita. Ketiga, mendidik
parasiswa dari usia dini tentang akhlak atau moral yang sesuai dengan ajaran-ajaran sosial
keagamaan. Keempat, menciptakan generasi penerus yangbersih dari perilaku penyimpangan,
dan Kelima, membantu seluruh cita-cita warga bangsa dalam menciptakan clean and good-
goverment demimasa depan yang lebih baik dan beradab.
Penutup

Kesimpulan. 

Dari berbagai penjelasan diatas kami menarik kesimpulan bahwa korupsiadalah


kejahatan yang sangat merugikan public. Korupsi adalah penghianatan, dalam hal ini adalah
penghianatan terhadap rakyat yangtelah memberikan amanah dalam mengemban tugas
tertentu.Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dengan kaidah-kaidahumum yang
berlaku di masyarakat. Korupsi di Indonesia telah dianggapsebagai kejahatan luar biasa.
Melihat realita tersebut timbul
public judgement bahwa korupsi adalah manisfestasi budaya bangsa. Telahbanyak usaha yang
dilakukan untuk memberantas korupsi. Namunwalaupun begitu dengan upaya apapun
memang harus terus dilakukanuntuk memberantas korupsi .

Seperti yang sekarang ini kita lakukan di lingkungan mahasiswa,memasukan


Pendidikan Anti korupsi guna mengoptimalkan intelektual,sifat kritis dan etika integritas
mahasiswa agar kedepannya bisamenghasilkan sosok sosok pembangun bangsa yang berjiwa
anti korupsitentunya.

Anda mungkin juga menyukai