DOSEN PENGAMPU
Disusun Oleh :
Tindak pidana korupsi digolongkan ke dalam kejahatan luar biasa (extraordinary crime). Saat
ini tindak pidana korupsi dilakukan oleh orang dengan kemampuan ekonomi menengah ke
atas. Tindak Pidana Korupsi dapat dianalisa dari berbagai sudut pandang, salah satunya
hukum pidana dan kriminologi. Sebagai suatu ilmu yang salah satunya mempelajari faktor
penyebab dilakukannya suatu kejahatan, terdapat suatu ajaran yaitu ajaran sosialis oleh Karl
Marx. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab tindak pidana korupsi
ditinjau dari ajaran sosialis oleh Karl Marx. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari bahan-bahan
hukum kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer dan sekunder, melalui pendekatan
kasus yaitu kasus korupsi yang dilakukan oleh hakim. Ajaran sosialis oleh Karl Marx, ajaran
ini menghubungkan kondisi kejahatan dengan kondisi ekonomi yang dianggap memiliki
hubungan sebab akibat. Kejahatan yang dilakukan didasari oleh kebutuhan ekonomi,
sehingga seseorang yang memiliki kemampuan ekonomi cukup tidak melakukan kejahatan.
Sebagai salah satu bentuk kejahatan, korupsi justru marak dilakukan oleh orang-orang dari
kalangan ekonomi menengah ke atas. Sehingga faktor ekonomi menurut ajaran sosialis Karl
Marx bukan merupakan faktor penyebab dilakukannya segala bentuk kejahatan.
PEMBAHASAN
Definisi lainnya dari korupsi disampaikan World Bank pada tahun 2000, yaitu
“korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi".
Definisi World Bank ini menjadi standar internasional dalam merumuskan korupsi.
Pengertian korupsi juga disampaikan oleh Asian Development Bank (ADB), yaitu
kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan melawan hukum dari pegawai
sektor publik dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan orang-orang terdekat
mereka. Orang-orang ini, lanjut pengertian ADB, juga membujuk orang lain untuk
melakukan hal-hal tersebut dengan menyalahgunakan jabatan.1
1
Indonesia, Jurnal Media Hukum Volume 27 No. 2,
https://journal.umy.ac.id/index.php/jmh/article/view/9161/5978
B. Faktor internal ,Eksternal, Perspektif teori penyebab korupsi
Faktor internal, merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri, yang dapat
dirinci menjadi:
2
Mertokosumo, S (2019). Mengenai hukum suatu pengantar. Yogyakarta
dilakukan penilaian apakah instansi tersebut berhasil mencapai
sasaranya atau tidak. Akibat lebih lanjut adalah kurangnya perhatian
pada efisiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Keadaan ini
memunculkan situasi organisasi yang kondusif untuk praktik korupsi.
Kelemahan sistim pengendalian manajemen
Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak
pelanggaran korupsi dalam sebuah organisasi. Semakin
longgar/lemah pengendalian manajemen sebuah organisasi akan
semakin terbuka perbuatan tindak korupsi anggota atau pegawai di
dalamnya.
Lemahnya pengawasan
Secara umum pengawasan terbagi menjadi dua, yaitu pengawasan
internal (pengawasan fungsional dan pengawasan langsung oleh
pimpinan) dan pengawasan bersifat eksternal (pengawasan dari
legislatif dan masyarakat). Pengawasan ini kurang bisa efektif karena
beberapa faktor, diantaranya adanya tumpang tindih pengawasan
pada berbagai instansi, kurangnya profesional pengawas serta
kurangnya kepatuhan pada etika hukum maupun pemerintahan oleh
pengawas sendiri.
D. Faktor penyebab korupsi menurut perspektif teori
1. Menurut Robert Kitgaard
Teori CDMA: Corruption = Directionary + Monopolu –
Accountability
Korupsi terjadi karena adanya faktor kekuasaan dan monopoli yang
tidak dibarengi dengan akuntabilitas.
Teori Means-Ends Scheme - Robert Merton
Teori ini menyatakan bahwa korupsi merupakan suatu perilaku
manusia yang diakibatkan oleh tekanan sosial sehingga menyebabkan
pelanggaran norma-norma.
Teori Solidaritas Sosial
Teori ini dikembangkan oleh Emile Durkehim (1858-1917). Teori ini
memandang bahwa watak manusia sebenarnya bersifat pasif dan
dikendalikan oleh masyarakatnya.
2. Menurut Jack Bologne
3
Hamzah, A. (2005). Perbandingan pemberantasan korupsi di berbagai negara. Jakarta: sinar grafika
DAFTAR PUSTAKA
https://m.liputan6.com/hot/read/4590319/12-faktor-penyebab-korupsi-secara-umum-
internal-dan-eksternal
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Korupsi