Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Korupsi dari bahasa latin corruption dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Secara harfiah, korupsi adalah
perilaku pejabat publik, baik politis maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan
tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Secara harfiah
korupsi merupakan sesuatu yang busuk, jahat dan merusak. Jika membicarakan tentang
korupsi memang akan menemukan kenyataan semacam itu karena korupsi menyangkut
segi-segi moral, sifat dan keadaan yang busuk, jabatan dalam instansi atau aparatur
pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, faktor ekonomi
dan politik, serta penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah
kekuasaan jabatannya.
Korupsi merupakan salah satu jenis kejahatan yang semakin sulit dijangkau oleh
aturan hukum pidana, karena perbuatan korupsi bermuka majemuk yang memerlukan
kemampuan berpikir aparat pemeriksaan dan penegakan hukum disertai pola perbuatan
yang sedemikian rapi. Oleh karena itu, perubahan dan perkembangan hukum merupakan
salah satu untuk mengantisipasi korupsi tersebut. Karena korupsi terkait dengan berbagai
kompleksitas masalah, antara lain masalah moral atau sikap mental, masalah pola hidup
serta budaya, lingkungan sosial, sistem ekonomi, politik dan sebagainya. Dalam
menghadapi karakteristik demikian maka salah satu cara memberantas tindak pidana
korupsi yang selama ini diketahui adalah melalui sarana hukum pidana sebagai alat
kebijakan kriminal dalam mencegah atau mengurangi kejahatan. Tindak Pidana Korupsi
di Indonesia telah berkembang dalam 3 (tiga) tahap yaitu elitis, endemic, dan sistematik :
pada tahap elitis, korupsi masih menjadi patologi sosial yang khas di lingkungan para
elit/pejabat. Pada tahap endemic, korupsi mewabah mengjakau lapisan masyarakat luas.
Lalu ditahap yang kritis, ketika korupsi menjadi sistemik, setiap individu di dalam sistem
terjangkit penyakit yang serupa. Penyakit korupsi di Indonesia ini telah sampai pada
tahap sistematik. Perbuatan tindak pidana merupakan pelanggaran terhadap hak-hak

1
sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat, sehingga tindak pidana korupsi tidak dapat lagi
digolongkan sebagai kejahatan biasa (ordinary-crimes). Dalam upaya pemberantasannya
tidak lagi dapat dilakukan secara biasa, tetapi dituntut cara cara yang luar biasa
(extra-ordinary enforcement).
Korupsi terjadi dikalangan lembaga pemerintahan (eksekutif), dan terjadi pada
banyak anggota Dewan Perwakilan Rakyat (legislatif), dan juga terjadi pada Penegak
Hukum (yudikatif). Dan lebih parahnya lagi terjadi pada Pejabat-pejabat Daerah, dalam
hal ini Bupati dan Wakil Bupati serta jajarannya. Korupsi yang dilakukan oleh beberapa
Pejabat lebih banyak menyangkut penyalahgunaan kewenangan jabatan yang ada pada
mereka dan hal tersebut berkaitan dengan Alokasi Dana yang sudah ditetapkan dalam
APBD disetiap tahun, yang mengakibatkan kerugian keuangan Negara bahkan ada yang
nilainya mencapai lebih dari 1 Milyar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab terjadinya tindak korupsi?
2. Mengapa Angelina Sondakh bisa terlibat kasus tindak pidana korupsi?
3. Bagaimana penyelesaian kasus korupsi yang melibatkan Angelina Sondakh?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi Menurut UUD


Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah: Setiap orang yang
dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri,
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

B. Bentuk Bentuk Korupsi


1. Penyuapan (bribery) merupakan sebuah perbuatan kriminal yang melibatkan
sejumlah pemberian kepada seseorang dengan maksud agar penerima pemberian
tersebut mengubah perilaku sedemikian rupa sehingga bertentangan dengan tugas
dan tanggungjawabnya. Sesuatu yang diberikan sebagai suap tidak harus berupa
uang, tapi bisa berupa barang berharga, rujukan, hak-hak istimewa, keuntungan
ataupun janji yang dapat dipakai untuk membujuk atau mempengaruhi tindakan,
suara, atau pengaruh seseorang dalam sebuah jabatan publik.
2. Penggelapan (embezzlement) Penggelapan merupakan suatu bentuk korupsi yang
melibatkan pencurian uang, properti, atau barang berharga oleh seseorang yang
diberi amanat untuk menjaga dan mengurus uang, properti atau barang berharga
tersebut.
3. Pemerasan (extortion) Bentuk korupsi ini mengandung arti penggunaan ancaman
kekerasan atau penampilan informasi yang menghancurkan guna membujuk
seseorang agar mau bekerjasama. Dalam hal ini, pemangku jabatan dapat menjadi
pemeras atau korban pemerasan.
4. Penyalahgunaan / Penyelewengan (misappropriation) penyalahgunaan /
penyelewengan dapat terjadi bila pengendalian administrasi (check and balances)
dan pemeriksaan serta supervisi transaksi keuangan tidak berjalan dengan baik.

3
contoh dari korupsi jenis ini adalah pemalsuan catatan, klasifikasi barang yang
salah, serta kecurangan (fraud).
5. Perlindungan (patronage) perlindungan dilakukan termasuk dalam hal pemilihan,
mutasi, atau promosi staf berdasarkan suku, kinship, dan hubungan sosial lainnya
tanpa mempertimbangkan prestasi dan kemampuan dari seseorang tersebut.

C. Faktor Penyebab Korupsi


1. Faktor Internal, merupakan faktor pendorong korupsi yang berasal dari dalam diri
setiap individu. Faktor internal dapat diperinci menjadi:
a) Sifat tamak/rakus manusia
Sifat tamak merupakan sifat yang berasal dari dalam diri setiap individu.
Hal itu terjadi ketika seseorang mempunyai hasrat besar untuk
memperkaya diri dan tidak pernah merasa puas terhadap apa yang telah
dimiliki.
b) Gaya hidup konsumtif
Pada era-modern ini, terutama kehidupan dikota- kota besar merupakan
hal yang sering mendorong terjadinya gaya hidup konsumtif. Oleh karena
itu, apabila Perilaku konsumtif tidak di imbangi dengan pendapatan yang
memadai,maka hal tersebut akan membuka peluang seseorang untuk
melakukan berbagai tindakan demi memenuhi hajatnya. Salah satu
kemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi.
c) Moral yang kurang kuat
Seseorang yang mempunyai moral lemah cenderung mudah tergoda untuk
melakukan tindakan korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman
setingkat, bawahan, atau pihak lain yang memberi kesempatan untuk
melakukan korupsi.
2. Faktor Eksternal, merupakan faktor pemicu terjadinya tindakan korupsi yang
berasal dari luar diri pelaku. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

4
a) Faktor Politik
Politik merupakan salah satu sarana untuk melakukan korupsi. Hal ini
dapat dilihat ketika terjadi intrabilitas politik atau ketika politisi
mempunyai hasrat untuk mempertahankan kekuasaannya.
b) Faktor Hukum
Hukum bisa menjadi faktor terjadinya korupsi dilihat dari dua sisi, disatu
sisi dari aspek perundang undangan, dan disisi lain dari lemahnya
penegak hukum. Hal lain yang menjadikan hukum sebagai sarana korupsi
adalah tidak baiknya substansi hukum, mudah ditemukan aturan aturan
yang diskrimatif dan tidak adil, rumusan yang tidak jelas dan tegas
sehingga menumbulkan multi tafsir, serta terjadinya kontradiksi dan
overlapping dengan aturan lain.
c) Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi.
Hal itu dapat dilihat ketika tingkat pendapat atau gaji yang tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhannya, maka seseorang akan mudah untuk
melakukan tindakan korupsi demi terpenuhinya semua kebutuhan.
d) Faktor Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, tidak
hanya organisasi yang ada dalam suatu lembaga, tetapi juga sistem
pengorganisasian yang ada didalam lingkungan masyarakat. Faktor -
faktor penyebab terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi meliputi:
Kurang adanya teladan dari pemimpin
Tidak adanya kultur organisasi yang benar
Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai
Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasi
Lemahnya pengawasan.

D. Ciri Ciri Korupsi


Korupsi di manapun dan kapanpun akan selalu memiliki ciri khas. Ciri tersebut bisa
bermacam-macam, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

5
1. Melibatkan lebih dari satu orang,
2. Korupsi tidak hanya berlaku di kalangan pegawai negeri atau anggota birokrasi
negara, korupsi juga terjadi di organisasi usaha swasta,
3. Korupsi dapat mengambil bentuk menerima sogok, uang kopi, salam tempel, uang
semir, uang pelancar, baik dalam bentuk uang tunai atau benda atau pun wanita,
4. Umumnya serba rahasia, kecuali sudah membudaya,
5. Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik yang tidak selalu
berupa uang,
6. Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan, biasanya pada badan publik atau
masyarakat umum,
7. Setiap perbuatan korupsi melanggar norma-norma tugas dan pertanggungjawaban
dalam tatanan masyarakat,
8. Di bidang swasta, korupsi dapat berbentuk menerima pembayaran uang dan
sebagainya, untuk membuka rahasia perusahaan tempat seseorang bekerja,
mengambil komisi yang seharusnya hak perusahaan.

E. Dampak Korupsi
1. Dampak korupsi terhadap ekonomi
Yang paling utama, pembangunan terhadap sektor-sektor publik menjadi
terganggu,dana dari pemerintah yang hampir semua di gunakan untuk
kepentingan rakyat seperti fasilitas umum tidak semua di gunakan sebagian dana
tersebut di gelapkan. Dari segi investasi, dengan adanya kasus korupsi dalam
pemerintah, para investor tidak akan tertarik untuk berinvestasi di indonesia hal
ini akan menyebabkan tingginya tingkat pengangguran dan kesejahteraan rendah
2. Dampak korupsi terhadap lingkungan
Praktek korupsi menyebabkan sumber daya alam di negeri ini semakin
tidak terkendali,eksploitasi secara besar-besaran tanpa memperhitungkan daya
dukung lingkungan menyebabkan merosotnya kondisi lingkungan hidup yang
sangat parah bahkan di beberapa tempat sudah melebihi batas sehingga
menyebabkan terjadinya bencana ekologis yang berdampak pada lemahnya
kemampuan warga dalam memenuhi kebutuhan dasar. Eksploitasi tambang, hutan

6
tanpa prosedur dan proses yang benar banyak di izinkan tanpa melakukan amdal
dan persyaratan lain sebelumnya,semua ini di mungkinkan karena ada uang sogok
dan suap bagi pemberi izin. Hasilnya juga tidak masuk ke kas negara karena
sudah di gunakan untuk membayar "jatah" oknum-oknum pejabat.
3. Dampak korupsi terhadap pertahanan dan keamanan
a) Kekerasan di masyarakat semakin kuat
b) Lemahnya garis batas negara
c) Semakin melemahnya alusista dan SDM
4. Dampak korupsi terhadap politik
a) Menguatnya sistem politik yang di kuasai oleh pemilik modal
b) Biaya politik semakin tinggi
c) Banyak pemimpin yang korup
d) Kepercayaan masyarakat kepada lembaga negara hilang
e) Hilangnya kepercayaan publik pada demokrasi
f) Kedaulatan rakyat hancur
5. Dampak korupsi terhadap hukum
a) Pelemahan terhadap institusi penegak hukum
b) Merusak moral penegak hukum
c) Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi hukum
d) Semakin tersisihnya masyarakat kecil di mata hukum
e) Penegakan hukum tidak merata di masyarakat

F. Cara Mengatasi Korupsi


Beberapa langkah untuk memberantas korupsi:
1. Membangun Supremasi Hukum dengan Kuat Hukum adalah pilar keadilan.
Ketika hukum tak sanggup lagi menegakkan sendi-sendi keadilan, maka runtuhlah
kepercayaan publik pada institusi ini. Ketidak jelasan kinerja para pelaku hukum
akan memberi ruang pada tipikor untuk berkembang dengan leluasa. Untuk itu
sangat oerlu dilakukan membangun supremasi hukum yang kuat. Tidak ada
manusia yang kebal hukum, serta penegak hukum tidak tebang pilih dalam
mengadili.

7
2. Menciptakan Kondisifitas Nyata di Semua Daerah Salah satu rangsangan
tumbuhnya tipikor dengan subur adalah kondisifitas semu di suatu wilayah
otonom. Kondusifitas yang selama ini dielu-elukan adalah kondusifitas semu
belaka. kejahatan korup terus tumbuh dengan subur tanpa ada yang
menghentikannya. bagaimana suatu otonomi daerah semestinya dikatakan
kondusif? yakni daerah yang terbebas dari penyakit tipikor, bersih penyelewengan
serta tidak ada lagi tindak kejahatan yang merugikan bangsa dan negara.
3. Eksistensi Para Aktivis para aktifis seperti LSM harus gencar menyerukan
suaranya untuk melawan korupsi. Disini, peran aktif para aktifis sangat
diharapkan.
4. Menciptakan Pendidikan Anti Korupsi Upaya pemberantasan korupsi melalui
jalur pendidikan harus dilaksanakan karena tidak bisa dipungkiri bahwa
pendidikan merupakan wahana yang sangat startegis untuk membina generasi
muda agar menanamkan nilai-nilai kehidupan termasuk antikorupsi.
5. Membangun Pendidikan Moral Sedini Mungkin Mengapa banyak pejabat
Negara ini yang korupsi? Salah satu jawabannya karena mereka bermoral miskin,
bertabiat penjahat dan tidak bermartabat. Jika seseorang memiliki moral yang
rendah, maka setiap gerak langkahnya akan merugikan orang. oleh karena itu
sangat penting sekali membekali pendidikan moral pada generasi muda.
6. Pembekalan pendidikan Religi yang Intensif Semua agama mengajarkan pada
kebaikan. Tidak ada satupun agama yang menyuruh kita berbuat untuk merugikan
orang lin, seperti korupsi. Peran orang tua sangat berpengaruf untuk
menumbuhkan kesadaran religi pada anak agar kelak saat dewasa memiliki moral
dan mentalitas yang baik.

G. Contoh Kasus Korupsi


Terseretnya Angelina Patricia Pingkan Sondakh atau Angelina Sondakh atau
Angie dalam kasus korupsi Kasus Wisma Atlet SEA Games Palembang dan
Kemendikbud berawal dari nyanyian para tersangka pendahulunya yang ditangkap
terlebih dulu oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tersangka awal itu adalah M.
Nazarrudin, Muhammad El Idrus, Mindo Rosalinda Manulang, Wafid Muharam. Dan

8
Angelina Sondakh diseret masuk oleh M. Nazarrudin dan Mindo Rosalinda Manulang.
Kecuali Angelina Sondakh semua tersangka telah divonis, masing-masing Rosa divonis
2,5 tahun dan denda Rp. 200 juta, Mohammad El Idris divonis dua tahun dan denda Rp.
200 juta, Wafid Muharam dihukum tiga tahun dan denda Rp. 150 juta, serta Muhammad
Nazarudin, dijatuhi hukuman empat tahun 10 bulan penjara dan denda Rp. 200 juta.
Nazar dalam pengakuannya di persidangan mengungkapkan, bahwa Angie pernah
mengaku menerima sejumlah uang di depan Tim Pencari Fakta yang dibentuk Partai
Demokrat. Dalam rapat Tim Pencari Fakta yang dihadiri Benny K. Harman, Jafar Hafsah,
Edi Sitanggang, Max Sopacua, Ruhut Sitompul, M. Nasir, janda mendiang Adjie Massaid
itu menerima uang Rp. 9 miliar dari Kemenpora (dalam hal ini Wafid Muharam),
sebanyak Rp. 8 miliar diserahkan ke Wakil Ketua Banggar DPR, Mirwan Amir. Namun
hal itu dibantah oleh Angie.
Selain Nazarudin, Rosa juga menyebut Angelina telah menerima uang darinya
terkait proyek pembangunan wisma Atlet SEA Games di Palembang. PT Anak Negeri
mengeluarkan Rp. 10 miliar melalui Angie. Sebanyak Rp. 5 miliar untuk Angie, Rp. 5
miliar sisanya tidak diketahui, namun diduga digunakan sebagai pelicin ke Badan
Anggaran DPR agar anggaran segera turun.
Sementara mantan anak buah Nazaruddin yang merupakan Wakil Direktur
Keuangan PT Permai Grup, Yulianis, juga membenarkan ucapan Rosa itu. Bahwa
Angelina Sondakh dan Wayan Koster mendapat Rp. 5 miliar.
Pada Rabu, 15 September 2011, Angelina Sondakh mendatangi Kantor KPK
untuk diperiksa selama delapan jam sebagai saksi dalam kasus pembangunan wisma atlet
SEA Games di Palembang yang melibatkan tersangka Muhammad Nazaruddin.
Pada Jumat, 3 Februari 2012, Angelina Sondakh dicegah untuk tidak bepergian ke
luar negeri hingga 3 Februari 2013. Pencekalan ini terkait penyebutan nama keduanya
oleh para tersangka dan terdakwa kasus suap Kementrian Pemuda dan Olahraga. Bahkan
rencana umroh Angie juga batal.

9
BAB III
ISI

A. Penyelesaian Kasus
Mahkamah Agung (MA) mengabulkan peninjauan kembali atas pengajuan Angeli
na Sondakh. Hukuman penjara terpidana kasus korupsi dalam pembangunan wisma atlet
Kemenpora dan Kemendiknas itu berkurang menjadi 10 tahun dari sebelumnya 12 tahun.
Menghukum pemohon dengan pidana penjara 10 tahun denda Rp 500.000.000 Subsider 6
bulan kurungan," kata juru bicara MA Suhadi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta,
Rabu (30/12/2015). Selain itu, MA juga memutuskan bahwa Angelina dihukum untuk
membayar uang pengganti sebesar Rp 2,5 miliar, "dan US$ 1,2 juta Subsider 1 tahun
penjara. Dalam keterangannya, Suhadi menyebut bahwa surat putusan perkara PK
bernomor No.107K/Pid.Sus/2015 telah dikeluarkan pada Selasa 29 Desember 2015.
Angelina Sondakh dengan Amar terbukti melakukan tindak pidana Korupsi melanggar
Pasal 12a Pasal 18 UU Tipikor No 31 Tahun 1999 UU No 20 tahun 2001," demikian
Suhadi.
Pada pengadilan tingkat pertama, Angie divonis 4 tahun 6 bulan penjara. Majelis
Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menilai Angie terbukti bersalah dan
melanggar ketentuan yang diatur dalam Pasal 11 UU Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Di tingkat banding, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memperkuat
putusan Pengadilan Tipikor. Terdakwa korupsi permainan anggaran di Kemenpora dan
Kemendiknas itu tetap divonis 4,5 tahun penjara. Atas putusannya ini, jaksa KPK mengaj
ukan kasasi karena tidak sesuai dengan tuntutannya yang meminta agar Angie dihukum
12 tahun penjara ditambah denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan.
Akhirnya, Mahkamah Agung menerima kasasi Jaksa Penuntut Umum
menyatakan Angie terbukti aktif meminta uang dari Mindo Rosalina Manulang.
"Menjatuhkan pidana 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta subsidair 8 bulan kurungan
," kata Hakim Artidjo Alkostar dalam keterangan tertulisnya, Kamis 21 November 2013.
Kasasi itu diputus Rabu 20 November 2013. Hakim yang menangani perkara ini adalah
Artidjo Alkostar, MS Lume, dan Asikin. Majelis Kasasi menilai Angie aktif meminta
imbalan uang ataupun fee kepada Mindo Rosalina Manulang sebesar 7 persen dari nilai

10
proyek, dan disepakati 5 persen. KPK juga menetapkan Angie sebagai tersangka,
menjerat dengan Pasal 5, Pasal 10 dan Pasal 11 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi.
Pasal tersebut berisi ancaman pidana 1 tahun, 2 tahun dan 5 tahun serta denda maksimal
Rp.250.000.000. Setelah resmi menjadi tersangka, dia diberhentikan dari jabatan sebagai
Wakil Sekjen Partai Demokrat (PD).

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa korupsi merupakan penyelewengan atau penggelapan
(uang negara atau perusahaaan) dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain
serta selalu mengandung unsur penyelewengan atau dishonest (ketidakjujuran).
Dan korupsi akan berdampak pada masarakat luas serta akan merugikan masyarakat
umum dan negara.di indonesiakorupsi identik dengan tindakan buruk yang dilakukan
oleh aparatur birokrasi serta orang-orang yang berkompeten dengan birokrasi. Korupsi
dapat bersumber dari kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem politik dan sistem
administrasi negara dengan birokrasi sebagai prangkat pokoknya.
Keburukan hukum merupakan penyebab lain meluasnya korupsi. Seperti halnya
delik-delik hukum yang lain, delik hukum yang menyangkut korupsi di Indonesia masih
begitu rentan terhadap upaya pejabat-pejabat tertentu untuk membelokkan hukum
menurut kepentingannya. Dalam realita di lapangan, banyak kasus untuk menangani
tindak pidana korupsi yang sudah diperkarakan bahkan terdakwapun sudah divonis oleh
hakim, tetapi selalu bebas dari hukuman ataupun mendapat hukuman yang tidak sesuai
dengan pelanggaranya contoh saja Angelina Sondakh seperti yang sudah dijelaskan diatas
. Itulah sebabnya kalau hukuman yang diterapkan tidak drastis, upaya pemberantasan
korupsi dapat dipastikan gagal.

B. Saran
Untuk tindak pidana kasus korupsi harus lebih tegas lagi dan lebih adil dalam
memberikan hukuman.
KPK harus memberantas korupsi sampai tuntas jangan dipertengahan
penyelesaian masalah ditinggalkan begitu saja tanpa adanya keterangan yang jelas
Harus meningkatkan kinerja kinerja, meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia-Nya.
Seharusnya KPK tidak hanya melakukan penindakan dan pemberantasan korupsi,
tetapi juga melakukan pencegahan. Karena, sebaik apapun suatu penindakan jika

12
kita tidak baik mengatur pencegahan korupsi, peristiwa tersebut dapat terjadi
kembali.
KPK jangan pernah takut untuk memberantas korupsi. Karena, rakyat Indonesia
pasti akan selalu membantu dan mendukung untuk memberantas korupsi di
Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://news.liputan6.com/read/2400817/putusan-pk-ma-kurangi-hukuman-penjara-angelina-sond
akh-2-tahun

http://e-journal.uajy.ac.id/175/2/1HK09701.pdf

http://qorihaidiralam.blogspot.co.id/2015/02/makalah-korupsi-kasus-korupsi-angelina.html

https://googleweblight.com/?lite_url=https://www.kompasiana.com/zurul_98/faktorfaktor-
penyebab-korupsi_57ee2a6ab37e61951464bfe4&ei=R1ic6fEy&lc=en
ID&s=1&m=178&host=www.google.co.id&ts=1509233278&sig=ANTY_L0hx7NR8OhrtF3FZ
MNV_y3JKf01cQ&lite_refresh=1509239157555

http://korup2829.blogspot.co.id/2013/10/bentuk-bentuk-korupsi.html?m=1

https://dongants.wordpress.com/2007/12/13/ciri-ciri-korupsi/

https://www.kompasiana.com/dwiindahsari/dampak-dampak-korupsi-di-
indonesia_581baf7be8afbd0b684b4b8b

https://guruppkn.com/penyebab-korupsi-dan-cara-mengatasinya

14

Anda mungkin juga menyukai