KULIAH PENGANTAR
PIH didunia studi hukum dinamakan ”ENCYCLOPEDIA HUKUM” bidang studi yang merupakan pengantar
ilmu pengetahuan hukum.
Cross memberi definisi, ilmu hukum segala pengetahuan hukum yang mempelajari hukum dalam bentuk
dan manifestasinya.
Ilmu tentang kaidah, menelaah hukum sebagai kaidah atau sistem kaidah dengan dogmatic hukum
dan sistematik hukum.
Ilmu pengertian pengertian , yaitu pengertian pokok seperti subyek hukum,hak dan kewajiban, peristiwa
hukum, hubungan hukum dan subyek hukum.
Ilmu tentang kenyataan, menyeroti hukum sebagai perilakuan sikap tindak, sosiologi hukum, antropologi
hukum, psikologi hukum, perbandinganhukum dan sejarah hukum.
Sosiologi Hukum
Sejarah Hukum
Perbandingan Hukum
Hukum adalah keseluruhan peraturan kelakuan atau perbuatan manusia dalam masyarakat,
pelaksanaanya dapat dipaksakan dan bertujuan mendapatkan tata atau keadilan.
Hukum adalah himpunan petunjuk hidup tata hidup tata tertib masyarakat dan harus ditaati masyarakat
yang bersangkutan
Janji yang disepakati dua orang selama tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku.
Contoh : Izin yang di berikan negara agar segenap individu melaksaanakan tugas sebagaimana mestinya.
Izin mendirikan bagunan.
Peraturan/uu dibuat negara umtuk warga negara, selama perjanjian yang mereka buat belum lengkap
syarat-syaratnya. Sebagai hukum pelengkap saja.
Perjanjian yang dibuat dua orang sesuai kesepakatan, selama tidak melanggar aturan yang di buat.
Contoh : Pasal 1338 KUHP Berbunyi “Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik.
METODE IDEALIS metode bertitik tolak dari suatu penglihatan bahwa hukum perwujudan dari nilai-nilai
tertentu. Nilai-nilai tertentu adalah keadilan.
METODE NORMATIF ANALITIS adalah metode suatu sistem aturan yang abstrak. Lembaga otonom dapat
dibicarakan sebagai subjek tersendiri terlepas dari hal-hal lain berkaitan dengan peraturan.
METODE SOSIOLOGIS metode mempelajari pandangan yang maelihat hukum alat untuk mengatur
masyarakat.
METODE SISTEMATIS metodeyang mempelajari hukum sebagai satu sistem terdiri atas berbagai sub-
sistem, hukum perdata, hukum pidana, hukum acara, hukum tatanegara.
METODE HISTORIS metode yang mempelajari melihat bagaimana sejarah terbentuknya hukum itu
sendiri.
METODE KOMPRATIF metode mempelajari hukum yang membandingkan tata hukum berlaku disuatu
negara denaganegara lain, yang bertujuan agar dapat melihat perbedaan dan persamaan tata hukum
yang berlaku dinegara satu dengan yang lain.
KULIAH KE II
PEGERTIAN HUKUM
Hukum bekerja dan mendorong masyarakat menjadi wujud sikap tindak teratur dan mapan.
Ex :
Individu dan masyarakat naik kendaraan umum tanpa diminta membayar karcis, itu dianggap hal yang
terbiasa dan sebagai sesuatu yang wajar, adanya keuntungan antara kedua belah pihak.
Filosof Yunani , Aristoteles mengatakan ”ZOON POLITICON” ialah manusia makhluk yang hidup
bermasyarakat, manusia membutuhkan kerjasama karena manusia membutuhkan. Kadang ada
pertentangan satu dengan yang lain mengikuti dinamika sosial masyarakat, dengan kata lain Hukum
berarti Gejala Sosial.
Kaidah atau Norma adalah ketentuan baik buruk perilaku manusia ditengah pergaulan hidupnya,
menentukan seperangkat peraturan yang bersifat perintah dan anjuran serta larangan-larangan.
a. Kaidah Kesopanan
Serangkain ketentuan bertujuan mengarahkan agar hidup lebih sedap dan menyenangan.
Ex :
Orang yang lebih muda memberi salam kepada yang lebih tua.
b. Kaidah Kesusilaan
Kaidah kehidupan pribad, mengenai menyangkut hati nurani individu ditengah pergaulan patokan
mengenai hasrat rohaniah yang tidak nampak.
Menurut yang percaya kaidah ini datang langsung dari wahyu/firman Tuhan, mempunyai nilai yang
fundamental yang mewarnai berbagai kaidah sosial.
Tujuan Hukum mewujudkan keserasian dan keseimbangan faktor objektif dan subjektif demi
terwujudnya keadilan dan kepastian hukum.
Kepastian Hukum : Syarat mutlak, supaya hukum dapat menjalankan tugasnya sebaik-baiknya. Keadilan
dijadikan pedoman kebenaran isi hukum. Kedua-duanya (kepastian hukum dan keadilan) bertentangan
satu sama lain dapat menimbulkan perselisihan yang tak dapat dihindari. Keduanya dibutuhkan agar
hukum dapat menyelenggarakan tugasnya dengan baik serta dapat mencapai maksudnya.
Kuliah III
n Hukum Publik : Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Pidana dan Hukum Internasional.
n Hukum Internasional Publik meliputi hubungan publik dengan publik atau publik dengan privat dari
negara yang satu dengan yang lain.
n Hukum Internasional Privat atau Hukum Perdata Internasional hubungan antara Privat dengan Privat
antar negara.
Ilmu tentang kaidah menelaah hukum sebagai kaidah dengan dogmatic hukum dan sistematic hukum.
Hukum dilihat ilmu pengetahuan yang berusaha mencari kebenaran tentang sesuatu yang memiliki ciri-
ciri sistematis, logis, empiris, metodis, umum dan akumulatif.
Hukum dilihat sebagai gejala kenyataan yang ada ditengah masyarakat. Disiplin Hukum meliputi :
n Ilmu Hukum Ilmu yang berusaha menelaah hukum segala betuk manifestasinya.
n Politik Hukum Mempelajari hukum untuk mencapai tujuan hukum yang dicita-citakan masyarakat
tertentu.
n Filsafat Hukum mempelajari dan merenungkan hakikat dan peremusan nilai-nilai mencakup
penyesuaian nilai.
KULIAH KE IV
&
Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematiskan. Suatu cara menganalisa sesuatu yang
akan diuji kebenarannya.
Observasi
Perumusan Masalah
Mengadakan Generalisasi
Perumusan Hipotesa
C. Sikap Ilmiah
untuk mempelajari, meneruskan, menolak, atau menerima serta mengubah atau menambah ilmu.
Obyektivitas
Sikap Skeptis/keraguan
Kesabaran Intelektual/Tekun
Adalah Ilmu yang menelaah hukum sebagai kaidah, sistem kaidah-kaidah dengan dogmatik hukum atau
sistematik hukum.
Ide Hukum menurut Neo Kantiaan Tokohnya Gustav Radbruch, keadilan terletak dalam nilai-nilai yang
mutlak.
Hukum Positif merupakan kenyataan yang memmpunyai pengertian akan mengabdi pada pengadilan.
Paham Hukum Kaidah yang sudah terwujud dalam bentuk tertentu untuk memperoleh perwujudan
baru. (UU, Traktat, Perilaku Manusia, Jurisprudensi).
Kebiasaan dipandang sebagai perwujudan hukum, sebab digunakan istilah Hukum Kebiasaan.
Kebiasaan dikategorikan :
Kebiasaan Umum ( hukum adat Indonesia pada umumnya )
Yang berkepentingan sadar kelakuan mereka terikat pada kebiasaan, karena HUKUM.
KULIAH KE VI
MASYARAKAT HUKUM
Sekelompok orang yang hidup dalam suatu wilayah,berlaku serangkaian peraturan menjadi tingkah laku
setiap kelompok dalam pergaulan.
Ex : Penonton bioskop
Ex: Sekumpulan manusia yang membaca buku ditempat umum tanpa sengaja.
a. Masyarakat Paguyuban
Ex : Club-club.
b. Masyarakat Patembayan
Ex :Firma, PT.
a. Masyarakat Primitif.
b. Masyarakat Desa dan Kota
c. Masyarakat Teritorial
d. Masyarakat Genealogis
a. Keluarga Inti
b. Keluarga Luas
c. Suku Bangsa
d. Bangsa
SUBYEK HUKUM
Sesuatu menurut hukum berhak/berwenang melakukan perbatan hukum dan bertindak dalam hukum.
Cakap Hukum
OBYEK HUKUM
PERANAN HUKUM
Penertiban Lingkungan
Penyelesaian Pertikaian
Pengaturan
KULIAH KE VII
SOSIOLOGI HUKUM : Mempelajari hubungan timbal balik antar hukum sebagai gejala sosial lain.
Bertujuan memberi penjelasan terhadap praktik hukum.
ANTROPOLOGI HUKUM : Mempelajari pola sengketa dan penyelesaianya pada masyarakat dalam proses
pembangunan.
PSIKOLOGI HUKUM : Mempelajari hukum suatu perwujudan perkembangan jiwa manusia, psikologi
melihat hukum sebagai salah satu pencerminan perilaku manusia.
SEJARAH HUKUM : Mempelajari perkembangan dan asal-usul sistem hukum suatu masyarakat dan
membandingkan antar hukum yang berbeda.
PERBANDINGAN HUKUM
Dengan perbandingan hukum dapat diketahui jiwa serta pandangan bangsa lain termasuk hukumnya.
KULIAH KE IX
TUJUAN HUKUM DENGAN PENJELASAN TENTANG PASANGAN NILAI DALAM HUKUM
KULIAH KE X
Terbentuk oleh perundangan-perundangan (Wetgeving). Hakim secara tegas terikat pada undang-
undang, peradilan adalah hal menerapkan secara ”mekanis” dari ketentuan undang-undang pada
kejadian-kejadian yang konkret (kasus-kasus), kebiasaan hanya akan memperoleh kekuatan sebagai
hukum berdasarkan pengakuan oleh undang-undang.
Hukum terbentuk oleh peradilan (rechtsspraak). Sedangkan undang-undang, kebiasaan dan sebagainya
hanya merupakan sarana-sarana pembantu bagi hukum dalam menemukan hukum pada kasus-kasus
konkret. Pandangan ini bertitik berat pada kegunaan sosial (sosiale doelmatigheid)
Penerapan UU tidak dapat langsung secara mekanis melainkan penafsiran (Interpelasi) dan karena itu
Hakim harus Kreatif.
Perundang-undangan tidak dapat lengkap sempurna. Kadang-kadang digunakan istilah yang kabur yang
maknanya harus diberikan lebih jauh oleh Hakim dan terdapat kekosongan (leemtes) dalam UU yang
harus diisi oleh Peradilan.
Disamping itu oleh perundang-perundang dan peradilan, hukum juga terbentuk karena di dalam
pergaulan sosial terbentuk kebiasaan. Anggota masyarakat yang terikat dengan kebiasaan, menganggap
saling mengikat meskipun kebiasaan tidak ditetapkan secara eksplisit oleh siapapun.
Peradilan Kasasi berfungsi terutama untuk memelihara kesatuan hukum dalam pembentukan Hukum.
KULIAH KE XI
Menganggap bahwa semua hukum terdapat dalam Undang-Undang. Hukum identik dengan Undang-
Undang. Aliran ini berkeyakinan bahwa semua persoalan sosial akan segara terselesaikan apabila terlah
dikeluarkan Undang-Undang yang mengaturnya. Undang-Undang adalah segalanya, sekalipun pada
kenyataannya tidak demikian. Pengetahuan mengenai Undang-Undang dianggap Primer, sedangkan
mempelajari Jurispudensi adalah sekendur.
Beranggapan bahwa di dalam melaksanakan tugasnya seorang Hakim bebas untuk melakukan menurut
Undang-Undang atau tidak. Pada aliran ini Hakim benar-benar sebagai pencipta hukum (Judge Made
Law), karena keputusan yang berdasar keyakinannya merupakan Hukum. dan keputusannya ini lebih
bersifat dinamis dan up to date karena senantiasa memperhatikan keadaan dan perkembangan
masyarakat. Mempelajari yurisprudensi adalah hal yang paling primer, sedangkan mempelajari Undang-
Udang adalah sekunder.
3. Aliran Rechtvinding
Menganggap bahwa sebagai aliran tengah diantara aliran-aliran Legisme dan Frei Rechtbewegung. pada
pandangan aliran ini, benar-benar bahwa Hakim terikat Undang-Undang, akan tetapi tidaklah seketat
seperti menurut pandangan Aliran Legisme. Karena hakim juga memiliki kebebasan, namun kebebasan
hakim tidak seperti anggapan Aliran Freie Rechtbewegung, sehingga di dalam melakukan tugasnya
Hakim mempunyai apa yang disebut sebagai ”Kebebasan Yang Terikat” (Gebonded-Vrijheid) atau
Keterikatan ”Yang Bebas” (Vrije-Gebondenheid). Pada aliran ini dituntut untuk memahami penghaytan
dan pemahaman hukum haruslah belajar dari Undang-Undang dan Yurisprudensi secara bersamaan.
KULIAH KE XII
Ius Consitutum adalah Hukum positif suatu negara yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara pada
suatu pada saat tertentu.
Ius Constituendum adalah Hukum yang dicita-citakan oleh pergaulan hidup dan negara, tetapi belum
merupakan kaidah dalam bentuk UU atau ketentuan lain, pada saatnya akan terwujud menjadi
kenyataan, sebaliknya yang sedang berlaku, lambat laun akan pudar ditelan waktu karena tidak cocok
lagi dengan perkembangan zaman.
Hukum Alam adalah ekspresi dari kegiatan manusia yang mencari keadilan sejati yang mutlak. Hukum
alam dimaksudkan suatu rukum hukum yang tidak tergantung dari pada alat-alat kekuasaan negaram
yang juga tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor kemanusiaan (waktu dan tempat), namun kekal abadi
karena kehendak kodrat.
Hukum Positif/Stellingrecht adalah suatu kaidah yang berlaku, sebagai kenyataan hukum yang dikenal
dan berlaku serta terikat oleh waktu dan tempat tertentu.
Hukum Imperatif adalah hukum memaksa, kaidah-kaidah hukum yang secara prioritas harus ditaati dan
berlaku serta tertuju kepada pribadi-pribadi.
Hukum Fakultatif adalah tidak wajid dipatuhi secara apriori atau tidak perintah tersebut ditunjukan
kepada penegak hukum.
Hukum Subtantif/Materiel adalah rangkaian kaidah yang merumuskan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban dari subyek hukum yang terkait dalam hubungan hukum.
Hukum Ajektif/Formil adalah serangkaian kaidah yang memberi petunjuk dengan jelas tentang
bagaimana kaidah-kaidah meteriel dari hukum subtantif ditegaskan.
5. Hukum Tidak Tertulis dan Tertulis
Hukum Tidak Tertulis adalah juga hukum kebiasaan (salah satu contoh Hukum Adat di Indonesia), adat
disini adalah kebiasaan yang merupakan perbuatan yang diulang-ulang dengan cara dan tindak yang
sama. Hukum ini merupakan hukum yang tertua.
Hukum Tertulis adalah hukum yang mencakup perundang-undangan dalam berbagai bentuk yang dibuat
oleh pembuat UU dan Traktat dalam berbagai bentuk yang dibuat oleh pembuat UU dan Traktat yang
dihasilkan dari hubungan Hukum Internasional, yaitu Hukum yang berhubungan dengan peristiwa
Internasional.
Hukum Privat adalah hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang lain dan
juga negara sebagai pribadi :
Hukum Perdata
Hukum Dagang
Hukum Publik adalah hukum yang mengatur tiap-tiap hubungan di antara negara atau alat-alat negara
sebagai pendukung kekuasaan penguasa di satu pihak dengan warga negara pada umumnya.
7. Traktat
Adalah perjanjian antara negara-negara yang dibuat dalam bentuk tertentu dan membuat negara-
negara tersebut terikat pada isi perjanjian.
8. Doktrin
Adalah pendapat pada sarjana hukum yang merupakan sumber hukum tempat hakim dapat
menumukan hukumnya. Seringkali terjadi bahwa hakim dalam keputusannya menyebut pendapat
sarjana hukum sebagai dasar pertimbangan dalam memutuskan perkara tertentu.
KULIAH KE XIV
SUMBER HUKUM
Arti sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimnulkan aturan-aturan yang mengikat dan
memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan menimnulkan sanksi yang tegas dan nyata
bagi pelanggarnya.
Sumber hukum yuridis merupakan penerapan dan penjabaran langsung dari sumber hukum segi filosofis
ideologis yang diadakan pembedaan antara sumber hukum formal dan sumber hukum materiil :
1. Sumber Hukum Materiil adalah sumber hukum yang dilihat dari segi isinya :
KUH Pidana segi meteriilnya ialah mengatur tentang pidana umum, kejahatan dan pelanggaran
KUH Perdata dari segi meteriilnya mengatur tentang masalah orang sebagai subyek hukum, barang
sebagai obyek hukum, perikatan, perjanjian, pembuktian, dan kadaluarsa.
2. Sumber Hukum Formal adalah sumber hukum dilihat dari segi yuridis dalam arti formal yaitu sumber
hukum dari segi bentuknya yang lazim terdiri dari :
Undang-Undang
Kebiasaan
Traktat
Yurisprudensi
Doktrin
Undang-undang dalam arti formil adalah keputusan penguasa yang diberi nama undang-undang atau UU
yang dilihat dari segi bentuknya.
Undang-undang dalam arti materiil adalah penetarapan kaidah hukum, semua peraturan perundang-
undangan yang bersifat mengatur artinya berlaku untuk umum dan keputusan penguasa yang dilihat
dari segi mempunyai kekuatan mengikat untuk umum.