Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ilham Andriansyah Gunawan

043483611

KRIMINOLOGI

Izin menjawab

Mashab Kritis dikenal juga dengan istilah "critical criminology" atau kriminologi baru.
Mashab Kritis pada dasarnya meragukan eksistensi atau keberadaan hukum pidana. Mengapa
demikiant Pendukung mashab ini menganggap bahwa pihak yang membuat hukum pidana
hanyalah sekelompok kecil dari anggota masyarakat yang kebetulan memiliki kekuasaan untuk
membuat dan merumuskan hukum pidana dimaksud. Jadi hal yang dikatakan sebagai kejahatan
dalam hukum pidana dapat saja dianggap oleh masyarakat sebagai hal yang bukan kejahatan.
Dan tentunya, hal tersebut terjadi jika persepsi para pembuat hukum pidana berbeda dengan
persepsi masyarakat luas pada umumnya. Secara umum, dalam mashab Kritis dikenal adanya
dua pendekatan, yaitu sebagai berikut.

1. Pendekatan Interaksionis

Pada dasarnya, pendekatan interaksionis melihat kejahatan sebagai suatu perbuatan atau
perilaku yang menyimpang secara sosial.

Melalui studi tentang arti kejahatan bagi masyarakat, maka pendekatan interaksionis
berusaha mencari tahu mengapa orang tertentu dianggap sebagai penjahat dan perbuatan tertentu
dianggap sebagai kejahatan dalam masyarakat tertentu.. Para pendukung Interaksionis juga
mempelajari arti kejahatan bagi agen kontrol sosial dan juga ani kejahatan bagi orang-orang
tertentu yang dianggap sebagai penjahat (selfimages). Pada akhirnya, pendukung pendekatan
interaksionis ini juga mempelajari arti bagi proses sosial dari penentuan seseorang sebagai
penjahat bagi kelompok "penjahat itu sendiri (dampak pencapan bagi pelaku kejahatan).

2. Pendekatan Konflik

Pendekatan Konflik beranggapan bahwa hukum sebenarnya berisi nilai-nilai yang tidak
mencerminkan keinginan seluruh masyarakat tetapi hanya mencerminkan keinginan dari
sekelompok warga masyarakat yang pada waktu itu memiliki kekuasaan dalam bidang politik,
ekonomi dan sosial. Jadi dengan kata lain, hukum dibuat dan ditegakkan bukan untuk
melindungi masyarakat tetapi untuk melindungi nilai dan kepentingan kelompok yang berkuasa.

Dengan demikian, pendekatan Konflik memusatkan perhatiannya pada masalah


kekuasaan dalam pendefimaan kesihatan Pendekatan konflik beranggapan bahwa orang orang
dalam suatu masyarakat mempunyai tingkat kekuasaan yang berbedar untuk mempengaruhi
pembuatan dan penegakkan hukum

Dengan demikian menurut mashab kritis dan melalui metode pendekatan Interaksionis
dan pendekatan konflik menyatakan bahwa kedua orang tersebut memanglah melakukan
kejahatan. Mungkin dahulu semasa kedua pelaku ini masih muda didesa tersebut, kegiatan
perjudian masihlah sangatlah lumrah dan dianggap sebagai sebuah kegiatan yang tidak
mengganggu dan merugikan masyarakat umum ( bukan kejahatan). Dan kegiatan itu terus
menerus dilakukan dan menjadi kebiasaan oleh kedua pelaku tersebut sampai pada saat zaman
ini dimana masyarakat sekarang lebih mengerti dan sadar akan hukum. Masyarakat yang merasa
diresahkan oleh kegiatan perjudian tersebut akhirnya melaporkan hal itu ke aparat pemerintah
setempat.

Dari kasus di atas dapat disimpulkan terjadinya kejahatan perjudian dikarenakan faktor
psikologis yang menggambarkan jenis kepribadian orang tertentu yang mungkin cenderung
melakukan kejahatan jika dihadapkan pada situasi sulit. Masalah ekonomi dan kebiasaan juga
memiliki pengaruh yang kuat dan dapat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat, disamping
itu juga cara-cara yang mampu mengubah kehidupan seseorang karena tekanan ekonomi, orang
dapat menyimpang dari norma-norma yang ada di masyarakat, seperti melakukan perjudian,
dimana tindakan yang menyimpang itu merupakan suatu tanda kegagalan individu dalam
menyesuaikan diri dengan keadaan dalam masyarakat, maka dari itu tidaklah mustahil jika
seseorang mendapat tekanan ekonomi akan berbuat kejahatan. Juga, tidak sedikit masyarakat
yang sangat terganggu dengan adanya kegiatan perjudian tersebut.

Akhimya, jika kita ingin menerapkan konsep atau ajaran dari Mashab Kritis ini maka ada
empat syarat dasar yang harus diperhatikan, yaitu:

a diperlukan suatu metodologi yang dapat menggali kekayaan dunia penjahat serta metodologi
yang dapat menghargai bermacam masalah yang dihadapi oleh penjahat.
b. perhatian kita hendaknya ditujukan pada dampak yang ditimbulkan lembaga-lembaga hukum
terhadap realitas sosial penjahat.

c. memfokuskan pada aspek kriminal dan aspek non-kriminal yang satu sama lain saling
berhubungan erat.

d. kejahatan dan penjahat adalah hasil dari interaksi antara aturan. pembentukan hukum
penegakkan hukum, dan pelanggaran hukum. Dalam hal ini aturanlah yang memisahkan serta
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Permasalahannya di sini ialah apakah
kriminalisasi yang terjadi itu tepat atau tidak.

Sumber Referensi :
Kemal, Dermawan.(2014). ILMU KRIMINOLOGI. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Bonger. W.A. (1977). Pengantar Tentang Kriminologi. Terjemahan. Diterjemahkan oleh


Koesnoen. Jakarta: Pembangunan Ghalia.

Anda mungkin juga menyukai