1. Menurut Anda apakah selama ini konsumen sudah terlindungi ?
Jelaskan jawaban Anda dengan menyebutkan dasar hukum dan contoh- contoh kasusnya! Lalu diskusikan dengan teman-teman Anda...
Pengertian hukum perlindungan konsumen, jika dikaitkan dengan definisi hukum
menurut Mochtar Kusumaatmadja, hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas atau kaidah-kaidah, Lembaga, dan proses yang mengatur kegiatan manusia dalam kaitannya dengan upaya perlindungan terhadap konsumen. Berdasarkan uraian di atas, hukum perlindungan konsumen pada dasarnya merupakan bagian khusus dari hukum konsumen, di mana tujuan hukum perlindungan konsumen secara khusus mengatur dan melindungi kepentingan konsumen atas barang atau jasa yang ada di masyarakat. Ketentuan-ketentuan hukum perlindungan konsumen tersebut terdapat dalam beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hukum perdata, hukum pidana, hukum administrasi.
Pada dasarnya hukum perlindungan konsumen sudah meningkat dari
sebelumnya, dilihat sejarah perlindungan konsumen baik di dunia maupun di Indonesia tumbuh karena adanya kesadaran akan perlunya perlindungan terhadap konsumen, sehingga beberapa negara membentuk undang-undang secara khusus yang melindungi khusus. Namun dalam beberapa kasus masih banyak hak konsumen yang sering belum terlindungi atau dilanggar baik oleh produsen atau oleh distributor. Salah satu contoh kasus pelanggaran yang dilakukan oleh beberapa SPUB yang tidak memenuhi hak konsumen seperti tidak memberikan uang kembalian hanya karena alasan tidak ada uang pecahan kecil. Pelanggaran ini bertentangan dengan dasar hukum yang terdapat di dalam tentang perlindungan konsumen pada Pasal 4 huruf (b). Di mana bunyi dari Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pada Pasal 4 huruf (b) adalah “memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan”. Selain itu ada kasus lagi tentang seorang konsumen yang merasa ditipu oleh suatu aplikasi ojek online, karena mengikuti tantangan yang diselenggarakan oleh aplikasi ojek online yang berhadiah Rp 1 juta tetapi setelah konsumen tersebut menang syarat dan ketentuan tantangan tersebut dirubah. Hal ini melanggar UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan, “Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila: a. menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha; b. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen; c. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen …”. https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=18045