Anda di halaman 1dari 5

Nama : Widia ningsih, W

NIM : 044616811

1. Apakah menurut anda implementasi keadilan antar generasi dapat menjadi solusi atas
permasalahan diatas? Berikan argumentasi mengapa implementasi keadilan antar
generasi merupakan hal yang sangat krusial bagi kehidupan generasi mendatang?

Jawaban :

Implementasi keadilan antar generasi dapat menjadi solusi permasalahan diatas karena
banjir dan kebakaran hutan adalah kerusakan lingkungan yang terjadi akibat kelalaian
dan kecerobohan generasi sebelumnya.

Implementasi keadilan antar generasi merupakan hal yang sangat krusial bagi kehidupan
mendatang karena prinsip ini mengandung makna bahwa setiap generasi umat manusia
di dunia memiliki hak yang sama untuk menerima dan menempati bumi bukan dalam
kondisi yang buruk akibat perbuatan generasi sebelumnya. Gagasan tentang keadilan
antar generasi dipaparkan oleh Edith Brown Weiss dari Amerika Serikat. Menurutnya ada
tiga Tindakan generasi sekarang yang dapat merugikan generasi mendatang yaitu :
- Konsumsi yang berlebihan terhadap sumber daya berkualitas, membuat generasi
mendatang harus membayar lebih mahal untuk efesiensi dalam penggunaan sumber
daya alam yang dilakukan generasi sekarang
- Ada pemakaian sumber daya alam secara berlebihan yang sampai saat ini belum
diketahui manfaat terbaiknya tetapi sangat merugikan genrasi mendatang
- Pemakaian sumber daya alam secara habis habisan generasi sekarang membuat
generasi mendatang tidak memiliki keragaman sumber daya alam.
Maka ada 3 prinsip dasar yang terkandung didalam prinsip keadilan antar generasi yaitu:
- Conservation Of Option
Setiap generasi harus melakukan konservasi keanekaragaman sumber daya alam
dan lingkungan agar generasi mendatang memiliki pilihan yang sama banyaknya
dengan generasi sekarang dalam pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
- Conservation of Quality
Setiap generasi harus menjaga kualitas lingkungan agar generasi mendatang
menikmati daya dukung lingkungan dengan kualitas yang sama sebagaimana
dinikmati generasi sebelumnya
- Conservation of Access
Setiap generasi harus menjamin hak akses yang sama terhadap segala warisan
kekayaan alam dari genrasi sebelumnya dan harus melindungi akses ini untuk
generasi mendatang.
Prinsip Keadilan Antar Generasi selanjutnya dalam kewajiban-kewajiban yang pada garis
besarnya adalah:
a. Kewajiban untuk mengurangi pencemaran sampai pada tingkat minimum
b. Kewajiban untuk mengembangkan teknologi yang tidak rusak lingkungan
c. Kewajiban untuk mengambil Langkah pencegahan pencemaran dan kerusakan
lingkungan

Sumber : Modul Hukum Lingkungan Universitas Terbuka

2. Berikan analisa anda, apa langkah-langkah yang dapat diambil oleh Indonesia untuk
menerapkan keadilan antar generasi!

Jawaban :

Indonesia telah memberlakukan Undang-undang nomor 32 Tahun 2009 Tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mana pada pasal 3 ayat (1)
menyatakan: Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup bertujuan menjamin
terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan. Penjelasan pasal
tersebut telah mencerminkan bahwa Indonesia telah mengambil Langkah-langkah untuk
menerapkan keadilan antar generasi

Sumber : Modul Hukum Lingkungan Universitas Terbuka

3. Berikan analisa saudara mengapa kearifan lokal penting dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup!
Jawaban :
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku
dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan
hidup secara lestari.
Kearifan lokal tersebut menjadi penting dan bermanfaat hanya ketika masyarakat lokal
yang mewarisi sistem pengetahuan itu mau menerima dan mengklaim hal itu sebagai
bagian dari kehidupan mereka.
Kearifan lokal akan selalu terhubung pada kehidupan manusia yang hidup di lingkungan
hidup yang arif. Karena lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua
benda yang berada didalamnya baik itu makhluk hidup maupun benda mati. Dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang ketentuan-ketentuan
pokok pengelolaan lingkungan hidup dinyatakan bahwa lingkungan adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia, dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari,
segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia secara perlahan akan membawa pengaruh
terhadap lingkungan disekitarnya, baik itu membawa pengaruh yang positif maupun
negatif. Oleh sebab itu, manusia harus menyadari bahwa segala aktivitas yang dilakukan
harus dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap lingkungannya dengan menjaga
dan melestarikan daya dukung lingkungan tersebut. Lingkungan hidup yang serasi dan
seimbang sangat diperlukan sebagai penentu kehidupan suatu bangsa. Idealnya,
pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan pemeliharaan dan kelestarian
lingkungan sehingga dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang.

Sumber : SEMINAR NASIONAL KEARIFAN LOKAL > Kearifan Lokal Dalam Mewujudkan
Lingkungan Yang Produktif

4. Berikan contoh dan jelaskan kearifan lokal dalam hal lingkungan yang hidup di daerah
anda serta bagaimana pengaruhnya pada lingkungan daerah anda!

Kearifan lokal dalam pengelolaan hutan cukup mampu mencegah kehancuran hutan
lindung maupun taman nasional di Provinsi Jambi. Kearifan lokal yang paling efektif
menyelamatkan hutan dari kerusakan total di daerah tersebut, yaitu pengelolaan hutan
adat oleh masyarakat desa.Besarnya peranan pengelolaan hutan adat terhadap
kelestarian lingkungan tersebut tercermin dari masih luasnya kawasan hutan lindung dan
taman nasional yang selamat dari pembalakan liar, konversi hutan menjadi kebun dan
hutan tanaman industri di daerah itu.

Sekitar 504.000 hektare (ha) atau 24 % dari 2,1 juta ha hutan di Jambi yang dikhususkan
untuk kawasan hutan adat, hutan lindung dan taman nasional hingga kini masih lestari.
Selain itu kini juga masih ada sekitar 54.978 ha hutan desa yang sedang dikembangkan
di Jambi menjadi kawasan hutan lestari. Hutan desa tersebut merupakan bekas hutan
produksi yang selama ini sudah rusak akibat eksploitasi berlebihan yang dilakukan
pengusaha.
Kelestarian hutan adat, hutan lindung dan taman nasional di Jambi tidak terlepas dari
adanya pengakuan hutan adat di Jambi sejak tahun 1990 – an. Hingga kini pengelolaan
hutan adat tersebut masih tetap dilakukan secara konsisten oleh masyarakat. Melalui
pengelolaan hutan adat tersebut, beberapa desa di Jambi selama ini berhasil meraih
penghargaan lingkungan hidup, yakni Piala Kalpataru dari Presiden RI. Kearifan lokal
dalam pengelolaan sumber daya hutan di Provinsi Jambi selama ini cukup mampu
membendung perusakan hutan dari aksi pembalakan liar dan eksploitasi hutan yang
dilakukan perusahaan kehutanan dan perkebunan. Melalui kearifan lokal, Jambi hingga
kini masih mampu mempertahankan kelestarian puluhan hutan adat, empat taman
nasional, yakni Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Taman Nasional Berbak
(TNBD), Taman Nasional (TNKS) dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT). Selain
itu, pengelolaan hutan adat tersebut juga mampu menyelamatkan komunitas adat
terpencil, yakni Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba di kawasan TNBD. Kemudian
melalui pengelolaan hutan adat, sumber daya air dan sungai di Jambi juga bisa
diselamatkan. Saat ini masih cukup banyak kawasan sungai dan danau di Jambi yang
dilestarikan warga masyarakat lokal sebagai lubuk larangan. Pemerintah Provinsi Jambi
sendiri kini mengembangkan program lubuk larangan yang tersebar sebanyak 201 titik di
beberapa kabupaten/kota. Di antaranya di Kabupaten Sarolangun, Merangin, Batanghari
dan Bungo. Lubuk larangan merupakan berupa danau maupun sungai yang memiliki
kekayaan ikan jenis lokal. Warga dilarang menangkap ikan di lubuk larangan. Ikan di
lubuk larangan hanya bisa diambil dalam acara adat satu tahun sekali. Jika ada yang
melanggar akan dijatuhi sanksi adat. Selain melestarikan hutan, daerah tersebut juga kini
menggalakkan program penyelamatan dan pelestarian Sungai Batanghari bersih.
Program tersebut dilakukan dengan membebaskan Sungai Batanghari dari jamban.
Program pembersihan jamban dari Sungai Batanghari tersebut dilakukan untuk
meningkatkan kualitas air sungai tersebut yang selama ini banyak digunakan menjadi
bahan baku utama air bersih untuk konumsi masyarakat. Pembersihan Sungai
Batanghari dari jamban - jamban di sepanjang sungai dapat mengurangi masuknya 86,8
triliun bakteri E-Coli ke Sungai Batanghari setiap hari. Melalui pengangkatan 124 jamban
dari pinggiran Sungai Batanghari di Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi satu tahun
ini, pencemaran air sungai tersebut dapat dikurangi. Pemprov Jambi juga kini terus
melakukan sosialisasi mengenai penghentian pembuatan jamban di pinggiran Sungai
Batanghari kepada warga masyarakat di 17 kelurahan di Kota Jambi dan satu desa di
Kabupaten Muarojambi. Juga telah membentuk 56 Kelompok Masyarakat Peduli
Batanghari (POKDURI) untuk mengubah kebiasaan masyarakat Jambi membuang
sampah domestik ke Sungai Batanghari. Program dan proses penyelamatan lingkungan
yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jambi sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan
Kalpataru. Kegiatan pelestarian lingkungan di Jambi sudah sesuai dengan proses
penyelamatan lingkungan secara nasional.

Sumber : Suara Pembaharuan

Anda mungkin juga menyukai