Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Satrio Noviardi

NIM : 044546106
UPBJJ : PURWOKERTO

TUGAS 2 Filsafat Hukum Dan Etika Profesi 35

Pertanyaan :

1. Kasus

Bukan rahasia lagi fenomena kasus rakyat jelata yang terjerat hukum karena kasus
sepele dan kecil sudah berlangsung sejak lama di Indonesia. Apapun itu bentuk
kasusnya memang harus diproses secara ketat, namun tidak sedikit hukum yang
diberlakukan untuk rakyat kecil kadang dipandang tidak tepat sasaran, diantaranya
yang menjerat orang-orang sudah lanjut usia dan melakukannya terpaksa karena
himpitan ekonomi. Tidak sedikit tuduhan pidana serta kerugian yang ditimbulkan
sangatlah ringan, namun faktanya mereka tetap di proses dan berujung kepada
hukuman penjara.

Salah satu contoh adalah kasus yang menimpa nenek Saulina Boru Sitorus di medan,
pada 29 Januari 2018 nenek berumur 92 tahun tersebut divonis hukuman penjara 1
bulan 14 hari karena terbukti melakukan perusakan akibat menebang pohon durian
berdiameter lima inci milik kerabatnya yang berada di tanah wakaf di Dusun
Panamean Desa Sampuara, Uluan, Toba Samosir Sumatera Utara.

 Tak terima kerabatnya melaporkan ke polisi. Kasus ini, semakin menyedot perhatian
karena anak-anak dari nenek Saulina ikut didakwa. Bahkan hakim dinilai terlalu dini
memutuskan bahwa tanah tersebut milik pelapor. Keenam anaknya divonis hukuman
masing-masing 4 bulan 10 hari. Padahal menurut pengakuan Saulina seperti dikutip
dari kompas.com dirinya dan anak-anak pernah meminta maaf kepada pelapor,
namun upaya damai tidak tercapai karena mereka tidak sanggup menuruti nominal
pelapor yang mecapai ratusan juta.

 Sumber:bangka.tribunnews.com

 Pertanyaan:

Berikanlah pandangan anda didasarkan pada analisis yang kongkrit dalam


pemahaman dan pengaturan tentang Hak Asasi Manusia terkait adanya permintaan
sejumlah nominal yang mencapai ratusan juta oleh pelapor kepada keluarga nenek
Saulina untuk upaya damai dalam perkara tersebut! Jelaskan!

2. Kasus

 Bukan rahasia lagi fenomena kasus rakyat jelata yang terjerat hukum karena kasus
sepele dan kecil sudah berlangsung sejak lama di Indonesia. Apapun itu bentuk
kasusnya memang harus diproses secara ketat, namun tidak sedikit hukum yang
diberlakukan untuk rakyat kecil kadang dipandang tidak tepat sasaran, diantaranya
yang menjerat orang-orang sudah lanjut usia dan melakukannya terpaksa karena
himpitan ekonomi. Tidak sedikit tuduhan pidana serta kerugian yang ditimbulkan
sangatlah ringan, namun faktanya mereka tetap di proses dan berujung kepada
hukuman penjara.

 Salah satu contoh adalah kasus yang menimpa nenek Saulina Boru Sitorus di
medan, pada 29 Januari 2018 nenek berumur 92 tahun tersebut divonis hukuman
penjara 1 bulan 14 hari karena terbukti melakukan perusakan akibat menebang
pohon durian berdiameter lima inci milik kerabatnya yang berada di tanah wakaf di
Dusun Panamean Desa Sampuara, Uluan, Toba Samosir Sumatera Utara.

 Tak terima kerabatnya melaporkan ke polisi. Kasus ini, semakin menyedot perhatian
karena anak-anak dari nenek Saulina ikut didakwa. Bahkan hakim dinilai terlalu dini
memutuskan bahwa tanah tersebut milik pelapor. Keenam anaknya divonis hukuman
masing-masing 4 bulan 10 hari. Padahal menurut pengakuan Saulina seperti dikutip
dari kompas.com dirinya dan anak-anak pernah meminta maaf kepada pelapor,
namun upaya damai tidak tercapai karena mereka tidak sanggup menuruti nominal
pelapor yang mecapai ratusan juta.

 Sumber:bangka.tribunnews.com

 Pertanyaan:

 Analisislah vonis yang dijatuhkan oleh majelis hakim kepada nenek Saulina dan
keluarganya sesuai dengan tujuan hukum berdasarkan pandangan Prof. Satjipto
Rahardjo! Jelaskan!

Jawab :

1. Ganti rugi yang diberikan oleh pelaku kepada korban merupakan restitusi. restitusi
merupakan bentuk ganti rugi yang diberikan oleh pelaku kepada korban atau keluarga
korban atau pihak ketiga akibat kejahatannya, dan dapat berupa pengembalian harta
milik, pembayaran ganti kerugian untuk kehilangan dan penderitaan, atau penggantian
biaya untuk tindakan tertentu. Ganti rugi merupakan upaya yang dapat ditempuh agar
permasalahan tidak sampai ke ranah pengadilan, sehingga dapat diselesaikan dengan
secara mediasi.
Berdasarkan kasus di atas, tindakan yang dilakukan oleh nenek saulina merupakan
tindakan pelanggaran HAM ringan, karena dalam hal ini nenek saulina melakukan
pengrusakan terhadap barang hak milik orang lain yang dalam hal ini adalah kerabatnya.
Dalam Pasal 406 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yang
berbunyi:
“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak
dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.”

Namun jika kita lihat nominal di atas, bahwa ganti rugi yang diminta oleh korban
sangatlah tidak masuk akal dan tidak pada tempatnya, bagaimana mungkin satu buah
batang durian berdiameter 5 inchi harus diganti dengan nominal ratusan juta, sementara
dalam KUHP ganti rugi yang dibebankan tidak sebesar itu. Jika kita kaitkan dengan
HAM, memang iya pohon durian itu adalah hak milik korban, namun tindakan korban
meninta ganti rugi dengan nominal ratusan juta justru melanggar HAM.

2. Fungsi hukum menurut Satjipto Rahardjo adalah sebagai pembuatan norma-norma, baik
yang memberikan peruntukan maupun yang menentukan hubungan antara orang dengan
orang. Penyelesaian sengketa-sengketa. Menjamin kelangsungan kehiduan masyarakat,
terutama apabila terjadi perubahan-perubahan dalam masyarakat. Prof. Satjipto Raharjo
menyatakan bahwa keadilan memang salah satu nilai utama, tetapi tetap di samping
yang lain-lain, seperti kemanfaatan. Jadi dalam penegakan hukum, perbandingan antara
manfaat dengan pengorbanan harus proporsional.
Mengacu pada kasus di atas, memang hukum bertujuan untuk menjamin kelangsungan
hidup masyarakat, memberikan keadilan kepada masyarakat, namun vonis yang
diberikan oleh hakim kepada nenek saulina dan anak-anaknya apakah memenuhi nilai
kemanfaatan, menurut saya jawabannya tidak, apa manfaatnya memberikan hukuman
sebesar itu kepada seorang nenek berumur 92 tahun yang bahkan sama sekali tidak tahu
denga napa itu hukum, aparat penegak hukum harusnya jeli dalam menyelesaikan kasus
ini sehingga terwujudnya keadilan.

Demikian jawaban tugas 2, Mohon maaf jika ada kesalahan ataupun kekeliruan
dalam menjawab soal tugas 2 mohon di koreksi bersama.

Sumber : - Modul HKUM4103


- https://www.hukumonline.com/klinik/a/dasar-hukum-pidana-pengrusakan-tanaman-
lt5080b17edf4e5
- http://repository.lppm.unila.ac.id/34019/1/Prosiding%20S2.pdf

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai