Anda di halaman 1dari 2

JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA

Nama : vicki fanzia

NIM : 045073345

Matkul: metode penelitian hukum

Tugas 2

Soal No 1
PERSOALAN JUDICIAL REVIEW DALAM “DUA ATAP”

Judicial review merupakan salah satu jalan keluar dari permasalahan meningkatnya jumlah peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan dengan kualitas rendah. Akan tetapi, penyelenggaraan judicial
review yang dilakukan di Indonesia berpotensi menimbulkan konflik hukum. Salah satu penyebabnya
adalah pemisahan kewenangan pengujian peraturan yang dilakukan oleh dua lembaga peradilan, yaitu
Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung. Tulisan ini bermaksud melakukan eksplorasi atas
persoalan yang ditimbulkan dari penyelenggaraan judicial review dalam dua atap yang terjadi dalam
sistem ketatanegaraan saat ini. Selain itu, tulisan ini juga menyinggung kemungkinan untuk
menyatukan kewenangan judicial review dalam satu atap dengan potensi-potensi permasalahan yang
kemungkinan akan muncul diikuti dengan pendekatan perbandingan dengan melihat beberapa praktek
di negara-negara yang menyelenggarakan judicial review dalam satu atap, dengan Mahkamah
Konstitusi Austria sebagai rujukan utama. Penyusunan kajian ini diikuti dengan kesadaran bahwa
tulisan ini tidak akan cukup sebagai masukan atas perubahan sistem judicial review yang ada. Sebab,
penyatuan kewenangan pengujian peraturan perundang-undangan berarti melakukan perubahan UUD
1945 yang menuntut alasan-alasan yang kuat dan pertimbangan yang matang. Oleh karena itu, kajian
ini bertujuan untuk membuka wacana pendahuluan yang mengelaborasi permasalahan yang terkait
dengan judicial review dikaitkan dengan permasalahan “obesitas regulasi”.

Sumber : Prosiding KHTN 4, PERSOALAN JUDICIAL REVIEW DALAM “DUA ATAP”,


Bisariyadi.

1. Dari Abstrak diatas, silahkan anda rumuskan 2 (dua) Rumusan masalah apa yang bisa
diangkat dan jelaskan?
JAWABAN:
1. permasalahan pemisahan kewenangan judicial review dengan maksud membuka wacana
akan kemungkinan penggabungan pelaksanaannya di lembaga yang sama.
2. penyelenggaraan judicial review yang dilakukan di Indonesia berpotensi menimbulkan
konflik hukum. Salah satu penyebabnya adalah pemisahan kewenangan pengujian peraturan
yang dilakukan oleh dua lembaga peradilan, yaitu Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah
Agung.

2. Tulislah secara ringkas 3 (tiga) Teori Hukum yang dapat menjadikan Tinjauan Pustaka
dalam menyelesaikan penelitian tersebut?
JAWABAN:
3 TEORI HUKUM YANG MENJADI TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Judicial Review, yaitu sebagai kewenangan yang dilekatkan pada cabang
kekuasaan kehakiman untuk membatalkan produk hukum yang dibentuk oleh
lembaga legislatif yang dipilih secara demokratis ketika bertentangan dengan
konstitusi atau undang-undang dasar.
B. Teori Legislasi kritik ini memiliki paham yang mengkritisi tafsir dan proses
pembentukan hukum melalui kelembagaan negara, dan mengabsahkannya sebagai
satu-satunya proses politik perundang-undangan. Teori ini meyakini bahwa proses
‘via negara’ dalam legislasi tidak semata-mata dibawa dan dikawal oleh pemegang
kekuasaan dalam badan legislatif, tetapi pembentukan hukum banyak dipengaruhi
oleh pengetahuan, peran, kepentingan, dan tafsir- tafsir yang mengerubuti badan
legislatif maupun aktor-aktornya, untuk dipilah- pilah mana yang didorong ‘via
negara’ dan mana yang tidak.
C. Teori Keadilan, teori ini sendiri bersifat universal dan merupakan proses yang
dinamis serta senantiasa bergerak di antara berbagai faktor, termasuk equality atau
persamaan hak itu sendiri. Namun dalam kenyataannya, menurut salah seorang pakar
hukum agraria, setiap orang berbeda dalam hal kemampuan atau jasanya dan
kebutuhannya bila dibandingkan dengan orang lain. Ada situasi di mana lebih banyak
orang membutuhkan sesuatu (terlebih untuk hal-hal yang merupakan kebutuhan dasar
manusia), namun kemampuan untuk memperolehnya kurang, maka perlakuan yang
sama justru akan menimbulkan ketidakadilan. Perkecualian terhadap hal ini adalah
perlakuan khusus dapat dilakukan asalkan dapat dipertanggungjawabkan. Hal
demikian biasa disebut sebagai corrective justice atau positive discrimination.

Anda mungkin juga menyukai