Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN

TUGAS MATA KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : MUBASIR


NIM : 041721881
Kode/Mata Kuliah : HKUM4103/Filsafat Hukum Dan Etika Profesi
Kode/Nama UPBJJ : 44/Surakarta
Masa Ujian : 2021/22.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Menjadi buronan selama 11 tahun tidak membuat Sinar Djoko Tjandra meredup. Djoko
Tjandra merupakan buron Kejaksaan Agung sejak 2009. Saat itu, melalui putusan tahap
peninjauan kembali, Mahkamah Agung menyatakan Djoko bersalah dalam korupsi
pengalihan hak tagih Bank Bali dan kasus tersebut diberitakan secara luas. Djoko dijatuhi
hukuman penjara selama dua tahun namun Djoko melarikan diri dan tidak pernah
menjalankan hukuman tersebut (BBC News: 7 Juli 2020).

Rupanya dia masih bebas menjalankan bisnisnya di Indonesia dan bahkan membangun
Gedung pencakar langit di Malaysia. Dan sekarang datang ke Indonesia sebagai Godfather
yang memporak-porandakan aturan hukum dan mental penegak hukum di negeri ini. Ulah
Djoko Tjandra dan kongkalingkong dengan para aparat penegak hukum telah membuat
kita malu sebagai bangsa. Begitu mudah seorang penjahat yang telah dipidana seenaknya
bebas melenggang kemanapun dia mau dan sukses mengorkestrasi mafia hukum di negeri
ini. (Rudi S Kamri: Monologis.id)

Djoko Tjandra ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap ke jaksa Pinangki dan
dijerat dengan sangkaan pasal 5 ayat 1 huruf a dan pasal 5 ayat 1 huruf b dan pasal 13
Undang-undang Pemberantasan Tindak pidana korupsi. pemberian suap diduga berkaitan
dengan permohonan peninjauan kembali (PK) dan pengurusan fatwa ke Mahkamah Agung
(MA). (detiknews: 2 September 2020)

Pertanyaan:
1. Menurut analisis anda, bagaimanakah perlakuan khusus yang diberikan kepada Djoko
Tjandra berdasarkan konsep keadilan sebagai salah satu cita hukum (Recht Idee) dalam
kajian filsafat hukum?
Jelaskan!
2. Uraikanlah bagaimana konsep pemaknaan terhadap pemenuhan HAM yang seharusnya
berdasarkan kasus Djoko Tjandra diatas!
3. Bagaimanakah hubungan hukum dengan kekuasaan? berikan analisis anda sesuai dengan
kasus diatas!
Jawaban:
1. Menurut saya, perlakuan khusus yang diberikan kepada Djoko Tjandra berdasarkan
konsep keadilan sebagai salah satu cita hukum (Recht Idee) dalam kajian filsafat hukum
adalah konsep keadilan menurut Plato.

Di mana Plato berpendapat bahwa keadilan adalah di luar kemampuan manusia biasa.

Sumber ketidakadilan adalah adanya perubahan dalam masyarakat. Masyarakat memiliki


elemen-elemen principal yang harus dipertahankan, yaitu:

a. Pemilahan kelas-kelas yang tegas; misalnya kelas penguasa yang diisi oleh para
penggembala dan anjing penjaga harus dipisahkan secara tegas dengan domba
manusia.
b. Identifikasi takdir negara dengan takdir kelas penguasanya; perhatian khusus terhadap
kelas ini dan persatuannya; dan kepatuhan pada persatuannya, aturan-aturan yang
rigid bagi pemeliharaan dan pendidikan kelas ini, dan pengawasan yang ketat serta
kolektivisasi kepentingan-kepentingan anggotanya.

Dari elemen-elemen prinsipal ini, elemen-elemen lainnya dapat diturunkan, misalnya


berikut ini:

a. Kelas penguasa punya monopoli terhadap semua hal seperti keuntungan dan latihan
militer, dan hak memiliki senjata dan menerima semua bentuk pendidikan, tetapi kelas
penguasa ini tidak diperkenankan berpartisipasi dalam aktivitas perekonomian,
terutama dalam usaha mencari penghasilan,

b. Harus ada sensor terhadap semua aktivitas intelektual kelas penguasa, dan
propaganda terus-menerus yang bertujuan untuk menyeragamkan pikiranpikiran
mereka. Semua inovasi dalam pendidikan, peraturan, dan agama harus dicegah atau
ditekan,

c. Negara harus bersifat mandiri (self-sufficient). Negara harus bertujuan pada autarki
ekonomi, jika tidak demikian, para penguasa akan bergantung pada para pedagang,
atau justru para penguasa itu sendiri menjadi pedagang. Alternatif pertama
melemahkan kekuasaan mereka, sedangkan alternatif kedua akan melemahkan
persatuan kelas penguasa dan stabilitas negaranya.

Untuk mewujudkan keadilan masyarakat harus dikembalikan pada struktur aslinya,


domba menjadi domba, penggembala menjadi penggembala. Tugas ini adalah tugas
negara untuk menghentikan perubahan.

Dengan demikian keadilan bukan mengenai hubungan antara individu, melainkan


hubungan individu dan negara serta bagaimana individu melayani negara.

Keadilan juga dipahami secara metafisis keberadaannya sebagai kualitas atau fungsi
makhluk super manusia, yang sifatnya tidak dapat diamati oleh manusia.

Konsekuensinya ialah, bahwa realisasi keadilan digeser ke dunia lain, di luar pengalaman
manusia; dan akal manusia yang esensial bagi keadilan tunduk pada cara-cara Tuhan yang
tidak dapat diubah atau keputusan-keputusan Tuhan yang tidak dapat diduga.

Dengan demikian Plato mengungkapkan bahwa yang memimpin Negara seharusnya


manusia super, yaitu the king of philosopher.

2. Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia, hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrah-Nya yang wajib di hormati, di junjung tinggi, dan di lindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.

Berdasarkan kasus di atas Djoko Tjandra telah melanggar HAM dengan melakukan korupsi
pengalihan hak tagih Bank Bali.

Sehingga harus dijerat dengan sangkaan pasal 5 ayat 1 huruf a dan pasal 5 ayat 1 huruf b
dan pasal 13 Undang-undang Pemberantasan Tindak pidana korupsi.

3. Hukum dan kekuasaan merupakan dua hal yang berbeda namun saling mempengaruhi
satu sama lain. Hukum adalah suatu sistem aturan-aturan tentang perilaku manusia.

Sehingga hukum tidak merujuk pada satu aturan tunggal, tapi bisa disebut sebagai
kesatuan aturan yang membentuk sebuah sistem.

Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk


mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain, sesuai dengan keinginan perilaku.

Bisa dibayangkan dampak apabila hukum dan kekuasaan saling berpengaruh.

Di satu sisi kekuasaan tanpa ada sistem aturan maka akan terjadi kompetisi seperti halnya
yang terjadi di alam.

Dari kasus di atas dapat kita pahami dengan kekuasaanya, Djoko Tjandra dan
kongkalingkong dengan para aparat penegak hukum telah membuat kita malu sebagai
bangsa.

Begitu mudah seorang penjahat yang telah dipidana seenaknya bebas melenggang
kemanapun dia mau dan sukses mengorkestrasi mafia hukum di negeri ini.

Sehingga, dengan kekuasaan dan kekayaan yang dia miliki yang seharusnya dia telah
menjadi boronan, dia malah kabur dan bebas kemana saja dia masih bebas menjalankan
bisnisnya di Indonesia dan bahkan membangun Gedung pencakar langit di Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai