Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : ITA RIYANTI SINAGA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856600785

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4109 / PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Kode/Nama UPBJJ : 17 / JAMBI

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban :
1. 1. Saya sepakat bahwa Pancasila pada saat ini memang berada dalam posisi lemah karena
posisi Pancasila di era globalisasi sangat rawan terhadap gangguan. Secara formal,
Pancasila tetap diakui oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai ideologi mereka. Namun di
tataran aplikatif, perilaku masyarakat banyak yang mengalami pergeseran nilai. Secara
tidak langsung pergeseran nilai tersebut membuat masyarakat perlahan-lahan melupakan
Pancasila. Salah satu alasan pancasila masih tetap eksis adalah karena Pancasila digali dari
nilai-nilai yang ada di masyarakat seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan
dan keadilan. Ada atau tidak adanya Pancasila, nilai-nilai tersebut memang sudah ada di
masyarakat sehingga tetap berlaku di masyarakat.
Dengan demikian eksis dan tidaknya Pancasila di era global sangat tergantung dari nilai-
nilai masyarakat. Jika nilai-nilai tersebut tetap tumbuh dan berkembang, maka Pancasila
juga akan terus eksis. Sebaliknya jika nilai tersebut mengalami pergeseran, besar
kemungkinan Pancasila juga akan mengalami pergeseran. Jika globalisasi mampu
menggeser nilai-nilai di masyarakat dan mengganti dengan tatanan nilai yang baru, maka
besar kemungkinan eksistensi Pancasila akan runtuh. Oleh karena itu, perlu adanya
pemahaman nilai-nilai Pancasila sebagai dasar, pandangan hidup, dan ideologi sekaligus
sebagai benteng diri dan filterisasi terhadap nilai-nilai yang masuk sebagai dampak dari
globalisasi.
Sumber Refrensi : https://www.kemhan.go.id/wp-
content/uploads/2017/11/wirawebgabung.pdf
2. Menurut saya ada beberapa faktor yang menyebabkan lemahnya eksistensi nilai-nilai
Pancasila di Indonesia, yaitu :
a. Kurangnya peranan pendidikan agama dalam pembentukan sikap remaja.
Kurangnya pendidikan agama dapat menyebabkan seseorang memiliki kepribadian
yang buruk dan mudah tergoyahkan oleh arus globalisasi.
b. Kurangnya pendidikan Pancasila.
Dengan adanya pendidikan pancasila diharapkan dapat meminimalisir dan menangkal
kemungkaran yang terjadi saat ini. Pendidikan pancasila diharapkan mampu
menghadirkan karakter generasi muda yang tidak hanya cerdas namun juga
berkarakter.
c. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh lingkungan (orangtua,
sekolah maupun masyarakat.
Aktualisasi Pancasila harus dimulai dari berbagai lingkungan pendidikan. Baik dari
keluarga sebagai pendidikan informal, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal,
maupun dalam masyarakat sebagai lembaga pendidikan non-formal. Semua ranah
pendidikan tersebut harus melekat dengan nilai- nilai Pancasila
d. Penyimpangan nilai–nilai Pancasila.
Bangsa Indonesia khususnya generasi muda telah dihadapkan pada dinamika
perkembangan lingkungan strategis yang penuh dilema, tantangan hidup yang
semakin kompleks dan diwarnai dengan fenomena terjadinya degradasi nilai-nilai
luhur bangsa.
e. Efek globalisasi.
Teknologi informasi dapat berdampak positif jika dapat meningkatkan taraf hidup.
Namun juga dapat berdampak negatif, jika seseorang tidak dapat menggunakan
teknologi informasi dengan baik.
Sumber refrensi : https://ppkn.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Maryono.-
STKIP-PGRI-PACITAN..pdf

2. Menurut saya salah satu hal yang menjadi tantangan dalam perwujudan Ketahanan
Nasional di bidang ekonomi adalah persaingan yang semakin ketat. Perekonomian digital
juga membawa persaingan pasar semakin ketat. Berkembangnya e-commerce seolah
menjadi keran masuknya produk-produk dari negara lain ke Indonesia dengan mudah.
Akibatnya, produk-produk lokal pun jika tidak berkembang akan tergerus oleh produk dari
negara lain yang cenderung dijual dengan harga terjangkau.
Contoh:
Membanjirnya produk-produk dari Cina, Singapura, maupun Jepang. Ditambah lagi sat ini
masih minim produk dari UMKM yang masuk dalam ranah e-commerce. Di sinilah
diperlukan adanya sinergi dari pihak pemerintah maupun swasta agar produk lokal ini
dapat bersaing. Baik melalui pembinaan hingga bantuan inovasi supaya di masa
mendatang produk lokal dapat menikmati keuntungan dari adanya investasi digital
ekonomi Indonesia.
Salah satu contoh nyata ancaman dalam perwujudan Ketahanan Nasional di bidang
ekonomi adalah pengangguran. Bayangkan saja ketika banyak orang yang tidak memiliki
pekerjaan atau pengangguran. Banyak orang yang tidak memiliki penghasilan untuk
mencukupi kebutuhan setiap hari. Daya beli masyarakat rendah. Ini secara tidak langsung
akan mengurangi tingkat produksi. Ekonomi negara pun akan turun.
Contoh hambatan dalam perwujudan Ketahanan Nasional di bidang ekonomi adalah
Korupsi karena korupsi tidak hanya mencuri uang negara tapi juga menghancurkan dan
menghambat ekonomi sebuah negara. Apalagi jika uang yang dikorupsi diinvestasikan ke
luar negeri. Jelas ini akan sangat berimbas pada ekonomi dalam negeri.
Contoh gangguan dalam perwujudan Ketahanan Nasional di bidang ekonomi adalah
Impor barang secara berlebihan yang membuat stok barang menjadi lebih. Impor barang
yang berlebihan dikarenakan gaya hidup rakyat yang konsumtif dan masih bergantung
pada negara maju. Maka dari itu, ada beberapa cara untuk mengatasi ancaman tersebut
dengan meningkatkan produksi dalam negeri, membuat aturan impor secara lebih ketat,
meningkatkan aktivitas ekspor hingga menjaga hubungan baik antar satu negara dan
negara lainnya.
Sumber refrensi : https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/5-
tantangan-digital-ekonomi-di-indonesia
https://blog.klikcair.com/contoh-ancaman-di-bidang-ekonomi/
https://spada.uns.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=115403
3. 1. Berikut adalah dua faktor penyebab rendahnya tingkat partisipasi publik dalam politik
tersebut :
a. Pemilihan umum (Pilkada, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden) tidak lagi dipandang
rakyat pemilih sebagai sesuatu yang prioritas atau sangat diperlukan dalam
membangun kehidupannya sehari-hari.
b. Pemilih mulai jenuh dengan proses demokrasi lima tahunan yang tidak membawa
perubahan bagi kehidupan rakyat.
2. Menurut saya dua upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah rendahnya
partisipasi publik dalam politik tersebut sehingga kondisi Ketahanan Nasional Indonesia
dalam bidang politik bisa semakin kuat yaitu :
a. Dengan cara melaksanakan sosialisasi pemilu dengan lebih baik dan sistematis,
meningkatkan pendidikan politik masyarakat, memperkenalkan calon pemimpin yang
bisa mereka pilih dengan lebih baik lagi.
b. Membangun kepercayaan masyarakat akan dunia politik dengan memperbaiki kinerja
pemerintahan, membuat kebijakan politis yang pro rakyat dan lain sebagainya.
Sumber referensi :
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/12/08/08/m8f8uk-inilah-3-
penyebab-rendahnya-partisipasi-politik

4. 1. Berdasarkan ilustrasi tersebut yang menjadi faktor penyebab kurangnya kesadaran


masyarakat di dalam usaha pembelaan negara, yaitu :
a. Minimnya pengetahuan warga negara akan sejarah kemerdekaan Bangsa Indonesia.
b. Arus Globalisasi yang semakin tidak terbendung dimana akibat arus globalisasi ini
menjadikan warga Indonesia seakan-akan kehilangan jati diri bangsa mereka. Warga
Indonesia masih terlalu berpatokan kepada kebudayaan luar, sehingga menjadikan
sosial budaya asli Indonesia semakin lama semakin rendah.
2. Menurut saya salah satu solusi untuk agar usaha bela negara sebagai perwujudan
Ketahanan Nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan tersebut dapat dipahami
dan dilakukan oleh masyarakat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab adalah
membangun sejarah bangsa Indonesia kembali, memfilter seketat mungkin arus
globalisasi yang tidak sesuai dengan norma dan pancasila bangsa Indonesia, menjadi
kunci mempertahankan kesadaran sikap Bela Negara.
Sumber refrensi : https://unnes.ac.id/pakar/bela-negara-haruskah

5. Menurut pendapat saya salah satu strategi yang tepat bagi upaya pembinaan Ketahanan
Nasional di kalangan generasi milenial Indonesia ini adalah dengan cara menanamka
pengetahuan pendidikan kewarganegaraan sejak dini. Berdasarkan Pasal 7 Ayat 1 dan 2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dijelaskan
bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat
pendidikan dasar, menengah, dan tingkat pendidikan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan
dapat memupuk jiwa patriotik, rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, kesetiakawanan
sosial, kesadaran akan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dan sikap menghargai jasa para
pahlawan. Pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman, analisis, dan
menjawab masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa, dan negara secara
berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan sejarah nasional.
Sumber refrensi : https://lilisrinasanti.smk2pekalongan.sch.id/read/12/membangkitkan-
kesadaran-warga-negara-untuk-bela-negara

Anda mungkin juga menyukai