Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Oktaviani Rini

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 045273511

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4109/Pendidikan Kewarganegaraan

Kode/Nama UPBJJ : 80/Makassar

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1 Jawaban :
1. Saya sepakat dengan pendapat bahwa Pancasila pada saat ini memang berada
dalam posisi lemah karena tingkat kesadaran masyarakat masih kurang, dan faktor
eksternal kurangnya kontrol, dan kurangnya panutan di dalam masyarakat.
Serta banyaknya tantangan penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari :
- Munculnya paham atau pemikiran baru yang bertentangan dengan nilai-nilai dan
ideologi Pancasila.
- Masuknya budaya asing yang mengikis budaya asli Indonesia.
- Masuknya kebiasaan dan informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
globalisasi bisa saja mengancam eksistensi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
dan pedoman hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Menurut pendapat saya, faktor yang menyebabkan lemahnya eksistensi nilai-nilai


Pancasila di Indonesia adalah kurangnya peranan pendidikan agama dalam
pembentukan sikap remaja, kurangnya pendidikan Pancasila, kurang efektifnya
pembinaan moral yang dilakukan oleh lingkungan (orang tua, sekolah maupun
masyarakat, dan penyimpangan nilai–nilai Pancasila.

2. Jawaban : Berdasarkan pengertian tersebut, contoh yang termasuk di dalam


tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan dalam perwujudan Ketahanan
Nasional di bidang ekonomi!
Jawaban :
• Dari segi Tantangan: Perkembangan teknologi.
• Dari segi Ancaman: Kekerasan di institusi pendidikan seperti tauran.
• Dari segi Hambatan: Ada beberapa masalah yang bisa kita lihat seperti,
Perkembangan ilmu dan Teknologi yang sangat pesat.
• Dari segi Gangguan: Kurangnya batasan peraturan dan pengenaan batas aturan
yang tidak jelas sering mengakibatkan siswa mencoba untuk memperpanjang
batas-batas peraturan tersebut.
3. Jawaban :
1. 2 Faktor penyebab rendahnya tingkat partisipasi public dalam politik tersebut.
- Faktor pertama penyebab rendahnya partisipasi politik dalam setiap
momentum pemilu karena adanya pemahaman bahwa memilih adalah sebuah
hak dan bukan kewajiban. Karena memilih bukan sebuah hak maka bisa
digunakan dan bisa juga tidak digunakan karena tidak ada konsekuensi
hukum dan moral politik bagi mereka yang tidak memilih.
- Faktor kedua adalah masyarakat terjebak dalam rutinitas ekonomi membuat
pilihan politik bukan menjadi prioritas sehingga mempengaruhi cara pandang mereka
terhadap politik. .
2. Dua upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah rendahnya
partisipasi publik dalam politik tersebut sehingga kondisi Ketahanan Nasional Indonesia
dalam bidang politik bisa semakin kuat yaitu :
• Memperkuat narasi solidaritas sosial, gotong royong, dan empati masyarakat
Narasi solidaritas sosial, gotong royong, dan empati harus terus digabungkan oleh
pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Narasi tersebut dapat dilakukan melalui
praktik baik yang dilakukan oleh masyarakat dalam penanganan Covid-19, seperti
konsep mengembangkan ketahanan masyarakat seperti yang dilakukan di Desa
Panggung Harjo, Bantul.
Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan akademi, para ahli, dan masyarakat dalam
menciptakan inovasi terkait penanganan Covid-19.
• Membangun ruang untuk mengelola partisipasi masyarakat di tingkat Pusat dan
Daerah.
Idealnya partisipasi aktif masyarakat harus bersinergi dengan kebijakan pemerintah.
Untuk itu, pemerintah perlu membangun ruang dan menyediakan mekanisme untuk
mengelola partisipasi masyarakat, baik di tingkat pusat maupun daerah. Contohnya
adalah merekrut relawan untuk tenaga medis, penjaga ODP dan PDP, serta menjadi
motivator bagi kelompok berisiko.

4. Berdasarkan ilustrasi di atas, jawablah pertanyaan berikut.


Jawaban :
1. dua faktor yang menjadi penyebab kurangnya kesadaran masyarakat di dalam usaha
pembelaan negara yaitu :
• penyebab kurangnya kesadaran bela negara dalam konteks pertahanan dan
keamanan dapat dipengaruhi oleh faktor dari rendahnya kesadaran pendidikan
kewarganegaraan dalam hal nasionalisme dan patriotisme. seseorang tersebut
sudah terpengaruh oleh faktor penyebab budaya asing.
• Sangat banyak alasan mengapa masih banyak warga negara yang memiliki
tingkat kesadaran bela negara yang rendah, diantaranya seperti minimnya
pengetahuan warga negara akan sejarah kemerdekaan Bangsa Indonesia,
kurangnya sosialisasi oleh guru maupun pemerintah terhadap warga Indonesia,
arus Globalisasi yang semakin tidak terkendali.
2. satu solusi yang dapat saya berikan agar usaha bela negara sebagai perwujudan
Ketahanan Nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan tersebut dapat
dipahami dan dilakukan oleh masyarakat dengan penuh kesadaran dan tanggung
jawab yaitu pengamalan nilai nilai Pancasila, sanggup dan rela berkorban untuk
kepentingan negara serta bangsa apabila diperlukan. Mengembangkan rasa cinta
kepada tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Mengembangkan sikap saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan
masing-masing. Mendukung seseorang merayakan hari besar keagamaannya.
Menjaga ketenangan lingkungan saat seseorang beribadah.

5. Berdasarkan latar belakang tersebut, pendapat saya tentang satu strategi yang
tepat bagi upaya pembinaan Ketahanan Nasional di kalangan generasi milenial
Indonesia ini!
Jawaban :
pendapat saya tentang satu strategi yang tepat bagi upaya pembinaan Ketahanan
Nasional di kalangan generasi milenial Indonesia ini yaitu dengan menggunakan
teknologi informasi yang semakin berkembang di zaman sekarang yang sangat akrab
dengan generasi millennial untuk lebih dekat dengan generasi tersebut untuk menjaga
ketertiban dan keamanan dimanapun berada. Tidak membeda-bedakan etnis, ras, suku,
dan budaya. Menjaga dan mencintai alam.
selektif dalam membaca atau menerima berita dan tidak terlalu terpengaruh dengan
berita disosmed, bisa menyaring budaya yang masuk, mencintai dan membeli produk
Indonesia, menjaga ketertiban dan keamanan dimanapun berada, tidak membeda-
bedakan etnis, ras, suku, dan budaya, menjaga dan mencintai alam., menjaga
kesehatan baik diri sendiri maupun orang lain, bijak dalam menggunakan teknologi dan
media sosial.

Anda mungkin juga menyukai