Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4210/ Hukum Lingkungan
Kode/Nama UPBJJ : 11/ Banda Aceh
Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA PENGARUH ILLEGAL LOGGING TERHADAP HUTAN
1. Kronologi kasus pencemaran/kerusakan lingkungan.
Indonesia memiliki hutan yang kaya akan keragaman jenis populasi di dalamnya, namun seiring dengan berjalannya waktu Indonesia menjadi hutan yang paling terancam di dunia. Terkikisnya hutan karena benebangan liar menjadikan faktor utama yang diperkirakan 70-75 persen dari kayu yang dipanen ditebang secara liar. Dari perspektif ekonomi, penebangan liar telah mengurangi pendapatan dan devisa Negara serta diperkirakan kerugian Negara mencapai 30 triliyun pertahun. Dilain sisi penebangan liar tersebut dapat mengakibatkan kurangnya resapan air yang dapat mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor. Kawasan hutan merupakan sumber daya alam yang terbuka, sehingga akses masyarakat untuk masuk memanfaatkannya sangat besar, kondisi tersebut sangat memicu permasalahan dalam pengelolaan hutan. Untuk itu dalam kedudukannya hutan sebagai salah satu penentu sistem penyangga kehidupan harus dijaga kelestariannya. Sebagaiman telah diatur dalam Undang Undang Dasar(UUD) 1945 yang terdapat pada Pasal 33 ayat (3) yang berbunyi:”Bumi,air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Kemakmuran tersebut haruslah dapat dinikmati baik oleh generasi sekarang maupun generasi mendatang. Oleh sebab itu, seluruh masyarakat yang ada wajib untuk menjaga hutan dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, agar tidak terjadi perusakan hutan, salah satu bentuk perusan hutan disini adalah pembalakan liar. Pembalakan liar dapat di artikan juga sebagai penebangan hutan secara liar, sebagaimana diatur dalam UU.No 18 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 4 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, bahwa pembalakan hutan adalah: semua kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu secara tidak sah yang terorganisasi. Namun, secara faktual pengelolaan hutan yang tidak baik telah melahirkan dampak negatif atas pengelolaan hutan yang eksploitatif dan tidak berpihak pada kepentingan rakyat, yang pada akhirnya menyisakan banyak persoalan, diantaranya tingkat kerusakan hutan yang sangat menghawatirkan. Sedemikian besarnya faedah hutan bagi manusia, sehingga apabila terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh penebangan liar, pembakaran dan lain sebagainya maka akan menimbulkan dampak yang kurang baik dalam tatanan hidup manusia.
2. Penyebab pencemaran/kerusakan lingkungan dihubungkan dengan
otonomi daerah. Salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan adalah karena berbagai alasan keuntungan ekonomi dalam jangka pendek. Hutan ditebang untuk membuka lahan yaitu menanam sebuah tanaman, membangun pertanian, dan juga perternakan. Jika membangun sebuah lahan perternakan juga akan membutuhkan lahan yang sangat luas. Salah satu fungsi hutan mampu menyerap dengan cepat dan menyimpan air dalam jumlah yang banyak pada saat hujan lebat. Namun pada saat terjadi penebangan hutan, sehingga membuat aliran air terganggu sehingga air menggenang dan akan terjadi banjir yang akan mengalir ke pemukiman penduduk. Penyebab kerusakan hutan selanjutnya adalah penebagan hutan secara liar dengan disengaja. Tentunya sama dengan pembabatan hutan, penebangan hutan secara liar ini artinya menebang pepohonan yang ada di hutan dengan tanpa ijin dari petugas atau pemerintah. Penebangan hutan secara liar ini adalah kemauan manusia sendiri. Dan penebangan hutan secara liar yang menyebabkan kerusakan pada hutan ini adalah yang disengaja. Karena penebangan yang disengaja biasanya akan menyebabkan kecanduan sehingga akan melakukan penebangan secara berulang- ulang dan menyebabkan banyak pohon yang mati. Penebangan hutan secara liar ini jelas terjadi akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Meskipun penebangan hutan ini kelihatannya tidak menimbulkan dampak yang serius secara langsung, Namun apabila banyak orang yang melakukan penebangan hutan ini maka pada akhirnya juga akan menimbulkan dampak yang luar biasa hebat. Tidak hanya itu Kerugian negara yang timbul akibat penebangan liar adalah dengan berkurangnya pendapatan negara, karena kegiatan penebangan liar yakni menebang kayu tanpa izin, mengangkut dan menjual yang ironisnya tidak dilaporkan kepada pemerintah terkait dalam hal ini pemerintah daerah. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 telah mengatur bahwa pemerintah daerah memiliki kewenangan dalam hal mengatur dan mengelola sektor kehutanan, tetapi pada kenyataannya pemerintah daerah kurang maksimal dalam upaya mengatur sektor kehutanan yang dimaksud yakni dengan masih adanya kasus penebangan liar yang justru kasusnya tidak diproses, dan yang lebih parah ada oknum pemerintah daerah yang ikut terlibat dalam kegiatan pembalakan liar.
3. Tanggung jawab pemerintah (pusat dan daerah) dalam hal
pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan kehutanan di Indonesia selain menjadi tanggung jawab dari pemerintah pusat, juga menjadi tanggung-jawab pemerintah daerah sebagai wujud pelaksanaan sistem desentralisasi. Pasal 1 ayat (7) Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah disebutkan bahwa; desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Meliput berita dari kompas.com bahwa sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah daerah maupun pusat dalam mempercepat pemberantasan penebangan secara liar pemerintah mengeluarkan Inpres No 4 Tahun 2005 tentang Pemberantasan Penebangan Kayu Secara Illegal di Kawasan Hutan dan Peredarannya di Seluruh Wilayah RI. Dimana melakukan pemberantasan penebangan liar secara tegas dan tanpa pilih kasih terhadap semua pelaku illegal logging seperti yang diamanatkan dalam Inpres No 4 Tahun 2005, menuntut pemerintah untuk membersihkan aparatur negara dan penegak hukum yang terlibat dalam penebangan liar dan memberikan sanksi yang seberat-beratnya, menuntut kepada departemen terkait untuk mencabut izin konsesi dan izin usaha perusahaan yang terbukti melakukan praktek ilegal serta mengajak masyarakat untuk memantau praktek-praktek pembalakan liar serta melaporkan kepada aparat penegak hukum, media massa dan pihak terkait lainnya. dengan adanya tindakan tegas dari pemerintah diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku yang menebang hutan secara liar yang tidak hanya dapat merugikan negara tetapi dapat merusak lingkungan sekitar.
4. Peran Serta Masyarakat.
Selain pemerintah,masyarakat juga harus berperan aktif dalam melakukan pelestarian dan penghijauan hutan kembali (reboisasi). Tanpa peran serta dan dukungan masyarakat maka kelestarian hutan juga tidak dapat dikendalikan. Dengan menanam kan kesadaran betapa pentingnya hutan dimana hutan sebagai paru-paru dunia dan bumi ini bergantung pada hutan sebagai penjaga suhu bumi agar tetap stabil (global warming). jika hutan ini habis maka suhu bumi tidak stabil sehingga kerusaka ekosistem yang lain akan susul- menyusul. Masyarakat harus tahu hal itu dan sejak dini anak-anak dan remaja harus didik untuk sadar lingkungan dan kelestarian hutan. Orang tua dan guru harus terus mengkampanyekan pentingnya hutan agar tertanam dalam bawah sadar mereka bahwa kerusakan hutan akan juga merusak kelangsungan hidup manusia. Jika kesadaran itu sudah tumbuh maka, masyarakat akan saling bekerja sama menjaga kelestarian hutan dan segera melapor atau mencegah dengan sendirinya jika ada orang-orang yang hendak merusak atau menebang pohon- pohon di hutan di sekitar mereka. Dalam Mengenai peran serta masyarakat dalam pemberantasan penebangan liar (illegal logging) diatur dalam beberapa peraturan perundang- undangan. Kesadaran hukum masyarakat juga sangat diutamakan guna menunjang atau ikut berpartisipasi dalam pemberantasan penebangan hutan secara liar dan upaya mendorong tercapainya hutan lestari. 5. Kesimpulan. Penebangan hutan secara liar merupakan salah satu kasus di sektor kehutanan Indonesia yang tidak bisa diremehkan, mengingat dampak negatif yang ditimbulkannya baik secara langsung maupun tidak langsung cukup bersifat signifikan di kehidupan masyarakat sehari-hari. Penebangan hutan secara liar merupakan gejala yang muncul akibat berbagai permasalahan yang sangat kompleks melibatkan banyak pihak dari berbagai lapisan. Ditambah lagi, bila praktek ini tetap dilakukan dengan itensitas yang tinggi, akan mengancam kehidupan anak cucu kita di masa mendatang. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian yang intensif dan kooperasi yang solid antar berbagai pihak.