Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Agus Fahmil

Nomor Induk Mahasiswa / NIM : 040024847

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4210/ Hukum Lingkungan

Kode/Nama UPBJJ : 11/ Banda Aceh

Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
PENGARUH ILLEGAL LOGGING TERHADAP HUTAN

1. Kronologi kasus pencemaran/kerusakan lingkungan.


Indonesia memiliki hutan yang kaya akan keragaman jenis populasi di
dalamnya, namun seiring dengan berjalannya waktu Indonesia menjadi hutan
yang paling terancam di dunia. Terkikisnya hutan karena benebangan liar
menjadikan faktor utama yang diperkirakan 70-75 persen dari kayu yang
dipanen ditebang secara liar. Dari perspektif ekonomi, penebangan liar telah
mengurangi pendapatan dan devisa Negara serta diperkirakan kerugian
Negara mencapai 30 triliyun pertahun. Dilain sisi penebangan liar tersebut
dapat mengakibatkan kurangnya resapan air yang dapat mengakibatkan
bencana banjir dan tanah longsor.
Kawasan hutan merupakan sumber daya alam yang terbuka, sehingga
akses masyarakat untuk masuk memanfaatkannya sangat besar, kondisi
tersebut sangat memicu permasalahan dalam pengelolaan hutan. Untuk itu
dalam kedudukannya hutan sebagai salah satu penentu sistem penyangga
kehidupan harus dijaga kelestariannya. Sebagaiman telah diatur dalam
Undang Undang Dasar(UUD) 1945 yang terdapat pada Pasal 33 ayat (3) yang
berbunyi:”Bumi,air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Kemakmuran tersebut haruslah dapat dinikmati baik oleh generasi sekarang
maupun generasi mendatang.
Oleh sebab itu, seluruh masyarakat yang ada wajib untuk menjaga hutan
dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, agar tidak terjadi
perusakan hutan, salah satu bentuk perusan hutan disini adalah pembalakan
liar. Pembalakan liar dapat di artikan juga sebagai penebangan hutan secara
liar, sebagaimana diatur dalam UU.No 18 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 4 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, bahwa pembalakan hutan
adalah: semua kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu secara tidak sah yang
terorganisasi. Namun, secara faktual pengelolaan hutan yang tidak baik telah
melahirkan dampak negatif atas pengelolaan hutan yang eksploitatif dan tidak
berpihak pada kepentingan rakyat, yang pada akhirnya menyisakan banyak
persoalan, diantaranya tingkat kerusakan hutan yang sangat menghawatirkan.
Sedemikian besarnya faedah hutan bagi manusia, sehingga apabila terjadi
kerusakan yang diakibatkan oleh penebangan liar, pembakaran dan lain
sebagainya maka akan menimbulkan dampak yang kurang baik dalam tatanan
hidup manusia.

2. Penyebab pencemaran/kerusakan lingkungan dihubungkan dengan


otonomi daerah.
Salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan adalah karena
berbagai alasan keuntungan ekonomi dalam jangka pendek. Hutan ditebang
untuk membuka lahan yaitu menanam sebuah tanaman, membangun
pertanian, dan juga perternakan. Jika membangun sebuah lahan perternakan
juga akan membutuhkan lahan yang sangat luas. Salah satu fungsi hutan
mampu menyerap dengan cepat dan menyimpan air dalam jumlah yang
banyak pada saat hujan lebat. Namun pada saat terjadi penebangan hutan,
sehingga membuat aliran air terganggu sehingga air menggenang dan akan
terjadi banjir yang akan mengalir ke pemukiman penduduk.
Penyebab kerusakan hutan selanjutnya adalah penebagan hutan secara liar
dengan disengaja. Tentunya sama dengan pembabatan hutan, penebangan
hutan secara liar ini artinya menebang pepohonan yang ada di hutan dengan
tanpa ijin dari petugas atau pemerintah. Penebangan hutan secara liar ini
adalah kemauan manusia sendiri. Dan penebangan hutan secara liar yang
menyebabkan kerusakan pada hutan ini adalah yang disengaja. Karena
penebangan yang disengaja biasanya akan menyebabkan kecanduan sehingga
akan melakukan penebangan secara berulang- ulang dan menyebabkan
banyak pohon yang mati. Penebangan hutan secara liar ini jelas terjadi akibat
ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Meskipun penebangan hutan ini
kelihatannya tidak menimbulkan dampak yang serius secara langsung,
Namun apabila banyak orang yang melakukan penebangan hutan ini maka
pada akhirnya juga akan menimbulkan dampak yang luar biasa hebat. Tidak
hanya itu Kerugian negara yang timbul akibat penebangan liar adalah dengan
berkurangnya pendapatan negara, karena kegiatan penebangan liar yakni
menebang kayu tanpa izin, mengangkut dan menjual yang ironisnya tidak
dilaporkan kepada pemerintah terkait dalam hal ini pemerintah daerah.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 telah mengatur bahwa pemerintah daerah memiliki kewenangan
dalam hal mengatur dan mengelola sektor kehutanan, tetapi pada
kenyataannya pemerintah daerah kurang maksimal dalam upaya mengatur
sektor kehutanan yang dimaksud yakni dengan masih adanya kasus
penebangan liar yang justru kasusnya tidak diproses, dan yang lebih parah
ada oknum pemerintah daerah yang ikut terlibat dalam kegiatan pembalakan
liar.

3. Tanggung jawab pemerintah (pusat dan daerah) dalam hal


pembangunan berkelanjutan.
Pengelolaan kehutanan di Indonesia selain menjadi tanggung jawab
dari pemerintah pusat, juga menjadi tanggung-jawab pemerintah daerah
sebagai wujud pelaksanaan sistem desentralisasi. Pasal 1 ayat (7) Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah disebutkan bahwa;
desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh Pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Meliput berita dari kompas.com bahwa sebagai bentuk tanggung
jawab pemerintah daerah maupun pusat dalam mempercepat pemberantasan
penebangan secara liar pemerintah mengeluarkan Inpres No 4 Tahun 2005
tentang Pemberantasan Penebangan Kayu Secara Illegal di Kawasan Hutan
dan Peredarannya di Seluruh Wilayah RI. Dimana melakukan pemberantasan
penebangan liar secara tegas dan tanpa pilih kasih terhadap semua pelaku
illegal logging seperti yang diamanatkan dalam Inpres No 4 Tahun 2005,
menuntut pemerintah untuk membersihkan aparatur negara dan penegak
hukum yang terlibat dalam penebangan liar dan memberikan sanksi yang
seberat-beratnya, menuntut kepada departemen terkait untuk mencabut izin
konsesi dan izin usaha perusahaan yang terbukti melakukan praktek ilegal
serta mengajak masyarakat untuk memantau praktek-praktek pembalakan liar
serta melaporkan kepada aparat penegak hukum, media massa dan pihak
terkait lainnya. dengan adanya tindakan tegas dari pemerintah diharapkan
dapat memberikan efek jera bagi pelaku yang menebang hutan secara liar
yang tidak hanya dapat merugikan negara tetapi dapat merusak lingkungan
sekitar.

4. Peran Serta Masyarakat.


Selain pemerintah,masyarakat juga harus berperan aktif dalam melakukan
pelestarian dan penghijauan hutan kembali (reboisasi). Tanpa peran serta dan
dukungan masyarakat maka kelestarian hutan juga tidak dapat dikendalikan.
Dengan menanam kan kesadaran betapa pentingnya hutan dimana hutan
sebagai paru-paru dunia dan bumi ini bergantung pada hutan sebagai penjaga
suhu bumi agar tetap stabil (global warming). jika hutan ini habis maka suhu
bumi tidak stabil sehingga kerusaka ekosistem yang lain akan susul-
menyusul. Masyarakat harus tahu hal itu dan sejak dini anak-anak dan remaja
harus didik untuk sadar lingkungan dan kelestarian hutan. Orang tua dan guru
harus terus mengkampanyekan pentingnya hutan agar tertanam dalam bawah
sadar mereka bahwa kerusakan hutan akan juga merusak kelangsungan hidup
manusia.
Jika kesadaran itu sudah tumbuh maka, masyarakat akan saling bekerja
sama menjaga kelestarian hutan dan segera melapor atau mencegah dengan
sendirinya jika ada orang-orang yang hendak merusak atau menebang pohon-
pohon di hutan di sekitar mereka.
Dalam Mengenai peran serta masyarakat dalam pemberantasan
penebangan liar (illegal logging) diatur dalam beberapa peraturan perundang-
undangan. Kesadaran hukum masyarakat juga sangat diutamakan guna
menunjang atau ikut berpartisipasi dalam pemberantasan penebangan hutan
secara liar dan upaya mendorong tercapainya hutan lestari.
5. Kesimpulan.
Penebangan hutan secara liar merupakan salah satu kasus di sektor
kehutanan Indonesia yang tidak bisa diremehkan, mengingat dampak negatif
yang ditimbulkannya baik secara langsung maupun tidak langsung cukup
bersifat signifikan di kehidupan masyarakat sehari-hari. Penebangan hutan
secara liar merupakan gejala yang muncul akibat berbagai permasalahan yang
sangat kompleks melibatkan banyak pihak dari berbagai lapisan. Ditambah
lagi, bila praktek ini tetap dilakukan dengan itensitas yang tinggi, akan
mengancam kehidupan anak cucu kita di masa mendatang. Oleh karena itu,
perlu adanya perhatian yang intensif dan kooperasi yang solid antar berbagai
pihak.

Anda mungkin juga menyukai