Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
Kejujuran Akademik
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Sanggau, 22 Desember 2021
Karena dalam BUMN Persero terdapat kepemilikan saham oleh negara, perlu
diketahui, pemegang saham PT tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan
yang dibuat atas nama PT dan tidak bertanggung jawab atas kerugian PT melebihi
saham yang dimiliki. Namun, ketentuan ini tidak berlaku jika:
-persyaratan PT sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;
-pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan
iktikad buruk memanfaatkan PT untuk kepentingan pribadi;
-pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh PT; atau
-pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara
melawan hukum menggunakan kekayaan PT, yang mengakibatkan kekayaan PT
menjadi tidak cukup untuk melunasi utang PT.
B. Ya, Karena dalam BUMN Persero terdapat kepemilikan saham oleh negara, perlu
diketahui, pemegang saham PT tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan
yang dibuat atas nama PT dan tidak bertanggung jawab atas kerugian PT melebihi
saham yang dimiliki.
2. A. Doktrin pengurusan yang beritikad baik (business judgement rule) adalah doktrin
yang memberikan perlindungan kepada direksi yang beritikad bai katas kerugian
perseroan, sepanjang direksi bertindak dengan itikad baik dan tindakan tersebut
semata-mata untuk kepentingan perseroan tetapi ternyata perseroan tetap menderita
kerugian, tidak serta merta kerugian tersebut menjadi beban tanggung jawab pribadi
direksi. Karena direksi tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban aras kerugian
perseroan jika direksi dalam melakukan tindakan telah memenuhi segala kewajiban
dan prinsip-prinsip GCG. Apabila semua kewajiban dan prinsip-prinsip GCG telah
dipenuhi, maka direksi dikategorikan beritikad baik, dan tidak bisa dinyatakan
bersalah. Dalam konteks ini, maka kerugian yang terjadi adalah kerugian bisnis yang
normal atau wajar dan dikarenakan perseroanlah yang bertanggung jawab. Tidak ada
orang yang bisa dihukum jika tidak ada kesalahan pada dirinya. Tanggung jawab
direksi telag diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan
terbatas yaitu direksi bertanggungjawab atas pengurusan perseroan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 92 ayat (1). Pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
wajib dilaksanakan setiap anggota direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung
jawab. Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian
perseroan, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku secara
tanggung renteng bagi setiap anggota direksi. Di Indonesia doktrin ini dapat di lihar
pada pasal 97 ayat (5) UUPT.
B. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, maka
mulailah hukum Indonesia mengakui doktrin piercing the corporate veilini sampai
batas-batas tertentu, yang diarahkan kepada pihak pemegang saham, direksi, bahkan
dalam hal yang sangat khusus juga terhadap dewan komisaris dari suatu perseroan
terbatas. Dalam menyelenggarakan tugas perseroan dan tindakan hukum, direksi
harus pula berpedoman pada ketentuan undang-undang dan prinsip hukum yang ada.
Artinya, apabila menyalahi wewenang dari yang ditentukan, maka secara internal dan
ekstemal, direksi harus dapat mempertanggungjawabkannya. Direksi bertanggung
jawab atas pengurusan Perseroan dengan itikad baik. Tanggung jawab direksi melekat
penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan, apabila anggota direksi yang
bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Agar terhindar dari
masalah dokumen keuangan Perseroan dan dokumen Perseroan lainnya disimpan di
tempat kedudukan Perseroan. Atas permohonan tertulis dari pemegang saham, direksi
dapat memberi izin kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang
saham, daftar khusus, risalah RUPS serta mendapat salinan risalah RUPS dan salinan
laporan tahunan. Anggota direksi juga wajib melaporkan kepada PT mengenai saham
yang dimiliki anggota direksi dan/atau keluarganya dalam Perseroan dan Perseroan
lain untuk dicatat dalam daftar khusus. Anggota direksi yang tidak melaksanakan
kewajiban ini dan menimbulkan kerugian bagi Perseroan, bertanggung jawab secara
pribadi atas kerugian Perseroan tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 101 UUPT.