Anda di halaman 1dari 3

Berikan tanggapan anda dari hasil pemikiran dan analisis sendiri dengan

berpedoman pada Modul 5 HKUM4303 dan Buku Referensi lain yang


relevan. DILARANG: menyalin jawaban teman, Copy paste dari
Internet/sumber lain.  Berikan Argumentasi Anda dan perkuat dengan dasar
hukum dan sumber referensi yang valid. Tuliskan sumber referensi yang
Anda gunakan. Jangan asal copy paste, parafrasekan dengan baik
menggunakan bahasa Anda sendiri. Apabila terdapat jawaban yang sama
dan hasil copy paste, maka diberikan nilai 0.

Kasus :

OJK: Kurangnya GCG Jadi Penyebab Maraknya Kasus Asuransi

(MARKET : Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia - 27 April 2021 17:35)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan


maraknya berbagai kasus di perusahaan asuransi belakangan ini disebabkan
karena beberapa perusahaan tidak menjalankan tata kelola perusahaan (good
corporate governance) dengan baik. Direktur Pengawasan Asuransi Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) Supriyono menjelaskan, regulator sangat menekankan
pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik karena ini menjadi
tonggak yang penting bagi perusahaan menjalankan bisnis.

Hal ini diperkuat dengan peraturan OJK sejak tahun 2014 mengenai pentingnya
implementasi GCG ini dan kemudian diperbarui pada 2016 dan terakhir di 2019.
"Banyaknya kasus memang sebagian besar kurangnya penerapan GCG di
perusahaan. Kalau pakai metafora, GCG seperti akar yang tidak kelihatan dari
luar, tapi kelihatan buah dan daunnya. Kalau akarnya kuat, pohonnya akan
survive," kata Supriyono, dalam webinar, Selasa (27/4/2021).

Meski dia mengakui, banyak perusahaan asuransi yang mengalami gagal bayar
akibat pandemi Covid-19. Namun, apabila perusahaan tersebut memiliki akar
yang kuat, dalam hal GCG yang baik, perusahaan masih dapat bertahan dan
menghasilkan berbagai produk asuransi yang berkualitas. "Pandemi Covid-19 ini
menjadi bukti, hanya perusahaan yang memiliki GCG dengan implementasi
bagus yang mampu bertahan. Kita pun perlu meninjau ulang isu-isu
fundamental, apa saja yang masih bolong-bolong untuk kita improve lagi,"
ujarnya.

Lebih lanjut, dijelaskan Supriyono, penerapan GCG ini perlu komitmen berbagai
pemangku kepentingan. Salah satu yang ditekannya ialah peran komisaris dan
direksi yang harus lebih berfungsi lebih optimal lagi. Selain itu, berbagai aspek
juga harus diperkuat seperti manajemen risiko, pengendalian internal, hingga
berbagai rencana strategis perusahaan ke depan. (dob/dob)

Sumber :
https://www.cnbcindonesia.com/market/20210427160814-17-241286/ojk-
kurangnya-gcg-jadi-penyebab-maraknya-kasus-asuransi

Soal :

Melihat berita tersebut di atas, dapat dilihat bahwa setiap perusahaan dewasa ini
diwajibkan, tidak lagi diharapkan, untuk menerapkan tata kelola perusahaan
yang baik (good corporate governance) dalam menjalankan perusahaannya.

1. Menurut Anda, apa yang menjadi latar belakang timbulnya corporate


governance?
2. Sebetulnya apa yang dimaksud dengan tata kelola perusahaan yang baik,
dan mengapa setiap perusahaan diwajibkan untuk menerapkan good
corporate governance?

Berikan Argumentasi Anda dan perkuat dengan dasar hukum dan sumber
referensi yang valid. Tuliskan sumber referensi yang Anda gunakan. Jangan asal
copy paste, parafrasekan dengan baik menggunakan bahasa Anda sendiri.
Plagiasi akan mengurangi nilai.

Jawab:
1. menurut saya, yang menjadi latar belakang timbulnya Corporate Governance adalah, di
mana pada Tahun 1992 oleh Cadbury Committee dalam laporan mereka di Cadbury
Report yang menyebutkan sebagai “ the system by which organization are directed and
controlled” yang berati suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi. Pada Tahun 1997-1998 di mana terjadi suatu krisis ekonomi
melanda Negara-negara di Asia, di mana kondisi-kondisi obyektif yang relatif sama di
Negara-negara di Asia yang mana memberi kontribusi positif pertumbuhan ekonomi yang
fenomenal, seperti hubungan yang erat antara pemerintah dan pelaku dunia usaha,
konglomerasi dan monopoli, proteksi dan intervensi pasarm telah menjadi penyebab
fundamental rendahnya kinerja dan daya saing perusahaan-perusahaan di Asia tersebut
sehingga tidak mampu menghadapi arus barang impor, ketika era globalisasi dan era
pasar terbuka dimulai.

2. Yang dimaksud dengan tata kelola perusahaan yang baik adalah seperangkat peraturan
yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan, serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan. Terdapat 5 aspek dasar yang mendasari tata kelola perusahaan yang baik
antara lain:
- Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (the Rights of Sharehoders)
- Perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham (the Equitable Treatment of
Sharehoders)
- Peranan stake holders yang terkait dengan perusahaan (the Role of Stakehoders)
- Keterbukaan dan transparansi ( Disclosure and Transparency)
- Akuntabilitas direksi dan dewan komisaris (the Responsibilities of the Board)
Setiap perusahaan diwajibkan untuk menerapkan good corporate governace karena tata
kelola perusahaan yang bertujuan agar hubungan antara pemegang saham, direksi, dan
dewan komisaris harmonis demi tercapainya tujuan organisasi perusahaan.
Tata kelola perusahaan yang baik akan memberikan manfaat pada perusahaan dalam hal:
- Perbaikan dalam komunikasi
- Meminimalkan potensi benturan
- Fokus pada strategi-strategi utama
- Peningkatan produktivitas dan efisiensi
- Kesinambungan manfaat
- Promosi citra korporat
- Peningkatan kepuasan pelanggan
- Perolehan kepercayaan investor
- Lebih mudah memperoleh modal
- Biaya modal (cost of capital) yang lebih rendah
- Memperbaiki kinerja usaha
- Mepengaruhi harga saham
- Memperbaiki kinerja ekonomi

Terkait perihal yang mengatur tentang tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia
diatur dalam perundang-undangan, antara lain:
- Undang Undang nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
- Undang Undang Nomor 5 Tahun 1995 Tentang Pasal modal
Di mana dalam kedua perundang undangan di atas tersebut mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan hak dan kewajiban pemegang saham, perlakuan yang setara, serta
perlindungan hukum terhadap pemegang saham, prinsip-prinsip keterbukaan dan
transparansi, hubungan antara organ perusahaan, shareholders dan stakeholders, juga
pertanggung jawabannya.

Pustaka
Suryanti dkk, 2022, Buku Materi Pokok (BMP), “ Hukum Perusahaan”, Tangerang
selatan :Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai