Anda di halaman 1dari 3

Diskusi.

7 HKUM4307
Jumat, 16 September 2022, 01:16
Jumlah balasan: 53
Menurut Anda apakah sudah tepat ‘Perjanjian Internasional yang telah diratifikasi oleh
Pemerintah Republik Indonesia’ dikecualikan dalam aturan hukum persaingan / pasal 50 (f)
UU no 5 tahun 1999? Diskusikan

Jawaban :

PENGECUALIAN DALAM UU NO. 5 TAHUN 1999

Untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan atas ketentuan UU No. 5 Tahun 1999,
berdasarkan ketentuan Pasal 30 ayat (1) ditentukan pula pembentukan KPPU dengan
Keputusan Presiden No. 75 Tahun 1999 tentang Komisi Pengawas Persaingan Usaha. UU
No. 5 Tahun 1999 mengatur beberapa ketentuan antara lain yang berkaitan dengan:

a. Perjanjian yang dilarang;

b. Kegiatan yang dilarang;

c. Posisi dominan; dan

d. Sanksi terhadap pelanggar ketentuan yang diatur.

Salah satu kewenangan dari KPPU adalah mengeluarkan pedoman yang berisikan tentang
bagaimana menyamakan penafsiran dan bagaimana interpretasi KPPU terhadap isi pasal UU
No. 5 Tahun 1999 tersebut.403 KPPU bukan hanya bertindak mengawasi penegakan hukum
saja tetapi juga memastikan pengawasan terhadap pengecualian yang diatur dalam pasal-
pasal UU No. 5 Tahun 1999.

UU No. 5 Tahun 1999 juga memberikan beberapa pengecualian dalam pengaturan


pasalpasalnya. Pengecualian diberikan kepada pelaku usaha tertentu, kegiatan usaha
tertentu serta perjanjian tertentu. Banyak pertimbangan yang dijadikan alasan pemberian
status ini di antaranya yang paling kuat adalah alasan latar belakang philosophis yuridis
berdasarkan Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 di mana dikatakan bahwa: Perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan” dan dalam ayat (4) dinyatakan
bahwa:

“perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip


kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.
Oleh sebab itu, demokrasi ekonomi dalam pemahaman Indonesia adalah berdasarkan pada
perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan di
mana:

1. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara;

2. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat;

3. Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara diperkembangkan sepenuhnya
dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.

Menurut penapat saya sudah tepat, dan dari pemahaman diatas bahwa pasal 50 huruf (f)
sudah jelas UUD 1945 secara tegas sejak awalnya telah menginstruksikan diakui dan harus
dilakukannya proteksi terhadap bidang-bidang usaha atau perekonomian tertentu. Dalam
implementasi pengertian dan pemberian proteksi ini maka Pemerintah Indonesia mengacu
kepada beberapa aspek dalam upaya menegakkan demokrasi ekonomi dengan
menghindarkan hal hal yang dianggap bertentangan dengan sistim perekonomian yang
berorientasi pada Pancasila dan ekonomi kerakyatan, yaitu:

1. Sistem free fight liberalism yang menimbulkan eksploitasi terhadap manusia dengan
hanya mengandalkan tujuan ekonomi;

2. Dominasi negara dan aparatur negara yang mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit
ekonomi di luar sektor negara;

3. Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam
berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang merugikan masyarakat dan bertentangan
dengan citacita keadilan sosial.

Oleh sebab instruksi UUD 1945 yang jelas tersebut maka dengan diberlakukannya UU No. 5
Tahun 1999, pengecualian diberlakukan sebagai bagian dari undang-undang yang
melingkupi berbagai aspek:

1. Pengaturan monopoli alamiah yang dikelola oleh negara

2. Pengecualian terhadap perbuatan atau kegiatan;

3. Pengecualian terhadap perjanjian tertentu;

4. Pengecualian terhadap pelaku usaha tertentu.;


SUMBER : HKUM4307

https://www.kppu.go.id/docs/buku/
FinalTextbookHukumPersainganUsahaKPPU2ndEd_Up20180104.pdf

Anda mungkin juga menyukai