Anda di halaman 1dari 7

Diskusi 5 HKUM4309

Narkotika diatur dengan UU No. 35 tahun 2009, sebelumnya dengan UU No. 22 tahun 1997.
Psikotropika diatur dengan UU No, 5 tahun 1997. Tindak pidana narkotika dan tindak pidana
psikotropika berkaitan dengan penggolongan yang ada dalam kedua UU tersebut 

1. Berikan analisis mengenai dampak sosial penggunakan narkotika dan psikotropika !

Jawaban :

Dampak dari penyalahgunaan Narkotika tidak dapat dianggap sepele, karena sama
halnya dengan Korupsi dimana keduanya sama-sama mengancam kemajuan bangsa
dan keamanan negara. Kasus Narkotika masih menjadi tren atau masih dominan
diantara beberapa kasus kejahatan ataupun pelanggaran lainnya dan itupun hanya
sebatas kasus yang terungkap atau terdata. Sudah bukan rahasia lagi bahwa banyak
kasus Narkotika yang diselesaikan secara “damai” sehingga kasus tersebut tidak
terdata (dark number).

Dari segi fenomena sosial bahwa narkoba merupakan produksi masalah sosial atau
demoralisasi sosial, seperti halnya dapat menyebabkan terjadinya kasus-kasus
kriminalitas antara lain bunuh diri, pemerkosaan, pencurian, pemalsuan,
ketergantungan obat yang menghilangkan daya konsentrasi ingatan dan
meresahkan masyarakat sekitarnya. Kejahatan penyalahgunaan Narkotika dan
prekursor pada umumnya tidak dilakukan perorangan melainkan dilakukan secara
bersama-sama bahkan merupakan sindikat yang terorganisasi, rapi, dan sangat
rahasia atau mempunyai jaringan yang terselubung.

Selain dari itu dapat menyebabkan dalam hubungan keluarga tidak normal, bisa
terjadinya gangguan interelasi dan interaksi sosial, karena interaksi sosial dapat
menimbulkan kontak sosial dan komunikasi sosial. Dalam dimensi sumber daya
manusia (SDM) produktivitas 5  manusia terancam. Demikian juga dalam dimensi
stabilitas negara maka negara dapat mengalami kolaps, karena sumber daya
manusianya hancur.

Sumber : http://portalriset.uin-alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian/publikasi/DRA.
%20HJ.%20RADHIAH%20AP,%20M.Si.pdf
2. Silakan cermati perkembangan tindak pidana narkoba dan upaya pencegahan serta                 
pemberantasan tindak pidana narkotika dan psikotropika saat ini.

  a.  analisis   mengenai  upaya yang dilakukan pemerintah dalam pencegahan dan                         
memberantas tindak pidana             narkotika dan psikotropika di Indonesia apakah                 
sudah   berjalan dengan baik

Jawaban :

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang.

Ini (Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika). Pada perkembangan saat ini, narkotika tidak hanya digunakan dalam
bidang farmasi saja, tetapi sudah terjadi penyalahgunaan narkotika. Hal ini sering kali
ditemukan pada kalangan remaja hingga masyarakat usia dewasa.

Peredaran dan penyalahgunaan Narkoba merupakan salah satu permasalahan nasional yang
dipandang serius oleh pemerintah, karena dapat menyebabkan rusaknya moral bangsa.
Karena itu pemerintah sangat memberikan perhatian terhadap penanganan atas
penyalahgunaan Narkoba. Di negara kita, masalah merebaknya penyalahgunaan narkoba
semakin lama semakin meningkat. Efek domino akibat dari penyalahgunaan narkoba juga
semakin beragam, serta usaha untuk mengatasi penyalahgunaan Narkoba merupakan
langkah yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Penyalah guna adalah orang yang
menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum. Ketika seseorang melakukan
penyalagunaan Narkotika secara terus-menerus, maka orang tersebut akan berada pada
keadaan ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan
Narkotika adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara
terus-menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan
apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala
fisik dan psikis yang khas.
Untuk penanggulangan penyalahgunaan narkoba diperlukan upaya yang terpadu dan
komprenhensif yang meliputi upaya preventif, represif, terapi dan rehabilitasi Penyebab
terjadinya.

penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi satu
sama lain, yaitu: 1) Faktor letak geografi Indonesia; 2) Faktor ekonomi; 3) Faktor
kemudahan memperoleh obat; 4) Faktor keluarga dan masyarakat; 5) Faktor kepribadian;
6) Faktor fisik dari individu yang menyalahgunakannya.

Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

1. Promotif

Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau program
pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para
anggota masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba
sama sekali. Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan
peranan dan kegitanan masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara
nyata sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh
kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Bentuk program yang ditawrkan
antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok
olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya
paling tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh
pemerintah.

2. Preventif

Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini
ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal
narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka
menjadi tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh
pemerintah, juga sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain
termasuk lembaga-lembaga profesional terkait, lembaga swadaya masyarakat,
perkumpulan, organisasi masyarakat dan lainnya.

3. Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini ditujukan
kepada para peakai narkoba.Tujuan dari program ini adalah mebantu mengobati
ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian
narkoba, sekaligus menghentikan peakaian narkoba.Tidak sembarang pihak dapat
mengobati pemakai narkoba ini, hanya dokter yang telah mempelajari narkoba
secara khususlah yang diperbolehkan mengobati dan menyembuhkan pemakai
narkoba ini.Pngobatan ini sangat rumit dan dibutuhkan kesabaran dala
menjalaninya.Kunci keberhasilan pengobatan ini adalah kerjasama yang baik antara
dokter, pasien dan keluarganya.

4. Rehabilitatif

Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang
ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif.
Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa bebas dari penyakit yang ikut
menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba. Kerusakan fisik, kerusakan
mental dan penyakit bawaan macam HIV/AIDS biasanya ikut menghampiri para
pemakai narkoba. 

5. Represif

Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar,
pengedar dan pemakai narkoba secara hukum.Program ini merupakan instansi
peerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi aupun
distribusi narkoba.Selain itu juga berupa penindakan terhadap pemakai yang
melanggar undang-undang tentang narkoba. Instansi yang terkain dengan program
ini antara lain polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan.

Dengan kenyataan ini, sepertinya tidak ada satu sistem atau kelompok pun yang bisa
memberantas dan mencegah sendiri penyalahgunaan narkoba dilingkungannya. Pemerintah
saja tidak dapat mengatasi masalah narkoba tersendiri.Masalah penyalahgunaan narkoba
yang sangat kompleksi ini tetap menuntut penanganan secara komprehensif dan terpadu,
dengan partisipasi aktif dari masyarakat baik secara individu maupun kelompok yang
mempunyai potensi membantu generasi muda mencegah penyalahgunaan narkoba.

Sumber :
http://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/997-pencegahan-
penyalahgunaan-narkotika

   b.  mampu menurunkan tindak pidana narkotika dan psikotropika tersebut? berikan
ulasan           saudara.

Jawaban :

Di Indonesia, Narkotika sudah pada level yang mengkhawatirkan dan dapat mengancam
keamanan dan kedaulatan negara. Banyak kasus yang disebabkan oleh kasus narkotika.
Daerah yang sebelumnya tidak pernah tersentuh oleh peredaran narkotika lambat laun
berubah menjadi sentra peredaran narkotika. Begitu pula anak-anak yang berumur dibawah
21 tahun yang seharusnya masih tabu mengenai barang haram ini, belakangan ini telah
berubah menjadi sosok pecandu yang sukar untuk dilepaskan ketergantungannya3 .
Narkotika menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika (UU Narkotika), adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.

Penegakan hukum mempunyai sasaran agar orang taat kepada hukum. Ketaatan
masyarakat terhadap hukum disebabkan tiga hal, yakni: (1) takut berbuat dosa; (2) takut
karena kekuasaan dari pihak penguasa berkaitan dengan sifat hukum yang bersifat
imperatif; (3) takut karena malu berbuat jahat. Penegakan hukum dengan sarana non penal
mempunyai sasaran dan tujuan untuk kepentingan internalisasi6. Ketentuan perundang-
undangan yang mengatur masalah narkotika telah disusun dan diberlakukan melalui UU
Narkotika. Namun demikian kejahatan yang menyangkut tentang narkotika belum dapat
diredakan. Dalam banyak kasus terakhir, banyak bandar dan pengedar narkotika yang
tertangkap dan mendapat sanksi berat, tetapi hal ini sepertinya tidak menimbulkan efek jera
bagi pelaku lain, bahkan ada kecenderungan untuk memperluas daerah operasinya.

3. berikan mengenai maksud diadakannya penggolongan  narkotika dan phisikotropika dan       


jangan lupa dasar hukumnya!
Jawaban :

UU Narkotika dan UU Psikotropika merupakan hasil ratifikasi daripada Single Convention


Drugs Tahun 1961 telah diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1976 Tentang
Pengesahan Konvensi Tunggal Narkotika 1961 Beserta Protokol 1972 yang
mengubahnya. Konvensi ini menjadi landasan yuridis dari Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 Tentang Narkotika sedangkan Convention on Psychotropic Subtances  Tahun
1971 diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1996 Tentang
Pengesahan Convention On Psychotropic Substances 1971  (Konvensi Psikotropika 1971) dan
menjadi landasan yuridis dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang
Psikotropika. Sehingga dapat disimpulkan bahwasannya ada pemisahan antara Undang-
Undang Narkotika dan Undang-undang Psikotropika.

Saat ini Negara Indonesia telah melahirkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang


Narkotika yang secara tegas menguraikan beberapa perbuatan mulai dari mengimpor,
mengekspor, memproduksi, menanam, menyimpan, mengedarkan, dan/ataumenggunakan
narkotika, yang jika dilakukan tanpa pengendalian dan pengawasan dari pihak yang
berwenang, dapat dikategorikan sebagai tindak pidana penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika.

Terdapat perbedaan antara narkotika dan psikotropika, menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-


Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika disebutkan bahwa:

“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,  baik
sintetis maupun semisintetis, yang  dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa,  mengurangi sampai menghilangkan  rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana
terlampir dalam Undang-Undang ini”.

Sedangkan Psikotropika menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997


Tentang Psikotropika adalah: 

“Psikotropika adalah zat atau obat, baik  alamiah maupun sintetis bukan narkotika,  yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf  pusat yang
menyebabkan perubahan khas  pada aktivitas mental dan perilaku”.

Narkotika adalah bahan yang berasal dari 3 jenis tanaman Papaper Somniferum (Candu),
Erythroxyion coca (kokain), dan cannabis sativa (ganja) baik murni maupun bentuk
campuran. Cara kerjanya mempengaruhi susunan saraf yang dapat membuat kita tidak
merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun.

Psikotropika adalah bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat buatan
atau hasil rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia. Mempengaruhi atau
mengubah keadaan mental dan tingkah laku pemakainya. 

Sumber ;

https://lso-pukash.umm.ac.id/id/pages/detail/departemen-keilmuan/konsepsi-pengaturan-
uu-narkotika-dan-uu-psikotropika-bahaya-penyalahgunaan-narkoba-narkotika-dan-
obatobatan-terlarang.html

Anda mungkin juga menyukai