Anda di halaman 1dari 25

Fasilitasi Pencegahan

Penyalahgunaan NAPZA
Provinsi Sumatra Utara
Perda SUMUT No1 Tahun 2019

Dosen Pengampu: Beby Mashito Batubara,


S.Sos, M.SP
Nama Anggota :

1. Teguh Andrianto 218520047


2.Pedima Prima Ginting 218520055
3.Ramadhan Nesia Putri Mindawati 218520042
4.Anita Br Tumangger 218520004
5.Siti Khairiah 218520045
6. Adinda Devina Riadi 218520010
Latar belakang :
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan zat aktif
lainnya. Jika zat-zat ini masuk ke dalam tubuh, akan menimbulkan pengaruh pada
kerja otak. Narkoba memiliki daya adiksi atau ketagihan, daya toleran, dan daya
habitual (kebiasaan) yang sangat kuat, sehingga menyebabkan bagi pengguna
narkotika tidak bisa lepas dari ketergantungannya terhadap narkoba.

Penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah, hampir seluruh penduduk dunia
mudah saja mendapat yang namanya narkoba dari oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Misalnya dari bandar narkoba yang dimana mereka mencari
target di sekitaran sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat
perkumpulan anak-anak mudah. Tentu saja hal ini bisa membuat para pemerintah,
orng tua mereka khawatir akan penyebaran narkotika yang begitu merajalela di
kalangan pemuda.
Definisi :
A. Pengertian Narkoba
NARKOBA merupakan singkatan dari NARKOTIKA PSIKOTROPIKA, dan Bahan Adiktif lainnya.

Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan Ketergantungan.

Psikotropika merupakan zat atau obat bukan narkotika,baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki
khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas
mental dan perilaku.

Bahan adiktif adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif di luar Narkotika dan Psikotropika dan
dapat menyebabkan kecanduan.
Penggolongan Narkoba & Efek
sampingnya:
Golongan I : Hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan,penelitian laboraturium tidak boleh keluar
dari laboraturium tidak boleh untuk kepentingan kesehatan. Jika disalahgunakan maka terancam
hukuman 4 tahun penjara. Contoh : Ganja,ekstasi,sabu-sabu,narkoba,kokain,opium,dll.

Golongan II : Boleh digunakan untuk kepentingan kesehatan. Jika disalahgunakan maka akan
terancam hukuman 2 tahun penjara. Contoh : Morvin (obat bius) yang digunakan dokter anestesi
untuk membius tapi harus di awasi dokter kompeten.

Golongan III : Boleh digunakan untuk kepentingan kesehatan dan kepentingan penelitian karena
sikap relatif ketergantungan narkoba lebih ringan. Jika disalahgunakan maka terancam hukuman 1
tahun penjara. Contoh : Kodein(obat batuk), desto bisa membuat kita tidur membuat ngfly sedikit
jika digunakan dalam dosis yang besar.
Undang – Undang No.35 Tahun 2009

Menjadi landasan untuk mencegah dan


memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika yang sangat merugikan dan
membahayakan kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara.
1.Kebijakan yang di idealkan
2.Kelompok sasaran target groups,yaitu mereka yang paling
langsung dipengaruhi oleh kebijakan
3.Implementing organitazion,yaitu badan-badan pelaksana atau
unit-umit birokrasi pemerintah yang bertanggung jawab dalam
implementasi kebijakan.
4.Environmental factor,yaitu unsur-unsur dalam lingkungan yang
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh implementasi
kebijakan,seperti aspek budaya,sosial,ekonomi dan politik.

—Alur SMITSH
Kebijakan yang Diidealkan

Maksud dari kebijakan yang Diidealkan ini


Yakni, kebijakan yang di keluarkan secara
rasional dan mengikuti landasan UU
No.35 tahun 2009 dan Perda Sumut No.1
tahun 2019, Contoh : Melakukan
rehabilitasi Terhadap pecandu narkoba,
Melakukan Pencegahan, Pemberdayaan
SDM Mengenai bahayanya narkoba, Dll.
Kelompok atau sasaran
target groups
Target sasaran kebijakan dalam Fasilitasi
pencegahan penyalahgunaan NAPZA ini
sesuai Perda No.1 tahun 2019 meliputi:
- Pengedar
- Pecandu
- Pengguna Narkoba
Kebijakan tersebut dilakukan guna mencegah
adanya kecenderungan yang semakin
meningkat terutama di kalangan anak-anak,
remaja, dan generasi muda pada umumnya.
Badan atau unit
pemerintah yang
bertanggung jawab

Implementor, Badan atau unit yang


bertanggung jawab dalam
Mengimplementasikan kebijakan
tersebut ialah KESBANGPOL (Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik) Beserta
jajaran OPD lainnya seperti, Dinkes,
Dispen,dll.
Peranan Badan Narkotika Nasional (BNN)
Dalam Upaya Pencegahan Terhadap Tindak
Pidana Narkotika

Banyaknya regulasi berlakukan tentang aturan mengenai zat terlarang tepi tidak bisa
meredakan masalah yang terjadi yang merusak masa depan generasi muda saat ini.
Sanksi berat pun sudah dijatuhkan guna menekan angka peredaran namun banyak
pula yang tidak mengindahkannya malah semakin terjadinya operasi di daerah guna
memperluas sasaran korban narkotika . Maraknya peredaran barang haram ini tidak
hanya bisa dihentikan oleh satu atau dua orang saja melainkan seluruh lapisan
masyarakat, tidak hanya penegak yang harus menghentikan jalan masuk barang
haram ini namun perlunya bantuan masyarakat guna menegakkan regulasi yang telah
ada agar mempunyai wibawa dalam hukum itu sendiri.
Hasil penelitian mengungkapkan 2 cara dalam upaya
penanggulangan Narkoba yaitu Upaya Preventif berupa strategi
dan fasilitas untuk screening awal bagi pengedar dan pengguna
narkoba dan Upaya represif berupa Pengamanan Barang Bukti
dan pengamanan terhadap pelaku penyelundup narkotika atau
kurir narkotika, Menindak Pelaku Yang Terbukti Melakukan
Penyelundupan Narkotika.
Hukum bagi orang-orang yang terbukti mengedarkan dan menggunakan
narkoba dan Melakukan kerjasama dengan instansi terkait seperti Badan
Narkotika Kabupaten . Dari kedua penelitian diatas, dapat disimpulkan
meskipun menggunakan metode yang sama, namun di setiap daerah
memiliki hasil yang berbeda. Masalah tersebut, maka dirumuskan
beberapa masalah yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu tugas dan
wewenang Badan Narkotika Nasional dalam tindak pidana narkotika dan
upaya pencegahan oleh Badan Narkotika Nasional terhadap tindak pidana
narkotika.
Bahaya Narkoba dan Strategi
pencegahannya

Dari masalah yang sudah banyak terjadi sekarang ini, banyak


penyalahgunaan narkoba yang sering menyebabkan
ketergantungan.
Banyak cara digunakan agar pemakai narkoba dapat normal dan
pulih kembali seperti biasanya. Sehingga kepada pemakai /
pengedar dalam ketentuan hukum pidana nasional diberikan sanksi
yang berat.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang sangat
berarti.
Fakta pertama yang dapat diajukan sebagai pendukung kebenaran
pernyataan tersebut adalah banyaknya masyarakat yang
menggantungkan penghidupan sehari-harinya pada tanah, baik untuk
bertani, berkebun, maupun usaha-usaha lainnya dengan
memanfaatkan tanah yang dimiliki.
Fakta kedua, cukup banyak pula orang yang menggantungkan nasib
hari depannya bahkan sampai kehidupan anak cucunya dengan
menjadikan tanah sebagai aset investasi.
Masih banyak fakta-fakta lain yang menunjukkan betapa strategisnya
peran tanah bagi kehidupan manusia.
Pendaftaran tanah merupakan salah satu upaya Pemerintah
untuk memberikan kepastian hukum terkait kepemilikan tanah,
yang pada akhirnya dapat memberikan perlindungan hukum.
Hal tersebut termuat pada Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
yaitu untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah maka
diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik
Indonesia menurut ketentuan yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Peraturan pemerintah yang dimaksud tersebut adalah PP No.
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Pemberian surat – surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai
alat pembuktian yang kuat.
Tujuan pendaftaran tanah ditetapkan dalam pasal 3 dan pasal 4
peraturan pemerintah UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
dengan tujuan agar peserta kegiatan penyuluhan hukum dapat
mengetahui ancaman bahaya narkotika terutama bagi generasi
muda sebagai generasi harapan penerus bangsa. Berdasarkan
metode yang sesuai dengan kondisi masyarakat sehingga
pelaksanaan pemberian materi penyuluhan dapat diterima dan
dipahami para peserta sehingga pelaksanaan kegiatan terkesan
interaktif dan menarik, hal tersebut terlihat pemateri.
Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Serta Usaha
Pencegahan dan Penanggulannya
Narkoba dapat membahayakan kehidupan manusia, jika dikonsumsi dengan cara yang
tidak tepat, bahkan dapat menyebabkan kematian. Narkoba mempunyai dampak
negatif yang sangat luas; baik secara fisik, psikis, ekonomi, sosial budaya hankam, dan
lain sebagainya. Banyak cara digunakan agar pemakai narkoba dapat normal dan pulih
kembali seperti biasanya. Sehingga kepada pemakai / pengedar dalam ketentuan
hukum pidana nasional diberikan sanksi yang berat.

Metode penelitian adalah studi kepustakaan, hasilnya adalah kasus penyalahgunaan


narkoba mengalami peningkatan sangat tajam karena belum ada standarisasi sistem
pencatatan dan pelaporan penyalahgunaan narkoba. Pembangunan nasional Indonesia
bertujuan mewujudkan manusia, Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia
seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera dan damai berdasarkan Pancasila dan Undang
Undang Dasar 1945.
Pembangunan kesehatan sebagai integral pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang dilakukan melalui berbagai
upaya kesehatan, diantaranya penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
50% penghuni LAPAS disebabkan oleh kasus narkoba.

Berita kriminal di media massa, baik media cetak maupun elektronik dipenuhi oleh
berita tentang penyalahgunaan narkoba.
Korban narkoba meluas ke semua lapisan masyarakat dari pelajar, mahasiswa, artis, ibu
rumah tangga, pedagang, supir angkot, anak jalanan, pekerja, dan lain sebagainya.
Pemakaian narkoba di luar indikasi medik, tanpa petunjuk atau resep dokter, dan
pemakaiannya bersifat patologik dan menimbulkan hambatan dalam aktivitas di
rumah, sekolah atau kampus, tempat kerja dan lingkungan social.
Bila penyalahgunaan narkoba tidak diantisipasi dengan baik, maka akan
rusak bangsa dan negara ini. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama
yang baik dari seluruh komponen bangsa untuk penanggulangan
penyalahgunaan narkoba.

Secara etimologis narkoba atau narkotika berasal dari bahasa Inggris


narcose atau narcosis berarti menidurkan pembiusan. Narkotika berasal
dari bahasa Yunani yaitu narke atau narkam yang berarti terbius
sehingga tidak merasakan apa-apa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengistilahkan narkoba atau
menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa
mengantuk atau merangsang.
Tanaman Papaver, Opium mentah, Opium masak, seperti
Candu, Jicing, Jicingko, Opium obat, Morfina, Tanaman
koka, Daun koka, Kokain mentah, Ekgonina, Tanaman
Ganja, Damar Ganja, Garam Garam atau turunannya dari
morfina dan kokaina.

Penyalahgunaan narkotika dan keras, mudah sekali menyerap


korban-korban baru di sekitarnya. Lingkungan ini biasanya
tercipta oleh upaya pedagang obat keras dan narkotika sebagai
agen / kaki tangan sindikat narkotika. Ada juga yang tercipta
karena adanya pendatang suatu disebabkan diantara rekannya
yang terdorong oleh rasa ingin tahu, ingin mencoba.
Lingkungan seperti ini ialah suatu lingkungan yang lepas dari pengawasan dan
bimbingan. Lingkungan seperti ini dicita-citakan oleh sekelompok anak-anak
muda yang ingin mencari kebebasan tersendiri.

Lingkungan ni pada saat sekarang memberikan rangsangan yang sangat keras


kepada remaja yang jiwanya dituntut untuk mendapat kebebasan dan
kehebatan-kehebatan.
Lingkungan seperti ini pula biasanya menjadi sumber distribusi narkotika dan
obat keras lainnya.
Masalah ini yang sedang melanda kita dewasa ini, diawali dengan mencari
atau mengejar kekayaan yang berlimpah sehingga kebutuhan keluarga
terlupakan.
Documentasi Hasil Penelitian :
.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai