Anda di halaman 1dari 13

0

ARTIKEL MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER

“PENERAPAN HUKUM PIDANA NARKOTIKA DI INDONESIA”

Disusun oleh:

1. Ni Wayan Sugiantari (22 / 2102612010735)


2. Ni Nyoman Diah Wirantari (27 / 2102612010740)
3. Ni Kadek Yunita Adelia (28 / 2102612010741)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................i
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................1
B. Tujuan....................................................................................1
C. Manfaat..................................................................................2

2. GAGASAN

A. Pengertian Narkotika.............................................................2
B. Jenis-Jenis Narkoba...............................................................3
C. Penyebab Penyalahgunaan Narkoba......................................5
D. Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba...........................6
E. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba..................................7
F. Penerapan Pola Hidup Sehat Bagi Remaja............................8
G. Sistem Hukum Pidana Pengguna Narkoba............................

3.Kesimpulan....................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................10

i
1

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan
Bahan Adiktif lainnya. Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika disebutkan pengertian Narkotika. Narkotika adalah “zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.
Pada dasarnya, narkotika merupakan obat legal yang digunakan
dalam pengobatan, namun dewasa ini banyak disalahgunakan untuk
kepentingan pribadi. Bahkan di kalangan remaja pun tidak sedikit yang
terjerumus ke dalam bahaya narkoba. Banyak dari mereka yang
menggunakan narkoba untuk kepuasaan batin, namun banyak yang
belum tahu efek berbahaya dari narkotika tersebut.
Di Indonesia sendiri, pemakai narkoba ini berkembang sangat
pesat. Selama dua dekade terakhir, Indonesia telah berkembang
menjadi salah satu dari negara yang digunakan sebagai pasar utama
perdagangan narkoba internasional untuk tujuan komersial. Rata-rata
para pemakai narkoba tersebut umumnya berusia antara 11-24 tahun.
Artinya pada usia ini dikatakan sebagai usia produktif atau usia
pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya
diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan
merokok ini dianggap hal yang wajar di kalangan remaja saat ini. Dari
kebiasaan inilah, pergaulan terus tumbuh sampai remaja tersebut
masuk ke dalam lingkaran pecandu narkoba. Yang awalnya coba-coba,
lalu kemudian menjadi ketergantungan.
Penggunaan narkotika sering dikaitkan dengan kejahatan, baik
narkoba dianggap memiliki pengaruh negatif dan menyebabkan
penggunanya melakukan kejahatan. Kejahatan itu pada dasarnya
merupakan rumusan yang nisbi. Mustafa (2007 ) mengatakan bahwa
yang disebut kejahatan sebagai gejala sosial tidak semata-mata
merupakan tindakan yang dilarang hukum, tindakan yang merupakan
kelaianan biologis maupun kelaianan psikologis, tetapi tindakan-
tindakan tersebut merugikan dan melanggar sentimen masyarakat4 .
Jika kita mengacu pada rumusan kejahatan sebagaimana yang
dijelaskan oleh Mustafa, titik tekan penentuan apakah suatu perilaku
dianggap kejahatan atau tidak bukanlah menjadikan aturan formal
sebagai acuan
Para remaja yang diharapkan menjadi penerus bangsa kini tidak
bisa lagi menjamin kemajuan bangsa dan negara. Bahkan perilaku
2

remaja saat ini cenderung merosot. Dari latar belakang diatas maka
kami mengangkat judul artikel tentang “Penerapan Hukum Pidana
Narkotika Di Indonesia” yang berfokus pada pengetahuan tentang
narkoba dan penerapan hukum pidana bagi pengguna narkoba di
Indonesia”

B. Tujuan
Tujuan penulisan proposal penelitian ini, yaitu:
1. Untuk memahami pengertian narkoba
2. Untuk lebih mengetahui jenis-jenis narkoba di kalangan
masyarakat
3. Mencari tahu apa dampak atau bahaya narkoba terhadap generasi
muda.
4. Untuk lebih mengetahui penyebab penyalahgunaan narkoba
dikalangan generasi muda.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan terhadap
penyebaran dan penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi
muda.
6. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pola hidup sehat yang
baik dan benar di kalangan generasi muda.
7. Untuk mengetahui bagaimana system hukum pengguna narkoba di
Indonesia

C. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan proposal penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi terhadap bahaya narkoba di lingkungan
remaja
2. Memberikan informasi tentang bagaimana cara pencegahan
terhadap penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.
3. Memberikan infomasi tentang jenis-jenis narkoba di kalangan
masyarakat dan generasi muda.

2. GAGASAN

A. Pengertian Narkoba
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35
tahun 2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan
3

sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang


termasuk jenis narkotika adalah:
 Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing,
jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman
ganja, dan damar ganja.
 Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina,
serta campurancampuran dan sediaan-sediaan yang
mengandung bahan tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis


bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas
mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat
golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, tetapi setelah
diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka
psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan
narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah
psikotropika hanya menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai
Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk psikotropika antara
lain:
 Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax,
Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat,
Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD
(Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah,


semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti
morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem saraf pusat,
seperti:
 Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan
pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek
yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang
beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh:
lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.

B. Jenis-Jenis Narkoba
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantunganNarkotika sendiri
dikelompokkan lagi menjadi:
4

 Golongan I: Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan


pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Heroin, Kokain, Ganja.
 Golongan II: Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan /
atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: Morfin, Petidin.
 Golongan III: Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/ atau tujuan pengebangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Codein.
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah: zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri
dari 4 golongan:
 Golongan I: Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh: Ekstasi.
 Golongan II: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
dapat digunakan dalan terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh: Amphetamine.
 Golongan III: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh: Phenobarbital.
 Golongan IV: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh: Diazepam, Nitrazepam (BK,
DUM).
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang
berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi:
Minuman Alkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan
manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan
bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat
pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia.
5

Ada 3 golongan minuman beralkohol:


a) Golongan A: kadar etanol 1-5 % (Bir)
b) Golongan B: kadar etanol 5-20 % (Berbagai minuman anggur)
c) Golongan C: kadar etanol 20-45 % (Whisky, Vodca, Manson
House, Johny Walker)
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari Narkoba
dapat digolongkan menjadi 3 golongan:
a) Golongan Depresan (Downer), adalah jenis Narkoba yang
berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini
membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat
tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda (Morfin,
Heroin, Codein), sedative (penenang), Hipnotik (obat tidur) dan
Tranquilizer (anti cemas).
b) Golongan Stimulan (Upper), adalah jenis NARKOBA yang
merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja.
Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan
bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
c) Golongan Halusinogen, adalah jenis NARKOBA yang dapat
menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan,
pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda
sehingga seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis
(ganja).

Di dalam masyarakat Narkoba yang sering disalahgunakan adalah:

1. Opiada, terdapat 3 golongan besar:


a) Opioda alamiah (Opiat): Morfin, Opium, Codein.
b) Opioda semisintetik: Heroin / putauw, Hidromorfin.
c) Opioda sintetik: Metadon.
2. Kokain
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih
mudah larut Nama jalanan: koka, coke, happy dust, chalie,
srepet, snow / salju.
3. Kanabis
Nama jalanan: cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass,
bhang. Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
4. Amphetamine
Nama jalanan: seed, meth, crystal, whiz. Bentuknya ada yang
berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.
5. Lysergic Acid
Termasuk dalam golongan halusinogen. Nama jalanan: acid,
trips, tabs, kertas. Bentuk: biasa didapatkan dalam bentuk kertas
berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam
6

banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan
kapsul.
6. Sedatif-hipnotik (benzodiazepin)
Termasuk golongan zat sedative (obat penenang) dan hipnotika
(obat tidur). Nama jalanan: Benzodiazepin: BK, Dum, Lexo,
MG, Rohyp.
7. Solvent/Inhalasi
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup.
Contohnya: Aerosol, Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan
untuk dry cleaning, Uap bensin.

C. Penyebab Penyalahgunaan Narkoba


Penyebab penyalahan narkoba dapat disebabkan oleh dua faktor,
yaitu faktor internal maupun faktor eksternal yang di mana dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri
seseorang diantaranya:
a. Faktor Keluarga
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dilihat
berdasarkan indikator perhatian, komunikasi, dan
keharmonisan keluarga. Jika hubungan dengan keluarga
kurang harmonis maka seseorang akan mudah merasa
putus asa dan frustasi sehingga menyebabkan seseorang
menjadi sebagai pengguna narkoba.
b. Faktor Ekonomi
Pada faktor ekonomi ini sangat sangat jauh
pengaruhnya terhadap penyalahgunaan narkoba karena
seseorang yang sudah kecanduan narkotika tidak
memandang ekonomi baik itu kelas atas, menengah,
maupun kelas bawah.
c. Faktor Kepribadian
Apabila kepribadian seseorang kurang baik, labil,
kurang percaya diri, dan mudah dipengaruhi oleh orang
lain maka sangat mudah terjerumus pada dunia
narkotika.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
seseorang diantaranya:
a. Pergaulan
Teman sebaya memiliki pengaruh yang cukup kuat bagi
seseorang untuk terjerumus kelembah narkoba, biasanya
7

termakan dengan ajakan teman. Kata-kata atau omongan


dari teman-teman yang dapat mempengaruhi seperti
“ayolah… coba sedikit”.
b. Sosial atau masyarakat
Lingkungan masyarakat yang baik, terkontrol, dan memiliki
organisasi yang baik akan mencegah terjadinya
penyalahgunaan narkoba.

D. Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba


Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat
tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai, dan
situasi atau kondisi pemakai. Apabila narkoba digunakan secara terus
menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan
mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan
mengakibatkan gangguan pada fisik, psikis, maupun sosial. Adapun
dampak yang disebabkan apabila mengkonsumsi narkotika yaitu:
1. Dampak Fisik
Dampak pada fisik diantaranya gangguan pada system syaraf
(neurologis), gangguan pada jantung dan pembuluh darah
(kardiovaskuler), gangguan pada kulit (dermatologis),
gangguan pada paru-paru (pulmoner), sakit kepala, mual-mual,
suhu tubuh meningkat, dampak terhadap kesehatan reproduksi,
tertular penyakit menular seperti HIV, over dosis, dan lain-lain.
2. Dampak Psikis dan Sosial
Dampak psikis dan sosial bagi pemakai narkoba seperti hilang
kepercayaan diri, lamban kerja, agitatif, sulit berkonsentrasi,
cenderung menyakiti diri, gangguan mental, anti-sosial dan
asusila, pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram,
menjadi beban keluarga, dan lain sebagainya.
Dampak fisik, psikis, dan sosial sangat berhubungan erat.
Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa
(sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada
waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan yang sangat kuat
untuk mengkonsumsi (sugest). Gejala fisik dan psikologis ini juga
berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi
orang tua, mencuri, pemarah, manipulative, dan lain sebagainya.

E. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba


Ada banyak hal yang masih bisa dilakukan untuk mencegah
generasi muda menyalahgunakan narkoba dan membantu yang sudah
terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu:
a. Primer
8

Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk


pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba,
pendekatan melalui keluarga, dan lainnya. Instansi pemerintah,
seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi
ini. Kegatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui
berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung
dan keluarga.
b. Sekunder
Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: fase penerimaan awal
(initialintake) antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik
dan mental, dan fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik,
antara 1-3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan
bahan-bahan adiktif secara bertahap.
c. Tersier
Merupakan upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai
dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas fase
stabilisasi, antara 3-12 bulan untuk mempersiapkan pengguna
kembali ke masyarakat, dan fase sosialiasi dalam masyarakat agar
mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan
yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan
konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan,
mengembangkan kegiatan alternatif, dan lain sebagainya.

F. Penerapan Pola Hidup Sehat Bagi Remaja


Untuk menunjukkan kita bersyukur atas nikmat hidup sehat ini
adalah dengan melakukan berbagai hal dan cara menjaga kebugaran
tubuh serta kesehatan diri dan keluarga. Adapun cara-cara menerapkan
pola hidup sehat diantaranya:
a. Menjalankan pola hidup sehat.
b. Mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna yang
sehat serta bergizi.
c. Memiliki waktu istirahat yang cukup.
d. Menghindari kebiasaan yang merusak kesehatan.
e. Olahraga secara teratur.
f. Minum air yang cukup.

G. Sistem Hukum Pidana Pengguna Narkoba


a. Jenis-Jenis Perbuatan yang Dilarang Dalam Undang-Undang No. 35
tahun 2009 tentang Narkotika.
Ruang lingkup hukum pidana mencakup tiga ketentuan yaitu
tindak pidana, pertanggungjawaban, dan pemidanaan. Ketentuan
9

pidana yang terdapat dalam UU No. 35 Tahun 2009 tentang


Narkotika dirumuskan dalam Bab XV Ketentuan Pidana Pasal 111
sampai dengan Pasal 148. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, terdapat empat kategorisasi tindakan melawan
hukum yang dilarang oleh undang- undang dan dapat diancam
dengan sanksi pidana, yakni:
1. Kategori pertama, yakni perbuatan-perbuatan berupa memiliki,
menyimpan, menguasai atau menyediakan narkotika dan
prekursor narkotika (Pasal 111 dan 112 untuk narkotika
golongan I, Pasal 117 untuk narkotika golongan II dan Pasal 122
untuk narkotika golongan III serta Pasal 129 huruf (a));
2. Kategori kedua, yakni perbuatan-perbuatan berupa
memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan
narkotika dan precursor narkotika (Pasal 113 untuk narkotika
golongan I, Pasal 118 untuk narkotika golongan II, dan Pasal
123 untuk narkotika golongan III serta Pasal 129 huruf(b));
3. Kategori ketiga, yakni perbuatan-perbuatan berupa menawarkan
untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara
dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan narkotika dan
prekursor narkotika (Pasal 114 dan Pasal 116 untuk narkotika
golongan I, Pasal 119 dan Pasal 121 untuk narkotika golongan
II, Pasal 124 dan Pasal 126 untuk narkotika golongan III serta
Pasal 129 huruf(c))
4. Kategori keempat, yakni perbuatan-perbuatan berupa membawa,
mengirim, mengangkut atau mentransit narkotika dan prekursor
narkotika (Pasal 115 untuk narkotika golongan I, Pasal 120
untuk narkotika golongan II dan Pasal 125 untuk narkotika
golongan III serta Pasal 129 huruf (d))
10

3. KESIMPULAN
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan
Bahan Adiktif lainnya. Pada dasarnya, narkotika merupakan obat legal
yang digunakan dalam pengobatan, namun dewasa ini banyak
disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Bahkan di kalangan remaja
pun tidak sedikit yang terjerumus ke dalam bahaya narkoba. Banyak
dari mereka yang menggunakan narkoba untuk kepuasaan batin,
namun banyak yang belum tahu efek berbahaya dari narkotika
tersebut.
Terjadinya penyalahgunaan narkoba pada generasi muda dapat
disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali
dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini
dianggap hal yang wajar di kalangan remaja saat ini. Dari kebiasaan
inilah, pergaulan terus tumbuh sampai remaja tersebut masuk ke dalam
lingkaran pecandu narkoba. Yang awalnya coba-coba, lalu kemudian
menjadi ketergantungan.
Tetapi pada akhirnya narkoba hanya akan mengakibatkan
gangguan fisik, psikis, maupun sosial dan bahkan dapat
menghancurkan masa depan. Oleh sebab itu, dibutuhkan kepedulian
orang tua, insan pendidik, tokoh masyarakat dan instansi pemerintahan
dalam membina generasi muda. Agar mereka bisa bebas dari bahaya
narkoba. Sebagai generasi penerus bangsa, janganlah kita sia-siakan
masa depan yang lebih baik hanya karena ingin mendapat knikmatan
sesaat yang dapat menghancurkan fisik dan mengganggu kesehatan
mental dengan mencoba-coba menggunakan narkoba.
11

DAFTAR PUSTAKA

BNN, H. (2019). Pengertian Narkoba Dan Bahaya Narkoba Bagi Kesehatan.

Dewangga, J. (2012). Makalah Remaja Tentang Narkoba.

Kurniawan, A. (2021). Pengertian Narkoba – Jenis, Kelompok, Pemanfaatan,


Dampak, Hukum, Bahaya, Psikotropika.

Pengertian Narkoba – Jenis, Kelompok, Pemanfaatan, Dampak, Hukum, Bahaya,


Psikotropika. (2021).

Rokhmanudin, R. U. (2016). Makalah Gaya Hidup Sehat.

Selama dua dekade terakhir, Indonesia telah berkembang menjadi salah satu dari
negara yang digunakan sebagai pasar utama perdagangan narkoba
internasional untuk tujuan komersial. (2021). Aris Kurniawan.

Whenymochi. (2012). KARYA ILMIAH TENTANG BAHAYA NARKOBA


BAGI GENERASI MUDA.

Anda mungkin juga menyukai