Anda di halaman 1dari 6

Sosialisasi Pencegahan Narkoba Dalam Ruang Lingkup Masyarakat

Nurul Gunawan_2310631040060

Program studi_Pendidikan Masyarakat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Singaperbangsa Karawang

Abstract

Drugs stands for narcotics, psychotropic substances, and illegal drugs. In addition to the word "drug",
another term in the Indonesian Ministry of Health is Napza, which stands for narcotics, psychotropic
substances, and addictive substances. Meanwhile, according to the Narcotics Law article 1 paragraph 1
contains that narcotics are artificial substances derived from plants that give the effect of hallucinations,
decreased awareness, and cause addiction. The term "drugs" or "narcotics", is a group of compounds
that have the effect of decreasing consciousness, hallucinations, stimulation that has the risk of
addiction for its users. According to health experts, drugs are psychotropic compounds commonly used
to anesthetize patients during surgery or drugs for certain diseases. In 2015, there were 35 types of
drugs consumed by drug users in Indonesia, There are 354 types of drugs in the world. Drug suppliers in
Indonesia are known to come from West Africa, Iran, Europe, and the most active supplier from
Indonesia, China. Many drug users are currently dominated by teenagers, so it is necessary to make
better efforts in socializing and overcoming them. Even in a harmonious family, it is possible that the
child can also become a drug addict.

Abstrak

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang. Selain kata "narkoba",
istilah lain dalam Kementerian Kesehatan RI adalah Napza yaitu singkatan dari narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif. Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 berisi bahwa narkotika adalah zat
buatan berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, dan
menyebabkan kecanduan. Istilah "narkoba" atau "napza", merupakan kelompok senyawa yang memiliki
efek penurunan kesadaran, halusinasi, daya rangsang yang memiliki resiko kecanduan bagi
penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba adalah senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk
membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. tahun 2015 terdapat
35 jenis narkoba yang dikonsumsi pengguna narkoba di Indonesia. Di dunia terdapat 354 jenis narkoba.
Pemasok Narkoba di Indonesia diketahui berasal dari Afrika Barat, Iran, Eropa, dan yang paling aktif
adalah pemasok dari Indonesia, China. Banyak pengguna NAPZA saat ini didominasi oleh para kaum
remaja, karena itu perlu adanya upaya yang lebih baik dalam melakukan sosialisasi dan
penanggulangannya. Bahkan di dalam keluarga yang harmonis pun tidak menutup kemungkinan bahwa
sang anak juga dapat menjadi seorang pecandu narkoba.
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba) di Indonesia beberapa tahun


terakhir ini menjadi masalah serius dan telah mencapai masalah keadaan yang
memperihatinkan sehingga menjadi masalah nasional. Korban penyalah gunaan narkoba telah
meluas sedemikian rupa sehingga melampaui batas-batas strata sosial, umur, jenis kelamin.
tidak hanya perkotaan tetapi sampai pedesaan dan melampaui batas negara yang akibatnya
sangat merugikan perorangan, masyarakat, negara, khususnya generasi muda. Bahkan dapat
menimbulkan bahaya lebih besar lagi bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada
akhirnya dapat melemahkan ketahanan nasional. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah
sampai pada titik yang menghawatirkan.

B. Rumusan masalah

1. Apa efek samping dari sebuah narkoba?

2. Apa saja yang termasuk kedalam zat psikotropika?

3. Bedakan narkoba dengan psikotropika?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui bahaya yang terkandung dalam narkoba

2. Mengetahui apa yang membedakan antara narkoba dan psikotropika

3. Sosialisasi seperti apa yang digunakan untuk pencegahan narkoba

D. Metode Penelitian

Suatu karya ilmiah dipertanggung jawabkan dan dapat berguna bagi ilmu pengetahuan, maka harus
didasarkan pada kenyataan- kenyataan yang ada. Untuk dapat mencapai hal yang demikian, maka
penulis memerlukan kegiatan penelitian dengan mendasarkan kepada penelitian kepustakaan (library
research). Suatu penelitian memerlukaan metode-metode tertentu. Metode yang diterapkan harus
disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya. Penelitian harus berdasarkan
penggunaan dari metode penelitian sehingga dalam kegiatan penelitian dapat mengarah pada tujuan
yang telah diitentukan. Peranan dan fungsi metodologi dalam penelitian menurut Soerjono Soekanto
yang menyatakan bahwa metodologi pada hakekatnya memberikan pedoman tentang tata cara seorang
ilmuwan mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan yang dihadapinya
Landasan teori

A. Pengertian narkotika

Narkotika berasal dari bahasa Inggris "narcotics" yang artinya obat bius. Narkotika adalah bahan yang
berasal dari 3 jenis tanaman Papaper Somniferum (Candu), Erythroxyion coca (kokain), dan cannabis
sativa (ganja) baik murni maupun bentuk campuran. Cara kerjanya mempengaruhi susunan saraf yang
dapat membuat kita tidak merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun. Menurut
UU tentang Narkotika, jenisnya dibagi menjadi menjadi 3 golongan berdasarkan pada risiko
ketergantungan. Jenis-jenisnya adalah:

-Narkotika golongan 1

Narkotika golongan 1 adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
kecanduan. Contohnya:

Kokain dan daun koka serta tanaman koka, Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica), Opium atau
Opioid atau Opiat atau Candu, Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid,
metamfetamina atau desoksiefedrin atau sabu-sabu, oksiefedrin atau sabu-sabu

-Narkotika golongan 2

Narkotika golongan 2 adalah narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya:

Ekgonina, Morfin, Metobromida, Codein atau Kodein, Methadone (MTD), LSD atau Lysergic Acid atau
Acid atau Trips atau Tabs, PC, mescalin, barbiturat, Demerol atau Petidin atau Pethidina, Hashish
(Berbentuk tepung dan warnanya hitam. Ia dinikmati dengan cara diisap atau dimakan. Narkotika jenis
yang kedua ini dikatakan agak tidak berbahaya hanya karena jarang membawa kematian)

B. Pengertian Psikotropika

Psikotropika merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan aktivitas
mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka
psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Psikotropika hanya menyangkut
psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk psikotropika
yaitu:

Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon,
Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide)
dan sebagainya.
Bahan Adiktif berbahaya adalah bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai
sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem saraf pusat, seperti:

• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon)
yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat
anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya

C. Narkoba dan psikotropika

Perbedaan utama antara narkoba dan psikotropika terletak pada sifat dan efek yang ditimbulkannya.
Narkoba cenderung memberikan efek penurunan kesadaran, hilangnya rasa, dan ketergantungan,
sedangkan psikotropika memberikan pengaruh pada aktivitas mental dan perilaku.

D. Motif penyalahgunaan narkoba

1. Rekreasional

Narkoba menjadi salah satu alat yang digunakan oleh pasangan suami-istri yang mengalami depresi atau
trauma akibat perceraian dan kehilangan hak asuh anak. Selain itu, narkoba dijadikan sebagai alat untuk
melupakan trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh anggota keluarga atau
pasangan intim. Jenis narkoba yang digunakan untuk memberi efek rekreasi ialah ganja dan ekstasi. Rasa
senang dihasilkan oleh ganja sedangkan rasa bersemangat dihasilkan oleh ekstasi. Konsumsi narkoba
jenis ganja dan ekstasi untuk rekreasi juga terjadi akibat trauma yang menyebabkan menurunnya
kesehatan jiwa dan tidak adanya bantuan untuk mengatasi dan keinginan untuk menyembuhkannya.

2. Doping

Penyalahgunaan narkoba juga dimotivasi oleh efek doping yang dapat menambah kapasitas fisik
seseorang ketika melakukan pekerjaan. Penggunaan doping sebagian besar dilakukan oleh para
perempuan yang memiliki peran ganda dalam rumah tangga. Jenis narkoba yang dikonsumsi umumnya
ialah shabu-shabu. Dengan mengonsumsi shabu-shabu, para pengguna narkoba dapat fokus kerja
berjam-jam sekaligus mengurus rumah dan anak setelah pulang kerja.

E. Dampak penyalahgunaan narkotika

Dampak ketergantungan atau kecanduan narkoba individu dapat terlihat pada fisik, psikis dan sosial
atau lingkungan masyarakat tempatnya tinggal. Dampak terhadap fisik antara lain sakit kepala, mual-
mual, susah tidur, tidak nafsu makan. Dampak terhadap psikis antara lain, memberikan rasa yang
melambung tinggi, memberi rasa bahagia dan sangat percaya diri. Adanya rasa parno, gelisah ketika
menggunakan dan susah tidur. Dampak terhadap lingkungan yaitu diasingkan dalam masyarakat, dan
susah dalam bergaul di masyarakat.

Ketergantungan zat yang merupakan dampak dari penyalahgunaan narkotika sering dianggap sebagai
sebuah penyakit. Zat kimiawi yang terdapat pada narkotika menyebabkan terjadinya pengangkatan
kelenjar seks (kelenjar gonad, testis pada pria dan ovarium pada wanita) dalam jaringan antara
(intestrical tissues) gonad, zat-zat kimia khusus telah diproduksi akan terbawa oleh aliran darah yang
akan mengisi bagian-bagian tertentu dari sistem syaraf pusat dengan ketergantungan seksual.
Penyalahgunaan narkotika sendiri secara biologis dapat mempengaruhi fungsi seksual. Ada beberapa
jenis narkotika yang dapat merangsang nafsu seksual. Yang pertama, amfetamin dapat meningkatkan
reaksi seksual bila digunakan dalam dosis rendah. Temuan tersebut dapat diartikan bahwa para
penyalahguna ketiga jenis narkotika akan cenderung melampiaskan nafsu seksualnya setelah
mengkonsumsi zat tersebut. Yang kedua, metamphetamine merupakan narkotika golongan stimulan
yang memiliki sifat meransang sistem saraf pusat, merangsang fungsi tubuh, meningkatkan kegairahan
secara berlebihan dan mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas
kemampuannya. Transformasi stimulus fisiologis yang muncul dalam proses seksual menyebabkan
fenomena intoksisasi dan pengekangan (abslinence) yang ditimbulkan oleh kebiasaan individu dalam
menggunakan zat-zat beracun seperti narkotika dan sejenisnya yang menghasilkan kenikmatan
sementara.

Kesimpulan

Sosialisasi tentang narkoba dan psikotropika adalah upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang
bahaya dan dampak negatif penggunaan narkoba dan psikotropika. Sosialisasi ini bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama kalangan remaja, tentang bahaya penyalahgunaan
narkoba dan psikotropika serta mendorong mereka untuk menjauhinya.

Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik itu sintetis maupun
semi sintetis. Zat ini memicu beberapa efek seperti penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menyebabkan ketergantungan

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, yang bukan narkotika. Zat ini
memberikan pengaruh selektif pada susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku Psikotropika dapat menimbulkan ketergantungan, menurunkan aktivitas
otak, menimbulkan halusinasi, mengganggu pikiran, perilaku, dan perasaan

Perbedaan mendasar antara narkoba dan psikotropika adalah bahwa narkoba cenderung memberikan
efek penurunan kesadaran, hilangnya rasa, dan ketergantungan, sedangkan psikotropika memberikan
pengaruh pada aktivitas mental dan perilaku.

Sosialisasi tentang narkoba dan psikotropika penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang bahaya penggunaan zat-zat tersebut. Dengan meningkatkan kesadaran akan bahayanya,
diharapkan masyarakat dapat menjauhi penyalahgunaan narkoba dan psikotropika serta mencegah
dampak negatifnya.

Daftar pustaka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Narkoba#CITEREFBNN2019

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Narkoba#CITEREFHasni_dan_Syukur2019

https://journal.uii.ac.id/index.php/ajie/article/download/7808/6787

https://papua.bnn.go.id/narkoba-ditinjau-dari-sisi-berbagai-agama-di-indonesia/

Sawitri, Harvina (2018). Determinan Berhenti pada Narkoba Suntik (PDF). Lhokseumawe: Unimal Press.
ISBN 978–602–4640-29-3 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan).

Septi A., P., dan Misero, Y. (2020). Penggunaan Narkotika pada Perempuan (PDF). Jakarta Selatan:
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat.

Soekanto, Soerjono Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Pres, 1984

Anda mungkin juga menyukai