Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MANDIRI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Penjas

Yang Dibina oleh Bapak Syaparuddin,S.Pd

Disusunoleh :

Zahra Alya Darojati

X IPA CI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 2 KOTA BENGKULU

TAHUN 2014

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


A. Pengertian Narkoba dan Psikotropika
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika dan obat-obat berbahaya.
Istilah lain yang diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza
yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Narkoba adalah obat, bahan, zat dan bukan tergolong makanan jika diminum , dihisap,
ditelan, atau disuntikan serta dapat mennyebabkan ketergantungan dan berpengaruh terhadap
kerja otak,demikian pula fungsi vital organ tubuh lain.

Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Undang-Undang Narkoba dan Psikotropika

Pasal 1 angka 1 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (“UU 35/2009”), “Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini.”

Pasal 1 angka 1 UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (“UU 5/1997”),


pengertian “Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.”

Penjabaran lebih dalam pada Undang-Undang Tentang Narkotika UU No. 35 Tahun 2009
tentang Narkotika tentang Rehabilitasi ini dipertegas pada Pasal 55 Ayat 1,2, dan 3 yang terdiri
atas 3 Pasal, antara lain:

 Ayat 1 isinya bahwa "Orang tua atau wali dari pecandu Narkotika yang belum cukup umur
wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan
pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi sosial".
 Ayat 2 isinya bahwa "Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau
dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau
lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk
mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi sosial".

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


 Ayat 3 isinya bahwa "Ketentuan mengenai pelaksanaan wajib lapor sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan Peraturan Pemerintah".
 Pasal 61 Ayat 1 isinya bahwa "Pemerintah melakukan pengawasan terhadap segala kegiatan
yang berkaitan dengan Narkotika".
 Pasal 61 Ayat 2 Isinya Bahwa "Pengawasan Sebagaimana Dalam Ayat 1 Meliputi:
1) Narkotika dan Prekursor Narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan
dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Alat-alat potensial yang dapat disalahgunakan untuk melakukan tindak pidana
Narkotika dan Prekursor Narkotika
3) Evaluasi Keamanan, Khasiat, dan Mutu Produk Sebelum Diedarkan
4) Produksi
5) Impor dan Ekspor
6) Peredaran
7) Pelabelan
8) Informasi
9) Penelitian
10) Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.

B. Kegunaan Narkoba
Narkotika yang sama sekali tidak boleh digunakan dalam pengobatan adalah narkotika
golongan 1 (Kokain, Heroin, Ganja) dan psikotropika golongan 1(LSD , Ekstasi ) karena bukan
tergolong obat, dan menyebabkan ketergantungan tingkat tinggi. Untuk itu, narkoba diatur
dalam undang – undang no.22 tahun 1997 tentang narkotika dan undang undang no. 5 tahun
1997 tentang psikotropika.

Manfaat narkoba dalam dunia kesehatan:

1. Opium, dipergunakan sebagai obat diare


2. Morfin, digunakan sebagai deep pain killer.
3. Kokain, dulu digunakan sebagai obat anestesi/bius.
4. Ganja, dulu di Cina digunakan sebagai penenang sebelum pembedahan.

Manfaat Psikotropika dalam dunia kesehatan:

1. Amfetamin, digunakan untuk mengatasi kegemukan.


2. Nitrazepam, digunakan untuk mengatasi insomnia, kecemasan, dan stress.
3. Diazepam, digunakan sebagai mengatasi kecemasan, insomnia, relaksasi otot, dan
kondisi psikoneurotik lain.
4. Fenobarbital, digunakan sebagai obat tidur.

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


C. Faktor Penyalahgunaan Narkoba
Di Indonesia, peredaran obat terlarang ini sudah menjadi alah satu permasalahan utama
yang harus segera diatasi. Hingga kini penyebaran penyalahgunaan narkoba sudah hampir tak
bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dengan mudahnya mendapatkan
narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Berikut adalah faktor yang menyebabkan seseorang menggunakan narkoba;

1. Faktor Diri
 Keingintahuan yang besar untuk mencoba.
 Keinginan untuk bersenang-senang.
 Menderita kecemasan dan kegetiran.
 Kecanduan merokok dan minuman keras.
 Upaya untuk menurunkan berat badan atau kegemukan dengan menggunakan obat
penghilang rasa lapar yang berlebihan.
 Merasa tidak dapat perhatian, tidak diterima atau tidak disayangi, dalam lingkungan
keluarga atau lingkungan pergaulan.
 Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
 Ketidaktahuan tentang dampak dan bahaya penyalahgunaan narkoba.
 Pengertian yang salah bahwa mencoba narkoba sekali-kali tidak akan menimbulkan
masalah.

2. Faktor Lingkungan
 Keluarga bermasalah atau broken home.
 Ayah, ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau penyalahguna atau
bahkan pengedar gelap narkoba.
 Lingkungan pergaulan atau komunitas yang menjadi penyalahguna atau pengedar gelap
narkoba.
 Sering berkunjung ke tempat hiburan (café, diskotik, karoeke, dll.).
 Mempunyai banyak waktu luang, putus sekolah atau menganggur.
 Lingkungan keluarga yang kurang / tidak harmonis.
 Orang tua yang otoriter.
 Orang tua yang serba boleh, kurang/tanpa pengawasan.
 Lingkungan sosial yang penuh persaingan dan ketidakpastian.
 Kehidupan perkotaan yang hiruk pikuk, orang tidak dikenal secara pribadi, tidak ada
hubungan primer.

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


3. Faktor Ketersediaan Narkoba
 Narkoba semakin mudah didapat serta harga narkoba semakin murah dan dijangkau
oleh daya beli masyarakat.
 Narkoba semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian, dan bentuk kemasan.
 Masih banyak laboratorium gelap narkoba yang belum terungkap.
 Sulit terungkapnya kejahatan computer dan pencucian uang yang bisa membantu bisnis
perdagangan gelap narkoba.
 Semakin mudahnya akses internet yang memberikan informasi pembuatan narkoba.
 Bisnis narkoba menjanjikan keuntugan yang besar.
 Perdagangan narkoba dikendalikan oleh sindikat yagn kuat dan professional. Bahan
dasar narkoba (prekursor) beredar bebas di masyarakat.

D. Pembagian Narkotika dan Psikotropika


Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman ,
baiksintetis maupun semisintetis yang
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran dan dan menghilangkan atau
mengurangi rasa nyeri. Menurut undang
undang narkotika dibagi menurut potensi
ketergantungannya sebgai berikut:

 Narkotika Golongan 1 : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan, tidak


digunakan dalam terapi. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja, Putaw(Heroin tidak murni
berupa bubuk).
 Narkotika Golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan, digunakan
dalam terapi. Contoh : Morfin dan Petidin.
 Narkotika Golongan III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan, banyak
digunakan dalam terapi. Contoh : Kodein.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif dan susunan saraf pusat dan menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku, yang dibagi menurut potensi yang
menyebabkan ketergantungan sebagai berikut :

 Psikotropika golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan, tidak


digunakan dalam terapi. Contoh : MDMA(Ekstasi), LSD, dan STP.

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


 Psikotropika golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan, digunakan
amat terbatas dalam terapi. Contoh :Amfetamin, Metamfetamin, Ritalin.
 Psikotropika golongan III : berpotensi sedang menyebabkan ketergantungan, digunakan
dalam terapi. Contoh : Pentobarbital.
 Psikotropika golongan IV : berpotensi ringan tinggi menyebabkan ketergantungan,
sangat luas digunakan dalam terapi . Contoh : diazempam, klobazam, barbital, dan
nitrazepam.

Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan
ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

 Rokok.
 Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
 Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang
bila dihirup akan dapat memabukkan.

Pembagian berdasarkan zat psikoaktifnya :

 Stimulant adalah obat-obatan yang mempengaruhi system saraf pusat, dapat


meningkatkan kerja alat-alat tubuh (denyut jantung dan pernapasan serta tekanan
darah semakin cepat). Yang dapat membuat seseorang merasa segar dan sehat,
menghilangkan rasa letih, dan tidak mengantuk. Pada kokain, si pengguna bisa jadi tidak
ingat apapun yang terjadi.
Contoh: kafein, nikotin, kokain, amfetamin, ekstasi, shabu-shabu.
 Depresan adalah obat-obatan yang juga mempengaruhi system saraf pusa, pengaruhnya
berlawanan dengan stimulant, artinya, menurunkan kerja alat-alat tubuh.
Dalam jumlah yang banyak, dapat menimbulkan rasa hangat dan perasaan gembira yang
berlebihan (euphoria).
Contoh: barbiturat dan etanol/alcohol.
 Halusinogen adalah obat-obatan yang dapat menimbulkan halusinasi/khayalan yang
membuat penggunanya seolah-olah melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi.
Penggunanya sering tertawa sendiri atau tertawa tanpa sebab dan bicara sembarangan,
juga menyebabkan perubahan sikap dan mental.
Contoh: lysergic acid dietilamin (LSD) dan marijuana (hashish)
 Opiat adalah obat-obatan yang mempengaruhi kerja otak.
Pengguna opiat sering bermimpi yang indah-indah dan merasa nge-”fly”/serasa terbang.
Penggunanya akan kehilangan rasa nyeri, tidur nyenyak dan euphoria.
Contoh: morfin dan heroin (serbuk yang di ekstrak dari tumbuhanopium/candu)

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


Heroin
Heroin adalah bentuk tingkat rendah dari heroin. Heroin
berasal dari bunga opium atau Papaver somniferum, sejenis
bunga di iklim panas dan kering. Bunga tersebut
menghasilkan zat lengket yang menjadi cikal bakal dari
heroin, opium, morfin dan kodein. Heroin adalah zat
depresan. Obat-obatan depresan tidak langsung membuat

Anda merasa tertekan. Zat-zat tersebut memperlambat


pesan dari otak ke tubuh dan sebaliknya. Beberapa nama
lain dari zat tersebut adalah bedak, putih.

Bahaya Heroin

Ketergantungan

Heroin adalah zat yang mempunyai daya ketergantungan


tinggi dan pemakai biasa hampir dipastikan menjadi ketergantungan. Toleransi pada heroin
berarti seseorang perlu dosis narkoba yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama ketika
mereka menggunakan zat tersebut dalam skala kecil.

Heroin Tidak Murni

Seperti pembuatan obat-obatan terlarang lainnya, putau yang dijual di masyarakat sering
dicampur dengan bahan berbahaya seperti bedak talek dan deterjen. Kadang-kadang beberapa
obat-obatan seperti amfetamin dan obat tidur dicampurkan juga. Zat-zat aditif ini dapat
mematikan, dan karena pengguna tidak berhati-hati apakah ia menggunakan heroin murni
dengan kadar 5% atau 50% akan mudah bagi orang itu untuk mengalami overdosis dadakan dan
bahkan mati.

Heroin dan Obat-obatan Lain

Heroin dapat menjadi berbahaya ketika dikombinasikan dengan berbagai obat-obatan


lainnya, khususnya obat-obatan depresan seperti alkohol atau obat-obat penenang lainnya.
Depresan memperlambat sirkulasi tubuh dan kombinasi obat-obatan tersebut dapat
meningkatkan efeknya. Jika sirkulasi tubuh terlalu banyak yang melambat, resikonya bisa
berupa keadaan koma atau bahkan kematian.

Mengemudi

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


Heroin memengaruhi keterampilan motorik dan koordinasi tubuh, penglihatan dan
kemampuan untuk mengambil keputusan tentang jarak dan kecepatan. Hal ini yang
menyebabkan mengemudi atau menumpang bersama seseorang yang dimabuk heroin sangat
berbahaya.

AIDS dan Hepatitis

Heroin biasanya disuntikkan, dan berbagi peralatan suntik – alat hisap, sendok, kain katun
penyeka, turniket – sangat meningkatkan peluang komplikasi infeksi seperti keracunan darah,
Hepatitis B dan C sekaligus HIV/AIDS. Baik Hepatitis C dan AIDS tidak dapat disembuhkan dan
akhirnya menyebabkan kematian.

Ganja
Ganja atau Mariyuana adalah tumbuhan budidaya
penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat
narkotika pada bijinya,tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-
cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami
euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).
Ganja terbuat dari daun, bunga, biji, dan ranting muda
tanaman mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering.
Tanaman ganja biasanya dibuat menjadi rokok mariyuana.

Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai 2 meter.


Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di
tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam
dompolan di ujung ranting. Ganja hanya tumbuh di
pegunungan tropis dengan ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut.

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini
biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja danopium
juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan
negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhuyang menyembah dewa
Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara
menghisap hashish melalui pipa chilam/chillum, dan dengan meminum bhang.

Tanda-tanda penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan
lemah, banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk, tetapi
susah tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap cahaya dan badan kurus karena susah
makan. Tanda-tanda gejala putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


makan. Tanda-tanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tidak
teratur, napas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa.

Kokain
Kokain termasuk ke dalam salah satu
jenis dari narkotika. Kokain diperoleh dari
hasil ekstraksi daun tanaman koka
(Erythroxylum coca). Zat ini dapat dipakai
sebagai anaestetik (pembius) dan
memiliki efek merangsang jaringan otak
bagian sentral. Pemakaian zat ini
menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah,
detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika
jenis lain, pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.

Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal
juga dengan sebutan candu, morfin, heroin, dan putau. Opium
diambil dari getah buah mentah Pavaper sommiverum.
Opium digunakan untuk menghilangkan rasa sakit karena luka
atau menghilangkan rasa nyeri pada penderita kanker.
Penggunaannya yang menyalahi aturan dapat
menimbulkan rasa sering mengantuk, perasaan gembira
berlebihan, banyak berbicara sendiri, kecenderungan untuk
melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah,
ukuran pupil mata mengecil, mual, dan sulit berpikir. Jika
pemakaian obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering
menguap, kepala terasa berat, mata basah, hidung berair,
hilang nafsu makan, lekas lelah, badan menggigil, dan kejang-
kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis atau overdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut:
tertawa tidak wajar, kulit lembap, napas pendek tersenggal-senggal, dan dapat mengakibatkan
kematian.

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


Nikotin
Nikotin dapat diisolasi atau
dipisahkan dari tanaman
tembakau. Namun, orang
biasanya mengonsumsi nikotin
tidak dalam bentuk zat
murninya, melainkan secara
tidak langsung ketika mereka
merokok. Nikotin yang diisap
pada saat merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah,
bersifat karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko terserang kanker paru-paru, kaki
rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emphysema), risiko terkena penyakit jantung
koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.

Alkohol
Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi)
sejumlah bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan
anggur. Alkohol ini sudah dikenal manusia cukup lama.
Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan
berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
Alkohol yang terkandung dalam minuman dapat berasal
dari hasil fermentasi bahan minuman itu sendiri (contohnya,
alkohol yang terdapat dalam minuman hasil fermentasi sari
buah anggur) atau sengaja ditambahkan ke dalam suatu minuman olahan. Semua jenis
minuman yang mengandung alkohol (etanol). Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman
keras dikelompokkan menjadi golongan:
1) A, berkadar etanol 1–5 %;
2) B, berkadar etanol 5–20 %; dan
3) C, berkadar etanol 20–50 %.
Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan muka
kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian dihentikan maka akan
timbul gejala gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika overdosis
akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak
bicara sendiri.

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
LSD merupakan zat psikotropika yang dapat
menimbulkan halusinasi (persepsi semu mengenai sesuatu
benda yang sebenarnya tidak ada). Zat ini dipakai untuk
membantu pengobatan bagi orang-orang yang mengalami
gangguan jiwa atau sakit ingatan. Zat ini bekerja dengan cara
membuat otot-otot yang semula tegang menjadi rileks.
Penyalahgunaan zat ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menderita frustasi dan
ketegangan jiwa.

Ekstasi
Ekstasi atau MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine)
adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat
rekreasi yang membuat penggunanya menjadi sangat aktif.
Ekstasi memiliki struktur kimia dan pengaruh yang mirip dengan
amfetamin dan halusinogen. Ekstasi biasanya berbentuk tablet
berwarna dengan disain yang berbeda-beda. Ekstasi bisa juga
berbentuk bubuk atau kapsul.

Seperti kebanyakan obat terlarang, tidak ada kontrol yang


mengatur kekuatan dan kemurnian salah satu jenis narkoba ini. Bahkan tidak ada jaminan
bahwa sebutir ekstasi sepenuhnya berisi ekstasi. Seringkali ekstasi dicampur dengan bahan-
bahan berbahaya lainnya. Nama-nama lain: Dolphin, Black Heart, Gober, Circle K, dll.

Pengaruh Langsung Pemakaian Ekstasi

 Perasaan gembira yang meluap-luap.


 Perasaan nyaman.
 Rasa mual.
 Berkeringat & dehidrasi (kehilangan cairan tubuh).
 Meningkatnya kedekatan dengan orang lain.
 Percaya diri meningkat dan rasa malu berkurang.
 Rahang mengencang dan gigi bergemeletuk.
 Paranoia, kebingungan.
 Meningkatnya kecepatan denyut jantung, suhu tubuh dan tekanan darah.
 Pingsan, jatuh atau kejang-kejang (serangan tiba-tiba).

Jangka Panjang Pemakaian Ekstasi

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


Sedikit yang diketahui tentang pengaruh jangka panjang dari pemakaian ekstasi, tetapi
kemungkinan kerusakan mental dan psikologis sangat tinggi. Berikut adalah apa saja yang kita
sudah tahu:

 Ekstasi merusak otak dan memperlemah daya ingat.


 Ekstasi merusak mekanisme di dalam otak yang mengatur daya belajar dan berpikir
dengan cepat.
 Ada bukti bahwa obat ini dapat menyebabkan kerusakan jantung dan hati.
 Pemakai teratur telah mengakui adanya depresi berat dan telah ada kasus-kasus
gangguan kejiwaan.

Dampak Menggunakan Ekstasi

1) Ketergantungan

Ada bukti bahwa orang dapat menjadi kecanduan ekstasi secara psikologis. Pemakai
mengakui kesulitan mereka untuk berhenti atau mengurangi pemakaian.

2) Seks dan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Pengaruh-pengaruh ekstasi dapat membuat seseorang bertingkah laku yang


membahayakan, atau menempatkan dirinya ke dalam keadaan tidak berdaya. Hal ini dapat
mengarah pada pemerkosaan, hubungan seks yang tidak diinginkan, kehamilan dan penyakit-
penyakit seperti AIDS atau Hepatitis C.

3) Daya ingat dan belajar

Suatu penelitian membuktikan bahwa ekstasi menyebabkan kerusakan otak. Ekstasi


merusak neuron yang melepaskan serotonin, bahan kimia otak yang mengatur daya ingat dan
fungsi-fungsi lain. Penelitian lain menunjukkan bahwa bekas pemakai yang sudah tidak
memakai ekstasi selama enam bulan masih terpengaruh secara mental, yang berarti bahwa
kerusakannya bersifat jangka panjang dan tidak dapat diperbaiki.

4) Kematian

Telah diketahui bahwa kematian akibat ekstasi dapat terjadi sebagai akibat dari tiga
keadaan yang berbeda:

 Pengaruh stimulasi yang mengakibatkan serangan jantung atau pendarahan otak.


 Kombinasi penggunaan ekstasi dengan dengan aktivitas menari akan menyebabkan
naiknya temperatur suhu badan pada tingkat yang berbahaya. Karena biasanya ekstasi
diminum di klub-klub malam atau diskotik, maka resiko kematian karena panas yang
berlebihan (hyperthermia) akan meningkat.

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


 Walau bukan karena akibat langsung dari ekstasi, kematian dapat terjadi karena
banyaknya air yang diminum akibat temperatur suhu badan yang tinggi sehingga terjadi
“dilutional hyponatremia” -keadaan dimana otak kelebihan cairan.

Morfin
Morfina adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan
merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium.
Morfina bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk
menghilangkan rasa sakit. Efek samping morfina antara lain
adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan
penglihatan kabur. Morfina juga mengurangi rasa lapar,
merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfina
menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien ketergantungan
morfina juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk. Kata "morfina" berasal dari
Morfeus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani. Morfin (INN) adalah potensial candu analgesik
obat dan dianggap sebagai prototipikal opioid . Hal ini ditemukan pada 1804 oleh Friedrich
Sertürner , pertama didistribusikan oleh Friedrich Sertürner pada tahun 1817, dan komersial
pertama dijual oleh Merck pada tahun 1827, yang pada waktu itu sebuah toko kimia kecil. Itu
lebih banyak digunakan setelah penemuan jarum suntik pada tahun 1857. Ini mengambil nama
dari Tuhan Yunani mimpi Morpheus.
Morfin adalah paling banyak mengandung alkaloid yang
ditemukan di opium , getah kering (lateks) yang berasal dari
hasil getah irisan biji mentah opium, atau dinamakan,
poppy, Papaver somniferum . Morfin adalah pemurnian
pertama dari sumber tanaman dan merupakan salah satu
dari sedikitnya mengandung 50 macam alkaloid dari
beberapa jenis dalam opium, Poppy Straw Konsentrat , dan
turunan opium lainnya. Morfin umumnya 8 sampai 17 persen dari berat kering opium,
walaupun khusus dibesarkan kultivar mencapai 26 persen atau menghasilkan morfin sedikit
sekali, di bawah 1 persen, mungkin turun menjadi 0,04 persen. Varietas yang terakhir, termasuk
'Przemko' dan Norman 'kultivar' dari opium poppy, digunakan untuk menghasilkan dua alkaloid
lain, tebain dan oripavine , yang digunakan dalam pembuatan-sintetik dan semi sintetik opioid
seperti oxycodone dan etorphine dan beberapa jenis obat. ( P. bracteatum ) tidak mengandung
morfin atau kodein, atau lainnya narkotika fenantrena tipe, alkaloid. Spesies ini lebih
merupakan sumber tebain .
Terjadinya morfin di lain papaverales dan Papaveraceae , serta pada beberapa jenis hop dan
murbei pohon belum dikonfirmasi. Morfin diproduksi paling dominan di awal siklus hidup
tanaman. Melewati titik optimum untuk ekstraksi, berbagai proses di pabrik memproduksi

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


kodein , tebain , dan dalam beberapa kasus jumlah diabaikan hidromorfon , dihydromorphine ,
dihydrocodeine , tetrahydrothebaine, dan xanax (senyawa ini agak disintesis dari tebain dan
oripavine). Tubuh manusia memproduksi endorphines , yang neuropeptida , dengan efek yang
sama. Dalam pengobatan klinis, morfin dianggap sebagai standar emas, atau patokan, dari
analgesik digunakan untuk meringankan penderitaan berat atau sakit dan penderitaan . Seperti
opioid lain, misalnya oksikodon (OxyContin, Percocet, Percodan), hidromorfon (Dilaudid,
Palladone), dan diacetylmorphine (heroin ), morfin langsung mempengaruhi pada sistem saraf
pusat (SSP) untuk meringankan rasa sakit .
Morfin memiliki potensi tinggi untuk kecanduan , toleransi dan psikologis ketergantungan
berkembang dengan cepat, meskipun Fisiologis ketergantungan mungkin membutuhkan
beberapa bulan untuk berkembang.

E. Cara Mencegah dan Mengatasi Penyalahgunaan Narkoba


Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah dan bahkan sebaiknya
harus dicegah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati, atau
melakukan tindakan represif. Justru disinilah peran orang tua atau
keluarga yang sangat penting dalam pencegahan penyalahgunaan
narkoba pada anak. Berikut ini ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan orang tua untuk mengurangi resiko penyalahgunaan
narkoba.

1. Mempelajari masalah Narkoba

Tidak mungkin anda mencegah, jika Anda tik tahu apa yang sedang anda coba untuk
mencegahnya. Ambillah kesempatan untuk mempelajari masalah narkoba. Dengan membaca,
mendengarkan ceramah, berdiskusi, dan membahas masalah narkoba di majalah, koran, atau
pada program televisi dan radio. Anda harus mengerti jenis-jenis narkoba dan bahaya
menggunakan narkoba yang nantinya kita akan sampaikan kepada anak kita sebagai proses
pendidikan tentang narkoba.

2. Mengajarkan Anak tentang Masalah Narkoba

Umumnya anak dan remaja menerima informasi tentang narkoba dari luar rumah, sebagian
besar dari teman sebayanya. Sangat berbahaya ketika anak mengetahui suatu hal yang baru
hanya setengah-setengah. Saya katakan setengah-setengah karena biasanya anak hanya tau
enaknya saja tidak mengerti dampak yang ditimbulkan akibat penyalahguanan narkoba. Untuk
itu orang tua perlu mengajarkan tentang narkoba secara detai kepada anak sehingga anak
mengerti secara utuh dan mampu mengambil langkah yang benar.

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


3. Melarang Pemakaian Narkoba

Melarang anak melakukan pemakaian narkoba jenis apapun, termasuk rokok dan minuman
beralkohol, dan ini harus menjadi peraturan keluarga. Anda (orang tua) harus bisa
mencontohkan anak agar tidak mengkonsumsi hal-hal tersebut. Selain itu Anak harus
memahami hal-hal berikut ini dengan jelas.

Harus spesifik; jelaskan peraturan larangan memakai narkoba. Bahas konsekuensinya jika
melanggar aturan; apa hukumnya; bagaimana pelaksanaannya; dan tujuan hukuman tersebut.

Harus Konsisten; Jelaskan pada anak bahwa peraturn inti berlaku tetap, kapan saja, dan
dimana saja, baik dirumah, di sekolah, maupun dirumah teman dan ditempat lainnya.

Harus Masuk Akal; Jangan menambahkan konsekuensi atau hukuman lain jika peraturan
dilanggar. Jika peraturan dilanggar bertindaklah bijaksana terapkan hukuman sesuai dengan
peraturan awal yang sudah ditetapkan.

4. Cegah Pengaruh Negatif Berita Kriminal

Amati apa yang ditonton anak di televisi. Anda tidak perlu menyensornya, akan tetapi anda
perlu mengambil kesempatan untuk menjelaskan kepadanya tentang berita kriminal. Berita
kriminal yang ditanyangkan ditelevisi hanya sepenggal dan sekilas saja, hal ini membuat anak
penasaran dan akan mencari tahu informasi itu diluar. Sebelum itu terjadi berilah penjelasan
dan informasi dari berita-berita itu. Hal ini dapat mecegah anak untuk mencoba-coba
khususnya tentang penyalahgunaan narkoba. Terdapat banyak alasan mengapa jumlah jam
yang diluangkan anak untuk menonton televisi harus dibatasi hanya 2 jam saja. Siaran informasi
di televisi yang mendorong pemakaian narkoba adalah salah satu alasannya.

5. Mewaspadai Sikap dan Perilaku Sendiri

Keluarga adalah lingkungan terdekat yang mempengaruhi perkembangan perilaku anak.


Anak akan meniru perilaku orang tuanya karena anak memandang orang tua adalah sebagai
figur mereka. Hingga usia remaja anak akan meniru perilaku orang tuanya jadi yang perlu
diwaspadai adalah sikap dan perilaku anda. Apakah anda merokok? Apakah anda minum-
minuman keras? Atau bahkan anda memakai narkoba? hmm…Sangat disayangkan jika hal itu
masih anda lakukan. Jangan salahkan anak jika mereka nantinya mengunakan narkoba, karena
mereka mendapat contoh perilaku yang seperti itu. Jadi hemat saya, jadilah teladan yang baik
bagi anak. Jika anda merokok mulai dari sekarang berhentilah. Jika anda suka minuman keras,
hentikanlah. Sayangilah anakmu, generasimu!

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi


6. Pola Hidup Sehat dalam Keluarga

Hal yang perlu diwaspadai dalam lingkunagn keluarga adalah keharmonisan.


Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu bentuk kenakalan anak. Faktor penyebab
kenakalan remaja yang utama adalah keluarga yang tidak harmonis. Maka dari itu, ciptakan
keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Jika anak mendapatkan kasih sayang dirumah
sendiri mereka tidak anak mencari diluar yang akhirnya lari ke narkoba.

Cara-cara menanggulangi narkoba :

Kita harus merapatkan barisan, kita harus satukan tekad sambil mengevaluasi serta
instropeksi diri terhadap langkah kita selama ini : apa yang telah kita lakukan, apa yang harus
kita lakukan, apakah yang telah kita lakukan itu sudah maksimal atau belum, apakah kata hati
nurani kita sudah sesuai dengan perbuatan kita, serta banyak lagi hal yang perlu kita renungi
bersama. Tanpa adanya penerapan nilai Agama mustahil rasanya masalah penyalahgunaan
narkoba dan sejenisnya dapat dibasmi. Nilai-nilai agama tentu harus ditanamkan sejak dini oleh
orang tua kepada anaknya.

Kita perlu manusia yang sehat jasmani dan rohani sebagai pejuang yang akan membebaskan
bangsa ini dari penyalahgunaan barang haram tersebut, sekaligus diharapkan akan melahirkan
manusia-manusia sehat jasmani dan rohani .

Kita berharap semuanya ikut berperan aktif menanggulangi penyebaran narkoba. Peran orang
tua sangat penting. Para petugas yang menangani kasus-kasus narkoba juga sangat perlu diberi
bekal Agama yang kuat. Tujuannya adalah agar petugas tidak berpikiran kotor, berkeinginan
ingin mendapatkan hasil dengan pura-pura ingin menolong agar hukumannya diperingan, atau
menerima suap dari anggota keluarga yang terkena kasus agar kasusnya di peti es kan.

F. Sumber
http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/zat-adiktif-dan-psikotropika.html

http://patology.wordpress.com/2009/05/23/zat-adiktif/

http://belajarpsikologi.com/cara-pencegahan-narkoba-sejak-dini/

http://marhenyantoz.wordpress.com/2011/03/12/cara-menanggulangi-narkoba/

Zahra Alya Darojati – X Akselerasi

Anda mungkin juga menyukai