Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

JENIS-JENIS NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA, ZAT ADAKTIF DAN
OBAT-OBAT TERLARANG

DISUSUN OLEH :
NAMA : LILIK DWI AGUSTINI
KELAS : X IPS 3

SMA NEGERI 4 SEKAYU


KECAMATAN SEKAYU KABUPATEN MUSI BANYUASIN
TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa
pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang berdasarkan
bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat
manusia. Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa
gembira) yang berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna
tertentu.
Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan menjadi
malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi,
karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung
medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit,
dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang
menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta dalam berkarya (terutama pada
para seniman dan musisi.
Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh
jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreatifitas adalah
hasil silangan modern “Cannabis indica” yang berasal dari India dengan “Cannabis sativa”
dari Barat, dimana jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh di
Indonesia.
Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan
tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada
kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti
efek yang dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti
sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai
tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang
dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi
kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi
kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.

B.   Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis Narkotika ?
2. Apa saja jenis Psikotropika?
3. Apa saja jenis Zat Adaktif?
4. Apa saja jenis Obat-obat Terlarang ?

C.   Tujuan
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar kita lebih memahami jenis-jenis dari Narkotika,
Psikotropika, Zat Adaktif dan Obat-obat Terlarang.
BAB  II
PEMBAHASAN
A. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi
sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat
buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya
kesadaran, serta menyebabkan kecanduan. Lebih jelas lagi, dalam Pasal 6 Undang-Undang
tersebut dipaparkan pula pembagian narkotika menjadi beberapa golongan. Berikut golongan
narkotika yang diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika:
1. Narkotika Golongan I
Golongan narkotika ini hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Heroin, Kokain, Daun Kokain, Opium, Ganja, Jicing, Katinon,
MDMDA/Ekstasi, dan lebih dari 65 macam jenis lainnya.

2. Narkotika Golongan II
Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan, namun digunakan sebagai
pilihan terakhir. Selain itu, dapat digunakan untuk terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan. Mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin, Fentanil, Metadon.

3. Narkotika Golongan III


Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Kodein, Buprenorfin, Etilmorfina, Nikokodina, Polkodina, Propiram, dan ada
tiga belas macam termasuk beberapa campuran lainnya

Adapun jenis-jenis Narkotika yang Sering disalahgunakan di Indonesia. Berikut ini


adalah jenis narkoba yang sering disalahgunakan di Indonesia:
1. Heroin
Heroin alias diamorfin adalah hasil pengolahan morfin secara kimiawi. Narkotika
yang satu ini dapat menimbulkan efek yang lebih kuat dibandingkan morfin itu sendiri.
Beberapa efek samping yang timbul akibat penyalahgunaan heroin atau putaw, antara lain,
Denyut nadi melambat, Otot melemas, Pupil mengecil, Rasa percaya diri hilang, Tekanan
darah menurun

2. Ganja
Jenis-jenis narkotika lain yang sering disalahgunakan di Indonesia ialah ganja. Dikenal
dengan nama lain kanabis atau marijuana, ganja adalah narkotika yang berasal dari
tanaman Cannabis sativa.
Ganja bisa menimbulkan efek samping berikut ini, Mulut dan tenggorokan terasa sangat
kering, Sulit mengingat, Nafsu makan meningkat. Euforia atau rasa senang berlebih, Denyut
nadi dan jantung lebih cepat

3. Kokain
Jenis-jenis narkotika yang juga tergolong sering disalahgunakan adalah kokain, yang
berasal dari tumbuhan Erythroxylum coca. Narkotika yang satu ini mengandung zat stimulan,
sehingga efek samping yang timbul adalah, Perasaan gelisah, Kejang-kejang. Selera makan
menurun, Paranoid, Euforia atau perasaan senang berlebihan

4. Opium
Opium adalah narkotika yang terbuat dari getah tumbuhan Papaver somniferum.
Narkotika jenis ini dapat ‘diolah’ menjadi morfin dan kodein. Beberapa efek samping yang
timbul akibat penyalahgunaan opium, di antaranya, Merasa sangat bersemangat, Waktu terasa
berjalan lambat, Pusing atau mabuk, Birahi memuncak, Gangguan pernapasan yang dapat
berujung pada kematian

5. Lysergic Acid Diethylamide (LSD)


Lysergic acid diethylilamide atau LSD bersifat halusinogen, sehingga bila
disalahgunakan bisa menimbulkan efek yang bervariasi. Beberapa efek yang mungkin muncul
akibat penyalahgunaan LSD, di antaranya, Rasa nikmat yang luar biasa, Kebingungan, Panik
tiba-tiba, Tidak bisa mengendalikan emosi, Perubahan persepsi penglihatan, penciuman,
suara, perasaan dan tempat 

6. Kodein
Kodein adalah satu dari jenis-jenis narkoba yang bisa dijumpai pada obat batuk orang
dewasa. Pada dosis yang tepat, kodein bisa bermanfaat. Namun, apabila penggunaannya di
luar pengawasan dokter atau disalahgunakan, efek samping yang muncul adalah, Euforia atau
perasaan senang berlebih, Mual dan muntah, Hipotensi atau tekanan darah sangat rendah,
Depresi, Gangguan saluran pernapasan berat

7. Morfin
Morfin adalah obat yang berfungsi untuk meredakan rasa nyeri derajat parah. Obat ini
memengaruhi tubuh dalam merespons sakit atau nyeri. Pada penggunaan di bawah
pengawasan dokter yang ahli, morfin bisa memberikan manfaat. Namun, jika disalahgunakan,
morfin bisa memberikan efek samping sebagai berikut, Penurunan kesadaran, Euforia atau
rasa senang berlebihan, Kebingungan, Jantung berdebar-debar, Mengakibatkan impotensi
pada pria dan gangguan menstruasi atau haid pada wanita

8. Sabu-sabu
Sabu-sabu tergolong sebagai satu dari sekian jenis-jenis narkotika yang paling banyak
disalahgunakan di Indonesia. Sabu-sabu atau metamfetamin adalah jenis narkotika berbentuk
seperti kristal berwarna putih yang memiliki efek stimulan. Efek samping yang bisa terjadi
akibat penyalahgunaan sabu-sabu, antara lain, Gangguan tidur, Menurunnya konsentrasi
hingga kehilangan ingatan, Paranoid, Detak jantung cepat, Euforia atau sensasi bahagia yang
berlebihan

B. PSIKOTROPIKA

Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta
merangsang susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan
pada pemakainya. Jenis obat-obatan ini bisa ditemukan dengan mudah di apotik, hanya saja
penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter. Efek kecanduan yang diberikan pun
memiliki kadar yang berbeda-beda, mulai dari berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan
hingga ringan.
Apakah Anda pernah mendengar zat Amfetamin? Ya, salah satu jenis obat-obatan
tersebut nyatanya termasuk dalam jenis psikotropika. Penggunaannya harus sesuai dengan
resep dokter agar bisa terhindar dari kecanduan. Efek menenangkan dan memberikan rasa
bahagia membuat beberapa orang sengaja menyalahgunakan zat tersebut. Padahal
pemakaiannya tidak boleh sembarangan karena termasuk dalam obat terlarang. Berdasarkan
pada risiko kecanduan yang dihasilkan, golongan psikotropika dibagi menjadi 4, diantaranya
adalah:
1. Psikotropika Golongan 1
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini memiliki potensi yang tinggi
menyebabkan kecanduan. Tidak hanya itu, zat tersebut juga termasuk dalam obat-obatan
terlarang yang penyalahgunaannya bisa dikenai sanksi hukum. Jenis obat ini tidak untuk
pengobatan, melainkan hanya sebagai pengetahuan saja. Contoh dari psikotropika golongan 1
diantaranya adalah LSD, DOM, Ekstasi, dan lain-lain yang secara keseluruhan jumlahnya ada
14. Pemakaian zat tersebut memberikan efek halusinasi bagi penggunanya serta merubah
perasaan secara drastis. Efek buruk dari penyalahgunaannya bisa menimbulkan kecanduan
yang mengarah pada kematian jika sudah mencapai level parah.

2. Psikotropika Golongan 2
Golongan 2 juga memiliki risiko ketergantungan yang cukup tinggi meski tidak
separah golongan 1. Pemakaian obat-obatan ini sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit. Penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak
memberikan efek kecanduan. Golongan 2 ini termasuk jenis obat-obatan yang paling sering
disalahgunakan oleh pemakaianya, misalnya adalah Sabu atau Metamfeamin, Amfetamin,
Fenetilin, dan zat lainnya yang total jumlahnya ada 14.

3. Psikotropika Golongan 3
Golongan 3 memberikan efek kecanduan yang terhitung sedang. Namun begitu,
penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak membahayakan kesehatan.
Jika dipakai dengan dosis berlebih, kerja sistem juga akan menurun secara drastis. Pada
akhirnya, tubuh tidak bisa terjaga dan tidur terus sampai tidak bangun-bangun.
Penyalahgunaan obat-obatan golongan ini juga bisa menyebabkan kematian. Contoh dari zat
golongan 3 diantaranya adalah Mogadon, Brupronorfina, Amorbarbital, dan lain-lain yang
jumlah totalnya ada 9 jenis.

4. Psikotropika Golongan 4
Golongan 4 memang memiliki risiko kecanduan yang kecil dibandingkan dengan yang
lain. Namun tetap saja jika pemakaiannya tidak mendapat pengawasan dokter, bisa
menimbulkan efek samping yang berbahaya termasuk kematian. Penyalahgunaan obat-obatan
pada golongan 4 terbilang cukup tinggi. Beberapa diantaranya bahkan bisa dengan mudah
ditemukan dan sering dikonsumsi sembarangan. Adapun contoh dari golongan 4 diantaranya
adalah Lexotan, Pil Koplo, Sedativa atau obat penenang, Hipnotika atau obat tidur, Diazepam,
Nitrazepam, dan masih banyak zat lainnya yang totalnya ada 60 jenis.

Adapun jenis-jenis Psikotropika yaitu,


1. Ekstasi
Ekstasi merupakan senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat yang dapat
mengakibatkan penggunanya menjadi sangat aktif. Jenis narkotika dan psikotropika ini 
berbentuk tablet, pil, serta serbuk.
2. Sabu-sabu
Sabu-sabu merupakan jenis narkotika dan psikotropika yang biasanya digunakan
untuk mengobati penyakit yang parah, seperti gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian
atau narkolepsi.
3. Nipam
Nipam sejenis pil koplo yang dikonsumsi untuk mengurangi anseitas. Jenis narkotika
dan psikotropika biasanya digunakan secara bersamaan dengan minuman beralkohol yang
sebenarnya bahaya bagi penggunanya.

C. ZAT ADAKTIF

Zat adiktif adalah zat yang mampu memengaruhi kinerja fungsi biologis dan
menyebabkan ketergantungan. Tingkat ketergantungan bisa bervariasi, mulai rendah sampai
sangat kuat yang sulit untuk dihentikan. Bahkan saat dihentikan, pengguna zat adiktif akan
merasakan sesuatu yang tidak nyaman bahkan sangat kesakitan.
Ternyata, zat adiktif itu banyak sekali jenisnya. Jika selama ini kita mengira zat adiktif
hanya narkoba tentu itu tidak benar. Zat adiktif dibagi menjadi tiga golongan, yaitu zat adiktif
bukan narkotika dan psikotropika, zat adiktif jenis narkotika, serta zat adiktif jenis
psikotropika.

1. Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika


Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika justru datang dari keseharian masyarakat
Indonesia. Apa saja itu?
a. Kafein
Keberadaan kafein di dalam kopi yang cukup besar disinyalir mampu meningkatkan respons
kewaspadaan pada otak. Itulah mengapa setelah minum kopi, tubuh terasa segar dan tidak
mudah mengantuk. Jika kamu hobi minum kopi, cobalah untuk tetap bijaksana. Kopi masih
dikatakan aman untuk tubuh jika diminum maksimal hanya 2 cangkir tiap hari. Adapun efek
samping yang bisa ditimbulkan akibat mengonsumsi minuman berkafein secara berlebihan
yaitu, Jantung berdebar kencang, Pikiran sulit untuk fokus, Gemetaran, Insomnia akut, Panik
secara berlebihan, Perasaan sangat sensitif

b. Nikotin
Nikotin merupakan zat adiktif yang ditemukan di dalam tembakau. kita tentu paham
bahwa tembakau merupakan komponen penting yang ada di dalam rokok. Artinya, rokok
mengandung zat adiktif yang cukup berbahaya bagi kesehatan, yaitu nikotin. 
Penggunaan nikotin bisa menyebabkan seseorang menjadi lebih rileks, tajam
inderanya, tenang, dan waspada. Di balik itu semua, penggunaan rokok secara berlebih tentu
berakibat negatif bagi tubuh. Adapun efek yang ditimbulkan jika seseorang sudah mengalami
ketergantungan parah pada rokok adalah, Mudah tersinggung, Mudah marah, Depresi, Sulit
untuk fokus dan konsentrasi, Insomnia, Sulit untuk beristirahat, Pemakaian jangka lama bisa
menyebabkan impotensi, penyakit paru-paru, gangguan tenggorokan, dan masih banyak
lainnya.

2. Zat adiktif narkotika


Menurut UU RI No. 22 tahun 1997, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semisintesis yang bisa mengakibatkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan efek
ketergantungan. 
Penggunaan narkotika skala medis tentu sudah mengikuti standar yang telah ditetapkan,
misalnya untuk obat bius, penenang, dan sebagainya. Apa jadinya jika narkotika dikonsumsi
secara asal-asalan dalam jangka waktu yang lama?
a. Gangguan fisik
 Gangguan sistem saraf
 Gangguan jantung
 Gangguan pembuluh darah dan kulit
 Pengecilan hati
 Insomnia
 Sering mual dan sakit kepala
 Menurunnya fungsi organ reproduksi
 Bagi pengguna jarum suntik, semakin besar peluang tertular HIV/AIDS
b. Gangguan psikis
 Sulit untuk konsentrasi
 Hilangnya rasa percaya diri dan apatis
 Cenderung menyakiti diri sendiri dan merasa tidak aman
 Lebih ganas dan brutal
c. Gangguan sosial
 Gangguan mental
 Anti-sosial
 Dikucilkan oleh lingkungan
 Terkadang tidak nyambung dalam berkomunikasi
3. Zat adiktif jenis psikotropika
Menurut UU RI No. 5 tahun 1997, zat psikotropika adalah zat atau obat selain
narkotika baik secara alami maupun sintesis yang berpengaruh secara psikoaktif melalui
susunan saraf pusat yang mengakibatkan perubahan mental dan perilaku. 
Intinya, seseorang yang hobi mengonsumsi psikotropika akan mengalami penurunan fungsi
otak dan susunan saraf pusatnya. Akibatnya, akan muncul kelainan perilaku dan cara berpikir,
halusinasi, serta mengalami ketergantungan.

D. OBAT-OBAT TERLARANG
Obat-obatan "terlarang" adalah obat-obatan yang sering kali dilarang (misalnya, Ganja,
Kokain, Heroin, LSD). Obat terlarang juga sering di samakan dengan Narkoba. Narkoba
adalah zat yang jika dikonsumsi dapat memengaruhi kondisi kejiwaan, pikiran, perasaan, dan
perilaku. Tak hanya itu, narkoba juga bisa membuat pemakainya ketergantungan atau
kecanduan. Zat ini ada cukup banyak jenisnya, dan semuanya berbahaya Ada banyak jenis-
jenis obat terlarang, antara lainnya adalah :
1. PCP (Phencyclidine)
PCP memiliki efek kuat pada sistem saraf mengubah fungsi persepsi (halusinasi,
delusi, pemikiran delirium atau bingung), fungsi motorik (kiprah goyah, kehilangan
koordinasi, dan gerakan mata terganggu atau nistagmus) dan regulasi sistem saraf otonom
(detak jantung yang cepat, pengaturan suhu yang berubah). Obat ini telah dikenal untuk
mengubah mood dengan cara yang tak terduga.
2. Ekstasi (MDMA)
Adalah entactogen psychedelic semisintetik dari keluarga phenethylamine yang
efeknya jauh lebih ringan dari kebanyakan narkotik lainnya yang memproduksi psychedelics.
Ekstasi digunakan sebagai sampingan dan sering digunakan dengan seks dan berhubungan
dengan obat-obatan klub sebagai entheogen selain itu digunakan untuk melengkapi berbagai
jenis praktek untuk transendensi termasuk dalam meditasi, psychonautics, dan psikoterapi
psikedelik. Dampak utama dari MDMA termasuk peningkatan kesadaran indra, perasaan
keterbukaan, euforia, empati, cinta, kebahagiaan, rasa kejernihan mental dan penghargaan
peningkatan musik dan gerakan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi
sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat
buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya
kesadaran, serta menyebabkan kecanduan.
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta
merangsang susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan
pada pemakainya. Jenis obat-obatan ini bisa ditemukan dengan mudah di apotik, hanya saja
penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter
Zat adiktif adalah zat yang mampu memengaruhi kinerja fungsi biologis dan
menyebabkan ketergantungan. Tingkat ketergantungan bisa bervariasi, mulai rendah sampai
sangat kuat yang sulit untuk dihentikan. Bahkan saat dihentikan, pengguna zat adiktif akan
merasakan sesuatu yang tidak nyaman bahkan sangat kesakitan.

Obat-obatan "terlarang" adalah obat-obatan yang sering kali dilarang (misalnya,


Ganja, Kokain, Heroin, LSD). Obat terlarang juga sering di samakan dengan Narkoba.
Narkoba adalah zat yang jika dikonsumsi dapat memengaruhi kondisi kejiwaan, pikiran,
perasaan, dan perilaku. Tak hanya itu, narkoba juga bisa membuat
pemakainya ketergantungan atau kecanduan.
B. SARAN
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit
2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia
3. Orang tua harus lebih memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus ke dalam jurang
narkoba
4. Perlu peningkatan kerja sama antara masyarakat dengan aparat untuk memberantas
peredaran narkoba
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba

Anda mungkin juga menyukai