Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BAHAYA NARKOBA BAGI REMAJA

Disusun oleh:
1. Wulan Nesza Pratiwi
2. Khanza Dhiya Safa Anyelira
3. Terry Talitha Salsabila
4. Humaira Irdina
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini gura memenuhi tugas
kelompok untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Keseharan dengan judul:
"Bahaya Narkoba Bagi Remaja".
Narkoba atau narkotika dan obat-obatan terlarang merupakan masalah serius yang semakin
banyak terjadi di masyarakat kita. Pemakaian narkoba yang semakin meningkat di kalangan
remaja dan dewasa muda telah menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, sosial, dan ekonomi
individu maupun masyarakat. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk mengambil peran
dalam memberikan informasi tentang bahaya narkoba dan bagaimana cara mencegahnya.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang narkoba, termasuk jenis-jenis
narkoba, efek-efek narkoba pada tubuh, dampak sosial dari penggunaan narkoba, serta langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan mengatasi masalah narkoba.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Narkoba adalah singkatan dari narkotika obat Narkoba adalah singkatan dari narkotika
dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah yang di perkenalkan khususnya oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari
Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza mengacu pada
sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya.

Penyalahgunaan narkoba terhadap para pelajar SMA dan SMP berawal dari penawaran dari
pengedar narkoba. Awalnya mereka diberi beberapa kali dan setelah mereka merasa
ketergantungan terhadap narkoba itu, maka pengedar mulai menjualnya. Setelah mereka saling
membeli narkoba, mereka disuruh menjadi pengedar untuk mengajak teman-temannya yang lain
untuk mencoba obat-obatan terlarang tersebut

B.Rumusan Masalah

1. Apa itu narkoba?


2. Apa kegunaan dari narkoba?
3. Apa saja dampak dari narkoba?
4. Bagaimana cara menjauhi dan pencegahannya?
5. Bagaimana cara mengatasi kecanduan narkoba?

C.Tujuan
Tujuan adanya penulisan makalah ini adalah sebagai berikut,
1. Untuk mengerjakan tugas Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
2. Untuk menambah wawasan tentang bahaya narkoba.
3. Mencegah para remaja menyalahgunakan narkoba dengan memberikan pengetahuan
tentang bahaya narkoba.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengidentifikasi Bahaya Narkoba


1. Pengertian Narkotika
Narkoba adalah singkatan dari "narkotika dan obat-obatan terlarang". Narkoba adalah zat-zat
psikoaktif yang dapat memengaruhi kerja otak dan perilaku seseorang. Narkoba biasanya
digunakan untuk tujuan rekreasi atau pengobatan, namun penggunaannya dapat menyebabkan
ketergantungan, efek samping yang berbahaya, dan bahkan kematian.
Narkoba termasuk dalam kategori obat terlarang karena penggunaannya dapat menyebabkan
kerugian bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa jenis narkoba yang terkenal
adalah kokain, heroin, ganja, dan amfetamin. Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek
jangka pendek seperti euforia, rasa relaksasi, dan hilangnya nafsu makan, namun dapat juga
menimbulkan efek jangka panjang seperti kerusakan otak, masalah kesehatan mental, dan
kematian. Oleh karena itu, penggunaan narkoba harus dihindari dan dihentikan secepat mungkin

B. Jenis – jenis narkotika


a. Golongan I
Narkotika golongan ini merupakan yang berbahaya karena menyebabkan
ketergantungan dan memilik daya adiktif yang tinggi, beberapanya adalah;
- Heroin
Heroin ini merupakan turunan morfin yang sudah mengalami proses
kimiawi.Pada mulanya heroin ini digunakan untuk pengobatan ketergantungan
morfin, tetapi kemudian terbukti bahwa kecanduan heroin justru lebih hebat.
Morfin atauheroin disebut juga putaw. Bentuknya seperti serbuk putih tidak
berbau.
- Kokain
Efek dari penggunaan kokain dapat menyebabkan paranoid, halusinasi serta
berkurang rasa percaya diri. Pemakaian obat ini akan merusak saraf di otak.

- Ganja
Ganja yang dikenal juga dengan nama cannabis sativa pada mulanya banyak
digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi (keracunan
ringan).Bahan yang digunakan dapat berupa daun, batang dan biji, namun
kemudian di salah gunakan pemakaiannya. Di beberapa negara, dalam dosis
tertentu ganja digunakan untuk pengobatan dan terapi penyakit multiple
sclerosis (MS), alzheimer, dan penyakit crohn. Namun di Indonesia, ganja
tergolong ilegal. Pemakai ganja akan terjerat hukum jika ketahuan polisi.
Ganja dapat membuat ketagihan secara mental dan berfikir menjadi lamban
dan pecandunya nampak bodoh karena zat tersebut dapat mempengaruhi
konsentrasi dan ingatan serta kemampuan berfikir menjadi menurun.

b. Golongan II
Narkotika yang dapat menyebabkan ketergantungan namun dapat digunakan
sebagai opsi akhir untuk terapi, contohnya;
- Morfin
Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil pencampuran getah
poppy (papaver sormary ferum) dengan bahan kimia lain, sifatnya jadi
semisintetik. Morfin merupakan zat aktif dari opium. Di dalam dunia
kedokteran, zatini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu
dilakukannya pembedahan atau operasi.Ketika pecah perang saudara di
Amerika Serikat pada tahun 1856, zat ini digunakan untuk serdadu yang luka,
yang mengurangi rasa sakit. Akan tetapi efeknya yang negatif maka
penggunanya diganti dengan obat-obatan sintetik lainnya.
- Phetidine
Pethidine merupakan antinyeri golongan Opioid digunakan untuk mengatasi
nyeri sedang hingga berat. Pethidine bekerja dengan mengubah cara otak dan
sistem saraf dalam merespon rasa sakit. Memiliki efek samping berat seperti
depresi pernafasan, depresi system saraf dan penurunan tekanan darah.
Ataupun efek samping yang jarang terjadi seperti, gatal – gatal, ruam, kejang

c. Golongan III
Narkotika yang mempunyai daya adiktif ringan dan banyak digunakan dalam terapi .
Contohnya adalah :
- Kodein
Kodein adalah sejenis obat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga
berat. Efek sampingnya dapat mengecam jiwa, seperti depresi saluran pernapasan.

C. Jenis – jenis Psikotropika


Psikotropika Golongan I
Yaitu psikotropika yang mempunyai potensi sangat kuat dalam menyebabkan
ketergantungan. Contoh :
- Broloamfetamine

- LSD
LSD atau yang disebut Lysergic Acid Diethylamide adalah  narkotika sintetis
yang dibuat dari sari jamur kering yang tumbuh di rumput gandum dan biji-
bijian. Asam lysergic dari jamur ini yang kemudian diolah menjadi LSD.
Narkoba jenis ini juga kerap disebut acid, sugar cubes, blotter dan
lainnya, dan narkoba jenis ini adalah jenis yang paling ampuh untuk
mengubah suasana hati seseorang. Menyebabkan efek seperti; Halusinasi
intens, sulit tidur, mati rasa, tremor dan gangguan mental

- Ekstasi.
Ekstasi dibuat dari bahan sintetis dari turunan obat amfetamin. Efek
pemakaiannya adalah halusinasi, menimbulkan semangat, dan rasa gembira.
Setelah efek obat habis, pemakai akan mengalami penurunan hormon
kesenangan (dopamin) secara drastis, mengalami kebingungan, depresi,
cemas, dan insomnia.
Bahayanya: Ekstasi dapat memicu mual, penglihatan kabur, denyut
jantung meningkat, pusing, keringat dingin dan otot kejang. Dalam
pemakaian jangka panjang, ekstasi meningkatkan risiko penyakit jantung,
penyakit pembuluh darah, hingga masalah mental. Pengonsumsinya juga
cenderung mengalami perilaku impulsif, bahkan mengakibatkan kematian
jika overdosis. bagian penjelasan

a. Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan
atautujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindromketergantungan. Contohnya adalah :
- Amfetamin atau amphetamine adalah obat stimulan sistem saraf pusat yang
digunakan untuk menangani attention deficit hyperactivity
disorder (ADHD) dan narkolepsi. Amfetamin bekerja dengan cara
meningkatan aktivitas dopamine dan noradrenalin di otak. Cara kerja ini akan
meredakan gejala narkolepsi dan membantu penderita ADHD untuk lebih
fokus dalam beraktivitas
- Methaqualone adalah depresan sistem saraf pusat sintetis, seperti
barbiturat. Bahan aktifnya, methaqualone, adalah ansiolitik (menurunkan
kecemasan) dan obat penenang-hipnotis yang menyebabkan kantuk. Hipnotik
adalah obat yang menginduksi tidur.
b. Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan
atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindrom ketergantungan. Contohnya adalah :
- Buprenorphine
Buprenorphine bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor opioid. Cara
kerja ini akan membantu mengurangi gejala putus obat saat seseorang
menjalani penurunan dosis obat opioid. Obat ini tidak boleh digunakan
sembarangan dan harus sesuai dengan resep dokter.
- Phenobarbital adalah obat untuk mengontrol dan meredakan
kejang. Selain itu, obat ini juga bermanfaat sebagai obat penenang yang biasa
digunakan menjelang operasi, dan untuk mengatasi insomnia atau susah tidur.
Phenobarbital atau fenobarbital bekerja dengan cara menstabilkan aktivitas
listrik di sistem saraf pusat, sehingga kejang bisa diatasi atau dicegah.
Phenobarbital juga bisa memberikan efek tenang dan kantuk. Berkat efek
tersebut, obat ini bisa digunakan untuk mengatasi insomnia, atau membuat
pasien rileks selama operasi.

c. Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan terapi dan
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkansindrom
ketergantungan. Contohnya :
- Diazepam.
Diazepam adalah obat generik golongan benzodiazepin. Obat ini bekerja
dengan cara memengaruhi neurotransmitter, yang berfungsi memancarkan
sinyal ke sel otak. Selain untuk mengatasi gangguan kecemasan, obat
Diazepam juga digunakan untuk gangguan insomnia, kejang-kejang, gejala
putus alkohol akut, serta obat bius sebelum operasi.

D. Zat Adikif Lainnya


Zat adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang
dapat menimbulkan ketergantungan. Contoh : Nikotin, Alkohol,
Inhalansialsolven, dan Kafein

E. Kegunaan Narkotika Dalam Medis


Dalam Undang-undang tahun 2009 tentang Narkotika, Narkotika dikelompokkan ke
dalam 3 golongan, pada Pasal 6 ayat 1, yaitu :
1. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Narkotika Golongan I dilarang
digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan (pasal 8 ayat 1). Dalam jumlah
terbatas, Narkotika Golongan I dapat digunakan untuk pengembangan IPTEK, reagensia
dan laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri atas rekomendasi Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan (pasal 8 ayat 2).
2. Yang dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan adalah Narkotika Golongan II dan
Golongan III. Narkotika Golongan II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Sementara itu, Narkotika Golongan III adalah Narkotika berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.

3. Ganja termasuk Narkotika Golongan I dan apabila ganja akan digunakan dalam
pelayanan kesehatan harus melalui beberapa tahap yaitu :
a. Melalui serangkaian penelitian
b. Setelah mendapatkan kesepakatan internasional, selanjutnya memindahkan ganja dari
Narkotika Golongan I menjadi Narkotika Golongan II atau Golongan III melalui
keputusan Menteri Kesehatan sebagaimana diatur dalam UU. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika (penjelasan pasal 6 ayat 3).

F. Dampak Penyalahgunaan Narkoba


Pemakaian narkoba memiliki dampak yang sangat merugikan bagi individu dan masyarakat
secara keselurhan. Beberapa dampak pemakaian narkoba yang sering terjadi antara lain
1. Dampak pada Tubuh
Efek Jangka Pendek:
1. Euforia: Beberapa narkoba dapat menyebabkan perasaan euforia atau perasaan senang yang
intens.
2. Kecemasan: Beberapa narkoba dapat menyebabkan kecemasan, paranoid, dan perasaan cemas.
3. Hilangnya nafsu makan: Beberapa narkoba dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan yang
dapat mengakibatkan penurunan berat badan yang signifikan.
4. Mual dan muntah: Beberapa narkoba dapat menyebabkan mual dan muntah.
5. Mengantuk: Beberapa narkoba dapat menyebabkan kantuk dan kelelahan yang intens.
Efek Jangka Panjang:

Berikut beberapa bahaya narkoba jangka panjang, secara umum:

Penyakit kardiovaskular
Beberapa jenis narkoba seperti kokain dan metamfetamin dapat merusak jantung dan pembuluh
darah. Jika seseorang menggunakan narkoba jenis ini dapat meningkatkan risiko terkena
penyakit kardiovaskular seperti penyakit arteri koroner, aritmia atau mengalami serangan
jantung.

Masalah pernapasan
Obat yang dihisap atau dihirup seperti opioid, heroin atau morfin dapat merusak sistem
pernapasan dan menyebabkan infeksi atau penyakit pernapasan kronis. Opioid dapat
memperlambat pernapasan seseorang dengan cara memengaruhi saraf pusat yang mengatur
pernapasan.

Efek lebih fatal lagi dapat terjadi jika seseorang menggunakan opioid dalam dosis besar atau
mencampurnya dengan obat lain seperti obat tidur atau dengan alkohol. Orang tersebut bisa
berhenti bernapas.

Kerusakan ginjal
Penggunaan jangka panjang narkoba seperti heroin, ketamin obat bius serta ganja sintetis dapat
menyebabkan kerusakan dan gagal ginjal. Kondisi ini terjadi karena ginjal berfungsi dengan
keras untuk menyaring kelebihan mineral dan limbah dari hasil penggunaan narkoba.

Penyakit hati
Kecanduan alkohol dan berbagai jenis narkoba lainnya dapat merusak sel hati. Efek yang lebih
parah dapat menyebabkan peradangan hati dan menimbulkan luka atau jaringan parut hingga
gagal hati.

Overdosis
Di Amerika Serikat, overdosis akibat penyalahgunaan obat menyebabkan 67.367 kematian pada
2018 lalu. Penyalahgunaan opioid sebanyak 70 persen dari jumlah tersebut. Tak cuma opioid,
semua jenis narkoba jika dikonsumsi terlalu banyak dalam waktu bersamaan dapat menyebabkan
overdosis.
Gangguan otak
Narkoba jenis psikotropika sebenarnya digunakan untuk mengobati gangguan pada otak. Jika
disalahgunakan, maka akan mengubah fungsi otak. Perubahan fungsi otak ini akan mengganggu
kehidupan orang tersebut bahkan bisa menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan mental.

2. Dampak Pada Sosial


Selain berdampak pada tubuh, penyalahgunaan narkoba juga berdampak pada kehidupan sosial
pengguna.
- Pada keluarga
1. Munculnya sikap menyimpang anggota keluarga
2. Kerenganggan hubungan keluarga
3. Hilangnya rasa percaya satu sama lain
- Pada lingkungan
1. Rasa was was orang di sekitar
2. Peningkatan tindak kriminal
3. Dikucilkan orang sekitar

G. Upaya Menghindari Penyalahgunaan Narkoba


Dalam penyalahgunaan narkoba banyak faktor penyebabnya, seperti pergaulan yang tidak
sehat ataupun karena belum banyak memahami mengenai narkoba dan bahayanya.
Berikut beberapa cara menghindarinya;

1. Perbanyak wawasan mengenai narkoba


Mempelajari tentang narkoba akan menyadarkan kita akan bahaya yang disebabkan
oleh narkoba terhadap tubuh maupun lingkungan sekitar kita.
2. Hindari rasa penasaran untuk mencoba. Bagaimanapun juga, sebagian besar riwayat
kecanduan pada remaja dan anak muda berasal dari penasaran ingin mencoba seperti
teman-temannya.
3. Pilih pergaulan atau teman yang baik. Jauhi yang dapat membawa pengaruh buruk
kecanduan narkoba.
4. Lakukan kegiatan positif seperti olahraga atau atau bergabung dengan organisasi
tertentu. Ingat bahwa ancaman hukuman untuk penyalahgunaan narkoba tergolong
berat, ditambah lagi sanksi sosial dari masyarakat.

H. Bagaimana Cara Mengatasi Kecanduan Narkoba?

1. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan tidak hanya oleh dokter tetapi juga terapis. Pemeriksaan bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana kecanduan yang dialami dan adakah efek samping yang
muncul.
2. Detoksifikasi
Mengatasi kecanduan harus melalui beberapa tahapan dan salah satu yang cukup berat
adalah detoksifikasi. Di sini pengguna harus 100% berhenti menggunakan obat-obatan
berbahaya tersebut

3. Stabilisasi
Setelah proses detoksifikasi berhasil dilewati, selanjutnya dokter akan menerapkan
langkah stabilisasi. Tahapan ini bertujuan untuk membantu pemulihan jangka panjang
dengan memberikan resep dokter

4. Pengelolaan Aktivitas
Jika sudah keluar dari rehabilitasi, pecandu yang sudah sembuh akan kembali ke
kehidupan normal. Diperlukan pendekatan dengan orang terdekat seperti keluarga dan
teman agar mengawasi aktivitas mantan pemakai

Anda mungkin juga menyukai